Anda di halaman 1dari 17

FORMULASI DAN UJI KARAKTERISTIK FISIKA DAN KIMIA

SEDIAAN ACTIVATED BLACK GARLIC CHARCOAL PEELING GEL


UNTUK MENGURANGI JUMLAH KOMEDO

Oleh : Kp. F
Fitri Febyanti (110117043)
Fabyola Karina (110117050)
Febe Hendriani (110117053)
Filia Cahya R (110117067)
Evelina Julia P (110117069)
Fanny Christina (110117070)
Felita Susanto (110117071)
Felen Feneke (110117090)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 meter persegi dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan
sensitif, bervariasi pada iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Black garlic merupakan produk fermentasi dari bawang putih yang dipanaskan
pada suhu tertentu dengan kelembaban 70-80% dari suhu kamar selama satu bulan.
Black garlic memiliki warna hitam, ringan karena kadar airnya berkurang dan
mempunyai aroma yang tidak terlalu menyengat seperti bawang putih. Bawang putih
hitam mengandung enzim S-allylcysteine yang berfungsi sebagai penyerap allicin
sehingga perlindungan terhadap anti bakteri menjadi lebih efektif.
Arang aktif dapat dibedakan dengan arang berdasarkan sifat pada
permukaannya. Permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon yang
menghambat keaktifannya sedangkan permukaan arang aktif realatif telah bebas dari
deposit, permukaannya luas dan pori-porinya telah terbuka sehingga memiliki daya
serap tinggi. Dalam bidang kesehatan, arang aktif digunakan dalam penanganan
keracunan eksternal dan terapi diare. Zaman sekarang, banyak produk-produk
kecantikan yang mengandung karbon aktif untuk mengurangi jumlah komedo. Arang
aktif akan menutupi pori-pori kulit agar kotoran, polusi, dan zat kimia dari kosmetik
tidak menumpuk di kulit sehingga kulit bebas dari komedo dan jerawat. Banyak
masyarakat menggunakan produk kecantikan yang mengandung arang aktif namun
masyarakat tidak tahu bagaimana menyimpan sebuah produk dengan cara yang benar
dan pada suhu yang tepat padahal penyimpanan memengaruhi stabilitas sebuah
sediaan.
Sediaan farmasi dalam bentuk gel banyak digunakan dalam kosmetik. Gel
disukai karena kandungan airnya cukup besar, dingin, mudah dioleskan, tidak
berminyak, mudah dicuci, lebih jernih, elegan, elastis, daya lekat tinggi, dan memiliki
daya pelepasan obat yang baik. Penelitian ini sebagai evaluasi sediaan gel
menggunakan karbopol sebagai gelling agent. Metode yang digunakan dalam evaluasi
gel adalah pengamatan organoleptis (warna, tekstur, dan bau), homogenitas, stabilitas
(pH dan suhu), daya lekat, konsistensi, dan efektifitas dalam mengurangi jumlah
komedo. Oleh karena itu dibuatlah karya ilmiah berjudul “Formulasi dan Uji
Karakteristik Fisika dan Kimia Sediaan Activated Black Garlic Charcoal Gel sebagai
Pengangkat Komedo”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah arang aktif dan black garlic bisa diformulasi menjadi sediaan gel?
2. Berapa konsentrasi arang aktif yang paling baik dalam hal stabilitas dan efektifitas
pengurangan jumlah komedo?

1.3 Tujuan
 Umum: Mencari bahan alami dan formulasi sediaan gel yang dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah komedo
 Khusus:
(1.) Untuk mengetahui suhu penyimpanan yang baik agar activated black
garlic charcoal gel tetap stabil.
(2.) Mengetahui pengaruh formulasi terhadap stabilitas dan organoleptis
sediaan activated black garlic charcoal gel.

1.4 Manfaat
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini bertujuan sebagai
sumber informasi dan dasar penelitian bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi stakeholder, hasil penelitian ini bertujuan agar para stakeholder mengerti
tentang stabilitas charcoal gel sehingga dapat memformulasikan sediaan
charcoal gel sesuai stabilitasnya.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini bertujuan agar masyarakat mengerti cara
dan waktu penyimpanan sediaan yang mengandung charcoal gel agar
memiliki efektivitas tinggi dalam mengangkat komedo.

