BAB I Eko Budihardjo (1919), menjelaskan arsitektur kolonial Belanda adalah bangunan peninggalan
pemerintah kolonial Belanda seperti benteng Vastenburg, Bank Indonesia di Surakarta dan masih banyak lagi
PENDAHULUAN termasuk bangunan yang ada di Karaton Surakarta dan Puri Mangkunegaran.
Kartono (2004) mengatakan bahwa sistem budaya, sistem sosial, dan sistem teknologi dapat
mempengaruhi wujud arsitektur. Perubahan wujud arsitektur dipengaruhi oleh banyak aspek, akan tetapi
1.1 Latar Belakang Masalah
perubahan salah satu aspek saja dalam kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Occidental (Barat) dalam Arsitektur kolonial Belanda merupakan bangunan peninggalan pemerintah Belada dan bagian
berbagai segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan. Para pengelola kota dan arsitek kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan aset besar dalam perjalanan sejarah bangsa.
Belanda banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional dalam perencanaan dan pengembangan kota,
permukiman dan bangunan-bangunan, Wardani (2009). 1.2. Perumusan Masalah
Wardani (2009). Adanya pencampuran budaya, membuat arsitektur kolonial di Indonesia
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
menjadi fenomena budaya yang unik. Arsitektur kolonial di berbagai tempat di Indonesia apabila diteliti
lebih jauh, mempunyai perbedaan-perbedaan dan ciri tersendiri antara tempat yang satu dengan yang a. Bagaimana bentuk dan ciri-ciri bangunan Kolonial Belanda di Indonesia?
lain. b. Bagaimana Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-Singaraja?
Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya yang berorientasi pada c. Bagaimana peninggalan artefak-artefak pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia?
gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol terletak pada bentuk dasar bangunan dengan d. Bagaimana kondisi bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia sampai ke Bali ?
trap-trap tangga naik (cripedoma). Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk
ornamen pada kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding berbentuk segi tiga atau 1.3. Tujuan Dan Sasaran
setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela berfungsi sebagai hiasan.
1.3.1 Tujuan
Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur.
Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal a. Untuk mengetahui bentuk dan ciri-ciri bangunan Kolonial Belanda di Indonesia.
di Indonesia, pada masa sebelum kemerdekaan. Arsitektur yang hadir pada awal masa setelah b. Untuk mengetahui Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-
kemerdekaan sedikit banyak dipengaruhi oleh arsitektur kolonial disamping itu juga adanya pengaruh Singaraja
dari keinginan para arsitek untuk berbeda dari arsitektur kolonial yang sudah ada. Safeyah ( 2006). c. Untuk mengetahui peninggalan artefak-artefak pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia.
Arsitektur klonial Belanda adalah gaya desain yang cukup popular di Netherland tahun 1624- d. Untuk mengetahui kondisi bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia sampai ke Bali di
1820. Ciri-cirinya yakni (1) facade simetris, (2) material dari batu bata atau kayu tanpa pelapis, (3) Singaraja.
entrance mempunyai dua daun pintu, (4) pintu masuk terletak di samping bangunan, (5) denah simetris, e. Untuk menjaga nilai history atau sejarah dari bangunan Kolonial Belanda dari Indonesia
(6) jendela besar berbingkai kayu, (7) terdapat dormer (bukaan pada atap) Wardani, (2009). sampai ke Bali.
Arsitektur kolonial adalah arsitektur cangkokan dari negeri induknya Eropa kedaerah jajahannya,
1.3.2 Sasaran
Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda yang dikembangkan di Indonesia, selama Indonesia
masih dalam kekuasaan Belanda sekitar awal abad 17 sampai tahun 1942 (Soekiman,2011). Ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di Kabupaten Buleleng untuk memiliki
kesadaran akan pentingnya mempertahankan bangunan bersejarah pemerintahan Kolonial
Belanda di Indonesia.
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja
ARSITEKTUR MODERN 2013-2014
Bangunan pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. memberikan informasi dan bukti BAB II
sejarah kepada masyarakat mendatang. TINJAUAN TEORI
secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan
BAB III Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC
telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut
PEMBAHASAN oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini
bernama Jakarta. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur
3.1 Perkembangan Pemerintahan kolonial Belanda dari Indonesia-Bali-Singaraja.
dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
3.1.1 Peta Wilayah Perkembangan Pemerintahan Kolonial Belanda Dari Indonesia Ke
Singaraja. Kolonisasi pemerintah Belanda
Setelah VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) jatuh
bangkrut dan dibubarkan pada
akhir abad ke-18, tepatnya adalah pada
tahun 1798 dan setelah
kekuasaan Kerajaan Inggris yang
pendek di bawah Gubernur-
JenderalThomas Stamford Bingley
Raffles, pemerintah Kerajaan
Belanda kemudian mengambil alih kepemilikan VOC danHindia-Belanda pada tahun 1816.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa
Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi
orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van
Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di
sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia.
