Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PEMASANGAN NASOGASTRIS TUBES (NGT) PADA AN. M DENGAN


HERNIA INKARSERATA
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

OLEH :

FITRIA NUR FADIA


NIM : P07124118196

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018/2019
KONSEP DASAR
PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBES (NGT)

A. Definisi Hernia Inkarserata, Nasogastric Tubes (NGT) Dan Pemasangan NGT


Hernia atau turun berok adalah kondisi yang terjadi ketika organ dalam
tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di
sekitarnya yang lemah. Jaringan ikat tubuh seharusnya cukup kuat untuk
menahan organ tubuh di dalamnya agar tetap berada di posisinya masing-
masing. Namun, beberapa hal menyebabkan jaringan ikat melemah sehingga
tidak dapat menahan organ di dalamnya dan mengakibatkan hernia.
Jika tidak segera ditangani, hernia akan semakin membesar dan semakin
menekan jaringan atau organ di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi yang dapat dialami pasien hernia. Komplikasi tersebut di
antaranya adalah Hernia inkarserata (obstruksi hernia), yaitu kondisi ketika
usus terjebak di dinding perut atau di dalam kantung hernia (ingunal canal),
sehingga mengganggu kerja usus. (Elango, et al. 2017). 
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,
juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini
digunakan hanya dalam waktu yang singkat. Ukuran NGT dibagi menjadi 3
yaitu :
1. Dewasa ukurannya 16-18 Fr
2. Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
3. Bayi ukurannya 6 Fr
(Metheny & Titler, 2001).
Pemasangan NGT/OGT bertujuan untuk memberikan makanan cair ke
dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung melalui hidung atau
mulut. Biasa dilakukan pada pasien yang tidak dapat makan dengan cara
biasa, seperti pasien yang tidak sadar, pasien dengan penyakit atau operasi
mulut, faktur tulag rahang, tidak dapat menelan karena paralisis tenggorokan,
bayi prematur yang terlalu lemah untuk menelan, pasien yang tidak mau
makan sendiri seperti psikose. Pemasangan pada hidung dilakukan pada
pasien dengan pernapasan reguler, dengan menggunakan sonde ukuran kecil,
sedang pasien yang mengalami pernapasan iriguler biasanya dipasang melalui
mulut dengan ukuran sonde yang lebih besar. (Yuni Kusmiyati, 2007)

B. Tujuan dan Manfaat Tindakan


Naso Gastric Tube digunakan untuk:
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)
C. Indikasi
1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
2. Keracunan makanan minuman
3. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
D. Kontraindikasi
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan
kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya
sewaktu memasang NGT,seperti:
1. Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior
fossa skull fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka
potensial akan melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi
intracranial.
2. Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali
ingestion juga beresiko untuk esophageal penetration.
E. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan
1. Nutrisi enteral per sonde tak perlu dihentikan, bila :
a. diare ringan
b. perut terasa penuh
c. pasien terus menerus harus bertahak
d. dislokasi sonde yang tidak terlalu berat
Dalam hal ini, pasien dan perawat dapat menanggulanginya dengan cara-cara
sebagai berikut :
a. kecepatan nutrisi enteral harus diturunkan 40 ml/jam
b. sistem saluran dan zat nutrisi harus diganti dengan yang baru dan
bersih.
c. periksa letak sonde. Gunakan stetoskop untuk mengauskultasi lambung
sambil menyemprot udara ke dalam sonde.
2. Nutrisi enteral harus dihentikan sementara sampai kesukaran-kesukaran
ditanggulangi, bila:
a. muntah-muntah
b. pilek (rinitis) yang berat
c. kalau simtom-simtom dari A dalam waktu 48 jam tidak mereda
Selama penghentian ini, perawat atau pasien harus secara teratur
membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh agar sonde
tidak tersumbat.
3 Nutrisi enteral harus langsung dihentikan dan konsultasi ke
dokter, bila:
a. muntah-muntah yang berat
b. diare yang berat
c. diduga aspirasi
F. Komplikasi Yang Disebabkan Oleh NGT
1. Komplikasi mekanis
a. plester di sayap hidung.
b. Sondenya tersumbat.
c. Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatnya
sonde dengan
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi. Dikarenakan pemberian NGT
feeding yang terlalu cepat
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
a. Yang menyerupai jerat
b. Yang menyerupai simpul
c. Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi.
G. Pengkajian Secara Umum
1. Pengkajian harus berfokus pada:
a. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
b. Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
c. Riwayat masalah sinus atau nasal
d. Distensi abdomen, nyeri atau mual
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan
pemasangan NGT adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
b. Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah
c. Kurang pengetahuan
H. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan NGT
Pengertian Pemasangan pipa lambung ( NGT = Naso Gastric Tube)
adalah memasukan pipa melalui hidung ke dalam lambung
Tujuan 1. Dekompresi lambung dan duodenum untuk mengeluarkan
cairan dan gas ( pada pasien yang puasa, post operasi
besar)
2. Pemberian makanan cair dan pengobatan ke lambung
(klien yang tidak mampu menelan, disfagia, kesadaran
menurun)
3. Kompresi: memberi tekanan internal dengan
menggunakan balloon untuk mencegah perdarahan
gastrointestinal.
4. Lavage (bilas lambung) untuk membersihkan lambung
untuk operasi lambung untuk mengurangi perdarahan
aktif dilambung, tindakan darurat untuk keracunan.
5. Aspirasi cairan lambung untuk pemeriksaaan
laboratorium.

