Anda di halaman 1dari 6

Karakteristik E-Commerce

Enam dimensi keberhasilan sistem informasi menurut DeLone & McLean (2004)
yang dapat diterapkan juga pada lingkungan e-commerce adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Sistem dalam lingkungan Internet. Dimana karakteristik sistem


ecommerce dapat diukur sesuai kegunaan, ketersediaan, kehandalan, kemampuan
beradaptasi, dan waktu respon (misalnya, waktu download dan proses data).

2. Kualitas Informasi dalam menangkap isu konten e-commerce. Jaringan konten


harus dipersonalisasi, lengkap, relevan, mudah dimengerti, dan aman jika calon
pembeli atau pemasok memulai transaksi melalui internet.

3. Kualitas layanan. Dukungan keseluruhan disampaikan oleh penyedia layanan,


terlepas dari apakah dukungan tersebut disampaikan oleh departemen sistem
informasi atau unit organisasi baru atau mungkin secara outsourcing ke penyedia
layanan internet.

4. Penggunaan. Diukur dari kunjungan ke situs web dan navigasi dalam situs tersebut
untuk pencarian informasi dan pelaksanaan transaksi.

5. Kepuasan Pengguna. Ini merupakan cara penting untuk mengukur pendapat


pelanggan dalam sistem e-commerce dan harus mencakup seluruh yang pengalaman
pelanggan dalam siklus pembelian, pembayaran, sampai penerimaan produk maupun
layanan.

6. Manfaat. Ini juga penting, karena penting untuk menangkap keseimbangan


dampak positif dan negatif dari e-commerce pada pelanggan, pemasok, karyawan
organisasi, pasar, industri, ekonomi, dan bahkan masyarakat secara keseluruhan.1

1
Mahir Pradana, “klasifikasi karakteristik e-commerce”, jurnal klasifikasi bisnis e-commerce di
Indonesia,2015, Hal 34-35
Ada dua cara untuk melakukan pemasaran online, yaitu pasif dan aktif. Menggunakan
pemasaran online pasif berarti sebuah perusahaan membangun sebuah website yang
menyediakan informasi kepada pelanggan tanpa melakukan kegiatan yang signifikan
untuk menjangkau pelanggan. Sedangkan pemasaran online aktif melakukan
sebaliknya, yaitu perusahaan berusaha untuk mencapai pembeli potensial di internet.
Dengan mengambil keuntungan dari teknologi internet, perusahaan memiliki
kemudahan dalam mempromosikan dan menyampaikan informasi tentang merk
mereka.2

Jenis-jenis E-Commerce

1) Business-to-Business (B2B)

Jenis e-commerce yang satu ini merupakan yang paling besar karena meliputi


transaksi yang dilakukan antar perusahaan atau jenis usaha. B2B adalah transaksi
baik secara elektronik maupun fisik antara bisnis yang satu dengan bisnis lainnya.
Konsumen dari penjualan barang dan jasa ini merupakan sebuah grup atau kelompok
yang menjalankan bisnis dan bukan konsumen perorangan. Salah satu contoh
mudahnya adalah jika bisnis Anda menjadi produsen bahan baku kulit sintetis untuk
usaha pembuatan tas dan sepatu. Jenis B2B menyediakan volume kebutuhan barang
dan jasa yang besar sehingga pelakunya membutuhkan banyak biaya
untuk menjalankan bisnisnya. Dan tentu saja resikonya juga cukup besar.

Oleh karena itu, pelaku bisnis B2B biasanya menggunakan EDI (Electronic Data
Interchange) dan email dalam proses transaksi, pemberian informasi serta konsultasi
yang berkaitan dengan barang atau jasa yang ditawarkan. EDI (Electronic Data
Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang
disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya. Jurnal merupakan
salah satu bentuk B2B, di mana target audience Jurnal adalah pengusaha atau pemilik

2
Mahir Pradana, “klasifikasi karakteristik e-commerce”, jurnal klasifikasi bisnis e-commerce di
Indonesia, 2015, Hal 35
bisnis yang membutuhkan jasa pembukuan dan akuntansi. Dengan Jurnal, pengusaha
dapat lebih mudah mengelola keuangan bisnis kapan dan di mana saja, serta membuat
laporan keuangan lebih mudah, aman, dan tepercaya.

2) Business-to-Consumers (B2C)

Business-to-Consumers (B2C) adalah jenis bisnis e-commerce yang paling umum dan


paling dikenal oleh masyarakat. Jika B2B memasarkan barang dan jasa kepada
perusahaan lain maka B2C adalah proses transaksi yang dilakukan antara produsen
barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir. Business-to-Consumers layaknya
toko ritel yang memiliki produk eceran untuk dijual dan gudang untuk stok barang.
Yang membedakannya dengan toko ritel biasa adalah proses transaksi ini dilakukan
secara online. B2C lebih mudah dan dinamis sehingga mampu berkembang dengan
sangat cepat. Kemudahan membangun website  membuat banyak sekali toko virtual
yang tersebar di dunia maya.

Ini yang menyebabkan persaingan di dalam bisnis e-commerce  jenis ini sangat ketat
dan cenderung tidak merata. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan toko ritel biasa,
B2C memberikan informasi yang lebih banyak, harga yang lebih murah, serta proses
jual beli dan pengiriman yang cepat kepada konsumen. Contoh bisnis B2C yang
cukup populer di Indonesia adalah Lazada, Amazon, Ebay, Traveloka, Berrybenka
dan lain sebagainya.

