Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
1.1.1. Denyut Nadi

Denyut nadi sendiri merupakan pelonggaran dan penyempitan dari arteri


yang terjadi setiap detak jantung ventikel kiri sehingga tercipta sebuah
gelombang tekanan. Denyut nadi orang sehat berkisar antara 70-76
denyut/detik pada saat posisi orang tersebut dalam keadaan istirahat. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi selain posisi tubuh
yang berubah ialah perasaan seseorang.

Denyut nadi arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 meter
per detik, sekitar 15kali lebih cepat dari darah. Denyut dapat dirasakan dititik
manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit dan dibantali dengan
sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada
pergelangan tangan. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.
Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh
darah dan sirkulasi.

1.1.2. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang memungkinkan darah mengalir


dalam pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi
sebagai pembawa oksigen serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh seluruh
jaringan tubuh supaya dapat hidup dan dapat melaksanakan tugasnya masing-
masing.

Tekanan Darah Sistolik ( TDS ) menunjukkan tekanan pada arteri bila


jantung berkontraksi ( denyut jantung ) atau tekanan maksimum dalam arteri
pada suatu saat. TDS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada
alat pengukur tekanan darah. TDS normal 90 – 120 mmHg. Tekanan Darah
Diastolik ( TDD ) menunjukkan tekanan darah dalam arteri bila jantung
berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan.

1
Tekanan Darah Diastolik ( TDD ) dinyatakan dengan angka yang lebih
kecil jika dibaca pada alat pengukur tekanan darah. TDD normal 60 – 80
mmHg. Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung, sedangkan TDD
berhubungan dengan besarnya resistensi perifer.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


1. Faktor Jenis Kelamin
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis
kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskuler. Dibandingkan
dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki
massa ventriel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio, yang
mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal
ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih rendah, kemampuan
complince aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian
mekanisme vasodilatasi. Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek
protektif estrogen dan mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita
premenopause memiliki resiko lebih rendah menderita penyakit
kardiovaskular. Tetapi, setelah menopuase perbedaan jenis kelamin tidak
akan berpengaruh pada kemungkinan terderitanya penyakit kardiovaskular.
Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya jumlah estrogen pada
wanita yang sudah menopause.
2. Faktor Gravitasi

Tekanan darah akan meningkat 10 mmHg setiap 12 cm di bawah jantung


karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun
dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah
sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam
keadaan berbaring kedua tekanan akan sama. Tekanan darah dalam arteri
pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau berbaring pada saat istirahat
sekitar 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung
dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan
yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup
ditentukan oleh konraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung.

a. Berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih
sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini
disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh

2
akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir
kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang
kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa
lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung
yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhan darah,
oksigen, dan nutrisi akan menjadilebih sedikit.

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara


mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa
selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara
linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40%-60% maksimal.

b. Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah
yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang
mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung
mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau
berbaring ke posisi berdiri ( Ganong.2002 ). Berdiri dalam jangka
waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam
akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada
tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja
pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg
dan alir balik vena cukup ( Ganong.2002 ). Pada posisi berdiri,
pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih
volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil,
berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup
berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan
darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian
tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke
jantung begitu seterusnya

c. Duduk
Posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis
terangsang dan sinyal-sinyal saraf dijalarkan secara serentak
melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama
otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar
otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen,
membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen

3
ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi
jantung untuk dipompa menjadi meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?
1.2.2. Bagaimana pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?

1.3 Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah.
1.3.2. Mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah.

4
BAB II
HASIL PRAKTIKUM

2.1 Tabel I ( Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah )

Tekanan Darah Tekanan Darah


Nama Manusia Denyut Nadi
secara Palpasi secara Auskultasi
Coba (Kali/menit)
(mmHg) (mmHg)
79 84 94 / 62
Yulia Nurlaili 75 74 92 / 62
79 76 96 / 60
Mean 77,6 78 94 / 61,3

2.2 Tabel II ( Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah ).

Tekanan Sistolik
Denyut Nadi Tekanan Diastolik
Posisi Tubuh /Auskultasi
Kali/menit /Auskultasi (mmHg)
(mmHg)
83 92 71
Berbaring 79 92 73
Terlentang 82 92 70
Mean = 81,3 Mean = 92 Mean = 71,3
84 68 50
85 72 60
Duduk 85 62 50
Mean = 84,6 Mean = 67,3 Mean = 53,3
92 78 60
93 74 50
Berdiri 85 70 54
Mean = 90 Mean = 74 Mean = 54,5

2.3 Grafik I Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi

5
92
90

DENYUT NADI (Kali/Menit)