1.5 Hipotesis
1. Arang aktif dan black charcoal bisa diformulasi menjadi sediaan gel
2. Konsentrasi arang aktif yang paling baik dalam hal stabilitas dan pengurangan
jumlah komedo adalah konsentrasi yang paling banyak.
1.6 Kerangka Konsep
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Komedo


Komedo adalah suatu lesi non inflamasi yang termasuk ke dalam kelompok acne
vulgaris. Komedo sering menjadi tanda pertama pubertas. Komedo dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu dilihat berdasarkan tampilan dan ukuran. Dilihat dari segi tampilan
komedo dibedakan menjadi blackhead yaitu komedo yang tampak seperti pori-pori yang
membesar dan menghitam. Terjadi ketika pori-pori membesar dan terbuka ke permukaan
kulit dan ke kelenjar minyak, lalu teroksidasi oleh udara dan berubah menjadi warna
hitam/coklat. Komedo jenis ini adalah komedo yang paling sering dialami oleh kebanyakan
orang. Berikutnya berdasarkan tampilan terdapat whitehead yaitu jenis komedo yang tampak
seperti bintik-bintik kecil yang berwarna putih atau kuning. Komedo jenis ini terjadi ketika
minyak dan bakteri terperangkap di bawah permukaan kulit lalu mengeras. (Daily, Emmy.
2005)
Komedo dilihat dari ukurannya dapat dibedakan menjadi komedo mikro, komedo
makro, dan komedo raksasa. Komedo mikro adalah komedo yang berukuran sangat kecil dan
pada umumnya tidak tampak oleh mata. Pada umumnya, komedo mikro terjadi sebelum
terjadinya komedo terbuka dan komedo tertutup. Komedo mikro hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop. Jenis komedo yang kedua, komedo makro, yaitu komedo yang
memiliki ukuran besar dengan diameter rata rata diatas 1 mm. Komedo ini sangat mudah
terlihat di wajah disebabkan ukurannya yang besar. Komedo ini lebih sering muncul pada
wajah daripada di leher. Jenis yang terakhir adalah komedo raksasa. Komedo raksasa
merupakan sejenis kista yang mana terapat ujung yang terbuka berwarna hitam di atasnya
seperti makrokomedo. (Draelos. 2006)
Patogenesis komedo meliputi empat faktor yaitu hiperproliferasi epidermis folikular
sehingga terjadi sumbatan folikel, produksi sebum berlebihan, inflamasi, dan aktivitas
Propionibacterium acnes. Androgen berperan penting pada patogenesis komedo. Komedo
mulai terjadi saat adrenarke, yaitu saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan
dehidroepiandosteron sulfat. Penderita komedo memiliki kadar androgen serum dan kadar
sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal meskipun kadar androgen serum
penderita komedo masih dalam batas normal. Androgen akan meningkatkan ukuran kelenjar
sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang proliferasi keratinosit
pada duktus seboglanduris dan akroinfundibulum. Hiperproliferasi epidermis folikular juga
diduga akibat penurunan asam linoleat kulit dan meningkatkan aktivitas interleukin 1 alfa.
Epitel folikel rambut bagian atas yaitu infundibulum menjadi hiperkeratotik dan kohesi
keratinosit bertambah sehingga terjadi sumbatan pada muara folikel rambut. Meskipun tidak
mengancam jiwa, komedo memengaruhi kualitas hidup dan memberi dampak sosioekonomi
pada penderitanya. (Sumber: repository.usu.ac.id)

2.2 Formula Sediaan Activated Black Garlic Charcoal Peeling Gel


Tabel 1. Formula sediaan activated black garlic charcoal peeling gel
No Nama Bahan Formula I Formula II
.
1 Arang aktif cangkang sawit 15% 30%
2 Black garlic 500 mg 500 mg
3 Propilenglikol 6g 6g
4 Karbomer (karbopol) 940 2g 2g
5 Essense rose q.s q.s
6 Metil paraben 0,18 g 0,18 g
7 Water ad 120 mL 120 mL

