Anda di halaman 1dari 6

1.

KETERAMPILAN MANAJEMEN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL,

DAN ETIKA MANAJEMEN

A. KETERAMPILAN MANAJEMEN

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya
organisasi [Richard L. Daft (2003 : 6)]. Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Mary
Parker Follet). Sedangkan keterampilan atau skill adalah suatu kemampuan untuk
menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktik, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Robert L. Katz, seorang manajer harus memiliki minimal tiga keterampilan
dasar, diantaranya:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill): Keterampilan seorang manajer
dalam konsep pemikiran, ide, gagasan yang sangat berguna bagi penyusunan
rencana dan pemecahan masalah nanti.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill): Kemampuan
seorang manajer untuk berinteraksi dengan orang lain. Karena dengan komunikasi
dan interaksi yang baik dengan orang lain maka akan membawa dampak baik juga
bagi manajer tersebut.
3. Keterampilan teknis (technical skill): Keterampilan ini pada umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi
dan lain-lain.
Selain itu juga ada kemampuan lain yang harus dimiliki seorang manajer,
diantaranya:
 Keterampilan Manajemen Waktu: Seorang manajer harus mampu
mengalokasikan waktu untuk mendapatkan hasil yang optiomal. Kemampuan ini
akan diuji pada saat menyusun rencana sebuah project, dimana tidak hanya
masalah manajemen waktu saja yang harus diperhatikan, tapi juga membuat skala
prioritas.
 Kemampuan Membuat Keputusan: Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
dan dapat meninjau secara komprehensif, termasuk memberikan solusi dalam
memecahkan masalah adalah ketrampilan yang harus dimiliki setiap manajer.
Mengambil keputusan hendaklah tidak dilakukan dengan terburu-buru, namun
seringkali manajer harus mengambil keputusan dengan cepat di saat yang
mendesak.
 Keterampilan Kepemimpinan: Manajer harus benar-benar menjadi seorang
pemimpin dan tidak mengindahkan hal-hal yang tidak perlu. Menjalankan
program kerja dan evaluasi membutuhkan komitmen dan ketegasan. Manajer
yang tangguh akan mendorong terciptanya trust di lingkungan kerjanya dan
menciptakan teamwork yang solid.

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)


adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan
adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingan yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas,
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:

a. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen: Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab
atas produksi dan penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang
dihasilkan harus bisa membawa manfaat.
b. Tanggung jawab sosial pada karyawan: Perusahaan bertanggung jawab dalam
memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan karyawan dengan
layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan yang sama
pada karyawan untuk mengembangkan diri.
c. Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham: Perusahaan bertanggung jawab
atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan harus bisa meyakinkan pemegang
saham, dimana manajer perusahaan memonitor seluruh keputusan bisnis dan
meyakinkan bahwa keputusan yang diambil tersebut demi kepentingan pemegang
saham.
d. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan: Tanggung jawab ini berkaitan dengan
menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan mencegah adanya polusi disekitar
tempat usaha. Perusahaan dapat melakukan pencegahan polusi dengan mendaur
ulang plastik serta melakukan pembatasan jumlah karbondioksida sebagai akibat
dari proses produksi.
e. Tanggung jawab sosial kepada komunitas: Hal yang sering dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk sarana
pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.

Berikut beberapa pandangan tentang tanggung jawab sosial perusahaan:

Pandangan Kelompok yang Pro Pandangan Kelompok yang Kontra


Terhadap Tanggung Jawab Sosial Terhadap Tanggung Jawab Sosial
dari Organisasi Bisnis dari Organisasi Bisnis
Kegiatan bisnis sering kali Perusahaan tidak memilki ahli yang
menimbulkan masalah, oleh karena mengkhususkan dalam bidang sosial
itu sudah semestinya perusahaan dan kemasyarakatan, oleh karena itu
bertanggung jawab atas apa yang sulit bagi perusahaan bertanggung
dilakukannya. jawab.
Perusahaan adalah begian dari Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan
lingkungan sosial masyarakat, oleh bertanggung jawab dalam lingkungan
karena itu sudah semestinya ikut sosial masyarakat justru akan memiliki
berpartisipasi dan bertanggung jawab kekuatan untuk mengontrol masyarakat
atas apa yang terjadi di masyarakat. dan itu indikasi yang kurang baik seara
sosial.
Perusahaanbiasanya memiliki Akan banyak terdapat konflik
sumber daya untuk menyelesaikan kepentingan di masyarakat jika
masalah di lingkungan sosial perusahaan terlibat dalam aktivitas
masyarakat. sosial.
Perusahaan adalah partner dari Tujuan perusahaan bukan untuk motif
lingkungan sosial kemasyarakatan, sosial, akan tetapi untuk memperoleh
sebagaimana halnya juga pemerintah profit dan mencapai tujuan yang
dan masyarakat lain pada umumnya. diharapkan oleh para
pemilik perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan sendiri memiliki beberapa manfaat,


diantaranya:

1. Manfaat bagi perusahaan: Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya


akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan
pemerintah.
2. Manfaat bagi masyarakat: Selain kepentingan masyarakat terakomodasi,
hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi
win-win solution.
3. Manfaat bagi pemerintah: Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki
partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal
tanggung jawab sosial.
Adapun empat strategi dalam tanggung jawab sosial menurut Kreitner,
diantaranya:

a. Strategi Reaktif: Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam


tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari
tanggung jawab sosial.
b. Strategi Defensif Strategi Defensive: Dalam tanggung jawab social yang
dilakukan oleh lembaga terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau
jalur hukum untuk menghindarkan diri atau tanggung jawab sosial .
c. Strategi Akomodatif: Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial
yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan
lingkungan sekitar akan hal tersebut
d. Strategi Proaktif: Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial
adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders . Jika
stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan
terbangun.