88
86
84
82 Denyut Nadi …

80
78
76
Berbaring Duduk Berdiri
POSISI TUBUH

2.4 Grafik II Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah

100
90
80
70
TEKANAN DARAH (mmHg)

60
50 Diastolik
40
Sistolik
30
20
10
0
Berbaring Duduk Berdiri
POSISI TUBUH

2.5 Tabel III ( Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah )

6
Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Denyut Nadi
Waktu /auskultasi /auskultasi
(Kali/Menit)
(mmHg) (mmHg)
Pra latihan 83 78 50
81 76 50
81 76 50
Mean = 81,6 Mean = 76,66 Mean = 50
p Menit ke-1 85 88 50
Menit ke-3 86 88 50
a
Menit ke-5 81 82 60
s Menit ke-7 89 82 60
c
a

2.6 Grafik III Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi

Denyut Nadi
90

88
DENYUT NADI (Kali/Menit)

86

84

82
Denyut…
80

78

76
Pra 1 3 5 7
Waktu (Menit)

2.7 Grafik IV Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah


100
90
DENYUT NADI (Kali/Menit)

80
70
60
Diastolik
50
40 Sistolik
30
20 7
10
0
Pra 1 3 5 7
Waktu (Menit)
BAB III
PEMBAHASAN

Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisi
tubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat

8
berbaring berbeda dengan denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat
duduk ataupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi
dan tekanan darahnya juga berbeda.

Denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikum
merupakan denyut nadi dan tekanan darah yang terendah bila dibandingkan
dengan posisi duduk ataupun berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan
keadaan istirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun.

Pada praktikum yang kami lakukan saat manusia coba berbaring denyut
nadi yang diperoleh dengan mean 81,3 kali per menit, pada saat duduk denyut
nadi yang diperoleh dengan mean 84,6 kali per menit, sedangkan pada saat berdiri
didapatkan mean dengan 90 kali per menit. Semakin berat kegiatan yang
dillakukanmaka semakin besar denyut nadi yang dihasilkan. Pada saat berdiri
dihasilkan denyut nadi paling besar karena berdiri memerlukan energi yang lebih
besar dari berbaring dan duduk dan juga pada saat berdiri dipengaruhi gaya
gravitasi yang melancarkan aliran darah sehingga denyut nadi yang dihasilkan
semakin banyak.

Pada praktikum yang kami lakukan pada pengaruh posisi tubuh terhadap
tekanan darah baik sistole maupun diastole didapatkan tekanan darah pada saat
berbaring sebesar 92/71,3 mmHg, pada saat duduk didapatkan tekanan darah
sebesar 67,3/53,3, pada saat berdiri didapatkan tekanan darah sebesar 74/54,5.data
tersebut tidak sesuai dengan teori yang mengatakan semakin berat kegiatan yang
dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal tersebut
mungkin dapat terjadi karena pada saat berbaring manusia coba berbicara,
kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi, pemasangan
manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar.

Aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Pada saat beraktivitas jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang telah terpakai padasaat melakukan aktivitas. Setelah
selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali ke
normal karena kebutuhan oksigen telah terpenuhi. Pada percobaan praktikum

9
kami diperoleh denyut nadi saat pra-latihan sebesar 81,6 per menit. Pada saat
setelah aktivitas naik turun kursi, pada saat menit ke-1 diperoleh denyut nadi
sebesar 85 kali per menit, pada saat menit ke-3 diperoleh 86 kali per menit, pada
saat menit ke-5 diperoleh 81 kali per menit, dan pada saat menit ke-7 diperoleh 89
kali per menit. Pada data tersebut diketahui bahwa denyut nadi manusia coba pada
saat setelah aktivitas bertambah kemudian berangsur turun namun pada saat menit
ke -7 denyut nadi kembali naik, hal ini mungkin terjadi karena manusia coba
bergurau sehinggan denyut nadi manusia coba tidak berangsur turun sampai
normal kembali.

Didapatkan data pada tekanan darah sistole maupun diastole saat pra-
latihan sebesar

76,66/50, pada menit ke-1 didapatkan tekanan darah sebesar 88/50, pada menit
ke-3 sebesar 88/50, pada menit ke-5 sebesar 82/60, pada menit ke-7 82/60. Hasil
yang diperoleh pada percobaan kami tidak sesuai dengan teori hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pada pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi,
pemasangan manset yang terlalu kencang atau longgar.

BAB IV

KESIMPULAN

 Denyut nadi akan naik sesuai dengan posisi tubuh, yakni berdiri lebih
besar dari pada berbaring dan duduk, sedangkan duduk lebih besar
daripada berbaring.

10
 Tekanan darah akan naik seiring dengan beratnya aktivitas yang
dilakukan.
 Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur turun setelah
beristirahat.

11

Anda mungkin juga menyukai