Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

BAB I Eko Budihardjo (1919), menjelaskan arsitektur kolonial Belanda adalah bangunan peninggalan
pemerintah kolonial Belanda seperti benteng Vastenburg, Bank Indonesia di Surakarta dan masih banyak lagi
PENDAHULUAN termasuk bangunan yang ada di Karaton Surakarta dan Puri Mangkunegaran.
Kartono (2004) mengatakan bahwa sistem budaya, sistem sosial, dan sistem teknologi dapat
mempengaruhi wujud arsitektur. Perubahan wujud arsitektur dipengaruhi oleh banyak aspek, akan tetapi
1.1 Latar Belakang Masalah
perubahan salah satu aspek saja dalam kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Occidental (Barat) dalam Arsitektur kolonial Belanda merupakan bangunan peninggalan pemerintah Belada dan bagian
berbagai segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan. Para pengelola kota dan arsitek kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan aset besar dalam perjalanan sejarah bangsa.
Belanda banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional dalam perencanaan dan pengembangan kota,
permukiman dan bangunan-bangunan, Wardani (2009). 1.2. Perumusan Masalah
Wardani (2009). Adanya pencampuran budaya, membuat arsitektur kolonial di Indonesia
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
menjadi fenomena budaya yang unik. Arsitektur kolonial di berbagai tempat di Indonesia apabila diteliti
lebih jauh, mempunyai perbedaan-perbedaan dan ciri tersendiri antara tempat yang satu dengan yang a. Bagaimana bentuk dan ciri-ciri bangunan Kolonial Belanda di Indonesia?
lain. b. Bagaimana Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-Singaraja?
            Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya yang berorientasi pada c. Bagaimana peninggalan artefak-artefak pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia?
gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol terletak pada bentuk dasar bangunan dengan d. Bagaimana kondisi bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia sampai ke Bali ?
trap-trap tangga naik (cripedoma). Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk
ornamen pada kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding berbentuk segi tiga atau 1.3. Tujuan Dan Sasaran
setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela berfungsi sebagai hiasan.
1.3.1 Tujuan
Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur.
Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal a. Untuk mengetahui bentuk dan ciri-ciri bangunan Kolonial Belanda di Indonesia.
di Indonesia, pada masa sebelum kemerdekaan. Arsitektur yang hadir pada awal masa setelah b. Untuk mengetahui Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-
kemerdekaan sedikit banyak dipengaruhi oleh arsitektur kolonial disamping itu juga adanya pengaruh Singaraja
dari keinginan para arsitek untuk berbeda dari arsitektur kolonial yang sudah ada. Safeyah ( 2006). c. Untuk mengetahui peninggalan artefak-artefak pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia.
Arsitektur klonial Belanda adalah gaya desain yang cukup popular di Netherland tahun 1624- d. Untuk mengetahui kondisi bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia sampai ke Bali di
1820. Ciri-cirinya yakni (1) facade simetris, (2) material dari batu bata atau kayu tanpa pelapis, (3) Singaraja.
entrance mempunyai dua daun pintu, (4) pintu masuk terletak di samping bangunan, (5) denah simetris, e. Untuk menjaga nilai history atau sejarah dari bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia
(6) jendela besar berbingkai kayu, (7) terdapat dormer (bukaan pada atap) Wardani, (2009). sampai ke Bali.
Arsitektur kolonial adalah arsitektur cangkokan dari negeri induknya Eropa kedaerah jajahannya,
1.3.2 Sasaran
Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda yang dikembangkan di Indonesia, selama Indonesia
masih dalam  kekuasaan Belanda sekitar awal abad 17 sampai tahun 1942 (Soekiman,2011). Ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di Kabupaten Buleleng untuk memiliki
kesadaran akan pentingnya mempertahankan bangunan bersejarah pemerintahan Kolonial
Belanda di Indonesia.
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja
ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

Bangunan pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. memberikan informasi dan bukti BAB II
sejarah kepada masyarakat mendatang. TINJAUAN TEORI

2.1. Landasan Teori


1.4. Manfaat Penelitian
2.1.1 PENGERTIAN BANGUNAN KOLONIAL BELANDA
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan ini, yaitu :
Gaya bangunan kolonial merupakan ‘warisan’ yang mau tak mau memberi khasanah
a. Untuk menambah wawasan mahasiswa teknik arsitektur mengenai bentuk-bentuk kondisi
dalam wacana arsitektur Indonesia. Meski sebagian orang menolak untuk mengaitkan gaya
fisik bangunan bersejarah pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Karena banyak
arsitektur ini dengan identitas Indonesia karena isu penjajahan dan karena alasan originalitas,
karya arsitektur bermutu belajar dari peninggalan arsitektur jaman dahulu, bangunan
sebagian tidak dapat memungkiri keindahannya dan menganggap bagaimana pun gaya bangunan
pemerintahan Kolonial Belanda dapat memberikan inspirasi kepada para arsitek di dalam
ini tetap merupakan bagian dari ciri khas Indonesia.
mengembangkan kreativitasnya dan upaya untuk melestarikan peninggalan bangunan
pemerintahan Kolonial Belanda . Bangunan kolonial adalah bangunan bercorak arsitektur kolonial yang dimanfaatkan
b. Untuk menambah wawasan masyarakat Kabupaten Buleleng mengenai bangunan untuk kegiatan fungsional di zaman kolonial. Ciri-ciri umum bangunan yang bersifat kolonial
bersejarah bangunan pemerintahan Kolonial Belanda yang merupakan salah satu rekaman adalah bangunan tinggi, kokoh, dan beratap datar untuk gedung serta atap miring untuk
sejarah dalam bentuk nyata yang membersitkan keberlanjutan peri kehidupan masyarakat perumahan biasa dan memiliki detail-detail tertentu.
pada masa lalu sampai kini, sekaligus sebagai bukti sejarah yang bisa dikenang oleh anak
Meski memiliki beberapa jenis karakteristik yang berbeda-beda di beberapa periode
cucu tentang kandungan segi-segi historisnya.
dalam sejarah Indonesia, ciri-ciri bangunan kolonial yang paling mudah dikenali antara lain adalah:
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk menindak
 Denah simetri
lanjuti pengelolaan pelestarian bangunan pemerintahan Kolonial Belanda sebagai salah
 Tembok tebal
satu unsur penunjang karakter kawasan Buleleng. Sekaligus pula guna meningkatkan
 Langit-langit tinggi
kualitas lingkungan dan arsitektur yang memiliki nilai seni, dan historis.
 Terdapat ruangan utama yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang
 Kamar tidur ditempatkan di sebelah kiri dan kanan ruangan utama tadi
 Area servis (dapur, kamar mandi dan gudang) ditempatkan di bagian belakang, terpisah dari
bangunan rumah utama.
 Penggunaan pilar-pilar
 Tata ruang terbuka
 Terdapat atap datar
 Gevel horizontal
 Volume bangunan yang berbentuk kubus
 Beranda luas
 Pintu dan jendela yang berukuran besar
 Didominasi warna putih

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan

BAB III Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC
telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut
PEMBAHASAN oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini
bernama Jakarta. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur
3.1 Perkembangan Pemerintahan kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-Singaraja.
dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
3.1.1 Peta Wilayah Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda Dari Indonesia Ke
Singaraja.  Kolonisasi pemerintah Belanda
Setelah VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) jatuh
bangkrut dan dibubarkan pada
akhir abad ke-18, tepatnya adalah pada
tahun 1798 dan setelah
kekuasaan Kerajaan Inggris yang
pendek di bawah Gubernur-
JenderalThomas Stamford Bingley
Raffles, pemerintah Kerajaan
Belanda kemudian mengambil alih kepemilikan VOC danHindia-Belanda pada tahun 1816.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa
Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi
orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van
Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di
sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia.
3.1.2 Sejarah Belanda mulai masuk ke Indonesia

 Kolonisasi VOC
3.1.3 Sejarah Belanda mulai masuk ke Bali Masa 1846-1949

Pada periode ini mulai masuk intervensi Belanda ke Bali dalam rangka "pasifikasi" terhadap
seluruh wilayah Kepulauan Nusantara. Dalam proses
Mulai tahun 1602 Belanda secara
yang secara tidak disengaja membangkitkan
perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah
sentimen nasionalisme Indonesia ini, wilayah-
yang kini adalah Indonesia, dengan
wilayah yang belum ditangani oleh administrasi
memanfaatkan perpecahan di antara
Batavia dicoba untuk dikuasai dan disatukan di
kerajaan-kerajaan kecil yang telah
bawah administrasi. Belanda masuk ke Bali
menggantikan Majapahit. Pada abad ke-17
disebabkan beberapa hal: beberapa aturan kerajaan
dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja
ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

di Bali yang dianggap mengganggu kepentingan dagang Belanda, penolakan Bali untuk menerima  PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI PULAU JAWA ( JAKARTA )
monopoli yang ditawarkan Batavia, dan permintaan bantuan dari warga Pulau Lombok yang merasa 1. Museum Fatahillah
diperlakukan tidak adil oleh penguasanya (dari Bali).
Salah satu peninggalan sejarah yang begitu indah dan masih berdiri kokoh di Jakarta adalah
sebuah gedung dengan corak arsitektur khas Belanda yang dikenal dengan sebutan Museum
Fatahillah. Tahun 1707-1710, bangunan indah ini dibangun berdasarkan perintah seorang Gubernur
3.1.4 Sejarah Belanda mulai masuk ke Buleleng
Jenderal Belanda, Johan van Hoorn. Gedung ini awalnya sebuah balai kota, namun saat ini gedung
Perlawanan Terhadap Orang-Orang Belanda Belanda itu dijadikan sebuah saksi mati sejarah Indonesia yang terletak di Jl. Taman fatahillah No.2
Jakarta Barat.
Masa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di
Bali.Perlawanan-perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali.

Perlawanan-perlawanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

• Perang Buleleng (1846)

• Perang Jagaraga (1848-1849)

• Perang Kusamba (1849)

• Perang Banjar (1868)

2. Museum Wayang
• Puputan Badung (1906)
Berjalan ke kiri sedikit dari Museum Fatahillah kita bisa
• Puputan Klungkung (1908) melihat karya seni lainnya yaitu Museum Wayang.

Sejak kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda Bangunan ini awalnya adalah gereja Belanda  yang pertama

mulailah pemerintah Belanda ikut campurmengurus soal dibangun pada 1640, pada 1733 diperbaiki dan disebut de

pemerintahan di Bali. Hal ini dilaksanakan dengan mengubah Nieuwe Hollandsche Kerk.

nama raja sebagai penguasa daerah dengan nama regent


untuk daerah Buleleng dan Jembrana serta menempatkan Dan akibat gempa bangunan gereja rusak dan dibangun seperti tampak bangunan sekarang

P.L. Van Bloemen Waanders sebagai controleur yang ini. Tahun 1912 bagian depan gedung dibangun dengan gaya Neo Renaissance. Di halaman

pertama di Bali. bangunan ada  9 buah prasasti pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja
tersebut.
3.1.5. Peninggalan Artefak-artefak Kolonial Belanda di Indonesia sampai ke Singaraja.

Berdasarkan uraian singkat tentang sejarah masuknya pemerintahan Belanda di Indonesia 3. Museum Bank Mandiri

maka tentu kolonialisme Belanda mempengaruhi berbagai bidang di Indonesia termasuk dalam Terletak di Jalan Lapangan Stasiun No. 1 Jakarta-Kota, Museum Bank Mandiri menempati

bidang Arsitektural. Berikut bukti-bukti artefak peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda : area seluas 10.039 meter persegi. Bangunan museum terdiri atas empat lantai dengan luas
keseluruhan 21.509 meter persegi, dan mulai difungsikan sebagai museum sejak awal tahun 2004.

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

Gedung yang dirancang oleh arsitek Belanda itu mulai dibangun oleh Biro Konstruksi NV 2. Gedung Merdeka Bandung
Nedam pada tahun 1929 dan diresmikan pada 14 Januari 1933 sebagai kantor cabang NHM Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van
(Nederlansche Handel-Maatschappij) untuk Dunia Timur dikenal sebagai 'Gedong Factorij Batavia'. Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker, dua arsitektur
Belanda yang terkenal pada masa itu. Pada awalnya,
4. Museum Bahari gedung ini digunakan sebagai tempat rekreasi dan
Berada di kawasan Kota Tua, di ujung Utara Ibukota, di kawasan kuno pelabuhan Sunda sosialisasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang
Kelapa, tepat di sebelah barat muara sungai Ciliwung. Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya.
1 Sunda Kelapa. Kini gedung merdeka digunakan sebagai museum
Pada jaman  Belanda bangunan Museum Bahari ini dulunya adalah gudang penyimpanan  yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal
hasil bumi, seperti rempah-rempah, komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.
Bangunan  memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau
Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut 3. Lawang Sewu Semarang
Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur.  Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah
kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api
Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta
 PENINGGALAN BELANDA DI PULAU JAWA (BANDUNG ) Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor
Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam
1. Gedung Sate IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil)
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa
ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa
lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi
Bandung. Mulai dibangun tahun 1920, gedung pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan
berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat
anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102
pemerintahan Jawa Barat. Arsitektur Gedung Sate bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.Saat ini bangunan tua
merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian
kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero
yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara. 4. Istana Bogor
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor
merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur
Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal
Inggris. Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

1744 dan berbentuk tingkat tiga, dirancang oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van
Imhoff dari Belanda..
Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur 7. Museum Teksktil Di Palembang
Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda Bangunan ini dulunya adalah rumah tinggal
van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal burgemeester Palembang. Data tertulis mengenai tahun
Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. pembangunan bangunan ini hingga sekarang belum
Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh diketahui. Berdasarkan peta Kota Palembang tahun 1922
pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia. dan 1930, diketahui keberadaan rumah tinggal
burgemeester Palembang belum ada. Data tertua dari
5. Benteng Vredeburg Yogyakarta gedung tersebut adalah dokumentasi foto koleksi KITLV yang berasal dari tahun 1937. Berdasarkan
Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah data tersebut maka diperkirakan bangunan dibangun pada antara tahun 1931 dan 1937.
benteng yang dibangtn tahun 1765 oleh VOC di
Yogyakarta selama masa kolonial VOC. Benteng ini
dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan
pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng
berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di  PENINGGALAN
keempat sudutnya dan di dalamnya terdapat KOLONIAL
bangunan-bangunan rumah perwira, asrama prajurit, BELANDA DI
gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit SULAWESI
dan rumah residen.
1. Museum Teksktil Di Palembang
6. Gedung London Sumatera Peninggalan Kolonial . Fort Rotterdam merupakan benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibanguntahun 1545,
lokasinya tepat berada di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Benteng ini awal mulanya
dibangun oleh ayah andadari Sultan Hasanuddin, yakni Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15,
dengan menggunakan batubata. Arsitektur bangunan benteng saat itu berbentuk rumah tinggal
bertiang tinggi tradisional Makassar.

Gedung London Sumatera yang terletak di kawasan jalan kesawan adalah salah satu
bangunan peninggalan kolonial Belanda yang saat ini masih berfungsi sebaga gedung perkantoran
di Medan.

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

3. Jembatan Sambas Kalimantan


Pada tahun 1941, tanda-tanda berakhirnya pendudukan 3,5 abad tentara Belanda di
2. Societeit de Harmonie (GedungKesenianSulsel) nusantara mulai terlihat. Pasukan Jepang mulai terlihat memasuki kawasan nusantara dengan
Societeit de Harmonie, Jl. Prins Hwrid (kini Jl. Riburane No.15) Societeit de peralatan tempurnya. Termasuk daerah Kalimantan Barat. Pasukan Jepang memang berusaha keras
Harmoniedibangun pada tahun 1896 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Societeit de Harmonie
mematahkan kekuatan Belanda yang ada di Kalimantan Barat termasuk Sambas. Salah satunya
dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan tempat pertemuan, perkumpulan, pesta pertunjukan
melumpuhkan sarana ekonomi dan transportasi darat, seperti jembatan.
sandiwara, music dan acara resmi lainnya yang dihadiri oleh tamu-tamu penting dan petinggi
Belanda.

 PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI NUSA TENGGARA


 PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI MALUKU DAN PAPUA
Ampenan merupakan sebuah kota yang berada di sebelah Barat Kota Mataram. Kota ampenan
dikenal sebagai kota tua dan kota pelabuhan karena merupakan bekas pelabuhan utama di Pulau
1. Benteng Victoria Ambon
Lombok yang kini masih terlihat puing-puing dermaga di pantai ampenan yang dimanfaatkan oleh
Pada masa pemerintahan Belanda, benteng ini berfungsi strategis, yakni sebagai pusat
warga untuk tempat memancing. Kota ampenan ini terkenal akan perdagangannya yang telah
pemerintahan kolonial. Di depan benteng terdapat pelabuhan yang digunakan sebagai jalur
berlangsung selama berabad – abad, dan arsitektur kota yang masih seperti zaman kolonial blanda
perhubungan laut antar pulau. Melalui pelabuhan ini pula kapal-kapal Belanda mengangkut hasil
rempah-rempah untuk didistribusikan ke beberapa negara di benua Eropa.

2. Fort Du Bus PAPUA


Fort Du Bus merupakan benteng pertama pasukan Hindia Belanda yang berdiri di Papua. Berdiri
pada 24 Agustus 1828. Berdirinya benteng ini menandai dimulainya koloni Hindia Belanda di
Papua. Nama benteng ini diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa saat
itu, L.P.J. Burggraaf du Bus de Gisignies..

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

 PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI PULAU BALI

Sejarah pembangunan Museum Bali berawal pada 2. Jembatan Buleleleng


tahun 1910, dimana  kapal Belanda KPM berlabuh dan D i K a b u p a t e n
menurunkan turis ke pulau Bali, sehingga Bali mulai Buleleng secara administratif terletak di Kelurahan
dikenal di luar negeri. dan mulai kedatangan banyak Kampung Bugis. Jembatan tua yang memiliki nilai
turis dimana banyak dari turis tersebut pulang sejarah itu, pernah di pugar pada  tahun 2007 lalu oleh
membawa barang sejarah dan prasejarah untuk Pemerintah Kabupaten Buleleng. Dahulunya jembatan
diboyong ke negara nya .Itulah yang menjadi dasar Mr. dengan astitektur zaman Belanda ini memang berfungsi
WFJ Kroon, Asistant Resident Bali dan Lombok untuk membuat museum dalam menjaga untuk melintasi sungai yang ada dibawahnya, namun
keberadaan barang sejarah Bali. Bangunan Museum Bali merupakan perpaduan antara arsitektur sekarang sudah dijadikan bagian dari tujuan wisata kota
pura dan puri . Arsiteknya adalah I Gusti Gede Ketut Kandel , I Gusti Ketut Rai , dan Curt Grundler dan masuk dalam kawasan Eks pelabuhan buleleng.
dari Jerman. Sedangkan dana pembangunan gedung museum Bali diberikan  oleh raja Buleleng, Setelah di pugar dibeberapa bagian seperti lantai jembatan yang awalnya aspal hitam kini
Tabanan, Badung dan Karangasem.Pada tahun 1932 bangunan Museum Bali ini dibuka untuk dipoles dengan hiasan batu sikat,di atas jembatan dipasang fiber glass seperti atap sehingga hasilnya
umum. berkesan perpaduan modern dan klasik. Dikawasan ini juga dapat dijumpai beberapa gedung
peninggalan di era penjajahan belanda, tersedia juga beberapa food court dengan harga murah
 PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI SINGARAJA BALI
meriah, terdapat juga restauran unik karena berada diatas dermaga kayu.

