Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STUDY ISLAM III

“Adab dan Akhlak terhadap orang yang sedang sakit”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Dina Putri Aryati (1710142010004)


2. Dwi Indah Lestari (1710142010005)
3. Meri Adrianti (1710142010016)
4. Mesi Kartika Sari (1710142010017)
5. Oktami Sridika Ayu Z (1710142010024)
6. Rika Oktawisma (1710142010033)
7. Tesya Nanda Cimberly (1710142010039)

Prodi S1 Keperawatan

Dosen Pembimbing : Hengky Januardi , SH, MH

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI


T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada
hentinya memberikan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya. Dengan segala rasa syukur yang tinggi
penyusun berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Study Islam III yaitu Adab dan Akhlak terhadap orang yang sedang
sakit.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk
memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa yang senantiasa melaksanakan
tugas yang diberikan oleh dosen dan juga sebagai penambahan wawasan
tentang pemahaman tentang Adab dan Akhlak terhadap orang yang sedang
sakit. Penyusun menyusun artikel ini dengan baik, baik dari isi maupun
dari kualitas . Namun penyusun menerima saran dan kritikan konstruktif
dari pembaca dengan senang hati.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca semua pada umumnya dan juga agar lebih
memahami tentang atraumatik care pada anak.

Bukittinggi, 10 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................ii

Daftar Isi..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hikmah Dibalik Sakit...........................................................................2


B. Adab Dan Akhlak terhadap Orang yang sakit......................................5
C. Dalil-dalil tentang Kesehatan...............................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup


sosial. Selain itu limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita.
Namun sayangnya banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini.
Bahkan mereka mau menjenguk jika yang sakit tersebut mengetahui
kedatangannya.

Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang


sakit namun mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit
sehingganya banyak orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan
kedatangannya.

Untuk itu penulis membuat makalah ini selain memenuhi tugas dan nilai
matakuliah juga berharap agar dapat dimengerti oleh pembaca dan audiens
saat makalah ini kami persentasikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hikmah dibalik sakit ?
2. Bagaimana Adab dan Akhlak kepada orang sakit?
3. Bagaimana dalil-dalil tentang kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang hikamh dibalik sakit
2. Untuk mengetahui tentang adab dan akhlak kepada orang sakit
3. Untuk mengetahui tentang dalil-dalil tentang kesehatan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hikmah Dibalik Sakit


1. Pengertian Sakit
Pengertian sakit yang diteliti khusnul Fatihah (dalam
Sulastomo,2000:174) dapat dipaparkan pengertian tentang sakit sebagai
berikut:
 Pemons (1972) menyatakan bahwa sakit merupakan
gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya.
 Bauman (1965) Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk
menentukan apakah mereka sakit, yakni adanya gejala
(naiknya temperatur, nyeri); persepsi tentang bagaimana
mereka merasakan (baik, buruk, sakit); dan kemampuan
untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari (bekerja, sekolah)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat diketahui


bahwasanya sakit merupakan suatu keadaan yang tidak normal yang
dialami oleh organ manusia yang menyebabkan terjadinya
ketidakmaksimalan fungsi manusia, baik secara fisik individu maupun
fungsi sosialnya.

2. Faedah Dan Hikmah Sakit


Secara bahasa al-ḥikmah berarti: kebijaksanaan, pendapat atau
pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa
(katakata bijak), dan al-Qur’an. Menurut Al-Maraghi dalam kitab
Tafsirnya, menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang tepat lagi
tegas yang diikuti dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran.
Sedangkan menurut Toha Jahja Omar; hikmah adalah bijaksana, artinya
meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir,
berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada

2
keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang
oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.
Sakit yang diderita oleh seseorang tentunya tidak hanya menjadi
sebuah ujian semata namun juga menjadi media yang mengandung
faedah dan hikmah bagi manusia. Beberapa faedah dan hikmah dari
adanya sakit di antaranya adalah sebagai berikut (Rumah Sakit Islam
Surakarta, 2001: 5-9):
 Ampunan bagi dosa dan kesalahan.
Faedah ini seperti telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam
salah satu firman, tepatnya Q.S Asy-Syura ayat 30.