C. ETIKA MANAJEMEN

Etika adalah pandangan, keyakinan, dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk
(Griffin). Etika juga berarti studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan
apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah (Kreitner). Etika manajerial adalah
suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha berdasarkan nilai–nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan
lembaga. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara
untuk melakukan kegiatan seoarang manajer yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, lembaga, sumber daya dan juga masyarakat. Etika manajer
dalam lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
lembaga yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai value yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
professional. Sedangkan tujuan etika bisnis salah satunya ialah memberikan kesadaran
akan moral dan memberikan batasa kepada para pelaku bisnis supaya dalam menjalankan
bisnisnya dengan bersikap baik, sehingga tidak berperilaku yang dapat merugikan banyak
pihak yang ada hubungannya dengan bisnis tersebut.

Adapun prinsip etika berbisnis diantaranya yaitu:

 Memiliki Kejujuran Saat Berkomunikasi dan Bersikap: Ketika membangun suatu


bisnis diperlukan kejujuran saat berkomunikasi maupun bersikap dengan mitra
kerja dan juga konsumen, sehingga usaha yang dingun akan semakin dipercaya.
 Selalu Memenuhi Janji dan Komitmen: Pembisnis yang baik harus selalu
memenuhi setiap janjinya dan selalu berkomitmen dalam menjalankan usaha
bisnisnya.
 Memiliki Integritas Moral: Maksudnya dalam berbisnis atau menjalankan usaha
maka diperlukan konsistensi pada pemikiran, ucapan, maupun perbuatan. Prinsip
integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran
bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
 Memiliki Loyalitas: Lalu yang penting lainnya dalam berbisnis yakni memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap bisnis yang di jalani. loyalitas dapat dilihat dari
kerja keras dan keseriusan dalam menjalani bisnis, bekerja sesuai dengan visi dan
misi, serta tidak mencampur adukan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.
 Otonomi: Prinsip otonomi mengharuskan pelaku bisnis mengambil keputusan
dengan tepat dan baik, serta mempertanggungjawabkan keputusan tersebut.
Dalam menjalankan prinsip otonomi ini, dua perusahaan atau lebih bisa
berkomitmen menjalankan etika bisnis dengan prinsip otonomi. Namun, masing-
masing perusahaan dapat mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam
menjalankannya. Karena, masing-masing perusahaan pasti memiliki kondisi dan
strategi yang berbeda-beda dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
 Memiliki Keadilan: Dalam prinsip ini berarti setiap orang yang melakukan bisnis
meiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Sehingga semua pihak
yang terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik secara langsung atau
tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Menerapkan prinsip keadilan berarti
semua pihak harus memiliki akses positif sesuai dengan kemampuan dan peran
yang telah diberikan untuk mendukung keberhasilan bisnis.

Dalam menjalankan prinsip etika bisnis yang telah disebutkan di atas, dibutukan
pendekatan. Beberapa pendekatan etika bisnis tersebut adalah:

1. Utilitarian Approach
Pada pendekatan ini, semua tindakan yang dilakukan harus berdasarkan
pemahaman akan konsekuensinya. Artinya, seorang pengusaha harus bisa
memberikan manfaat baru kepada masyarakat dengan biaya serendah mungkin
tanpa membahayakan orang lain.
2. Individual Rights Approach
Pada pendekatan ini berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam
menghargai setiap tindakan orang lain. Namun, ketika sebuah tindakan dianggap
menimbulkan perpecahan atau berlawanan dengan hak pihak lain, maka tindakan
tersebut harus dihentikan/ dihindari.
3. Justice Approach
Pada tindakan ini, semua orang yang berhak membuat keputusan berada
dalam posisi yang sama, dan bertindak adil dalam melayani pelanggan, baik
perorangan maupun kelompok. Pendekatan etika bisnis ini akan menguntungkan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. CONTOH KASUS DAN CARA MENGATASI

Seorang konsumen (nasabah) bernama Pak Jaka, dari perusahaan pembiayaan


terlambat membayar pinjaman sesuai tanggal jatuh tempo, dikarenakan dana yang telah
ada digunakan secara mendesak untuk biaya operasi anaknya yang sedang sakit parah.
Pak Jaka sudah memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya
membayar pinjaman, namun tidak kunjung mendapatkan respon dari perusahaan. Namun,
beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan yang bertugas langsung
mendatangi Pak Jaka untuk menagih angsuran dan mengancam akan mengambil asset
berharga milik Pak Jaka sebagai gantinya. Mirisnya, pihak perusahaan menagih dengan
cara yang cenderung tidak sopan (menggunakan kata-kata kasar yang mengandung
unsure ancaman) dan melakukan tekanan psikologis kepada nasabah (Pak Jaka).
Dalam kasus diatas, kita dapat mengakategorikan pihak perusahaan telah
melakukan pelanggaran etika berbisnis dalam prinsip integritas moral pada nasabah
dengan menggunakan perkataan yang kasar yang dimana tidak menghormati Pak Jaka
sebagai nasabah dari perusahaan tersebut. Sebenarnya, pihak perusahaan sendiri dapat
memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat, yaitu
dengan tidak mengeluarkan kata-kata kasar, apalagi sampai mengancam pihak nasabah.
Terlebih mengingat kondisi Pak Jaka yang sangat mendesak saat itu, pihak perusahaan
maupun nasabah sebaiknya dapat merundingkan kembali jalan keluarnya agar tidak
merugikan masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai