Anda di halaman 1dari 6

Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif
sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, dalam usaha
menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah. Selama proses interaksi ini terjadi
pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship), yaitu proses di mana seseorang yang sedang
belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar.

Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan kemampuannya, atau tugas-tugas itu berada dalam zone of proximal development.
Zone of proximal development adalah perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas
kemampuan yang sudah dimilikinya

Setelah guru memberikan kasus misalnya contoh-contoh, siswa


mengamati, membandingkan, mengenal karakteristik, dan berusaha menyerap
berbagai informasi yang terkandung dalam kasus tersebut untuk digunakan
memperoleh kesimpulan . Ini merupakan bagian kegiatan yang penting dalam
pembelajaran matematika beracuan kosntruktivisme . Melalui pengamatan pada
kasus-kasus tersebut, siswa memperoleh “pengalaman” yang diserap di benak
siswa. Dengan demikian terjadi aktivitas aktif siswa dalam mengkonstruk
matematika melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Contoh : LKS UNTUK TINGKAT SMP


Setelah mengamati beberapa bentuk beberapa Bangun yang antara lain :
KUBUS, BALOK, KERUCUT , LIMAS DAN PRISMA, Maka berikanlah
jawaban Pada titik – Titik yang tersedia berikut :
a. Berapa banyak Rusuk pada KUBUS ? (…………………)

b. Berapa banyak Rusuk pada BALOK ? (…………………)

c. Berapa banyak Rusuk pada PRISMA SEGI TIGA ? (…………………)

d. Berapa banyak Rusuk pada LIMAS SEGI EMPAT ? (…………………)

e. Berapa banyak Rusuk pada KERUCUT ? (…………………)

f. Berikutnya diskusikan dengan teman sebangkumu ” Apa arti RUSUK

pada bangun-bangun itu ”

g. Tuliskan Hasil diskusi tersebut :


…………………………………………………………………………………………………
Jawaban:

Teori belajar Van Hiele

Level 0. Tingkat Visualisasi


Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu bangun
geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan
komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini
siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegipanjang, tetapi ia
belum menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.

Level 1. Tingkat Analisis


Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun
geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa
sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat
yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa suatu bangun merupakan
persegipanjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan
semua sudutnya siku-siku”

Level 2. Tingkat Abstraksi


Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah
bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat
sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu
pada tingkat ini siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini,
siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain.
Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga
persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
Berikut ini merupakan contoh pekerjaan siswa pada level 2.

Level 3. Tingkat Deduksi Formal


Pada tingkat ini siswa sudah memahami perenan pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi,
aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai
mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah
memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses
berpikir tersebut.

Level 4. Tingkat Rigor


Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini, siswa mampu melakukan
penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri),
tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa memahami
bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
1. Tahap Pengenalan
            Pada tahap ini siswa sudah mulai belajar mengenali suatu bentuk
geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari
bentuk geometri yang dilihatnya itu. Pada tahap pengenalan ini siswa hanya diharapkan
dapat menyebutkan benda- banda geometri tersebut tanpa mengetahui sifat-sifat dari
bangun-bangun tersebut.
Sebagai contoh, jika pada seorang siswa diperlihatkan sebuah persegipanjang,
siswa itu belum menyadari bahwa persegipanjang mempunyai empat sisi dimana dua
sisi yang berhadapan sama panjang, bahwa kedua diagonalnya sama panjang. Demikian
juga dengan persegi.

2. Tahap Analisis
            Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal dan memahami sifat-sifat
yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. Misalnya disaat siswa mengamati
persegipanjang, siswa telah mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang
berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar.
            Namun dalam tahap ini siswa belum mampu mengetahui hubungan yang
terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya, siswa
belum mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang, bahwa persegi adalah belah
ketupat. 
Setelah dapat memahami sifat-sifat atau bentuk-bentuk bangun datar diatas,
diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda disekitar mereka yang termasuk
kedalam bentuk bangun datar yang dibicarakan. Misalnya papan tulis, buku tulis,
penggaris, adalah contoh bentuk persegipanjang.

3. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal bentuk geometri dan memahami sifat-
sifatnya, namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh.Satu hal yang perlu
diketahui adalah, dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu mengurutkan bentuk-
bentuk geometri.
            Misalnya, siswa sudah dapat mengurutkan bahwa persegi adalah
persegipanjang. Persegi merupakan segi empat yang besar setiap sudut dalamnya
adalah dan kedua diagonalnya sama panjang.
Ciri atau sifat tersebut juga merupakan sifat persegipanjang, sehingga dapat
dikatakan bahwa persegi adalah persegipanjang yang keempat sisinya sama panjang.

4. Tahap Deduksi
            Dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu menarik kesimpulan secara

Anda mungkin juga menyukai