Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DENGAN


DIAGNOSA MEDIS NEGLECTED POSTERIOR DISLOKASI HIT JOINT DEXTRA DI RUANG
GELATIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Di Susun Oleh:

1. Ulfa Sari Nastiti (1714301019)

2. Lia Oktarina (1714301025)

3. M. Bahrun Imadudin (1714301012)

4. Adelia Putri (1714301047)

5. Seftia Vivinarti (1714301038)

6. Puji Aneref Y.P (1714301003)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENKES TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG PRODI
DIV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kami atas terselesaikannya makalah tentang Asuhan
Keperawatan Klien Yang Mengalami Gangguan Sistem Muskuloskeletal Dengan Diagnosa Medis
Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra Di Ruang Gelatik Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.
Abdul Moeloek Prov Lampung, mata kuliah KMB 2. Sholawat teriring salam semoga tertujukan
kepada Nabi ALLAH Muhammad SAW, kepada Keluarga, Sahabat, Tabi’in,Tabi’ut Tabi’in, hingga
kepada orang-orang yang senantiasa menjalankan Sunnah Beliau.
Ucapan terimakasih pun, kami sampaikan kepada Pembimbing Lahan Kami di Ruang
Gelatik yaitu Tugiono.,S.Kep, dan Pembimbing Akademik kami yaitu Ibu Musiana S.Kp., M.Kep,
yang turut membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan sumber dari berbagai
referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik.
Akhir kata kami berharap semoga Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gangguan
Sistem Muskuloskeletal Dengan Diagnosa Medis Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra Di
Ruang Gelatik Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                    
 Bandar lampung, Maret 2020
    
                                                                              
    Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Teori............................................................................................
B. Asuhan Keperawatan.............................................................................

BAB II ISI
A. TINJAUAN KASUS.............................................................................
B. PEMERIKSAAN FISIK........................................................................
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................
D. Daftar Terapi Obat Yang Diberikan......................................................
E. Analisa Data..........................................................................................
F. Daftar Diagnosa Keperawatan...............................................................
G. Rencana Keperawatan...........................................................................
H. Catatan Perkembangan..........................................................................

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. PENGKAJIAN......................................................................................
B. RENCANA KEPERAWATAN............................................................

BAB IV PENUTUP
A. RESUME KLIEN..................................................................................
B. SARAN & TINDAK LANJUT............................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

LAMPIRAN...........................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN

iii
Judul : Asuhan Keperawatan Terhadap Tn. Dengan Diagnosa Medis Neglected Posterior Dislokasi Hit

Joint Dextra di Ruang Gelatik RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Prov. Lampung

Ruangan : Ruang Diklat RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Prov. Lampung

Tanggal :

Bandar lampung Maret 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik,

Tugiono.,S.Kep Musiana S.Kp,.,M.Kep.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin banyak orang yang melakukan olahraga rekreasional dapat mendorong dirinya sendiri
diluar batas kondisi fisiknya dan terjadi lah cedera olahraga. Cedera terhadap sistem mukoluskletal dapat
bersifat akut (sprain, strain, dislokasi, fraktur) atau sebagai akibat penggunaan berlebihan secara bertahap
(kondromalasia, tendinitis, fraktur sterss). Atlet profesional juga rentan terhadap cedera, meskipun latihan
mereka disupervisi ketat untuk meminimalkan terjadinya cedera. Namun sering kali atlet tersebut juga
dapat mengalami cedera muskoluskletal, salah satunya adalah dislokasi.
Dislokasi atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih
mungkin terjadi pada individu yang terlibat dengan olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan dengan
resiko tinggi untuk kecelakaan. Ketika terluka ligamen, otot atau tendon mungkin rusak, atau terkilir yang
mengacu pada ligamen yang cedera, ligamen adalah pita sedikit elastis jaringan yang menghubungkan
tulang pada sendi, menjaga tulang ditempat sementara memungkinkan gerakan. Dalam kondisi ini, satu
atau lebih ligamen yang diregangkan atau robek. Gejalanya meliputi nyeri, bengkak, memar, dan tidak
mampu bergerak.
Dislokasi biasanya terjadi pada jari-jari, pergelangan kaki, dan lutut. Bila kekurangan ligamen
mayor, sendi menjadi tidak stabil dan mungkin diperlukan perbaikan bedah.
Dislokasi  atau luksasio adalah  kehilangan hubungan yang normal antara kedua permukaan sendi
secara komplet / lengkap ( Jeffrey m.spivak et al ,1999)  terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi,  dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain, sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul
(paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa
nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ
lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan
dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat
penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma
atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.

