Word MPBW KEL 1
Word MPBW KEL 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
3.2 Saran...............................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahu kabupaten di masing-masing wilayah adat dan penyakit atau
masalah kesehatan prioritas di Wilayah La Pago.
2 Untuk mengetahui wiilayah administrasi dan masalah prioritas dan penjelasan tentang
bagaimana dinas kesehatan setempat melakukan manajemen penyakit atau masalah
kesehatannya,berkaitan dengan keadaan topografi,iklim,kepadatatan penduduk,dan
faktor-faktor lain yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. Wamena
5. Pucak
6. Nduga
7. Yahukimo
8. Yalimo
10. Tolikara
Prioritas masalah
a. ISPA
b. Diare
c. Anemia
5) Kabupaten Yalimo
Kesehatan
Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa secara umum jumlah
puskesmas yang ada untuk setiap distrik di Kabupaten Yalimo telah tersebar
merata. Hanya saja distribusi puskesmas pembantu untuk setiap distrik
berbeda misalnya pada kasus Distrik Abenaho jumlah puskesmas pembantu
yang ada di daerah ini adalah sebanyak 10 pustu dibandingkan dengan distrik
lainnya yang hanya memiliki antara 2-4 pustu. Demikian balai pengobatan
swasta cukup banyak di Distrik Abenaho dibandingkan dengan distrik yang
lain. Hal ini menunjukkan bahwa daerah Abenaho yang berbatasan langsung
dengan ibukota Wamena merupakan salah distrik Kabupaten Yalimo yang
menjadi jalur untuk semua jenis kendaraan dan merupakan jalur jalan provinsi
yang menghubungkan Kabupaten Wamena dengan Kabupaten lainnya.
Prioritas Masalah
DBD 8
Prioritas masalah
a. Gizi buruk
b. Campak
Prioritas masalah
Campak
8) Kabupaten Puncak
Kesehatan
Pada tahun 2014 terdapat 3 puskesmas rawat inap, 8 puskesmas rawat
jalan , 18 Pustu, 32 posyandu, and 22 polindes di Kabupaten Puncak. Jumlah
tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten Puncak terdiri atas 9 dokter
umum, 4 dokter gigi, 15 bidan dan 27 tenaga perawat.
Sektor kesehatan, terutama kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, Pada tahun 2014 memberikan
kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Puncak sebesar 0,42 persen
dengan pertumbuhan sebesar 5,98 persen.
Prioritas masalah
a. ISPA
b. Mialgia
9) Kabupaten Membramo Tengah
Kesehatan
Pada tahun 2014 ada sebanyak 31 unit fasilitas kesehatan di Kabupaten
Mamberamo Tengah yang terdiri dari 5 unit puskesmas, 12 unit puskesmas
pembantu dan 14 unit polindes. Fasilitas kesehatan terbanyak ditemui di
Distrik Kobakma sebanyak 10 unit fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1 unit
puskesmas, 3 unit puskesmas pembantu dan 6 unit polindes. Selain fasilitas
kesehatan, keberadaan tenaga medis juga menjadi salah satu faktor penting
dalam peningkatan kualitas kesehatan di suatu wilayah. Di tahun 2014, jumlah
dokter di Kabupaten Mamberamo Tengah hanya sebanyak 5 orang yang
seluruhnya tersebar secara merata di masing-masing
10 distrik.
Prioritas masalah
10) Kabupaten Yahukimo
Kesehatan
Kabupaten Yahukimo pada tahun 2014 terdapat satu Rumah Sakit
Umum daerah, 18 Puskesmas, 49 Puskesmas Pembantu 15 Puskesmas
Keliling yang terdiri dari 4 Puskesmas Keliling Roda Empat dan 11
Puskesmas Keliling Roda Dua. Dari 18 Puskesmas, hanya tiga puskesmas saja
yang memiliki fasilitas rawat inap yaitu Puskesmas Anggruk, Puskesmas
Kurima, dan Puskesmas Ninia. Sedangkan Puskesmas lainnya belum memiliki
fasilitas rawat inap. Adapun banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten
Yahukimo pada tahun 2014 yaitu, Dokter sebanyak 27 dokter, yang terdiri dari
4 Dokter Spesialis, 21 Dokter Umum dan 2 Dokter Gigi, Bidan sebanyak 43,
Perawat sebanyak 179, Apoteker sebanyak 5 dan Kader Kesehatan sebanyak
424.
