Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI


SISWA KELAS X SMA NEGERI I CURUP SELATAN

OLEH
MARTA TRIYANTI
NPM A2L009033

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPA


UNIVERSITAS BENGKULU
2010
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang meyenangkan dan berpusat pada siswa merupakan

kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh setiap guru. Siswa yang terlihat antusias

dengan mengacungkan tangan saat ingin menjawab pertanyaan atau saat memberikan

pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka setelah berhasil menjawab suatu

masalah, bertukar informasi dan saling memberikan dukungan serta semangat. Sehingga

akan tercapai tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil

belajar yang memuaskan.

Namun masih sering terlihat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

khususnya mata pelajaran biologi dalam pada proses pembelajarannya masih berfokus

pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa).

Demikian pula dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.

Dalam proses belajar mengajar pasti terdapat beberapa kelemahan yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dan dari hasil observasi diketahui bahwa proses

pembelajaran biologi kelas X SMAN 1 Curup Selatan tahun ajaran 2009/2010 ditemukan

beberapa kelemahan yaitu siswa masih sering main-main sendiri di kelas atau asyik

dengan kegiatannya sendiri, tidak adanya keberanian siswa dalam mengungkapkan

pendapat atau menjawab saat diberi pertanyaan siswa cenderung bersikap pasif, dan saat

diberi kesempatan untuk bertanya tidak satupun siswa yang berani.


Dampak yang timbul dari adanya kelemahan-kelemahan tersebut adalah adalah

penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka kurang dari SKBM (standar ketuntasan

belajar minimal) yang ditetapkan yaitu < 75% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat

tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Mengingat nilai SKBM yang cukup

tinggi dan SMA Negeri 1 Curup Selatan merupakan Sekolah yang memiliki predikat

Rintisan sekolah berstandar internasional, maka suatu kewajiban bagi guru agar dapat

semaksimal mungkin untuk dapat berhasil baik dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pada dasarnya guru yang mengajar mata pelajaran biologi telah berusaha untuk

menciptakan pembelajaran yang kondusif dan inovatif dengan harapan siswa menjadi lebih

aktif misalnya, dengan pengamatan objek langsung atau melaksanakan pendekatan jelajah

alam sekitar, eksperimen, diskusi kelompok dan mengerjakan LKS, menggunakan media

yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat

meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal

Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,

maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi,

penguasaan konsep dan hasil belajar biologi siswa tetap rendah, dan pembelajaran biologi

jadi membosankan. Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan metode yang tepat agar

tercipta tujuan mengajar yang sesungguhnya yaitu perubahan perilaku, dan untuk

mencapai tujuan tersebut guru harus mampu membangkitkan semangat belajar sehingga

siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang inisiatif dan kreatif. Sesuai

dengan tujuan sekolah yang terdapat pada kurikulum KTSP yaitu terlaksananya proses

Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien sehingga diperoleh hasil (out put)

yang sangat memuaskan dan tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang
memenuhi standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya Kegiatan Belajar

Mengajar yang efektif, efisien, dan hasil yang optimal (Henny R, 2007:4).

Salah satu metode yang tepat untuk mengatasi masalah di atas adalah pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Nur (1996: 25) mengatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep IPA yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama,

berfikir kritis, kemauan membantu teman dan sebagainya. Tipe pembelajaran kooperatif

bermacam-macam, salah satunya adalah NHT.

Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi

kelompok, ciri khasnya adalah hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili

kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok

itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan penelitian yang berjudul:

“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI I CURUP SELATAN"

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) aktivitas belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Curup Selatan

dapat meningkat?
C. Tindakan yang Dilakukan

Dalam upaya pemecahan permasalahan tentang aktivitas belajar biologi siswa

yang masih pasif akan dilakukan pendekatan belajar mengajar melalui metode

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang didalamnya terdapat

pengembangan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut

sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.

