NYERI PERUT
Seorang perempuan usia 19 tahun di rawat di ruang interna
dengan keluahan nyeri perut. keluhan mulai dirasakan sejak 3
hari yang lalu dan disertai mual muntah. pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri tekan pada epigastrium, skala nyeri 5,
tampak lemah. TD 120/90 mmHG, Frekuensi nadi 100
kali/menit, frekuensi napas 26 kali/menit, S: 37.9 0C. Pasien
mempunyai kebiasaan minum teh dan mengonsumsi makanan
ILEUS CA COLON
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan Kanker kolon atau usus besar merupakan kanker yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
oleh diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau menyerang daerah usus besar. Kanker kolorektal
segera membutuhkan pertolongan atau tindakan
mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunner adalah suatu tumor malignan yang muncul dari
(Indrayani, 2013). Ileus atau obstruksi usus adalah
dan Suddarth 2001). jaringan epitel dari kolon atau rectum. Kanker
suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal
Etiologi : kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang
isi usus sepanjang saluran isi usus.Obstruksi usus
1. Gastritis akut ditemukan di kolon dan rektum(Wijaya dan
dapat akut dengan kronik, partial atau total.Intestinal
Sering disebabkan akibat diet yang tidak Putri,2013).
obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat
benar. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup Etiologi :
melewati saluran gastrointestinal (Nurarif & Kusuma, Penyebab kanker kolon ini belum diketahui dengan
alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. pasti, tetapi ada hubungannya dengan faktor makanan
2015).
2. Gastritis kronik yang mengandung lemak hewan tinggi, kadar serat
Etiologi : yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
Inflamasi lambung yang lama dapat dalam kolon dengan asam empedu dan makanan.
1. Hernia Inkarserata Faktor-faktor tersebut akan memproduksi bahan
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
2. Non Hernia Inkarserata karsinogenik yang memicu kanker kolon
lambung, atau oleh bakteri Hellicobacter Pylori. Manifestasi Klinis :
Manifestasi Klinis :
(Brunner dan Suddarth 2001) 1. Diare atau sembelit.
1. Kram perut 2. Merasa bahwa usus tidak kosong.
Manifestasi klinis : 3. Ditemukannya darah di feses.
2. Distensi abdomen
3. Peningkatan bising usus 1. Mual 4. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari
biasanya.
4. Mual muntah 2. Muntah
5. Sering mengalami sakit perut, kram perut,
5. Nyeri abdomen (Indrayani 2013) 3. Tidak Nafsu Makan atau perasaan penuh atau kembung.
4. Nyeri perut 6. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang
5. Hematesis diketahui.
6. Dalam tinja terdapat darah 7. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
7. Mulut terasa asam 8. Mual atau muntah. (Alteri, et al, 2011)
1.4 Lembar Ceklis
1. Mual muntah ✔ ✔ ✔
3. Nyeri skala 5 ✔ ✔ ✔
4. Tampak lemah ✔ ✔ ✔
5. TD : 120/90 mmHg ✔ ✔ ✔
6. Nadi : 100xmenit ✔ ✔ ✔
7. Respirasi : 26x/menit ✔
8. Suhu : 37,9℃ ✔ ✔ ✔
A. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut
dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –faktor dari
luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid, mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan.
B. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori.
Gastritis kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B.
Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri.
Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi
antibodi. Anemia pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis
kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
2.5 Patofisiologi
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
bersifat jinak dan merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai
iritan lokal. Patofisiologi terjadinya gastritis dan tukak peptik ialah bila
terdapat ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor
pertahanan (defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan
faktor ofensif dan atau penurunan kapasitas defensif mukosa. Faktor ofensif
tersebut meliputi asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas,
infeksi Helicobacter pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS, alkohol dan
radikal bebas. Sedangkan sistem pertahanan atau faktor defensif mukosa
gastroduodenal terdiri dari tiga lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan
subepitelial (Pangestu, 2003).
Elemen preepitelial sebagai lapis pertahanan pertama adalah berupa
lapisan mucus bicarbonate yang merupakan penghalang fisikokimiawi
terhadap berbagai bahan kimia termasuk ion hidrogen (Kumar, 2005). Lapis
pertahanan kedua adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas pertahanannya
meliputi produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk
mempertahankan pH, dan membuat ikatan antar sel (Kumar, 2005). Lapisan
pertahanan ketiga adalah aliran darah dan leukosit. Komponen terpenting
lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi subepitelial yang adekuat
(Pangestu, 2003).