Prioritas masalah
a. Diare
b. ISPA
c. Malaria
d. Filariasis
11
2.3 Wilayah Administrasi Kabupaten Jayawijaya
a. Peta wilayah Kabupaten Jayawijaya
3. Imunisasi
Cakupan Imunisasi Dasar.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan primer yang sangat efektif
untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian
penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya pun
akan berkurang (WHO, Tahun 2008).
Program imunisasi yang telah diupayakan selama ini menunjukkan hasil cakupan
yang kurang memuaskan. Di tingkat Kabupaten Jayawijaya sendiri, cakupan
imunisasi yang dicapai pada tahun profil yaitu: Imunisasi Hb<7 hari sebesar 434 bayi
12,92%%, BCG 1.734 bayi 51,64%, DPT-Hb sebesar 1.261 bayi atau 10,07%, Polio4
sebesar 1.263 bayi 10,09% dan imunisasi Campak sebesar 1.882 bayi 15,03%, pada
tahun profil sudah menunjukkan progres yang cukup baik dibandingkan tahun
laluImunisasi Hb<7 hari sebesar 201 bayi 4,63%, BCG 803 bayi 18,48%, DPT-Hb
sebesar 715 bayi atau 18,18%, Polio4 sebesar 529 bayi 13,45% dan imunisasi
Campak sebesar 906 bayi 23,04%.
Imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah. Pelayanan vaksinasi anak
sekolah atau lebih dikenal dengan kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
dilaksanakan secara rutin pada bulan September dan Oktober setiap tahunnya, dengan
15
sasaran adalah siswa kelas I SD untuk vaksinasi campak dan DT, kelas II dan III
untuk vaksinasi Td, serta vaksinasi TT WUS pada siswi SMP dan SMU sederajat.
4. ASI EKSLUSIF
Pemberian Asi Eksklusif adalah makanan dan minuman bayi hanya minum
ASI saja selama 6 bulan. Cakupan bayi yang diberi Asi Eksklusif pada tahun profil
mencapai sebesar 1.493 bayi atau sebesar 29% Sedangkanpencapaian cakupan
tertinggi dicapai Puskesmas Wamena Kota 363 bayi.
Berikut ini adalah manajemen penyakit ISPA berbasis wilayah berdasarkan Teori simpul,
antara lain :
Simpul 1 : Sumber penyakit virus, jamur,bakteri dan faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor
ekstrinsik terdiri dari ventilasi, kepadatan hunian, jenis lantai, luas jendela, letak dapur,
penggunanaan jenis bahan bakar dan kepemilikan lubang asap. Sedangkan faktor intrinsik
terdiri dari umur, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi, pemberian vitamin A pada
saat nifas/balita dan pemberian ASI.
Simpul 2 : Virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit
ISPA melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh dan percikan air ludah.
Simpul 3 : Bakteri ISPA yang ada di udara terhisap oleh pejamu baru dan masuk ke
16
seluruh saluran pernafasan. Dari saluran pernafasan kuman menyebar ke seluruh tubuh
apabila orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia akan terkena ISPA
Simpul 4 : Gejala yang dialami seperti batuk, serak (bersuara parau pada waktu
mengeluarkan suara), pilek (mengeluarkan lendir dari hidung), suhu tubuh lebih dari 39ºC,
tenggorokan berwarna merah, timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak,
telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari telinga, pernapasan berbunyi seperti
mendengkur, tidak sadar atau kesadarannya menurun, tampak gelisah bahkan bisa
menyebabkan kematian.