1
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang berpindah dari
posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena
dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan dislokasi ?
2. Apa penyebab terjadinya dislokasi ?
3. Apa jenis-jenis dislokasi sendi ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari dislokasi ?
5. Menjelaskan anatomi fisiologi disloaksi ?
6. Menjelaskan patofisiologi dislokasi ?
7. Bagaimana pathway dislokasi ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dislokasi ?
9. Menjelaskan komplikasi dislokasi ?
10. Bagaimana askep teoritis dislokasi ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dislokasi
2. Untuk mengetahui etiologi dislokasi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dislokasi sendi
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari dislokasi
5. Untuk mengetahui anatomi fisiologi disloaksi
6. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway dislokasi
7. Untuk mengetahui pathway dislokasi
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dislokasi
9. Untuk mengetahui komplikasi dislokasi
10. Untuk mengetahui askep teoritis dislokasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
A. Dasar Teori
1. Definisi Diagnosa Medis
Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar / keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara
anatomis (tulang lepas dari sendi). (Brunner & Suddarth. 2002).
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, 2000).
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
terdapat hanya kepada komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).

2. Etiologi
1. Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan.
Misalnya pada umur 30- 40 tahun kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan
ligamen menurun pada usia 30 tahun.
2. Terjatuh atau kecelakan
Dislokasi dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga lutut mengalami
dislokasi.
3. Pukulan
Dislokasi lutut dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian lututnya dan menyebabkan
dislokasi.
4. Tidak melakukan pemanasan
Pada atlet olahraga sering terjadi keseleo karena kurangnya pemanasan.
5. Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
6. Cedera olahraga. Pemain basket dan kiper pemain sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain
lain.
7. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
8. Kongenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

3. Tanda dan Gejala


1) Adanya bengkak / oedema
2) Mengalami keterbatasan gerak
3
3) Adanya spasme otot(kekauan otot)
4) Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)
5) Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
6) Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri
7) Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan sekitarnya (tampak
kemerahan).
8) Perubahan kontur sendi
9) Perubahan panjang ekstremitas
10) Kehilangan mobilitas normal
11) Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

4. Anatomi dan Fisiologi

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.


Komponen utama sistem meskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sitem ini terdiri atas tulang, sendi,
otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam :
1) Tulang panjang : misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus.
Didaerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karena daerah ini
merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah.
2) Tulang pendek : misalnya tulang-tulang karpal.
3) Tulang pipih : misalnya tulang parietal, iga, skapula dan pelvis.
4) Tulang tak beraturan : misalnya tulang vertebra.
5) Tulang sesamoid : misalnya tulang patela
6) Tulang sutura : ada di atap tengkorak.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya Secara Teoritis

4
1. Pemeriksaan sinar X-Ray
Dengan cara pemeriksaan sinar X (pemeriksaan X-Ray). Pada bagian anteroposterior
akan memperlihatkan bayangan yang tumpang tindih antara kapus humerus dan fossa glanoid,
kapus biasanya terletak dibawah dan medial terhadap mangkuk sendi.
2. Foto Rontgen
3. CT-Scan
4. MRI

6. Penatalaksanaan Medis
1. Dislokasi reduksi : Dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika
dislokasi berat
2. Kapsul tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan kerongga sendi
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap
dalam posisi stabil
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi mobilisasi harus sehari yang berguna untuk
mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan
6. Operasi

7. Patofisiologi/Pathway
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya
traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit
yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi.
Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah,
perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi.
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan
dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan serabut dari
rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang
robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah
akan terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa sangat nyeri.
Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam setelah cedera akibat
membengkak dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah yang disebut dengan
dislokasi.
5
Pathway

