OLEH
MARTA TRIYANTI
NPM A2L009033
PENDAHULUAN
kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh setiap guru. Siswa yang terlihat antusias
dengan mengacungkan tangan saat ingin menjawab pertanyaan atau saat memberikan
masalah, bertukar informasi dan saling memberikan dukungan serta semangat. Sehingga
akan tercapai tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil
Namun masih sering terlihat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
khususnya mata pelajaran biologi dalam pada proses pembelajarannya masih berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa).
Demikian pula dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.
mempengaruhi hasil belajar siswa dan dari hasil observasi diketahui bahwa proses
pembelajaran biologi kelas X SMAN 1 Curup Selatan tahun ajaran 2009/2010 ditemukan
beberapa kelemahan yaitu siswa masih sering main-main sendiri di kelas atau asyik
pendapat atau menjawab saat diberi pertanyaan siswa cenderung bersikap pasif, dan saat
penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka kurang dari SKBM (standar ketuntasan
belajar minimal) yang ditetapkan yaitu < 75% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat
tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Mengingat nilai SKBM yang cukup
tinggi dan SMA Negeri 1 Curup Selatan merupakan Sekolah yang memiliki predikat
Rintisan sekolah berstandar internasional, maka suatu kewajiban bagi guru agar dapat
Pada dasarnya guru yang mengajar mata pelajaran biologi telah berusaha untuk
menciptakan pembelajaran yang kondusif dan inovatif dengan harapan siswa menjadi lebih
aktif misalnya, dengan pengamatan objek langsung atau melaksanakan pendekatan jelajah
alam sekitar, eksperimen, diskusi kelompok dan mengerjakan LKS, menggunakan media
yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat
Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,
maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi,
penguasaan konsep dan hasil belajar biologi siswa tetap rendah, dan pembelajaran biologi
jadi membosankan. Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan metode yang tepat agar
tercipta tujuan mengajar yang sesungguhnya yaitu perubahan perilaku, dan untuk
mencapai tujuan tersebut guru harus mampu membangkitkan semangat belajar sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang inisiatif dan kreatif. Sesuai
dengan tujuan sekolah yang terdapat pada kurikulum KTSP yaitu terlaksananya proses
Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien sehingga diperoleh hasil (out put)
yang sangat memuaskan dan tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang
memenuhi standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya Kegiatan Belajar
Mengajar yang efektif, efisien, dan hasil yang optimal (Henny R, 2007:4).
Salah satu metode yang tepat untuk mengatasi masalah di atas adalah pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Nur (1996: 25) mengatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep IPA yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama,
berfikir kritis, kemauan membantu teman dan sebagainya. Tipe pembelajaran kooperatif
Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi
kelompok, ciri khasnya adalah hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok
B. Rumusan Masalah
Together (NHT) aktivitas belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Curup Selatan
dapat meningkat?
C. Tindakan yang Dilakukan
yang masih pasif akan dilakukan pendekatan belajar mengajar melalui metode
pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang didalamnya terdapat
pengembangan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut
D. Hipotesis Tindakan
pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diduga akan meningkatkan
aktivitas siswa, karena dalam metode pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) digunakan suatu struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi
E. Tujuan Penelitian
(NHT) adalah :
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar biologi siswa siswa kelas X SMA Negeri
F. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi dan peran aktif siswa dalam belajar
kerja.
2) Bagi guru
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka dibatasi pada
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together).
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas Kelas X
3. Parameter
Parameter yang digunakan adalah aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Curup
Selatan. Aktivitas belajar meliputi aktivitas siswa yang di kehendaki (on task) dan
aktivitas siswa yang tidak dikehendaki (off Task) dan , keterlaksanaan kegiatan belajar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah
membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa dapat bertambah lebih baik. Perubahan yang diharapkan pada siswa
yang belajar meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap
ilmiah. Pembelajaran biologi menyangkut proses belajar yang berkaitan dengan makhluk
hidup dengan lingkungannya. Suatu proses pembelajaran yang selalu berhubungan dengan
aktivitas kehidupan nyata. Hadiat menjelaskan (dalam Hidayat R, 2006) bahwa tujuan
dan fungsi pembelajaran biologi di SMA, agar siswa memahami konsep-konsep biologi
dan keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga menyadari akan kebesaran dan
kekuasaan penciptanya.
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik (jasmani maupun rohani). Dalam proses
belajar mengajar, aktivitas siswa merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa .
Menurut Hamalik (2004), aktivitas siswa dapat berupa aktivitas visual seperti
percakapan, dan mendengar dalam diskusi; aktivitas menulis seperti menulis laporan,
menulis cerita, dan menulis kejadian; aktivitas mental seperti merenung, mengingat,
memecahkan masalah, dan analisis; serta aktivitas emosional seperti minat, berani, dan
tenang.
