Anda di halaman 1dari 3

BAB 3

PEMBAHSAN

3.1 Pengertian Pakaian

Pakaian berasal dari kata ‚pakai‛ yang ditambah dengan akhiran ‚”an”. Dalam
kamus bahasa Indonesia ada 2 makna dalam kata pakai, yaitu
(a) mengenakan, seperti contoh: Anak SD pakai seragam merah putih. Dalam hal ini
pakai berarti mengenakan.
(b) dibubuhi atau diberi, contoh; Es teh pakai gula. Dalam hal ini pakai berarti diberi.

Berpakaian merupakan perwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai


rasa malu sehingga selalu berusaha menutupi tubuhnya. Ketika auratnya terbuka,
maka dalam dirinya akan ada dorongan untuk menutupinya. Seiring dengan
perkembangan zaman, fungsi dasar pakaian mulai bergeser. Pakaian yang semula
berfungsi untuk menutupi keindahan tubuh, melindungi tubuh dari cuaca panas dan
dingin, pakaian juga merupakan pernyataan lambang status seseorang di masyarakat,
sehingga dalam hal ini semakin indah atau pun mahal pakaian seseorang, maka
semakin tinggi status sosialnya.

Adapun manfaat atau tujuan dari mengenakan pakaian itu ialah:


1. Orang yang mengenakan pakaian menjadikannya tampak cantik, tampan, dan
timbul rasa keindahan;

2. Pakaian mencerminkan identitas diri seseorang dan jati diri seseorang

3. Berpakaian yang baik menunjukkan kemuliaan dan kehormatan diri

karena dalam gaya berpakaian seseorang ikut menentukan harga dirinya atau
kehormatannya;

4. Berpakaian itu bertujuan untuk memelihara diri agar sehat baik dari udara dingin,
sengatan panas matahari, dan menangkal diri dari gangguan (kenakalan) orang lain.

Sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa perilaku ialah tanggapan atau reaksi


individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja badan tetapi juga
perkataan, perilaku juga diartikan dengan perbuatan, yaitu perbuatan seseorang baik
dalam bertindak atau perbuatannya dalam bagaimana gaya ia mengenakan pakaian,
sehingga menurut penilaian seseorang tadi merasa cocok dengan pakaian yang
dipakainya, dan tak jarang perilaku berpakaian seseorang tadi bisa mempengaruhi
orang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Apakahperilakunya itu ditiru
orang karena baik atau perilakunya itu dicela orang karena jelek dan bertentangan
dengan hukum.

Sebagai makhluk sosial manusia mau tak mau harus berinteraksi dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup
berkebudayaan. Manusia tidak dapat hidup sendirian, ia harus berhubungan satu
sama lain. Bahkan harus berhubungan antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lainnya. Dalam interaksi sosial dalam masyarakat itulah dikenal
mode pakaian, bentuk-bentuk pakaian dan cara-cara atau gaya-gaya mengenakannya
yang bisa saja ditiru oleh orang lain dalam suatu masyarakat atau dicontoh oleh
masyarakat yang lain lagi. Akhir-akhir ini terutama remaja puteri memakai celana
yang lebih seksi lagi, yaitu ketat, mini dan transparan.

3.2 Dampak Berpakaian Terbuka

Menurut sebuah studi baru, sepertiga warga Inggris mempercayai bahwa


seorang wanita yang berperilaku menggoda, sebagian atau sepenuhnya dipersalahkan
atas tindakan pemerkosaan pada dirinya sendiri. Lebih dari seperempat warga Inggris
juga mempercayai bahwa seorang wanita setidaknya bertanggung jawab sebagian atas
tindakan pemerkosaan jika dia memakai pakaian seksi atau terbuka.

Setiap 2 menit, orang Amerika mengalami pelecehan seksual. Rata-rata


korbannya 237.868 orang (usia 12 tahun atau lebih) setiap tahunnya. 44% korban
berusia di bawah 18 tahun, 80% berusia di bawah 30 tahun, pemerkosaan meningkat
25% dalam beberapa tahun terakhir.

Swedia memiliki tingkat kasus pemerkosaan tertinggi di Eropa, PBB


melaporkan 69 kasus pemerkosaan per 100.000 penduduk pada tahun 2011. Sebuah
laporan Amnesti tahun 2010 menyatakan: “Di Swedia, berdasarkan statistik kejahatan
resmi, jumlah kasus pemerkosaan yang dilaporkan telah meningkat empat kali lipat
selama 20 tahun terakhir. Selain itu untuk dampak psikologisnya yaitu:

 Seorang wanita mulai merasa marah karena ia dipandang sebagai sebuah


objek. (Ketika masyarakat berfokus pada ‘citra tubuh’, maka tubuh tidak lagi
dipandang sebagai pengalaman yang subyektif, melainkan sebagai sebuah
objek)
 Dia mungkin merasa tersinggung karena dianggap murahan dan tidak
bermoral.
 Dia menginginkan perhatian tapi mendapatkan perhatian yang salah
 Harga dirinya sesuai dengan kecantikan luarnya dan bukan kecantikan
dalamnya.
 Maka ketika ia terlihat memikat diluar, ia merasakan kehampaan kosong
didalam.
 Proses pemikirannya cenderung didorong oleh maksud egois dan
ketidakmatangan.
 Dalam dirinya muncul rasa takut karena ia merasa bahwa ia dapat mengalami
pelecehan seksual.
 Gadis yang penampilan fisiknya tidak bagus merasa buruk karena ia tidak
dapat menampilkan tubuh mereka dengan pakaian terbuka dan kemudian
mengalami depresi.

Anda mungkin juga menyukai