Etiologi

Cedera Trauma
olahraga kecelakaa

Terlepasnya kompresi jar. Tulang dari kesatuan sendi


6

Merusak struktur sendi, ligamen


Nyeri

Gangguan pola tidur

B. Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan dan intervensi yang muncul pada klien dengan post operasi Neglected
Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra
a. Nyeri akut berhubungan dengan pencenderaan fisik
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring

7
BAB II
ISI
A. TINJAUAN KASUS
1. Identitas Klien
Nama : Tn.T
Umur : 31 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
8
Pekerjaan : Petani
Tgl masuk RS : 05-02-2020
Ruangan : Gelatik, kamar 3
Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra
Alamat : Pmk danau kurung, krui, lampung barat
Tanggal Pengkajian : 18-02-2020

2. Analisa Kasus
Klien mengatakan pada tanggal 05-02-2020 klien mengalami kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan kaki kiri klien mengalami luka. Pada tanggal 05-02-2020 klien dibawa ke RSUD
Abdul Moeloek.

3. Keluhan Klien Saat ini


Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri pada kaki sebelah kanan karena terserempet
mobil dan post op,nyeri seperti tertusuk-tusuk dan hanya terasa di bagian kaki kanan saja.klien
mengatakan skala nyeri 5,nyeri dirasa sangat sering dan saat bergerak klien juga mengeluh susah
tidur akibat nyeri,dan merasa kurang nyaman kaki klien terpasang skletal traksi

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat kesehatan keluarga seperti hipertensi,diabetes
melitus,jantung

6. Pola-Pola Fungional Kesehatan


a. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Saat dikaji kondisi klien tampak nyeri dibagian kaki kanan tepat diluka post operasi.. Klien
juga mengatakan untuk melakukan pemeriksaan dan lain sebagainya dibantu oleh perawat
dan keluarga.

b. Pola Metabolik – Nutrisi


Sebelum masuk rumah sakit klien makan 3x sehari dengan porsi 1,5 centong nasi, klien
sangat menyukai sayur-sayuran. Klien merasa berat badannya semakin turun sejak sakit.
Sebelum sakit klien memiliki berat badan 55 Kg, saat ini 50 Kg ( TH 156 cm). Klien merasa
9
sulit untuk menghabiskan porsi makanan dari rumah sakit dikarenakan nafsu maknnya
berkurang dan hanya bisa menghabiskan prosi makanan ½ porsi makanan yang disediakan
rumah sakit.

c. Pola Eliminasi
BAB : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit BAB 2X1dengan konsistensi
padat,klien mengatakan baru 2x BAB sejak awal dirawat di rumah sakit terakhir BAB dua
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
BAK : eliminasi urine klien terpasang kateter, klien tidak mampu untuk pergi ke kamar
mandi sendiri. Dalam satu hari urine bag terisi 500cc karakteristik urine berwarna kuning
jernih dan berbau normal, namun kadang berbau obat.

d. Pola Aktivitas-Aktivitas Sehari-Hari


Keseharian yang dilakukan oleh Tn.T adalah bekerja sebagai petani. Tidak pernah
mengalami masalah kesehatan anggota gerak dan Tn.T saat di rumah sakit tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan lain-lain dengan bantuan dari keluarga.

e. Pola Istirahat-Tidur
Tidur : Saat ini pasien mengeluh sering terbangun pada malam hari setelah karena nyeri di
bagian luka post op, dalam sehari pasien tidur kurang lebih 3 jam / hari, yang biasanya
dirumah tidur selama 7-8 jam/hari

f. Pola persepsi kognitif


Gambaran indera khusus : klien memiliki gangguan pada penglihatan dan pendengaran
dikarenakan faktor usia.
Koognitif : Untuk menentukan keputusan yang akan di ambil klien bermusyawarah dengan
keluarganya.

g. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri


Tn. T bekerja sebagai seorang petani dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga.
Tn. T saat tidsk bekerja karena beliau sering dirumah dan berdiam diri di kamar. Ny. T
merasa terlalu sering untuk mengeluh dan terlalu sering untuk tidak percaya diri. Tn.T
mengatakan dia sangat menyukai ketika ia sehat bugar dan dapat melakukan semua aktivitas.

h. Pola toleransi dan strees Koping


10
Klien mengalami kecemasan yang tidak terlalu berarti karena pasien masuk rumah sakit.
Untuk mengurangi kecemasan pasien selalu berdoa kepada Allah SWT dan hal ini
dirasakannya selalu efektif.

i. Pola Keyakinan-Nilai
Klien berlatar budayakan lampung yang memiliki tujuan hidup untuk menghidupi keluarga
dan membahagikan keluarganya. Dengan datangnya penyakit ini klien dan keluarga yakin
bahwa ini merupakan ujian dan yakin apabila di rawat di rumah sakit akan sempuh. Saat
beribadah pasien kesulitaan untuk beribadah dengan berdiri karena sulit bernafas apabila
berdiri terlalu lama.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan Umum.
Klien memiliki kesadaran composmentis, E: 4 M: 6 V : 5. Tanda-tanda vital yaitu TD ; 100/80
mmHg, Nadi 82 x/m teratur, RR : 20x/m dengan irama teratur dan kussmual.
2. Kepala : Tidak terdapat benjolan, rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ada polip,
tidak ada cairan yang keluar dari hidung dan telinga, tidak terdapat karies gigi.
3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
4. Thorax ( Jantung & Paru):
a. Inspeksi : dada simetris antara kanan dan kiri, terdapat retraksi dada, tidak menggunakan
otot bantu pernafasan
b. Palpasi : Taktil fremitus kiri (-), pengembangan dada kanan dan kiri simetris
c. Perkusi : Pekak di seluruh lapang paru
d. Auskultasi :vesikuler
5. Abdomen
a. Inspeksi : Perut bulat besar, tidak ada asites/cairan, terdapat luka bekas operasi
b. Auskultasi : Bising usus terdengar 15 x/menit
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba massa dalam perut, tidak
teraba pembesaran hepar
d. Perkusi : terdengar suara timpani di 4 kuadran abdomen
6. Punggung & Tulang Belakang : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien tidak mengeluhkan
masalah punggung dan tulang belakang
7. Genetalia & Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien tidak mengeluhkan masalah
genetalia dan rectum.
8. Ekstremitas Atas & Bawah :
11
Ekstremitas atas : Kedua tangan sama panjang, tidak ada luka, jumlah jari 10, tidak ada
kekakuan
Ekstremitas bawah : Kaki kanan lemah karena terpasang traksi terdapat luka post operasi, kaki
kiri tidak ada luka dan tidak ada kekakuan otot. Jumlah jari 10

Kekuatan otot :
5555 5555
3333 5555
9. Pemeriksaan Khusus :
a. Neurologi
Sensorik : Klien dapat membedakan rasa kasar dan halus
Motorik : Klien dapat menggerakkan ekstremitas atas dan bawah sesuai dengan instruksi
b. Reflek Fisiologis :
Bicep : kanan () kiri () Tricep : kanan () kiri ()
Tendon Achiles : kanan () kiri () Abdomen : ()

c. Reflek Patologis dan rangsang meningeal :


Babinsky : kanan (-) kiri (-) Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-) Chadok : (-) Hoffman Turner : (-)
Laseque : (-) Kaku Kuduk : (-) sss

12 Syaraf Kranial :
- Nervus I : Klien dapat membedakan bau dari bahan yang dicium seperti
kopi, teh, jahe
- Nervus II : reflex pupil ()
- Nervus III : Klien dapat memutar bola mata,
- Nervus IV : Ukuran pupil 4-5 mm, p upil peka terhadap rangsang, ukuran pupil sama
- Nervus V : Klien dapat membedakan rasa yang menyentuh wajahnya
- Nervus VI : Bola mata klien dapat mengikuti arah gerakan pemeriksa
- Nervus VII : Klien dapat membedakan rasa asam, manis, pahit
- Nervus VIII : Klien dapat mendengar garputala dan getarannya, klien berjalan kurang
seimbang.
- Nervus IX : Refleks muntah ()
- Nervus X : Tidak terjadi regurgitasi ke hidung
12
- Nervus XI : Klien mampu mengangkat bahu saat diberi tahanan
- Nervus XII : Gerakan lidah klien terkoordinasi