3.1.2 Sejarah Belanda mulai masuk ke Indonesia
Kolonisasi VOC
3.1.3 Sejarah Belanda mulai masuk ke Bali Masa 1846-1949
Pada periode ini mulai masuk intervensi Belanda ke Bali dalam rangka "pasifikasi" terhadap
seluruh wilayah Kepulauan Nusantara. Dalam proses
Mulai tahun 1602 Belanda secara
yang secara tidak disengaja membangkitkan
perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah
sentimen nasionalisme Indonesia ini, wilayah-
yang kini adalah Indonesia, dengan
wilayah yang belum ditangani oleh administrasi
memanfaatkan perpecahan di antara
Batavia dicoba untuk dikuasai dan disatukan di
kerajaan-kerajaan kecil yang telah
bawah administrasi. Belanda masuk ke Bali
menggantikan Majapahit. Pada abad ke-17
disebabkan beberapa hal: beberapa aturan kerajaan
dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia-Bali sampai ke Singaraja
ARSITEKTUR MODERN 2013-2014
di Bali yang dianggap mengganggu kepentingan dagang Belanda, penolakan Bali untuk menerima PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI PULAU JAWA ( JAKARTA )
monopoli yang ditawarkan Batavia, dan permintaan bantuan dari warga Pulau Lombok yang merasa 1. Museum Fatahillah
diperlakukan tidak adil oleh penguasanya (dari Bali).
Salah satu peninggalan sejarah yang begitu indah dan masih berdiri kokoh di Jakarta adalah
sebuah gedung dengan corak arsitektur khas Belanda yang dikenal dengan sebutan Museum
Fatahillah. Tahun 1707-1710, bangunan indah ini dibangun berdasarkan perintah seorang Gubernur
3.1.4 Sejarah Belanda mulai masuk ke Buleleng
Jenderal Belanda, Johan van Hoorn. Gedung ini awalnya sebuah balai kota, namun saat ini gedung
Perlawanan Terhadap Orang-Orang Belanda Belanda itu dijadikan sebuah saksi mati sejarah Indonesia yang terletak di Jl. Taman fatahillah No.2
Jakarta Barat.
Masa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di
Bali.Perlawanan-perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali.
2. Museum Wayang
• Puputan Badung (1906)
Berjalan ke kiri sedikit dari Museum Fatahillah kita bisa
• Puputan Klungkung (1908) melihat karya seni lainnya yaitu Museum Wayang.
Sejak kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda Bangunan ini awalnya adalah gereja Belanda yang pertama
mulailah pemerintah Belanda ikut campurmengurus soal dibangun pada 1640, pada 1733 diperbaiki dan disebut de
pemerintahan di Bali. Hal ini dilaksanakan dengan mengubah Nieuwe Hollandsche Kerk.
P.L. Van Bloemen Waanders sebagai controleur yang ini. Tahun 1912 bagian depan gedung dibangun dengan gaya Neo Renaissance. Di halaman
pertama di Bali. bangunan ada 9 buah prasasti pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja
tersebut.
3.1.5. Peninggalan Artefak-artefak Kolonial Belanda di Indonesia sampai ke Singaraja.
Berdasarkan uraian singkat tentang sejarah masuknya pemerintahan Belanda di Indonesia 3. Museum Bank Mandiri
maka tentu kolonialisme Belanda mempengaruhi berbagai bidang di Indonesia termasuk dalam Terletak di Jalan Lapangan Stasiun No. 1 Jakarta-Kota, Museum Bank Mandiri menempati
bidang Arsitektural. Berikut bukti-bukti artefak peninggalan masa penjajahan Kolonial Belanda : area seluas 10.039 meter persegi. Bangunan museum terdiri atas empat lantai dengan luas
keseluruhan 21.509 meter persegi, dan mulai difungsikan sebagai museum sejak awal tahun 2004.
Gedung yang dirancang oleh arsitek Belanda itu mulai dibangun oleh Biro Konstruksi NV 2. Gedung Merdeka Bandung
Nedam pada tahun 1929 dan diresmikan pada 14 Januari 1933 sebagai kantor cabang NHM Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van
(Nederlansche Handel-Maatschappij) untuk Dunia Timur dikenal sebagai 'Gedong Factorij Batavia'. Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker, dua arsitektur
Belanda yang terkenal pada masa itu. Pada awalnya,
4. Museum Bahari gedung ini digunakan sebagai tempat rekreasi dan
Berada di kawasan Kota Tua, di ujung Utara Ibukota, di kawasan kuno pelabuhan Sunda sosialisasi oleh sekelompok masyarakat Belanda yang
Kelapa, tepat di sebelah barat muara sungai Ciliwung. Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya.