2.3 Pengertian Arang Aktif


Arang aktif adalah arang yang konfigurasi atom karbonnya dibebaskan dari ikatan
dengan unsur lain, serta pori dibersihkan dari senyawa lain sehingga permukaan dan pusat
aktif menjadi luas. Akibatnya, daya adsorbsi terhadap cairan atau gas akan meningkat. Arang
aktif banyak digunakan sebagai adsorben, pemurnian gas, penjernihan air, dan sebagainya.
Pada zaman sekarang, industri kosmetik yang memproduksi berbagai macam produk
kecantikan dengan maksud untuk perawatan dan melindungi masyarakat dari bahaya toksin
atau racun. Salah satunya adalah sediaan charcoal gel.
Ada 2 tipe arang aktif, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap.
Arang aktif yang sebagai pemucat berbentuk powder dan sangat halus. Diameter porinya
mencapai 1000A0 sehingga digunakan dalam fase cair yang bertujuan untuk membebaskan
pelarut dari zat kontaminan dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan industri baru.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular/pellet yang sangat keras,
diameter porinya berkisar antara 10-200A0, tipenya lebih halus digunakan untuk pelarut,
katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Arang ini biasanya diperoleh dari tempurung kelapa,
tulang, batu bata atau bahan baku lain yang strukturnya keras.
Bahan baku yang dapat dibuat menjadi arang aktif adalah semua bahan yang
mengandung karbon, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun barang
tambang seperti batu bara. Bahan-bahan tersebut adalah berbagai jenis kayu, sekam padi,
tulang binatang, batu bara, tempurung kelapa, kulit biji kopi, dan lain-lain. Dalam penelitian
ini, arang aktif berasal dari cangkang sawit dengan proses aktivasi dilakukan melalui
pemanasan dengan furnace dengan suhu tinggi yaitu antara 600 derajat sehingga dapat lebih
meningkatkan kualitas arang aktif dan meningkatkan kemmapuan detoksifikasinya. (Sumber :
Info Teknis EBONI Vol.11 No.2. Desember 2014)

2.4 Pengertian Black Garlic


Black garlic merupakan produk fermentasi dari bawang putih yang dipanaskan pada
suhu tertentu dengan kelembaban 70-80% dari suhu kamar selama satu bulan. Proses
memproduksi bawang putih hitam terkadang salah disebut sebagai fermentasi, namun
sebenarnya tidak melibatkan tindakan mikroba, melainkan dengan cara alamiah dimana umbi
bawang putih disimpan dalam lingkungan yang terkontrol kelembaban pada suhu tertentu
selama 14-42 hari, enzim yang memberi bawang putih segar ketajamannya turun, kondisi ini
memudahkan reaksi maillrad yaitu suatu proses kimia yang menghasilkan senyawa rasa baru
dan bertanggung jawab atas perubahan kenaikkan antioksidan dan antibakteri pada black
garlic. (Sumber : repository.unpas.ac.id)

2.5 Pengertian Propilenglikol


Propilenglikol adalah merupakan senyawa golongan alkohol yang memiliki lebih dari
satu gugus hidroksi (-OH). Propilenglikol, juga disebut propana-1,2-diol, merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C3H8O2. Ini adalah cairan tak berwarna kental yang
hampir tidak berbau tapi memiliki rasa agak manis. Propileneglikol digunakan sebagai
pelarut dalam banyak obat-obatan, termasuk formulasi oral, injeksi dan topical.
Propilenglikol juga digunakan sebagai humektan , yang akan mempertahankan kandungan air
dalam sediaan sehingga sifat fisik dan stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat
dipertahankan. Propilenglikol memiliki stabilitas yang baik pada pH 3-6 (Allen, 2002). Oleh
karena itu propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan dalam sediaan gel.
Propilen glikol bersifat higroskopis dan lebih tidak toksik bila dibandingkan dengan
glikol yang lain. Metilparaben yang dikombinasikan dengan propilen glikol menghasilkan
efek yang sinergis sehingga aktivitasnya sebagai antimicrobial akan lebih efektif (Johnson
and Steer, 2006). Propilen glikol berupa 9 larutan bening, tidak berwarna, kental, tidak
berbau dan berasa manis, sedikit tajam seperti gliserin (Kibbe, 2004). Dalam formulasi ini,
propilen glikol tidak hanya sebagai bahan pengawet yang dikombinasikan dengan
metilparaben, tetapi juga sebagai bahan tambahan karena sifatnya yang larut dalam air,
alkohol, aseton dan minyak essesial. Penggunaan propilen glikol harus dibawah 5% sebab
pada konsentrasi lebih dari 5% dapat mengiritasi kulit.