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Hemoglobin 14.0 gr/dl P: 14-18
W: 12-16
3 3
Eritrosit 5.8 x 10 /mm P: 4.5-6
W: 3.5-5
Leukosit 15.300 % 4-10
Hematokrit 44 Vol% P: 40-50
W: 36-47
3 3
Trombosit 167 X 10 /mm 150-400

D. Hasil di RSUD Abdul Moeloek pada tanggal 27-01-2020


1) T h o r a k
Kesan : - Rontgenologis pilma saat ini tidak tampak jelas bayangan opax
noduler/infiltrate
-Tidak terdapat kardio megali

Daftar Terapi Obat Yang diberikan


NAMA DOSIS MULAI INDIKASI EFEK
RUTE PEMBERIAN PEMBERIA (lihat DOI) SAMPING
N (lihat DOI)
Cefazoline inj. 2.1 / IV 17 – 19 Antibiotik Diare,
Februari 2020 sebelum dan demam,
sesudah nyeri
operasi dada,
ruam,
kejang.
Gentamidine inj. 2.1 / IV 17 – 19 Antibiotik Diare,
Februari 2020 pencegahan mual
pertumbuhan muntah,
bakteri mulut

13
kering,
lelah.
Omepeazole inj. 500 gr/8 jam 17 – 19 Peningkatan Diare,
Februari 2020 Asam mual
lambung muntah,
sembelit.
Cefuroxime inj. 100 gr/12 jam 17 – 19 Antibiotik Diare,
Februari 2020 mengobati mual
infeksi muntah,
mulut
kering,
lelah.

D. Analisa Data
FORMAT ANALISIS DATA
Nama Klien : Ny. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Gelatk

No. MR : 00.62.02.12

TANGGAL MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
JAM KEPERAWATAN

1. 17-02-2020 DS : Nyeri akut Agen


1. Klien mengatakan pencedera
11.00 WIB
nyeri dibagian fisik
lokasi pembedahan

2. Klien mengatakan
nyeri dibagian
lokasi pembedahan

3. Klien mengatakan
panas di daerah
pembedahan atau kaki
sebelah kanan

14
DO :

1. Terdapat luka post


op pada kaki
sebelah kanan
2. Skala nyeri 5
3. Klien tampak
menahan nyeri

2. 18-02-2020 DS : Gangguan pola


Nyeri
tidur
10.40 WIB 1. Klien mengatakan
sulit tidur
2. Mengeluh istirahat
tidak cukup
3. Mengeluh pola
tidur berubah
karena nyeri

DO :
1. Klien tampak lesu
2. Frekuensi nadi
meningkat :
82x/menit
3. TD menurun
100/80 mmHg

DS :

3. 19-02-2020 1. Kliem mengatakan Intoleransi Tirah baring


cemas saat
aktivitas
10.45 WIB bergerak
2. Klien mengatakan
nyeri saat bergerak

DO :

1. Klien hanya
berbaring ditempat
tidur dan tidak
melakukan
15
aktivitas

E. Daftar Diagnosa Keperawatan

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

HARI KE-1 : Tanggal 17-02-2020


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
HARI KE-2 : Tanggal 18-02-2020
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
HARI KE-3 : Tanggal 19-02-2020
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

F. Rencana Keperawatan
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

No Tang Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


gal Keperawatan ( SMART ) Paraf

16
an Data
Penunjang
1. 17- Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1.Monitor TTV
02- agen tindakan 2.Kaji tingkat nyeri
2020 pencederaan fisik keperawatan PQRTS
selama 3×24 jam 3.Ajarkan terknik
DS :
nyeri berkurang relaksasi napas
1. Klien
atau hilang dengan dalam
mengatakan
kriteria hasil : 4.Berikan pasien
nyeri dibagian
1. Skala nyeri posisi nyaman
lokasi
berkurang 5.Kontrol lingkungan
pembedahan
2. Tidak ada yang dapat
2. Klien ekspresi mempengaruhi nyeri
mengatakan menahan nyeri seperti suhu
nyeri dibagian 3. Tidak ada ruangan,pencahayaa
lokasi kekakuan otot n,kebisingan
pembedahan 6.Berikan infromasi