Artiny
a: Musa berkata: "Dan Apakah (kamu akan melakukan itu)
Kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan)
yang nyata ?" (Q.S Asy-Syura ayat 30)
Dalam firman tersebut dapat diketahui bahwasanya seseorang
yang sedang diberikan ujian, termasuk salah satunya adalah
ujian sakit, akan diampuni dosanya oleh Allah SWT.
 Berbagai kebaikan ditulis dan derajat ditinggikan.
Faedah dari adanya sakit yang lainnya adalah ditinggikan
derajat manusia oleh Allah SWT dan diberikan kepada
manusia yang sakit tersebut pahala kebaikan. Faedah sakit
seperti yang diperoleh manusia apabila dia benar-benar secara
ikhlas dan sabar menerima dan menjalani ujian yang diberikan
oleh Allah SWT. Apabila seseorang tidak ikhlas dan sabar,
maka dia tidak akan mendapat hikmah tersebut
 Mengembalikan hamba kepada Allah dan mengingatkan
kelalaian
Umumnya, manusia dalam kondisi sehat tidak jarang lupa akan
penciptanya. Mereka sering larut dan terlena dalam

3
kegembiraan yang penuh dengan kenikmatan dan syahwat
serta melupakan tugas-tugas ke-Ilahian yang menjadi tanggung
jawab utamanya. Dengan adanya ujian sakit, maka dapat
menjadi media bagi manusia untuk kembali kepada Allah SWT
dan mengingatkan kelalaian yang selama ini dilakukannya.
Sakit akan membawa kesadaran manusia akan kelemahannya
dan ketidakmampuannya di hadapan Allah SWT. Dengan
demikian, sakit memberikan hikmah kepada manusia sebagai
media yang berfungsi untuk mendorong manusia supaya
menjadi hamba yang kembali kepada Allah dan sadar akan
kelalaian-kelalaian terhadap tugas utamanya.
 Mengingat nikmat Allah yang lalu dan yang ada
Sehat merupakan salah satu kenikmatan yang penting dalam
kehidupan manusia. Dengan kondisi sehat manusia dapat
melakukan segala aktivitas dalam hidupnya. Dalam kondisi
sehat pula manusia dapat memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya. Sakit yang diderita manusia akan membuat mereka
sadar akan begitu pentingnya arti sehat dalam kehidupan.
Sehingga setelah sembuh dari sakit, manusia akan dapat
mengambil hikmah dari pentingnya sehat bagi mereka. 5)
Mensucikan hati dari berbagai penyakit hati Kondisi sehat
tidak jarang dapat membuat seseorang untuk bersikap
sombong, bangga dan takjub kepada diri sendiri. Sikap tersebut
akan menjadikan manusia sebagai sosok hamba yang
berpeluang melenceng dari nilai ajaran agama Islam. Sehingga
dengan adanya sakit, seseorang akan dapat disadarkan akan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam dirinya yang dapat
mengikis sikap sombong maupun penyakitpenyakit hati
lainnya

4
B. Adab dan Akhlak Terhadap Orang Sakit
1) Pengertian Akhlak
Menurut istilah seperti yang dikatakan Imam Ghazali
rahimahullahu ta’ala bahwa “ akhlak ialah suatu keadaan yang
tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan
dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila
perbuatan yang terkeluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal,
perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila
terkeluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk
“Kita diwajibkan untuk memiliki akhlak dan adab yang baik,
sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya

ِ ‫األَ ْر‬ ‫ َعلَى‬  َ‫يَ ْمشُون‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫ال َّر ْح َم ِن‬ ‫َو ِعبَا ُد‬
َ  ‫قَالُوا‬  َ‫ا ْل َجا ِهلُون‬ ‫ َخاطَبَ ُه ُم‬ ‫ َوإِ َذا‬ ‫ه َْونًا‬ ‫ض‬
‫سالم‬

Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu


(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. Al-
Furqon [25] : 63)

2) Pengertian Adab
Ditinjau dari maknanya, adab adalah sikap dan bentuk perbuatan
bajik, yang diharuskan oleh syariat maupun para bijak untuk
melakukannya. Adab tidak berlaku bagi perbuatan di luar syariat dan
tindakan terlarang lainnya. Karena itu, kezaliman, kebohongan, dan
pengkhianatan tidak dapat dikatakan sebagai tindakan beradab.
Dalam Adab berkunjung kepada orang yang sedang sakit mempunyai
keutamaan, seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

