Anda di halaman 1dari 2

Perubahan Iklim adalah perubahan signifikan kepada iklim, suhu udara dan curah hujan mulai dari

dasawarsa sampai jutaan tahun. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon
dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.

Peningkatan jumlah gas rumah kaca tersebut disebabkan oleh beberapa hal, dan penyumbang
terbesarnya adalah aktivitas manusia seperti emisi dari bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan,
limbah dan kegiatan-kegiatan industri. Walaupun pada dasarnya, Gas Rumah Kaca dibutuhkan untuk
menjaga suhu bumi tetap stabil. Akan tetapi, konsentrasi Gas Rumah kaca yang semakin meningkat
membuat lapisan atmosfer semakin tebal. Penebalan lapisan atmosfer tersebut menyebabkan jumlah
panas bumi yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga mengakibatkan peningkatan
suhu bumi, yang disebut dengan pemanasan global.

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya
berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi
berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia. Beberapa contoh dampak negative

perubahan iklim adalah gagal panen, cuaca ekstrim, dan meningkatnya wabah penyakit.

Tentunya banyak upaya yang dilakukan untuk menekan perubahan iklim ini. Salah satu penyumbang
terbesar dari terjadinya perubahan iklim adalah emisi dari bahan bakar fosil. Tidak dapat dipungkiri pada
waktu sekarang kebutuhan energi sangat bergantung pada energi energi hidrokarbon ini, sekalipun
banyak pihak yang telah mengupayakan

dilakukannya peralihan energi, telah banyak penelitian mengenai energi yang lebih ramah seperti
energi terbarukan, panas bumi dan sebagainya. Namun tetap saja energi tersebut yang dianggap
menjadi solusi kedepannya tetap memiliki ketergantungan terhadap energi fosil itu sendiri, ditambah
lagi oleh faktor lain seperti belum meratanya teknologi mengenai energi pengganti tersebut, kendala
dalam bidang biaya lebih besar dalam pengoperasiannya, dan masalah teknis lainnya yang perlu dikaji
lebih lanjut.

Sehingga sebaiknya kita tidak naif jika sebenarnya kita masih sangat bergantung pada energi
hidrokarbon tersebut. Namun melihat dampak perubahan iklim yang dari waktu semakin terasa, dan
memberikan dampak negatif terhadap banyak sektor dan ditambah lambatnya peralihan jenis energi.
Maka dibutuhkan suatu solusi yang taktis yang dapat dijadikan salah satu kontrol terhadap perubahan
iklim juga dapat memberikan dampak posistif pada sektor lain yang tentunya dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia.

Solusi taktis dan juga represif yang dimaksud adalah sebuah kebijakan yang disebut dengan carbon
tax atau pajak karbon. Pajak karbon merupakan biaya yang dikenakan atas pemakaian bahan bakar
berbasis karbon, termasuk minyak bumi, gas bumi, dan batu bara. Menetapkan harga yang tepat untuk
karbon secara eksplisit melalui pajak atau perdagangan atau secara implisit melalui peraturan sehingga
memberikan suatu pandangan baru yaitu masyarakat akan dihadapkan dengan biaya sosial penuh atas
tindakan mereka. Hal ini akan membawa setiap individu untuk merubah cara hidupnya untuk menjauhi
barang dan jasa dengan karbon tinggi terhadap suatu alternatif dengan karbon rendah. Hal ini tentunya
kan merubah gaya dan perilaku masyarakat sebagai contoh jika kebijakan ini dibuat maka kemungkinan
masysarakat akan memiliki pertimbangan lebih dalam menggunakan kendaraan pribadi di sisi lain
banyak solusi yang telah disediakan oleh pemerintah melalui moda angkutan umum, sehingga secara
langsung hal ini dapat memperkecil jumlah emisi karbon. Terlebih moda yang disediakan adalah
transportasi ramah lingkungan.

Selain itu terdapat beberapa manfaat yang mungkin didapatkan dari pajak karbon selain terhadap
perubahan iklim

1. pajak karbon akan mengakibatkan orang atau pengusaha beramai ramai melakukan efisiensi
energi, penggunaan energi terbarukan, sampai pada inovasi-inovasi teknologi yang membuat
emisi lebih rendah.  Artinya emisi GRK akan turun secara sectoral dan kemudian nasional.
2. Pajak karbon akan membuat penerimaan baru pada negara.  Tidak semua dari hasil pajak
kemudian akan diterima oleh negara, tetapi sebagian akan dikembalikan kepada wajib pajak.
3. Pajak karbon kemudian sebagian besar dananya digunakan sebagai subsidi, kegiatan
peningkatan kapasitas, sampai upaya-upaya pengembangan teknologi bersih untuk sektor yang
sama dengan objek pajaknya. Di banyak implementasi pajak karbon, pendapatan yang diterima
oleh pemerintah di dalam pajak karbon ini dipisahkan dari pendapatan atas pajak yang lain.  
Hasil dari pajak karbon ini kemudian dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk implementasi
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, atau di dalam beberapa kasus adalah untuk modal awal
pembangunan model perdagangan karbon.
4. Manfaat keempat pajak karbon berarti juga akan menghemat keuangan negara untuk
pembinaan industri dan pengembangan teknologi karena otomatis mereka akan membiayai
dirinya sendiri.

Kebijakan mengenai pajak karbon ini telah diterapkan di beberapa negara dunia, salah satunya Jepang.
Di Jepang, Indonesia pun akan menjalankan kebijakan ini segera. Sejak 2016, pemerintah terus
menggodok rumusan kebijakan pajak karbon yang ditargetkan rampung pada 2020. Rencananya, pajak
kendaraan bermotor tidak lagi dititikberatkan pada kapasitas silinder mesin (cc), tetapi pada emisi
karbon yang dikeluarkan. Semakin rendah emisinya semakin rendah pula pajaknya.

Walau terlihat cukup sederhana, implementasi pajak karbon ini sangat membutuhkan peraturan yang
kuat dan basis data yang lengkap.  Di banyak kasus, implementasi pajak karbon mengalami hambatan
utama di bidang regulasi ini, di mana tentangan biasanya berasal dari pelaku industri dan sumber emisi
lain sebagai objek pajak.

Anda mungkin juga menyukai