3. Klien tentang nyeri seperti

mengatakan penyebab

panas di nyeri,berapa lama

daerah nyeri akan

pembedahan berkurang dan


atau kaki antisipasi

sebelah kanan ketidaknyamanan


dari prosedur
7.Kolaborasi
DO :
pemberian obat
2. Terdapat luka
analgetik
post op pada
kaki sebelah
kanan
3. Skala nyeri 5
4. Klien tampak
menahan
nyeri

17
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

Diagnosa
Tangg Tujuan
No Keperawatan dan Rencana Tindakan Paraf
al ( SMART )
Data Penunjang

18
2 18- Gangguan pola tidur Setelah 1. Kaji faktor
02- b.d nyeri dilakukan gangguan tidur
2020 DS : tindakan asuhan 2. Menciptakan
keperawatan lingkungan yang
1. Klien
selama 3×24 jam nyaman
mengatakan sulit
gangguan pola 3. Anjurkan klien
tidur
tidur dapat tidur dan istirahat
2. Mengeluh
diatasi deng an setelah mengantuk
istirahat tidak
kriteria hasil : 4. Anjurkan klien
cukup
1. Klien dapat untuk menggunakan
3. Mengeluh pola
tidur lebih Teknik relaksasi
tidur berubah
dari 6-8 jam / dengan
karena nyeri
hari mendengarkan music
DO :
2. Klien tampak saat tidur
1. Klien tampak rileks
lesu

2. Frekuensi nadi
meningkat :
82x/menit

3. TD menurun
100/80 mmHg

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


Keperawatan ( SMART ) Paraf
dan Data
19
Penunjang
3. 19-02- Intoleransi Setelah 1. Monitor TTV
2020 aktivitas b.d dilakukan sebelum dan sesudah
Tirah baring asuhan latihan dan lihat respon
keperawatan pasien data latihan
DS :
selama 3×24 2. Catat respon emosi
1. Kliem
jam intoleransi terhadap mobilisasi
mengatakan
aktivitas teratasi 3. Kaji kemampuan
cemas saat
dengan kriteria pasien dalam mobilisasi
bergerak
hasil : 4. Berikan aktivitas
2. Klien 1. Klien sesuai keadaan klien
mengatakan bergerak tanpa 5. Damping dan bantu
nyeri saat pembatassn pasien saat mobilisasi dan
bergerak 2. Klien bantu pemenuhan

DO : tidak berhati- kebutuhan sehari-hari


hati dalam
1. Klien hanya
bergerak
berbaring
ditempat tidur
dan tidak
melakukan
aktivitas

G. Catatan Perkembangan

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

o Tanggal No. Implementasi Paraf

20
Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP )
Kep Hasil )
17-02- 1 1. Monitor TTV S:
2020 2. Kaji tingkat nyeri 1. Klien mengeluh nyeri
PQRTS 2. klien mengatakan bagian
3. Berikan pasien kaki kanan nyeri
posisi nyaman
O:
4. Kontrol
1. Klien tampak menahan nyeri
lingkungan yang
2. Skala nyeri 5
dapat
mempengaruhi
A: Masalah belum teratasi.
nyeri seperti suhu
ruangan,pencahaya
P: Lanjutkan intervensi
an,kebisingan
1. Monitoring TTV
5. Berikan infromasi
2. Kaji tingkat nyeri PQRST
tentang nyeri
3. Ajarkan Teknik relaksasi
seperti penyebab
nafas dalam
nyeri,berapa lama
4. Kolaborasi pemberian obat
nyeri akan
analgetik
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
6. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik.

21
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T


Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra
Ruang : Ruang Gelatik
No. MR : 00.62.02.12

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
17-02- 2 1. Kaji faktor S:
2020 gangguan 1. Klien mengatakan
tidur sulit tidur
22
2. Menciptakan 2. Mengeluh istirahat
lingkungan tidak cukup
yang nyaman 3. Mengeluh pola tidur
3. Anjurkan berubah karena nyeri
klien tidur O:
dan istirahat
1. Klien tampak lesu
setelah
mengantuk 2. Frekuensi nadi
4. Anjurkan meningkat :
klien untuk 82x/menit
melakukan 3. TD menurun 100/80
Teknik mmHg A : Masalah
relaksasi belum
dengan
Teratasi
mendengarka
n musik saat P : Lanjutkan Intervensi

tidur 1. Kaji faktor


gangguan tidur
2. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
3. Anjurkan klien
tidur dan istirahat
setelah
mengantuk
4. Dampingi klien
untuk melakukan
Teknik relaksasi
dengan
mendengarkan
musik saat tidur

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. T

23
Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

Implementasi
No. Dx.
o Tanggal ( Respon dan Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
atau Hasil )
17-02-2020 3 1. Monitor TTV S:
sebelum dan 1. Kliem mengatakan cemas
sesudah latihan saat bergerak
dan lihat respon
2. Klien mengatakan nyeri saat
pasien data
bergerak
latihan
O:
2. Catat respon
1. Klien hanya berbaring
emosi terhadap
ditempat tidur dan tidak
mobilisasi
melakukan aktivitas
3 Kaji kemampuan
A: Masalah Belum Teratasi
pasien dalam
P: Lanjutkan Intervensi.
mobilisasi
1. Monitor TTV sebelum dan
4. Berikan
sesudah latihan dan lihat
aktivitas sesuai
respon pasien data latihan
keadaan klien
5. Ajarkan klien 2. Catat respon emosi terhadap
miring kanan mobilisasi
dan miring kiri
3 Kaji kemampuan pasien dalam
6. Damping dan mobilisasi
bantu pasien 4. Berikan aktivitas sesuai
saat mobilisasi keadaan klien
dan bantu 5. Dampingi klien untuk miring
pemenuhan kanan dan miring kiri
kebutuhan
6. Damping dan bantu pasien saat
sehari-hari
mobilisasi dan bantu
pemenuhan kebutuhan sehari-

24
hari

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

Implementasi
No. Dx.
Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
18-02-2020 1 1. Monitoring S:
TTV 1. Pasien mengatakan nyeri
2. Kaji tingkat berkurang
nyeri PQRST
O:
3. Ajarkan Teknik
1. Klien tampak rikeks
relaksasi nafas
2. Skala nyeri berkurang,
dalam
skala nyeri 3
4. Kolaborasi
pemberian obat A: Masalah sebagian teratasi.
analgetik
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV

2. Kaji tingkat nyeri PQRST

3. Dampingi Teknik relaksasi


nafas dalam

4. Kolaborasi pemberian obat


analgetik

25
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
5. 18-02-2020 2 1. Menciptakan S:
lingkungan yang 1. Klien mengatakan sudah tidur 6-7
nyaman jam/hari
2. Anjurkan klien 3. Klien mengatakan sudah bisa tidur
tidur dan istirahat karena nyeri berkurang
setelah O:
mengantuk
1. Klien tampak segar
4. Dampingi klien
2. Frekuensi nadi meningkat :
untuk melakukan
82x/menit
Teknik relaksasi
3. TD menurun 100/80 mmHg
dengan
mendengarkan A : Masalah teratasi
musik saat tidur P :Pertahankan Intervensi