Endotoksin bakteri setelah menelan makanan terkontaminasi, kafein,
alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H. pylori
lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis akut. Organisme melekat
pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa pelindung,
meninggalkan daerah epitel yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya
OAINS (indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamid, steroid, dan
digitalis. Asam empedu, enzim pankreas, dan etanol diketahuimengganggu
sawar mukosa lambung. Apabila alkohol diminum bersama dengan aspirin,
efeknya akan lebih merusak dibandingkan dengan efek masing-masing agen
tersebut bila diminum secara terpisah (Price dan Wilson, 2005).
3.3. Pathway
HelicobacteryPhylori (Asam) Alkohol, soft
drink, rokok, dll
Obat-obatan
Melekat pada
Pereda Nyeri Produksi Bikarbonat
epitel lambung
(Basa) menurun
Mengganggu
Menghancurkan
pembentukan lapisan Perlindungan
lapisan sel mukosa
mukosa lambung terhadap daya asam
lambung
dilambung menurun
Inflamasi
Merangsang stimulus
hipotalamus untuk
meningkatnya
Motilitas lambung
Refluksi duodenum ke
Asam lambung meningkat
lambung
Kontraksi otot
Dorongan
lambung meningkat
Ekspulsi lambung
kemulut
Nyeri Epigastrium
Mual Muntah
Nyeri Akut
Anorexia
Asupan Cairan
dan Nutrisi
Badan Terasa
Lemah
Nausea
2.6 Komplikasi
Dapat berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak
hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang
diperhatikan hampir sama namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksi Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak duodenum dan 60-
90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
endoskopi.
Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang
disebabkan oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh
Helicobater Pylori.
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan
faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering,
serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
7) Penghambat asam
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi
jumlah asam lambung yang diproduksi.
b) Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1. Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-
jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat
golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth
subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
2.Terapi Non-Farmakologi
Berikut ini adalah gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan
mencegah timbulnya gangguan pada lambung, antara lain:
a) Atur pola makan.
b) Olah raga teratur.
c) Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi
lambung (coklat, keju, dan lain-lain).
d) Hindari mengkonsumsi makanan yang menimbulkan gas di lambung
(kol, kubis, kentang, melon, semangka, dan lain-lain).
e) Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas.
f) Hindari minuman dengan kadar caffein, alkohol, dan kurangi rokok.
g) Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung.
h) Kelola stres psikologi seefisien mungkin.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Data demografi
1. Nama :-
2. Umur : 19 tahun
3. Agama :-
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Status :-
6. Pendidikan :-
7. Pekerjaan :-
8. Suku bangsa :-
9. Alamat :-
10. Tanggal masuk :-
11. Tanggal pengkajian :-
12. No. Register :-
13. Diagnosa medis : Gastritis
Riwayat kesehatan sekarang
Alasan masuk rumah sakit : klien mengeluh nyeri perut sejak 3 hari.
Keluhan utama : klien mengeluh nyeri perut sejak 3 hari
yang lalu di sertai mual muntah
Status kesehatan massa lalu
1) Penyakit yang dialami :-
2) Pernah dirawat :-
3) Alergi :-
4) Panas dan gatal :-
5) Riwayat penyakit keluarga : -
6) Diagnosa medis dan terapi : -
Keadaan umum
1. Tingkatt kesadaran :-
2. Tanda-tanda vital :-
a. TD : 120/90 mmHG (normal : 120/80 mmHg)
b. N : 100 kali/menit (normal 60/100 x/menit)
c. RR : 26 x/menit (normal 16/24 x/menit)
d. Suhu : 37,9°C (normal 36,5 sampai 37,5°C)
Keadaan fisik
1. Kepala :-
2. Mata :-
3. Leher :-
4. Dada :-
5. Paru :-
6. Jantung :-
7. Payudara dan ketiak :-
8. Abdomen : nyeri tekan pada epigastrium
9. Genetalia :-
10. Integumen :-
11. Ekstremitas :-
12. Neurologis :-
a. Status mental dan emosi :-
b. Pengkajian saraf kranial :-
c. Pemeriksaan refleks :-
Pemeriksaan penunjang
1. Data laboraturium yang berhubungan
a. Natrium :-
b. Kalium :-
c. Ureum :-
d. Kreatinin :-
2. Pemeriksaan radiologi :-
3. Hasil konsultasi :-
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain : -
Nyeri Epigastrium
DS: Gastritis
1. Klien mengeluh
mual Kontraksi Otot Lambung meningkat
2. Klien mengeluh
sering muntah Refluksi isi duodenum
selama 3 hari Nausea
DO: Dorongan Ekspulsi isi lambung ke Mulut
1. Klien tampak
lemah Mual Muntah
Anorexia
efeknya justru
memperburuk kondisi
maka pemberian
analgesic harus
dihentikan
Terapeutik :
6. Untuk mecapai
analgesia yang
optimal
7. Untuk
mempertahankan
dan menjaga
kebutuhan cairan
pasien terpenuhi
8. Target dibutuhkan
untuk
mengoptimalkan
efektifitas analgesic
dan menentukan
tindakan selanjutnya
9. Sebagai informasi
perawat dalam
pemeriksaan dan
tindakan selanjutnya
Edukasi :
penyembuhannya dan
agar pasien
Kolaborasi :
dengan kebutuhan
memperburuk kondisi
pasien.