2.6 Pengertian Karbomer (Karbopol) 940


Salah satu komponen penting dalam sediaan gel adalah gelling agent. Gelling agent
yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbopol 940. Karbopol merupakan salah satu
kelompok dari polimer akrilat yang berikatan saling silang dengan polialkenil eter. Beberapa
keuntungan menggunakan basis gel karbopol 940 yaitu memiliki viskositas yang tinggi pada
konsentrasi rendah, interval viskositas yang lebar, kompatibel dengan beberapa bahan aktif,
mempunyai karakteristik organoleptis yang baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
pasien (Islam et al., 2004). Karbopol dapat membentuk konsistensi gel yang baik ketika
digunakan pada konsentrasi 0,5%-2% (Rowe et al., 2009). Karbomer merupakan basis
polimer sintetik turunan carbopol dengan BM (berat molekul) yang tinggi. Warna carbomer
putih, higroskopis, memiliki sedikit karakteristik bau khas. Karbomer bersifat asam dan
terdispersi dalam air sehingga sebelum digunakan perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan
penambahan basa atau agen alkali yaitu trietanolamin (TEA) (Wade and Weller, 1999).
Dalam temperatur ruang, carbomer dapat stabil dalam jangka waktu lama dan akan tetap
stabil atau mengalami perubahan tak berarti apabila ada penambahan senyawa antioksidan
dalam formulasi (Johnson and Steer, 2006).

2.7 Pengertian Rose Essence


Esens mawar atau Rose Essence adalah suatu produk dari senyawa kimia yang hanya
memberikan aroma seperti bunga mawar, tapi tidak memberikan cita rasa.

2.8 Pengertian Metil Paraben


Metil paraben, juga metil paraben, salah satu paraben, adalah pengawet dengan rumus
kimia CH3(C6H4(OH)COO). Ini adalah metil ester asam p-hidroksibenzoat. Metil paraben
merupakan agen anti-jamur dan pengawet yang sering digunakan dalam berbagai kosmetik
dan produk perawatan pribadi. Metil paraben mudah diserap dari saluran pencernaan atau
melalui kulit. Metil paraben dihidrolisis menjadi asam p-hidroksibenzoat dan cepat
diekskresikan dalam urin tanpa terakumulasi dalam tubuh. Penelitian toksisitas akut
menunjukkan bahwa metal paraben praktis tidak beracun oleh oral dan parenteral. Pada kulit
normal, metilparaben praktis non-iritasi dan non-sensitisasi. Namun, reaksi alergi paraben
tertelan telah dilaporkan. Studi menunjukkan bahwa metal paraben diterapkan pada kulit
dapat bereaksi dengan UV B, yang menyebabkan peningkatan penuaan kulit dan kerusakan
DNA.

2.9 Pengertian Charcoal Gel


Charcoal gel adalah salah satu sediaan kosmetik yang dapat dimanfaatkan sebagai
detoksifikasi atau menghilangkan toksin yang tidak diperlukan oleh tubuh. Tubuh manusia
rentan terhadap toksin yang berasal dari polusi udara seperti asap kendaraan bermotor.
Toksin tersebut akan terakumulasi dalam jumlah besar dan menyerang sel-sel tubuh sehingga
dapat mengakibatkan kerusakan sel tubuh, sistem imun tidak seimbang, dan penuaan lebih
cepat. Toksin dari polusi udara yang terakumulasi di dalam pori-pori hidung akan
menyebabkan komedo. (Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol.19 Suplemen 1. Desember
2017)