1. Menciptakan lingkungan yang


nyaman
2. Anjurkan klien tidur dan istirahat
setelah mengantuk

4. Dampingi klien untuk melakukan


Teknik relaksasi dengan
mendengarkan musik saat tidur

26
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
. 18-02- 2020 3 1. Monitor TTV S:
sebelum dan 1. Klien mengatakan
sesudah latihan perasaan takut berkurang
dan lihat respon saat bergerak
pasien data
O:
latihan
1. Klien dapat miringkan
2. Catat respon
dan miring kiri
emosi terhadap
mobilisasi A: Masalah sebagian
Teratasi
3 Kaji kemampuan
P: Lanjutkan Intervensi.
pasien dalam
1. Catat respon emosi terhadap
mobilisasi
mobilisasi
4. Berikan aktivitas
sesuai keadaan 2. Kaji kemampuan pasien
klien dalam mobilisasi
5. Dampingi klien 3. Berikan aktivitas sesuai
miring kanan dan keadaan klien
miring kiri 4. Dampingi klien miring
kanan dan miring kiri
6. Damping dan
bantu pasien saat 5. Damping dan bantu pasien
mobilisasi dan saat mobilisasi dan bantu
bantu pemenuhan pemenuhan kebutuhan sehari-
kebutuhan sehari- hari

27
hari

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

Implementasi
No. Dx.
Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
19-02-2020 1 1. 1. Monitoring S:
TTV 1. Pasien mengatakan nyeri
berkurang
2. Kaji tingkat nyeri
PQRST O:
1. Klien tampak rikeks
2. Skala nyeri berkurang,
3. Dampingi Teknik skala nyeri 3
relaksasi nafas
dalam A: Masalah sebagian teratasi.

4. Kolaborasi
P: Lanjutkan intervensi
pemberian obat
1. Monitoring TTV
analgetik
2. Dampingi Teknik relaksasi
nafas dalam

3. Kolaborasi pemberian obat


analgetik

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

28
Ruang : Ruang Gelatik

No. MR : 00.62.02.12

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
8. 19-02-2020 2 1. Menciptakan . Klien mengatakan sudah tidur 6-7
lingkungan yang jam/hari
nyaman 3. Klien mengatakan sudah bisa tidur
2. Anjurkan klien karena nyeri berkurang
tidur dan istirahat O:
setelah
1. Klien tampak segar
mengantuk
2. Frekuensi nadi meningkat :
3. Dampingi klien
82x/menit
untuk melakukan
3. TD menurun 100/80 mmHg
Teknik relaksasi
dengan A : Masalah teratasi
mendengarkan P :Pertahankan Intervensi
musik saat tidur
1. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
2. Anjurkan klien tidur dan istirahat
setelah mengantuk
3. 4. Dampingi klien untuk
melakukan Teknik relaksasi
dengan mendengarkan musik saat
tidur

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn. T

Dx. Medis : Neglected Posterior Dislokasi Hit Joint Dextra

Ruang : Ruang Gelatik

29
No. MR : 00.62.02.12

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
. 19-02- 2020 3 1 Monitoring TTV S:
1. Pasien mengatakan nyeri
2. Kaji tingkat nyeri
berkurang
PQRST
O:
3. Dampingi Teknik
1. Klien tampak rikeks
relaksasi nafas
2. Skala nyeri berkurang, skala
dalam
nyeri 3
4. Kolaborasi
pemberian obat A: Masalah sebagian teratasi.
analgetik
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV

2. Dampingi Teknik relaksasi


nafas dalam

3. Kolaborasi pemberian obat


analgetik

30
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan:
Selama diruang gelatik mahasiswa telah melakukan pengkajian sampai dengan tahap evaluasi pada
klien dengan gangguan sistem muskoskeletal. Setelah Asuhan keperawatan dilakukan selama 3x24 jam, maka
dapat kita lihat bahwa masalah yang teratasi yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Sebagian Teratasi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri (Teratasi)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirag baring (Teratasi)

31
DAFTAR PUSTAKA

1. PPNI, Standar diagnosa keperawatan indonesia, Edisi I, Dewan Pengurus Pusat.

2. Gloria M Bulechet, Howard K. Bucher, JoannesM.Dochterman, CherylM.Wager,Nursing


intervention (NIC), 6 th edition.

3. Sue Moorhead, Marian Jhonson, Meridean L.Muas, Nursing Outcome Classification (NOC) 5th
edition.Mocomedia.

4. Amil Hardi(2015). Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa medis dan NANDA NIC NOC,
Mediation, Yogyakarta

32

Anda mungkin juga menyukai