2. Nausea [D.0076] Manajemen Muntah (I.03118) Observasi :
Kategori: psikologis
Observasi : 1. Untuk mengetahui
Subkategori: nyeri dan kenyamanan
Definisi: perasaan tidak nyaman pada 1. Identifikasi karakteristik karakteristik muntah
bagian belakang tenggorok atau lambung
muntah (Mis. Warna, dan mempermudah
yang dapat mengakibatkan muntah
Penyebab : konsistensi, adanya darah, untuk menetukan
1. Distensi lambung waktu, frekuensi dan durasi) tindakan yang akan
2. Iritasi Lambung 2. Periksa volume muntah dilakukan selanjutnya
Gejala dan tanda mayor : 3. Identifikasi faktor penyebab 2. Untuk mengetahui
Subjektif : muntah (mis. Pengobatan dan jumlah volume
1. Mengeluh mual prosedur) muntah dan tingkat
2. Merasa ingin muntah 4. Monitor efek manajemen kekurangan cairan
3. Tidak berminat makan muntah secara menyeluruh 3. Untuk mengetahui
Objektif : 5. Monitor keseimbangan cairan penyebab dari muntah
(Tidak Tersedia) dan elektrolit 4. Untuk mengetahui
Terapeutik : perkembangan efek
Gejala dan tanda Minor : 6. Kurangi atau hilangkan dari manajaemen
Subjektif : keadaan penyebab muntah muntah apakah baik
1. Merasa Asam dimulut (mis. Kecemasan, ketakutan) atau tidak
Objektif : 7. Berikan kenyamanan selama 5. Untuk memenuhi
1. Saliva Meningkat muntah kebutuhan cairan dan
2. Pucat 8. Berikan cairan yang tidak elektrolit pasien
3. Takikardi mengandung karbonasi Terapeutik :
minimal 30 menit setelah 6. Agar tidak
muntah memperburuk kondisi
Edukasi : pasien
9. Anjurkan memperbanyak 7. Agar pasien dapat
istrahat muntah tanpa
10. Ajarkan penggunaan teknik gangguan yang dapat
non farmakologis untuk memperburuk kondisi
mengelola muntah (mis. pasien
Biofeedback, hypnosis, 8. Cairan karbonasi
relaksasi, terapi music, bersifat asam yang
akupresur) dapat memicu
Kolaborasi : meningkatnya asam
11. Kolaborasi pemberian lambung
antiemetic Jika perlu Edukasi :
9. Muntah yang terjadi
dalam jangka yang
lama dapat
menyebabkan
seseorang kelelahan
sehingga dianjurka
untuk memperbanyak
istirahat agar kondisi
membaik
10. Untuk mengurangi
skala muntah tanpa
menggunakan obat
farmakologis
Kolaborasi :
11. Jika teknik non
farmakologis tidak
berefek maka
penggunaan
antimietic mungkin
diperlukan tapi harus
dengan dosis yang
sesuai untuk
meredakan muntah
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet
yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus
dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori. Gejala gastritis akut sangat
bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat
yang dapat membawa kematian.
4.2. Saran
Saran dari kelompok kami yaitu agar kita semua tetap menjaga
kesehatan dan berpola hidup yang sehat. Hindari makanan-makanan,
kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi pencetus terjadinya suatu penyakit.
Dan menghindarikomplikasilebihlanjut.
DAFTAR PUSTAKA