‫َم ْن عَا َد َم ِر ْيضًا لَ ْم يَ َزلْ فِي ُخرْ فَ ِة ْال َجنَّ ِة َحتَّى يَرْ ِج َع‬

"Barangsiapa yang menjenguk orang yang sedang sakit maka dia


senantiasa berada pada petikan buah kurma di dalam surga sampai
dia pulang"

5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang menjenguk orang yang sedang sakit, dia senantiasa berada pada
khurfah (kebun) di surga, hingga dia kembali ke rumahnya.”
(Diriwayatkan Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi). Hal yang perlu
diperhatikan dalam menjenguk orang sakit adalah

1. Memberikan kesenangan di hati orang yang sedang sakit,


menyuguhkan apa yang dia perlukan, dan menasehati tentang
derita yang ia alami.
Anak kecil bila sakit juga harus dijenguk sebagaimana orang
dewasa. Karena alasan mengapa menjenguk orang dewasa yang
sakit juga ada pada anak kecil, seperti mendoakannya,
meringankan penyakitnya dan merukyahnya dengan rukyah
syar’iyyah.
2. Wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang sedang sakit
meskipun mereka bukan mahramnya.
Akan tetapi, dengan beberapa syarat seperti aman dari fitnah,
menutup aurat, dan tidak bercampur-baur antara laki-laki dan
perempuan. Jika syarat ini terpenuhi, maka seorang wanita
dibolehkan menjenguk laki-laki yang bukan mahramnya atau
sebaliknya, laki-laki menjenguk wanita.
3. Sebagian ulama memakruhkan menjenguk orang kafir, karena
menjenguk orang yang sakit adalah memuliakannya. Dan
sebagian ulama membolehkannya apabila dengan bersikap seperti
itu dia akan masuk Islam.
4. Berkaitan dengan waktu menjenguk orang sakit, kapan saja
dibolehkan baik siang atau malam selama tidak mengganggu
orang yang sedang sakit.
Karena diantara tujuan menjenguk adalah meringankan beban
orang yang sedang sakit dan menenangkan hatinya, bukan malah
memberatkannya. Maka waktu harus dilihat sesuai dengan
kebiasaan penduduk sekitar dan kapan saja mereka memilih
waktu yang tepat untuk menjenguk dan berkunjung. Sebaiknya

6
orang yang menjenguk jangan terlalu lama diam di sisi orang
yang sedang sakit. Karena dia sedang sibuk dengan penyakitnya.
Akan tetapi, perlu diketahui pula bahwasanya orang yang sedang
sakit jika menyukai ditemani oleh orang yang menjenguknya dan
suka ditengok berulang kali, maka sebaiknya orang yang
menjenguk memenuhi keinginannya karena hal itu membuat
hatinya senang.
5. Orang yang menjenguk dianjurkan duduk di dekat kepala orang
yang sedang sakit.
Ini adalah sunnah yang dilaksanakan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang shalih setelah beliau.
Karena duduknya orang yang menjenguk di dekat kepala orang
yang sedang sakit memiliki beberapa faedah. Diantaranya: untuk
mengakrabkan orang yang sedang sakit, memudahkan orang yang
menjenguk untuk meletakkan tangannya pada orang yang sedang
sakit, dan mendoakannya serta merukyahnya.
6. Menanyakan keadaannya. Selain itu juga menyemangatinya
seperti berkata, “Tidak apa-apa, kamu akan sembuh Insya Allah.”.
Sebaiknya orang yang menjenguk orang yang sedang sakit tidak
mengucapkan apa pun kecuali kata-kata yang baik, karena para
malaikat mengamini ucapannya. Dianjurkan bagi orang yang
menjenguk untuk mendoakan orang yang sedang sakit agar
diberikan rahmat dan ampunan, pembersihan dari dosa dan
keselamatan serta kesehatan. Doa yang diajarkan oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diantaranya yaitu
“Tidak mengapa, semoga sakitmu menghapuskan dosa-dosamu
insya Allah”. 
7. Orang yang menjenguk orang yang sakit dianjurkan meletakkan
tangannya pada tubuh orang yang sedang sakit, seperti tangan
atau kening.
Karena dengan demikian berpengaruh pada meringankan
bebannya atau kemungkinan dapat menghilangkan penyakit