1. Museum Gedong Kirtya


3. Pelabuhan Buleleng
Museum Gedong Kirtya terletak di Singaraja,
Sejarah perkembangan kawasan Pelabuhan Buleleng dibedakan kedalam tiga tahap, yakni: jaman
Kabupaten Buleleng – Bali, dirintis oleh seorang warga
kerajaan, jaman kolonial, dan jaman kemerdekaan. Pada jaman kerajaan, kawasan Pelabuhan
berkebangsaan Belanda yang bernama L.J.J Caron
Buleleng merupakan kawasan yang berada dalam kekuasaan Kerajaan Buleleng. Dalam konsep tata
bertemu dengan tokoh-tokoh penting agama dan raja
ruang tradisional Bali, kawasan pelabuhan yang berada di daerah pantai utara Buleleng dianggap
berdiskusi tentang kekayayaan seni sastra seperti lontar
sebagai kawasan nista(kotor). Kawasan ini baru mulai ada permukiman pada abad ke 17 ketika
agar tidak punah dan rusak. Didirikan pada Juni 1928 di
pelaut bugis dari Makasar datang ke kawasan ini. Hubungan yang baik dengan kerajaan buleleng
Singaraja karena pada era tersebut Singaraja menjadi ibu
dan penduduk pribumi membuat orang-orang bugis tersebut diberikan lahan bermukim di daerah
kota dari Sunda Kecil, banyak pedagang-pedagang asing
pantai utara Buleleng yang sekarang menjadi Pelabuhan Buleleng. Selain menjadi
seperti Tionghoa yang singgah dan berkonsentrasi di sini, sehingga tempatnya sangat strategis di
nelayan, keberadaan masyarakat Bugis di kawasan ini dimanfaatkan oleh Raja Buleleng sebagai
komplek sasana budaya yang juga merupakan bagian dari istana Kerajaan Buleleng tepatnya di
armada laut karena keahlian mereka di laut.
Jalan Veteran no 20, Singaraja.
Pada tahun 1846 pemerintah Hindia Belanda menguasai daerah Bali dan menjadikan Kota
Di museum ini atau perpustakaan Gedong Kirtya ini terdapat berbagai koleksi munuskrip Singaraja sebagai pusat pemerintahan di Pulau Bali. Sebagai kota pusat pemerintahan maka
lontar, prasasti, kertas dalam bahasa atau hurup Bali dan romawi termasuk juga dokumen dalam dibangunlah berbagai fasilitas kota termasuk diantaranya adalah Pelabuhan Buleleng. Selain
masa penjajahan Belanda. membuat pelabuhan utama pemerintah Hindia Belanda juga membuat jalan utama baru menuju
pelabuhan. Keberadaan dari jalan ini telah mempengaruhi tata ruang tradisional Buleleng yaitu
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja
ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

dengan mengubah aksis kota yang berpusat pada catus patha (pempatan agung) menjadi ke kantor
pemerintah Hindia Belanda. Keberadaan dari aksis kota yag baru ini memudahkan pemerintah
Hinda Belanda dari Kantor pemerintahannya untuk dapat memantau (meneropong) aktifitas di
pelabuhan.
Pelabuhan Buleleng pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan pintu gerbang
utama Pulau Bali. Berbagai fasilitas pelabuhan seperti: dermaga, gudang, terminal, kantor pabean
dan jembatan yang menyeberangi Sungai Buleleng dibangun di kawasan ini. Pesatnya pertumbuhan
kawasan pelabuhan membuat perkampungan nelayan bugis bergeser dari kawasan ini, kawasan
pelabuhan diutamakan sebagai kawasan pegudangan untuk distribusi barang. Aktifitas yang ramai
pada Pelabuhan Buleleng memberi pengaruh pada kawasan disekitar pelabuhan yang mulai menjadi
kawasan perdagangan. Deretan pertokoan mulai bermunculan di kawasan ini, sebagai sarana jual-
beli barang distribusi pelabuhan. Pertokoan ini sebagian besar dimiliki oleh kaum dari etnis Cina,
yang memang terkenal sebagai bangsa pedagang.

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja


ARSITEKTUR MODERN 2013-2014

KESIMPULAN

            Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya yang berorientasi pada
gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol terletak pada bentuk dasar bangunan dengan
trap-trap tangga naik (cripedoma). Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk
ornamen pada kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding berbentuk segi tiga atau
setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela berfungsi sebagai hiasan.

Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja

Anda mungkin juga menyukai