D. Hipotesis Tindakan

Proses pembelajaran biologi bila dilakukan dengan menggunakan metode

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diduga akan meningkatkan

aktivitas siswa, karena dalam metode pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) digunakan suatu struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) adalah :

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar biologi siswa siswa kelas X SMA Negeri

1 Curup Selatan pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

1) Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi dan peran aktif siswa dalam belajar

biologi dengan cara mengungkapkan pendapat sebagai hasil dari kelompok

kerja.
2) Bagi guru

a. Dapat menciptakan kelas yang lebih aktif .

b. Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan metode koperatif tipe NHT.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka dibatasi pada

permasalahan sebagai berikut :

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together).

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas Kelas X

SMA Negeri 1 Curup Selatan.

3. Parameter

Parameter yang digunakan adalah aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Curup

Selatan. Aktivitas belajar meliputi aktivitas siswa yang di kehendaki (on task) dan

aktivitas siswa yang tidak dikehendaki (off Task) dan , keterlaksanaan kegiatan belajar

siswa dan keaktifan siswa.

3) Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keanekaragaman Hayati.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,

sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah

membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu

tingkah laku siswa dapat bertambah lebih baik. Perubahan yang diharapkan pada siswa

yang belajar meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan

pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap

ilmiah. Pembelajaran biologi menyangkut proses belajar yang berkaitan dengan makhluk

hidup dengan lingkungannya. Suatu proses pembelajaran yang selalu berhubungan dengan

aktivitas kehidupan nyata. Hadiat menjelaskan (dalam Hidayat R, 2006) bahwa tujuan

dan fungsi pembelajaran biologi di SMA, agar siswa memahami konsep-konsep biologi

dan keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga menyadari akan kebesaran dan

kekuasaan penciptanya.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-

kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik (jasmani maupun rohani). Dalam proses

belajar mengajar, aktivitas siswa merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa

untuk belajar dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa .
Menurut Hamalik (2004), aktivitas siswa dapat berupa aktivitas visual seperti

membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan melihat orang

bekerja; aktivitas oral seperti mengemukakan pendapat, menghubungkan kejadian,

bertanya, dan diskusi; aktivitas mendengar seperti mendengarkan penyajian, mendengar

percakapan, dan mendengar dalam diskusi; aktivitas menulis seperti menulis laporan,

menulis cerita, dan menulis kejadian; aktivitas mental seperti merenung, mengingat,

memecahkan masalah, dan analisis; serta aktivitas emosional seperti minat, berani, dan

tenang.

C. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Para siswa harus memiliki presepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama”

b. Para siswa harus memiliki terhadap siswa atau peserta didik lain dalam

kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam materi yang

dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
d. Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab diantara anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan

bekerja sama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi

yang ditanggani dalam kelompok kooperatif.

Didalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok

yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan hiterogen. Maksud

kelompok hiterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,jenis kelamin, dan

suku.hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan bekerja dengan

teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar

dapat bekerja sama dengan baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar

yang baik,siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk diajarkan.selama kerja kelompok,tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota memiliki

peran, terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, setiap anggota kelompok

bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru


membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok, dan

guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep sentral yang menjadi kerakteristik pembelajaran kooperatif yaitu

penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu dan kesempatan yang sama

untuk berhasil.

a. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif mengunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika

kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam

menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu

dan saling peduli.

b. Pertanggung jawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk

menghadapi tes dan tugas-tugas lainya secara mandiri tanpa bantuan teman

sekelompoknya.

c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing yang

mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan perstasi yang diperoleh

siswa dari yang terdulu. Dengan mengunakan metode sekorsing ini siswa baik yang
berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk

berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

3. Aplikasi Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan

individu ditentukan tau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

penting yang dirangkum yaitu :

a. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan social juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainya. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model

struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar

akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pelajaran

kooperatif dapat memberi keuntungan baik kepada kelompok siswa bawah maupun

kelompok siswa atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pemebelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas soial, kemampuan

dan tidak kemampuanya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan struktur penghargaan

kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarakan

pada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketampilan-ketrampilan

sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang

dalam ketrampilan sosial.

4. Ketrampilan Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi

siswa atau peserta didik juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus

yang disebut kemampuan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Ketrampilan kooperatif tingkat awal

1) Menggunakan kesepakatan

Yang dimaksud menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat

yang berguna untuk maningkatakan hubungan kerja dalam kelompok.