7
secara total. Akan tetapi, tidak mungkin memastikan hal itu,
karena tidak ada nash yang secara khusus menyatakannya.
8. Orang yang menjenguk orang sakit disunnahkan merukyah orang
yang sakit, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. 
Terlebih lagi jika yang menjenguk itu orang yang bertakwa dan
orang yang shalih, karena rukyah mereka sangat bermanfaat
disebabkan keshalihan dan ketakwaan mereka. Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila ada anggota
keluarganya yang menderita sakit beliau meniupnya
(merukyahnya) dengan membaca Al Mu’awwidzat.”
(Diriwayatkan oleh Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud,
Ibnu Majah, dan Malik). Al Hafiz Ibnu Hajar berkata, “Yang
dimaksud dengan Al Mu’awwidzat adalah dua surat (Al Falaq dan
An Nas) serta Al Ikhlas”.
9. Ketika ajal orang yang sakit itu sudah dekat dan tampak tanda-
tanda kematian, maka yang menjenguknya dianjurkan
mengingatkan kepada orang yang sakit itu betapa luasnya rahmat
Allah Ta’ala, dan jangan pernah merasa berputus asa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Talqinkanlah
orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illallaah  (Tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah).” (Diriwayatkan
Muslim, Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah). Imam An Nawawi berkata, “Perintah talqin ini adalah
perintah sunnah, para ulama bersepakat atas talqin ini. Mereka
memakruhkan bila terlalu banyak menalqin dan berturut-turut
agar dia tidak merasa bosan dan keadaannya menjadi sempit serta
menambah gundah, hingga membuat hatinya tidak suka, dan
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas,” Jika wafat, bagi yang
hadir dianjurkan memejamkan matanya dan mendoakannya.

8
Dalam menjenguk orang sakit ada beberapa pelajaran
yang bisa kita raih diantaranya :
1) Pahala yang besar dari Allah azza wa jalla, sebagaimana
telah lewat penjelasannya dalam hadits-hadits terdahulu
2) Akan menguatkan kondisi si sakit dikarenakan dikunjungi
oleh orang yang dicintainya.
3) Mendo'akan pada orang yang sakit. Atau merasa kehilangan
kabar tentangnya sehingga hal tersebut tidak mungkin bisa
diketahui kecuali bila dirinya datang menjenguknya.
4) Mengingatkan bagi pengunjung akan nikmat
Allah Shubhanahu wa ta’alla yang sangat besar padanya
yaitu nikmat sehat, dimana hal tersebut tidak diperoleh
sama saudaranya.
5) Mengajak untuk masuk ke dalam Islam jika yang
dijenguknya adalah non muslim.
6) Terkadang dirinya bisa menyarankan bagi si sakit untuk
mengkonsumsi obat tertentu yang telah ia ketahui, sehingga
hal tersebut memberi manfaat untuknya dan dirinya.
7) Memasukan rasa senang pada hati orang yang sedang sakit
dengan menyebutkan kabar gembira padanya.
8) Akan menumbuhkan rasa saling menyayangi, mencintai
serta mengasihi dilingkungan muslim. Yaitu dengan cara
memotivasi orang yang sedang sakit sehingga dirinya serta
keluarganya merasa tidak sendirian merasakan musibah
yang sedang dideritanya, bersama-sama merasakan beban
dan musibahnya.

C. Dalil-Dalil Tentang Kesehatan

            Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan krunia Allah yang sangat
besar yang diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah modal
pertama dan utama dalam kehidupan dan kehidupan manusia. Tanpa kesehatan
manusia tidak dapat melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya

9
yang menyangkut kepentingan diri sendiri, kelurga dan masyarakat mapun tugas
dan  kewajiban melaksanakan ibadah kepada allah swt.
            Selain merupakan rahmat dan karunia Allah Swt kesehatan merupakan
amanah yang wajib kita syukuri dengan cara menjaga, memellihara, merawat dan
harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang diridhoi Allah Swt.
Mensyukuri nikmat kesehatan berarti menjadikan kesehatan sebagai modal utama
dalam melaksankan serta meningkatkan amal shaleh dan ketaatan kepada Allah
Swt.
Menurut penelitian Imam Ibnul-Qayyim Al-Jauzy upaya yang dilakukan
Islam dalam mewujudkan kesehatan terdiri dari tiga macam kegiatan sebagai
berikut :