1 Sunda Kelapa. Kini gedung merdeka digunakan sebagai museum
Pada jaman Belanda bangunan Museum Bahari ini dulunya adalah gudang penyimpanan yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal
hasil bumi, seperti rempah-rempah, komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.
Bangunan memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau
Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut 3. Lawang Sewu Semarang
Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah
kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api
Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta
PENINGGALAN BELANDA DI PULAU JAWA (BANDUNG ) Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor
Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam
1. Gedung Sate IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil)
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa
ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa
lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi
Bandung. Mulai dibangun tahun 1920, gedung pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan
berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat
anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102
pemerintahan Jawa Barat. Arsitektur Gedung Sate bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.Saat ini bangunan tua
merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian
kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero
yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara. 4. Istana Bogor
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor
merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur
Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal
Inggris. Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus
1744 dan berbentuk tingkat tiga, dirancang oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van
Imhoff dari Belanda..
Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur 7. Museum Teksktil Di Palembang
Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda Bangunan ini dulunya adalah rumah tinggal
van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal burgemeester Palembang. Data tertulis mengenai tahun
Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. pembangunan bangunan ini hingga sekarang belum
Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh diketahui. Berdasarkan peta Kota Palembang tahun 1922
pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia. dan 1930, diketahui keberadaan rumah tinggal
burgemeester Palembang belum ada. Data tertua dari
5. Benteng Vredeburg Yogyakarta gedung tersebut adalah dokumentasi foto koleksi KITLV yang berasal dari tahun 1937. Berdasarkan
Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah data tersebut maka diperkirakan bangunan dibangun pada antara tahun 1931 dan 1937.
benteng yang dibangtn tahun 1765 oleh VOC di
Yogyakarta selama masa kolonial VOC. Benteng ini
dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan
pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng
berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di PENINGGALAN
keempat sudutnya dan di dalamnya terdapat KOLONIAL
bangunan-bangunan rumah perwira, asrama prajurit, BELANDA DI
gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit SULAWESI
dan rumah residen.
1. Museum Teksktil Di Palembang
6. Gedung London Sumatera Peninggalan Kolonial . Fort Rotterdam merupakan benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibanguntahun 1545,
lokasinya tepat berada di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Benteng ini awal mulanya
dibangun oleh ayah andadari Sultan Hasanuddin, yakni Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15,
dengan menggunakan batubata. Arsitektur bangunan benteng saat itu berbentuk rumah tinggal
bertiang tinggi tradisional Makassar.
Gedung London Sumatera yang terletak di kawasan jalan kesawan adalah salah satu
bangunan peninggalan kolonial Belanda yang saat ini masih berfungsi sebaga gedung perkantoran
di Medan.
dengan mengubah aksis kota yang berpusat pada catus patha (pempatan agung) menjadi ke kantor
pemerintah Hindia Belanda. Keberadaan dari aksis kota yag baru ini memudahkan pemerintah
Hinda Belanda dari Kantor pemerintahannya untuk dapat memantau (meneropong) aktifitas di
pelabuhan.
Pelabuhan Buleleng pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan pintu gerbang
utama Pulau Bali. Berbagai fasilitas pelabuhan seperti: dermaga, gudang, terminal, kantor pabean
dan jembatan yang menyeberangi Sungai Buleleng dibangun di kawasan ini. Pesatnya pertumbuhan
kawasan pelabuhan membuat perkampungan nelayan bugis bergeser dari kawasan ini, kawasan
pelabuhan diutamakan sebagai kawasan pegudangan untuk distribusi barang. Aktifitas yang ramai
pada Pelabuhan Buleleng memberi pengaruh pada kawasan disekitar pelabuhan yang mulai menjadi
kawasan perdagangan. Deretan pertokoan mulai bermunculan di kawasan ini, sebagai sarana jual-
beli barang distribusi pelabuhan. Pertokoan ini sebagian besar dimiliki oleh kaum dari etnis Cina,
yang memang terkenal sebagai bangsa pedagang.
KESIMPULAN
Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya yang berorientasi pada
gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol terletak pada bentuk dasar bangunan dengan
trap-trap tangga naik (cripedoma). Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk
ornamen pada kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding berbentuk segi tiga atau
setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela berfungsi sebagai hiasan.