Mengurangi faktor risiko seperti polusi udara ambien, polusi udara dalam rumah terutama
pada penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak, kondisi ventilasi rumah yg
tidak memenuhi syarat, kepadatan hunian maupun kepadatan penduduk, status gizi yg
rendah, dan penyakit campak. Advokasi dan sosialisasi, penemuan dan tatalaksana
pneumonia balita, ketersediaan logistik, supervisi, pencatatan dan pelaporan, kemitraan dan
jejaring, pengembangan program, autopsi verbal, serta monitoring dan evaluasi.
Usia : balita dan anak berada pada masa sistem kekebalan tubuh belum
stabil
Status gizi : mempengaruhi kekebalan tubuh manusia
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kabupaten Jayawijaya pada tahun profil jumlah Distrik sebanyak 40, Pada
Pola sepuluh besar penyakit bagi semua golongan umur di tahun profil sebesar
108.962 kasus, kasus yang terbesar adalah penyakit ISPA sebesar 17.170 kasus, hal
ini merupakan PR bagi rekan rekan di unit pelkes dalam menegakkan diagnosa
penyakit harus mengarah ke pedoman diaknosa dan pengobatan. Urutan ke dua
didominasi penyakit Diare sebesar 4.660 kasus. Besarnya kasus ISPA ini apabila
ditinjau dari manajemen penyakit berbasis wilayah Kabupaten Jayawijaya, faktor
risiko seperti lingkungan fisik rumah masyarakat yang menjadi permasalahan utama,
ventilasi yang tidak sesuai dengan syarat rumah sehat mengakibatkan sirkulasi udara
menjadi tidak baik, apalagi dengan aktivitas penggunaan kayu bakar pada rumah-
rumah honay maka dibutuhkan peran kesehatan masyarakat untuk sering melakukan
penyuluhan dan pemberian informasi agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit
dan dapat menanggulangi penyakit ISPA yang menjadi masalah tertinggi dalam 10
besar penyakit di Kabupaten Jayawijaya.
3.2 Saran
Guna perbaikan kualitas dan keseragaman data dan informasi kesehatan yang
lebih baik dimasa mendatang perlu adanya mekanisme pengumpulan data dan
informasi secara cepat dan tepat. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas
sistem, perangkat, sumber daya manusia dan dana yang memadai. Selain itu tugas
untuk semua pengelola program Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya untuk
evaluasi dan intervensi masalah manajemen penyakit
20
DAFTAR PUSTAKA
21
RESUME PRESENTASI
Daftar pertanyaan:
1. Langkah-langkah apa yang bisa dilakukan agar masyarakat mengetahui tentang rumah
sehat? (Pertanyaan dari Reys Regina Mariay kelompok 4)
2. Apa yang dimaksud dengan Polusi udara Ambien? (Pertanyaan dari Kartika Rismayanti
kelompok 5)
3. Apa inti masalah dari penyakit ISPA? (Pertanyaan dari Kukan Kabak kelompok 6)
Jawaban :
1. Kami akan memberikan penyuluhan dan pemberian informasi (edukasi) secara terus-
menerus kepada masyarakat agar masyarakat dapat selalu mendapatkan informasi mengenai
pentingnya rumah sehat dan dampaknya, meskipun budaya masyarakat yang susah untuk
diubah dan kebiasaan masyarakat yang memiliki pemikiran bahwa rumah sehat belum terlalu
penting. Untuk itu diperlukan bantuan dari sektor lain, karena petugas kesehatan masyarakat
tidak dapat bekerja sendiri dibutuhkan berbagai lintas sektor untuk membantu dalam sirkulasi
rumah warga khususnya bagi masyarakat yang masih tinggal di honay. (Dijawab oleh Yebrye
Yecika Yordam dari kelompok 1)
2. Udara dibedakan menjadi udara emusi dan udara ambien. Udara emusi yaitu udara
dikeluarkan oleh sumber emusi seperti knalpot, kendaraan bermotor dan cerobong gas buang
industri,sedangkan udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berhari-hari
dihirup oleh makhluk hidup. Contoh udara ambien adalah Karbondioksida
(CO),Nitrogendioksida (NO2),Sulfurdioksida(SO2), Hidrokarbon(HC) dan lain-lain.
(Dijawab oleh Kumala Sari Jaban dari kelompok 1)
23