3) Consumer-to-Consumer (C2C)

Selain B2C, Consumer-to-Consumer juga termasuk jenis bisnis e-commerce yang


populer. C2C adalah transaksi barang atau jasa yang dilakukan dari konsumen kepada
konsumen. C2C terbagi atas dua model yakni marketplace dan classifed. Di dalam
model marketplace, konsumen sebagai penyedia barang dan jasa membutuhkan
sebuah platform sebagai wadah transaksi. Di dalam platform tersebut, konsumen
yang bertindak sebagi penjual dapat mem-posting berbagai produk untuk dibeli oleh
konsumen lainnya. Contoh platform C2C yang sudah terkenal di Indonesia adalah
Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan sebagainya.

Untuk model classified yang memberikan kebebasan terhadap penjual dan pembeli


untuk bertransaksi secara langsung. Website yang tersedia hanya berfungsi untuk
mempertemukan antara penjual dan pembeli namun tidak memfasilitasi transaksi jual
beli online. Metode transaksi yang kerap dilakukan ada melalui cash on delivery atau
COD. Website untuk model classified yang terkenal di Indonesia yakni OLX dan
Kaskus.

4) Consumer-to-Business (C2B)

Seperti namanya, di dalam jenis Consumer-to-Business (C2B) transaksi jual beli


produk atau jasa dilakukan dari konsumen kepada perusahaan. Ini adalah kebalikan
penuh dari jenis B2C yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam jenis ini individu
menawarkan produk atau jasa terhadap perusahaan yang membutuhkan dan siap
untuk membelinya. Contoh mudahnya adalah para content writer yang menawarkan
kemampuannya untuk menulis kepada perusahaan yang membutuhkan. Situs e-
commerce pengadopsi jenis C2B yang populer adalah freelancer.com. ini
adalah website yang menjadi wadah bagi para freelance  dari berbagai bidang untuk
menawarkan keahlian masing-masing. Pada website ini perusahaan akan
menyebutkan kebutuhan mereka, memberikan kualifikasi yang diperlukan dan upah
yang disediakan. Setelah itu para freelance yang memenuhi kualifikasi dapat
melakukan promosi tentang kemampuan mereka dan melakukan penawaran upah.
Selanjutnya perusahaan memilih siapapun yang menarik bagi mereka.

5) Consumer-to-Business (C2B)

Seperti namanya, di dalam jenis Consumer-to-Business (C2B) transaksi jual beli


produk atau jasa dilakukan dari konsumen kepada perusahaan. Ini adalah kebalikan
penuh dari jenis B2C yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam jenis ini individu
menawarkan produk atau jasa terhadap perusahaan yang membutuhkan dan siap
untuk membelinya. Contoh mudahnya adalah para content writer yang menawarkan
kemampuannya untuk menulis kepada perusahaan yang membutuhkan. Situs e-
commerce pengadopsi jenis C2B yang populer adalah freelancer.com. ini
adalah website yang menjadi wadah bagi para freelance  dari berbagai bidang untuk
menawarkan keahlian masing-masing. Pada website ini perusahaan akan
menyebutkan kebutuhan mereka, memberikan kualifikasi yang diperlukan dan upah
yang disediakan. Setelah itu para freelance yang memenuhi kualifikasi dapat
melakukan promosi tentang kemampuan mereka dan melakukan penawaran upah.
Selanjutnya perusahaan memilih siapapun yang menarik bagi mereka.

6) Business-to-Administration (B2A) dan Consumer-to-Administration


(C2A)

Business-to-Administration (B2A) atau yang bisa dikenal sebagai Business-to-


Government (B2G) adalah jenis e-commerce yang menjual produk atau jasa kepada
lembaga pemerintah. Nantinya pihak bisnis akan menawarkan berbagai jenis produk
yang dibutuhkan untuk operasionalisasi dan proyek pemerintah. Dan transaksi jenis
ini dilakukan dengan mengajukan tender. Selain itu ada pula jenis Consumer-to-
Administration (C2A) atau Consumer-to-Governemnt (C2G) yang merupakan proses
transasksi elektronik yang dilakukan oleh individu kepada lembaga pemerintah.
Sebagai contoh adalah pembayaran pajak, iuran BPJS dan lain sebagainya dari
individu kepada pemerintah. Kedua jenis bisnis e-commerce  ini mempunyai tujuan
yang sama yakni untuk meningkatkan efisiensi dan kemudahan penggunaan layanan
baik pemerintah maupun individu dengan dukungan teknologi informasi dan
komunikasi.

7) Online-to-Offline (O2O)

Ini adalah jenis bisnis baru di mana produsen menggunakan dua saluran baik
itu online  maupun  offline.  Pihak produsen akan melakukan promosi, menemukan
konsumen, menarik konsumen serta meningkatkan kesadaran mereka terhadap
produk dan layanan melalui jaringan online.  Yang kemudian diteruskan dengan
melakukan pembelian di toko offline.  Selain itu, jenis O2O juga berhubungan dengan
aktivitas pemesanan secara onine dan melakukan pengambilan barang di
toko offline. Jenis ini banyak digunakan pada sektor transportasi seperti Gojek dan
Grab serta akomodasi seperti Airbnb, Airy, dan lain sebagainya.3

3
Desra, “7 jenis E-Commerce”, jurnal jenis jenis E-Commerce dalam bisnis, 2019, Hal 108

Anda mungkin juga menyukai