2) Menghargai konstribusi

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan

atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan

anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan

tidak individu.

3) Mengambil giliran dan berbagai tugas


Pengertian ini menmgandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia

menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam

kelompok.

4) Berada dalam kelompok

Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama

kegiatan berlangsung.

5) Berada dalam tugas

Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi

tangguang jawabnya, agar kegiatan dapat sdiselesaikan sesuai waktu yang

dibutuhkan.

6) Mendorong patrisipasi

Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk

memberi konstribusi terhadap tugas kelompok.

7) Mengundang orang lain

Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi

terhadap tugas.

8) Menyelesaikan tugas dalam waktunya

9) Menghormati perbedaan individu

Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap

budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua siswa atau peserta pendidik.

b. Ketrampilan tingkat menenggah

Ketrampilan tingkat meneggah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati,

mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan


dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan

mengurangi keteganggan.

c. Ketrampilan tingkat mahir

Ketrampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,

menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan,dan berkompromi .

D. Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

NHT merupakan pendekatan struktural pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan oleh Spencer Kagan, dkk. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan

pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan

struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. NHT adalah

suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh

kelas.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif NHT

1. Pendahuluan

Fase 1 : Persiapan

a. Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru melakukan apersepsi

d. Guru memberikan motivasi pada siswa


2. Kegiatan Inti

Fase 2 : Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Tahap pertama

a. Penomoran

Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap

anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

b. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi Keanekaragaman Hayati.

c. Siswa bergabung dengan tim atau anggotanya yang telah ditentukan

Tahap kedua

Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan setelah

mengadakan observasi species mahluk hidup yang terdapat di lingkungan sekolah.

Tahap ketiga

Berpikir bersama : Siswa berfikir bersama menyatukan pendapatnya terhadap jawaban

pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Tahap keempat

a. Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh

kelas. Dalam memanggil suatu nomor guru secara acak menyebut nomor dari 1

sampai x (x adalah banyaknya kelompok dalam kelas siswa).

Anak yang terpilih dari tahap 4 dalam kelompok x adalah anak yang diharapkan

menjawab
d. Guru mengamati hasil yang diperoleh oleh masing-masing kelompok yang berhasil

baik, dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik

(jika ada).

Fase 3 : Penutup : Evaluasi

a. Dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman

b. Siswa diberi PR dari buku paket atau buku panduan lain.

c. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri.

Variasi dalam NHT, meliputi :

a. Setelah seorang siswa menjawab, guru dapat meminta kelompok lain apakah setuju

atau tidak setuju dengan jempol ke atas atau ke bawah.

b. Untuk masalah dengan jawaban lebih dari satu, guru dapat meminta siswa dari

setiap kelompok-kelompok yang berbeda untuk masing-masing memberi sebagian

jawaban.

c. Seluruh siswa dapat memberi jawaban secara serentak.

d. Seluruh siswa yang menanggapi dapat menulis jawabannya di papan tulis atau di

kertas pada saat yang sama.

e. Guru dapat meminta siswa lain menambahkan jawaban bila jawaban yang

diberikan belum lengkap.

E. Strukturisasi Materi Biologi SMA

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis,

ekosistem, melalui kegiatan pengamatan


Indikator : 1. Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis

makhluk hidup dari hasil pengamatan lingkungan.

2. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman

dari makhluk hidup dari hasil pengamatan.

3. Menemukan jenis organisme khas daaerah/wilayah dan

mendeskripsikan keanekaragaman gennya


BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri1
Curup Selatan tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 30 orang. Rancangan penelitian
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri dari 2 siklus. Setiap siklusnya
melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan

menganalisis indikator-indikator yang terpenuhi dari butir-butir aktivitas siswa. Kemudian

dideskripsikan berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali. Data yang diperoleh,

dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Siswa Tiap Siklus


No Aspek Aktivitas Siklus I Siklus 2
Jumlah % Jumlah %
1 Menjawab pertanyaan teman 12 40 19 63
2 Mengemukakan pendapat 11 37 20 67
3 Menanggapi pendapat teman 15 50 18 60
4 Ketepatan waktu menyelesaian
20 67 30 100
tugas kelompok

