Anda di halaman 1dari 10

Tugas PCD

“ DIARE”

Dosen Pengampu:
Vivin Nopiyanti, S.Farm., M.Sc., Apt

Winda Krisdiyanti
2020394423
Kelompok C2

PROGAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Diare saat ini masih menjadi masalah di Indonesia, berbagai upaya
penanganan sudah dilakukan, baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah
laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun upaya-upaya
tersebut belum memberikan hasil. Setiap tahun penyakit ini masih menduduki
peringkat atas, penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka yang
memeriksakan diri ke Puskemas yang didata hanya 25 dari per 1.000 penduduk,
sedangkan berdasarkan survei Depkes (Departemen Kesehatan) melalui survei
kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare berjumlah 300 per 1.000 penduduk,
sehingga dapat dilhat kesadaran masyarakat sangat kurang dalam penanganan diare.
Kesenjangan pemahaman akan keadaan tubuh, dikarenakan bahwa
masyarakat mengembangkan pengertian sendiri tentang sehat dan sakit sesuai dengan
pengalaman hidupnya atau nilai-nilai yang diturunkan oleh generasi sebelumnya
(Wolinsky, 1980). Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai
gejala buang air terus-menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap bisa sembuh
dengan sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare jarang sekali yang
berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh.
Diare sendiri merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan
bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang
pedoman P2D, Jkt, 2002). Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan diare, makanan yang sehat memang tidak akan menyebabkan penyakit,
tetapi makanan yang telah terkontaminasi dengan bakteri atau virus dapat
menyebabkan diare. Makanan yang biasanya dijual dipingir jalan kemudian makanan
yang terkena lalat atau hewan lain biasanya dapat menyebarkan penyakit salah
satunya yaitu diare.
II. RUMUSAN MASALAH
Dari makalah diare ini dapat memunculkan rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan diare ?
2. Apa saja jenis diare ?
3. Apa saja gejala pada penyakit diare ?
4. Apa saja penyebab diare ?
5. Bagaimana cara pencegahan diare ?
6. Bagaimana pengobatan diare ?
7. Apa akibatnya jika terkena diare ?

III. TUJUAN
Tujuan dari makalah diare ini, yaitu :
1. Pembaca mengetahui definisi dari diare.
2. Mengetahui jenis-jenis diare.
3. Pembaca Dapat mengetahui gejala diare.
4. Mengetahui penyebab-penyebab diare.
5. Agar dapat mengetahui cara pencegahan diare.
6. Mengetahui cara pengobatan jika terkena diare.
7. Mengetahui akibat dari diare.

IV. MANFAAT
Manfaat atau kegunaan dari makalah diare ini untuk pembaca yaitu agar
pembaca mengetahui jika terkena diare sedini mungkin, supaya tidak menimbulkan
dehidrasi maupun penyakit lain yang berbahaya bagi dirinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi diare
Diare merupakan gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek,
atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali
sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama (kurang dari 14 hari). Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau
lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita
(Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002). Pada kondisi normal,
orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses
padat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Perngertian
lain diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang
sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan .

2. Jenis-jenis diare
 Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang disebabkan oleh virus, diare karena virus Rotavirus yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari
14 hari. Diare Rotavirus merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan
pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
 Diare Bermasalah
Diare bermasalah merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral,
kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diare ini
umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul
darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus
panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
 Diare Persisten
Diare presisten merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis
diare persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.

3. Gejala-gejala pada diare


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
1.      Muntah
2.      Badan lesu atau lemah
3.      Panas
4.      Tidak nafsu makan
5.      Darah dan lendir dalam kotoran

4. Penyebab terjadinya diare


Penyebab diare dapat dari faktor lingkungan atau makanan. Faktor lingkungan
dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan yang
tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak, keracunan
makanan juga dapat menyebabkan diare. Dalam hal ini sulit untuk mengetahui
penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Agen yang
dapat menyebabkan diare yaitu
 Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
o Virus (penyebab diare paling sering dan umumnya disebabkan karena
Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir,
berbau asam. Virus penyebab diare Viral gastroenteritis atau yang dikenal
sebagai "stomach virus", virus perut.
o Bakteri ( Berak dengan darah/lendir , sakit perut). Memerlukan antibioka
sebagai terapi pengobatan.
o Parasite (Giardiasis) yaitu berak darah +/- dan lendir, sakit perut. perlu
antiparasite. Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare
yang terjadi pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di
AS sejak terapi antiretroviral (ART) dipakai.
Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
E. Coli bacteria, Salmonella enteritidis bacteria, Compylobacter bacteria,
Shigella bacteria, Giardo parasite, Cryptosporidium parasite
 Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.
 kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur, gizi yang buruk.
Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga timbulnya diare akibat
penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
 Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak
tidak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa. Alergi susu dapat
menyebabkan diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu
sapi. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh
akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
 Immuno defesiensi.
 Reaksi Obat.
 Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan
fungsi usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara
normal.

5. Pencegahan diare
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih
dan sehat.
1.   Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2.   Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3.    Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4.    Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5.    Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6.    Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7.   Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
8.    Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya
10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan
sebagainya.

6. Pengobatan diare
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera
dilakukan:
1. Minumkan air sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak
usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan.
2. Minum cairan oralit satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
(200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu
gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur.
Aduk rata dan berikan kepada penderita.
3. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung,
serta makanan yang rendah serat.
4. Mengonsumsi makanan, minuman dan suplemen probiotik.
5. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti
dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum
atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.

7. Akibat dari diare


Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita
mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong
berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat
mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang
terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
BAB III
KESIMPULAN

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi


berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk
dan konsistensi tinja. Diare menyebabkan dehidrasi yang berbahaya jika tidak
segera ditangani dana dapat mengakibatkan kematian, pertolongan pertama dapat
diberikan oralit dan pengobatan non farmakologi lainnya. Penyebab diare dapat
dikarenakan makanan atau minuman, obat, atau faktor lainnya. Pencegahan yang
baik dengan hidup sehat dan jangan lupa untuk cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal
PPM dan PL tahun 2002.

Ngastiah, editor Setiawan, S.kep. Buku keperawatan anak sakit EGC. Jakarta, 1997

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Edisi Jilid 4.Jakarta:Media Aescalapius FKUI

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Penerbit : Kementerian Kesehatan RI,


Jakarta.

Wolinsky, Frederick D. 1980. The sociology of health principles, prefession, and issue.
Boston/Toronto : little brown and company.

Anda mungkin juga menyukai