C. Pembelajaran Kooperatif
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
a. Para siswa harus memiliki presepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama”
b. Para siswa harus memiliki terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam materi yang
dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
d. Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab diantara anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok
yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan hiterogen. Maksud
kelompok hiterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,jenis kelamin, dan
suku.hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan bekerja dengan
dapat bekerja sama dengan baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar
yang baik,siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
mencapai ketuntasan.
peran, terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, setiap anggota kelompok
untuk berhasil.
a. Penghargaan kelompok
menghadapi tes dan tugas-tugas lainya secara mandiri tanpa bantuan teman
sekelompoknya.
siswa dari yang terdulu. Dengan mengunakan metode sekorsing ini siswa baik yang
berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model
struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar
kooperatif dapat memberi keuntungan baik kepada kelompok siswa bawah maupun
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas soial, kemampuan
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan struktur penghargaan
sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang
4. Ketrampilan Kooperatif
1) Menggunakan kesepakatan
2) Menghargai konstribusi
atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan
anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan
tidak individu.
kelompok.
Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama
kegiatan berlangsung.
Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi
dibutuhkan.
6) Mendorong patrisipasi
terhadap tugas.
budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua siswa atau peserta pendidik.
mengurangi keteganggan.
dikembangkan oleh Spencer Kagan, dkk. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan
pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan
struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. NHT adalah
suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas.
1. Pendahuluan
Fase 1 : Persiapan
(NHT).
Tahap pertama
a. Penomoran
Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap
Tahap kedua
Tahap ketiga
pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Tahap keempat
a. Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
kelas. Dalam memanggil suatu nomor guru secara acak menyebut nomor dari 1
Anak yang terpilih dari tahap 4 dalam kelompok x adalah anak yang diharapkan
menjawab
d. Guru mengamati hasil yang diperoleh oleh masing-masing kelompok yang berhasil
baik, dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik
(jika ada).
a. Setelah seorang siswa menjawab, guru dapat meminta kelompok lain apakah setuju
b. Untuk masalah dengan jawaban lebih dari satu, guru dapat meminta siswa dari
jawaban.
d. Seluruh siswa yang menanggapi dapat menulis jawabannya di papan tulis atau di
e. Guru dapat meminta siswa lain menambahkan jawaban bila jawaban yang
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri1
Curup Selatan tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 30 orang. Rancangan penelitian
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri dari 2 siklus. Setiap siklusnya
melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
dideskripsikan berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali. Data yang diperoleh,
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterangan
≥ 80% = sangat baik
60 – 79% = baik
40 -59% = cukup
20 – 39% = kurang
< 20% = sangat kurang
perubahan, antusias siswa dalam pembentukan kelompok terlihat dan usaha untuk
menjawab pertanyaan yang didasarkan pada LKS yang didasarkan pada hasil observasi
lingkungan pada masing-masing kelompok sudah terlihat serius. Akan tetapi saat
menjawab pertanyaan teman masih ada yang kurang mampu untuk menyusun redaksi dan
belum selesai menjawab pertanyaan, dan untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat
masih didominasi beberapa siswa. Saat mengumpulkan tugas masih ada yang terlambat,
masih terlihat siswa yang berjalan-jalan melihat jawaban kelompok lain dan kurang
perlu mengelola waktu dengan baik, memberikan peringatan kepada anggota kelompok
untuk mengetahui dan memahami jawaban pertanyaan LKS, perlu bimbingan yang
intensif melatihkan pentingnya berfikir bersama, dan memberikan sanksi bagi anggota
kelompok yang tidak disiplin dalam melaksanakan observasi serta memberikan reward
Pada siklus 2 sudah terlihat peningkatan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan
redaksi yang baik dan tampil lebih berani saat dimintai pendapat, keteraturan dalam
B. Pembahasan
masih ada siswa yang mengerjakan sendiri LKS nya. Kemampuan siswa dalam
jarang meminta siswa untuk mengemukakan kembali hasil yang didapat, sehingga saat
diberi model pembelajaran lain siswa mengalami kesulitan. Ketepatan waktu yang
diharapkan tidak tercapai diakibatkan guru masih belum memberikan sanksi kepada
Pada siklus II sudah terlihat peningkatan keterampilan siswa baik dalam menjawab
adanya sangsi pada kelompok yang tidak disiplin dan reward bagi siswa yang telah bekerja
siswa lebih memusatkan perhatian dan berpikir lebih kritis. Selain itu membuat guru lebih
A. Kesimpulan
B. Saran
Hal-hal yang disarankan peneliti untuk guru-guru yang ingin melakukan penelitian
yang sama adalah:
1. Proses bimbingan intensif dalam hal menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan
pentingnya bekerja sama dalam kelompok sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran terutama dalam hal meningkatkan aktivitas siswa.
2. Dalam merancang pembelajaran ini perlu analisis materi yang akan diajarkan dengan
alokasi waktu terlebih dahulu.
3. Pengelompokan siswa harus betul-betul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena
sangat menentukan keberhasilan kelompok.
Daftar Pustaka