2.11 Metode Uji Karakteristik Fisika dan Kimia Sediaan Activated Black Garlic
Charcoal Peeling Gel
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi activated black garlic charcoal gel dari
cangkang kelapa sawit dengan konsentrasi 15% dan 30%, menentukan uji sifat fisik activated
black garlic charcoal gel yang paling baik serta melihat kemampuan activated black garlic
charcoal gel untuk menyerap toksin. Activated black garlic charcoal diformulasikan menjadi
sediaan kosmetik gel selanjutnya diuji sifat fisiknya meliputi pengamatan organoleptis
(warna, tekstur, bau), uji homogenitas, uji stabilitas (pH dan suhu), uji daya lekat, dan uji
konsistensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membuat 2 (dua)
formulasi activated black garlic charcoal gel dengan jumlah arang aktif berbeda yang
kemudian dilihat kemampuannya dalam menyerap toksin. Caranya adalah dengan memakai
sejumlah responden untuk dicobakan sediaan activated black garlic charcoal gel. Kemudian
dilihat berapa persen komedo yang terangkat. Setelah dua formulasi sediaan dibuat,
dilakukan pengamatan organoleptis sediaan. Pengamatan organoleptis sediaan dilakukan
dengan melihat warna sediaan, teksur, dan bau sediaan dari dua formulasi yang berbeda kadar
arang aktifnya. Uji homogenitas diamati secara visual dengan menggunakan dua buah kaca
objek dimana salah satu kaca dioleskan sediaan activated black garlic charcoal gel secara
tipis dan merata kemudian diamati di bawah sinar ultraviolet. Pada pengujian derajat
keasaman dan kebasaan (pH), dilihat pH saat sediaan selesai dibuat. Uji daya lekat dilakukan
dengan menghitung waktu sediaan untuk melekat pada kulit. Uji konsistensi dilakukan
dengan cara sentrifugasi kedua formula sediaan yang dibuat. Setelah sediaan mengalami
serangkaian uji, sediaan dimasukkan chamber dalam berbagai temperatur yang berbeda yaitu
pada temperatur 20⁰C, 30⁰C, dan 40⁰C dan diamati sampai berapa lama sediaan tidak stabil
sehingga dapat diketahui waktu dan temperatur stabil sediaan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini berjenis penelitian eksperimental yang dilakukan di
laboratorium. Desain penelitian ini adalah before after study.

3.2 Bahan Penelitian


1. Arang aktif cangkang sawit 15% dan 30% dari total bobot
2. Black garlic 500 mg per sediaan
3. Propilenglikol 6 gram per sediaan
4. Karbomer 940 2 gram per sediaan
5. Esens rose q.s.
6. Metilparaben 0,18 gram per sediaan
7. Aquadem ad 120 ml per sediaan

3.3 Alat Penelitian


1. Mortir dan stamfer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Cawan porselen
5. Timbangan dan anak timbangan
6. Sendok tanduk
7. Sudip
8. Ayakan 200 mesh
9. Kertas perkamen
10. Batang pengaduk
11. Spatel

3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu (1) bulan dan
dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Fisika Universitas Surabaya.
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi charcoal yang
digunakan dan suhu yang berbeda-beda

3.5.2 Variabel Tergantung


Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah organoleptis,
homogenitas, stabilitas, daya lekat, konsistensi sediaan, dan efektifitas
pengurangan jumlah komedo.

3.5.3 Variabel kontrol


Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah konsentrasi excipients
lain yang dipakai dalam formulasi sediaan

3.6 Metode Kerja


3.6.1 Pembuatan Activated Black Garlic Charcoal Peeling Gel
1. Karbopol dikembangkan dengan air panas hingga homogen hingga
jernih.
2. Ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam
propilenglikol. Ditambahkan aquadem sedikit demi sedikit dan
digerus homogen hingga diperoleh dasar gel (Suardi dkk, 2008).
3. Ditambahkan black garlic, charcoal, dan esens rose ke dalam basis
gel dan digerus hingga homogen.

3.6.2 Uji Organoleptis


Pengamatan organoleptis dilakukan terhadap sediaan activated black
garlic charcoal peeling gel meliputi pengamatan warna, tekstur, dan
bau.

3.6.3 Uji Homogenitas


Pada pengujian homogenitas diamati secara visual dengan
menggunakan dua buah kaca objek dimana salah satu kaca dioleskan
sediaan activated black garlic charcoal peeling gel secara tipis dan
merata kemudian diamati di bawah sinar ultraviolet.
3.6.4 Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan dengan mengukur pH sediaan saat sediaan
diletakkan pada climatic chamber menggunakan suhu yang berbeda-
beda yaitu suhu 25°C, 30°C, dan 35°C.

3.6.5 Uji Daya Lekat


Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gel
untuk melekat pada kulit. Daya lekat yang baik memungkinkan obat
tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada kulit sehingga dapat
menghasilka efek terapi yang diinginkan. Persyaratan daya lekat yang
baik untuk sediaan topikal adalah lebih dari 4 detik (Tranggono IR et.
Al., 2007).

3.6.6 Uji Konsistensi Sediaan


Konsistensi sediaan activated black garlic charcoal peeling gel dapat
dilihat pada hasil sentrifugasi tidak memperlihatkan pemisahan antara
zat aktif dengan pembawa

3.6.7 Uji Pengurangan Jumlah Komedo


Sediaan yang sudah dibuat diujikan kepada manusia uji untuk melihat
% reduksi komedo yang berkurang sebelum dan sesudah penggunaan
gel. Manusia uji yang dipilih menggunakan teknik sampling Simple
Random Sampling.