Keterangan
≥ 80% = sangat baik
60 – 79% = baik
40 -59% = cukup
20 – 39% = kurang
< 20% = sangat kurang

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I suasana kelas mengalami beberapa

perubahan, antusias siswa dalam pembentukan kelompok terlihat dan usaha untuk

menjawab pertanyaan yang didasarkan pada LKS yang didasarkan pada hasil observasi

lingkungan pada masing-masing kelompok sudah terlihat serius. Akan tetapi saat

menjawab pertanyaan teman masih ada yang kurang mampu untuk menyusun redaksi dan

belum selesai menjawab pertanyaan, dan untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat

masih didominasi beberapa siswa. Saat mengumpulkan tugas masih ada yang terlambat,

masih terlihat siswa yang berjalan-jalan melihat jawaban kelompok lain dan kurang

disiplin dalam melaksanakan observasi.


Masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I direfleksi, hasilnya adalah guru

perlu mengelola waktu dengan baik, memberikan peringatan kepada anggota kelompok

untuk mengetahui dan memahami jawaban pertanyaan LKS, perlu bimbingan yang

intensif melatihkan pentingnya berfikir bersama, dan memberikan sanksi bagi anggota

kelompok yang tidak disiplin dalam melaksanakan observasi serta memberikan reward

kepada kelompok yang melaksanakan tugas dengan baik..

Pada siklus 2 sudah terlihat peningkatan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan

redaksi yang baik dan tampil lebih berani saat dimintai pendapat, keteraturan dalam

menanggapi pendapat teman sudah terlihat. Masing-masing anggota kelompok telah

menyadari tugasnya sehingga dapat memanfaatkan waktu dengan baik.

B. Pembahasan

Kurang berhasilnya kerjasama dalam kelompok pada siklus I disebabkan oleh

masih ada siswa yang mengerjakan sendiri LKS nya. Kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan masih kurang disebabkan selama pembelajaran sebelumnya guru

jarang meminta siswa untuk mengemukakan kembali hasil yang didapat, sehingga saat

diberi model pembelajaran lain siswa mengalami kesulitan. Ketepatan waktu yang

diharapkan tidak tercapai diakibatkan guru masih belum memberikan sanksi kepada

kelompok yang terlambat menyelesaikan tugas.

Pada siklus II sudah terlihat peningkatan keterampilan siswa baik dalam menjawab

pertanyaan, mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat teman. Faktor

adanya sangsi pada kelompok yang tidak disiplin dan reward bagi siswa yang telah bekerja

dan menjawab pertanyaan guru sesuai hasil observasi.


Dengan menggunakan metode kooperatif tipe numbered Head Together membuat

siswa lebih memusatkan perhatian dan berpikir lebih kritis. Selain itu membuat guru lebih

memperhatikan siswanya secara menyeluruh dan mengetahui tingkatan kemampuan siswa

dalam mengkomunikasikan hasil kerjanya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:


Pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
numbered-head-together dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam berkelompok,
mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab pertanyaan.

B. Saran
Hal-hal yang disarankan peneliti untuk guru-guru yang ingin melakukan penelitian
yang sama adalah:
1. Proses bimbingan intensif dalam hal menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan
pentingnya bekerja sama dalam kelompok sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran terutama dalam hal meningkatkan aktivitas siswa.
2. Dalam merancang pembelajaran ini perlu analisis materi yang akan diajarkan dengan
alokasi waktu terlebih dahulu.
3. Pengelompokan siswa harus betul-betul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena
sangat menentukan keberhasilan kelompok.
Daftar Pustaka

Elmalati. 2009. Pembelajaran Kooperatif. http://media.diknas.go.id/media/document/


3553.pdf., Diakses tanggal 1 Februari 2009.
Henny R. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA dan MA. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: University Press UNESA.
Nur, M. 1996. Konsep Tentang Arah Pengembangan Pendidikan IPA SMP dan SMU Lima
Tahun yang Akan Datang. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Umum.
Yusuf. 2003. Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Madrasah Aliyah Ponpes Nurul Haramain
Lombok Barat NTB. http/www.damanhuri.or.id/file/yusuffunsbab2.pdf. Diakses tanggal 1
Februari 2010.

Anda mungkin juga menyukai