1. Memelihara kesehatan.
Atas dasar ini Islam memperbolehan orang tidak berpuasa dalam bulan
Ramadhan karena uzur seperti sakit atau musafir. Bagi orang sakit tujuannya agar
cepat sembuh dan pulih kembali kesehatannya. Bagi musafir agar kondisi fisik
dan kesehatannya tetap stabil, sebab dalam keadaan lapar dan haus disertai
pengeluaran tenaga dalam berpergian dapat menyebabkan badan menjadi lemah
dan jatuh saki, sesuai dengan firman Allah Swt Surat Al-Baqarah 184 yang
Artinya: Maka jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
berbuka)
Maka(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari ya ng ditinggalkan itu pada
hari yang lain.
2. Menjaga diri agar penyakit tidak semakin parah.
Atas dasar ini Islam memperbolehkan tayamum bagi orang sakit sebagai
ganti dari wudhu’ atau mandi apabila ia kuatir penyakitnya akan bertambah parah
bila terkena air. Hal ini berdasarkan ayat Al-Qur’an surat AN-Nisa 43 yang
Artinya: Dan jika kamu sakit dan dalam musafir atau datang dari buag air atau
kamu
Menyetuh perempuan, kamu tidak mendapatkan air maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik(suci).

10
Menghilangkan hal-hal yang apabila dibiarkan akan menyebabkan sakit.
Atas dasar ini diperboleh kan mencukur rambut bagi orang yang sedang Ihram
karena banyak ketombe atau kutu sehingga menggagu konsentrasi ibadah . Hal ini
berdasarkan ayat yang artinya:Jika ada diatara kamu yang sakit atau gangguan
di kepalanya (lalu bercukur)
Maka wajiblah atasnya berfidiyah yaitu berpuasa atau bersedekah atau
berkorban (Al-Baqarah 196)
            Berdasarkan hal ini semua maka Islam memberi tuntunan agar orang
membiasakan makan dan minum secara teratur serta memperhatikan gizi, istirahat
dan tidur secukupnya, menjaga stamina badan agar selalu stabil melalui olahraga.
Islam melarang seseorang shalat dalam keadaan sangat mengantuk, menahan
kentut, menahan kencing, menahan buang air, atau terlalu lapar, bahkan apabila
terjadi dua pilihan antara shalat dan makan , maka Islam mengajarkan agar makan
terlebih dahulu, hal ini tentusaja bila waktu shalat masih panjang.

Didalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat tentang hal ini antara lain :
1. Al-Maidah ayat 6

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali

11
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur

2. Al-Anfaal ayat 11

Artinya : “(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu


penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit
untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh
dengannya telapak kaki(mu).

3. Al-Hajj ayat 26

Artinya : “ Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di


tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan
sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang
thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.

4. Al-Muddatsir ayat 4

12
Artinya : “Dan pakaianmu bersihkanlah,

5. At-Taubah ayat 108

Artinya : “Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan
orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap
kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak
(pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya,
sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik
(tidak menepati perjanjian).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adab adalah sikap dan bentuk perbuatan bajik, yang diharuskan
oleh syariat maupun para bijak untuk melakukannya. Akhlak ialah suatu
keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-
perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian.

B. Saran
Jika ada kekurangan dalam makalah kami mohon di berikan saran
atau tanggapan agar makalah yang kami buat bisa menjadi lengkap atau
tersusun dengan sebagaimana seharusanya .

14
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.iain-surakarta.ac.id/437/1/Lulut%20Umi.pdf

https://www.google.com/search?
tbm=bks&q=adab+dan+akhlak+muslim+terhadap+orang+sakit.pdf

https://www.academia.edu/14457308/Adab_Islami_Menjenguk_Orang_Sakit.pdf

https://www.alquran.ac.id//hikmahsakit_879.pdf

https://www.academia.edu//09087/menjenguk_orang_sakit.pdf

Anda mungkin juga menyukai