3.6.8 Rancangan Kerja Penelitian


Sediaan dibuat sesuai resep dengan konsentrasi
charcoal 15% dan 30% pada setiap sediaan

Uji Konsistensi
Uji Uji Uji Daya Uji Stabilitas
Sediaan
Organoleptis Homogenitas Lekat

Uji pengurangan jumlah komedo

3.7 Etika Penelitian


Persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Farmasi Universitas Surabaya
telah dimintakan seluruh biaya penelitian akan ditanggung peneliti.
Persetujuan subjek penelitian akan diminta dalam bentuk informed consent
tertulis. Subjek penelitian berhak menolak untuk diikutsertakan dalam
penelitian tanpa ada konsekuensi apapun. Bagi yang bersedia melakukan
penelitian maka identitas subjek penelitian akan dirahasiakan.
3.8 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Konsentrasi Jumlah Digunakan Timbangan Didapatka Rasio
charcoal charcoal jumlah g n jumlah
yang charcoal 15% charcoal
berbeda dan 30% dari yang
pada setiap bobot formula berbeda
formula pada dua dalam dua
formula yang formulasi
berbeda
Suhu Ukuran Mengatur Climatic Didapatka Interva
panas yang climatic chamber n suhu l
disetting di chamber agar yang
dalam memiliki suhu berbeda
climatic yang berbeda pada
chamber climatic
untuk chamber
mengetahui sehingga
stabilitas stabilitas
formula formula
bisa
diketahui
Organolepti Warna, bau, Diamati secara Diamati Didapatka
s sediaan tekstur visual secara n hasil
sediaan visual warna,
bau, dan
tekstur
sediaan
Homogenita Tingkat Diamati Kaca objek Diketahui
s sediaan meratanya dengan dan sinar apakah
distribusi mengoleskan UV sediaan
bahan sediaan pada homogen
dalam kaca objek dan atau tidak
sediaan diamati di
bawah sinar
UV
Daya lekat Kemampua Gel dicobakan Diketahui Rasio
sediaan n gel pada manusia pada
melekat uji dan dilihat waktu ke
pada kulit pada detik ke berapa
dihitung berapa sediaan sediaan
dalam melekat melekat
satuan dengan baik dengan
waktu baik
Konsistensi Kemampua Dilihat dengan Alat Didapatka
sediaan n sediaan sentrifugasi sentrifugas n hasil
untuk tetap apakah i sediaan
menyatu memperlihatka memisah
antara satu n pemisahan antara zat
bahan antara zat aktif aktif
dengan dan pembawa dengan
bahan atau tidak pembawa
lainnya atau tidak
Penguranga Selisih Dihitung Dihitung Didapatka Rasio
n jumlah jumlah secara manual secara n
komedo komedo jumlah komedo manual %reduksi
sebelum sebelum dan komedo
diberi sesudah diberi
sediaan dan sediaan
sesudah
diberi
sediaan
Konsentrasi Jumlah Diukur Alat-alat Didapatka Rasio
excipients excipients menggunakan ukur n jumlah
yang alat-alat ukur (timbangan excipients
digunakan (timbangan, , gelas yang sama
dalam gelas ukur, ukur) di kedua
formula dsb.) dengan formula
jumlah yang
sama di kedua
formula

3.9 Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan uji t sampel bebas dengan fungsi untuk
mengetahui perbedaan dua kelompok yang saling bebas.
Hipotesis uji:
H0 : µ𝟏 = µ2 (tidak ada perbedaan persen reduksi formula 𝟏 dan formula 2).
H𝟏 : µ𝟏 ≠ µ2 (ada perbedaan persen reduksi formula 𝟏 dan formula 2).
Oleh karena itu, dilakukan uji variansi untuk melihat sebaran data
homogen atau heterogen.
Hipotesis :
H0 : variansi data homogen
H1 : variansi data heterogen
DAFTAR PUSTAKA
Daili. Emmy, dkk. 2005. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Jakarta: PT Medical
Multimedia. Indonesia.
Wasitaatmadja S.M. 2011. Anatomi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Draelos ZD and Dinardo JC. 2006. A Reevaluation of Comedogenicity Concept. Journal of
the American Academy of Dermatology .

Anda mungkin juga menyukai