Kebijakan  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


169/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
 Keputusan Direktur RSUD Banjarbaru Nomor : 06 Tahun
2013 tentang Pemberlakuan Standar Prosedur
Operasional Keperawatan.
Prosedur A. PERENCANAAN
Persiapan alat :
 Pipa lambung ukuran dewasa 12-16
 Pelumas yang larut dalam air
 Stetoskop dan spuit 10 cc
 Handuk
 Penutup pipa lambung
 Kantong penampung plester dan gunting
 Spatel lidah
 Lampu senter
 Tissue
 Gelas berisi air dan sedotan
 Sarung tangan bersih
 Piala ginjal
 Alat tulis
Persiapan klien:
 Memberitahu tujuan pemasangan NGT dan
partisipasi klien selama pemasangan NGT:
- Posisi kepala ekstensi lalu fleksi
- Nafas dalam bila ingin muntah
- Menelan untuk membantu pipa masuk dalam
esophagus
- Bila terasa tidak nyaman beri kode dengan
menunjukan jari
 Menutup tabir di lingkungan klien
 Mengatur posisi tidur (semi flower)
 K/p kom muntah, kertas pH dan suction
B. PENATALAKSAAN
1. Mencuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan handuk melintang diatas dada
4. Dekatkan piala ginjal dan tissue pada klien
5. Siapkan plester perekar untuk fiksasi
6. Mengukur panjang pipa lambung yang akan di
masukkan ( dari cuping hidung ke telinga bawah
lalu ke peosessus xiphoideus)
7. Memberi tanda panjangnya pipa yang harus
dimasukkan
8. Melumasi pipa lambung sepanjang 7,5-10 cm
9. Instruksikan posisi kepala ekstensi, bila pipa
sudah masuk sampai dengan oropharynx anjurkan
posisi kepala fleksi
10. Kaji kedudukan NGT di mulut dan
tenggorokandengan menggunakan senter dan
spatel
11. Lanjutkan memasukan pipa lambung dengan
menganjurkan klien menelan atau memberikan
minum dengan sedotan ( bila tidak ada
kontraindikasi) dampai batas yang telah di
tentukan.
12. Bila klien batuk-batuk, hentikan pemasangan dan
anjurkan nafas dalam. Setelah klien
relaks,lanjutkan pemasangan pipa lambung.
13. Fiksasi sementara dengan plester.
14. Lakukan tes dengan cara :
 Menghisap cairan lambung
 K/p periksa dengan kertas pH untuk
menentukan keasaman isi lambung
15. Memasukkan udara 5-10cc dan diauskultasi pada
perut sebelah kiri kuadran atas.
 Memasukan ujung pipa lambung kedalam
gelas berisi air TIDAK DIANJURKAN
karena dapat menyebabkan aspirasi. Adanya
gelembung udara pada permukaan air tidak
menjamin bahwa posisi NGT tepat.
16. Kaji warna cairan lambung yang keluar melalui
NGT.
17. Fiksasi pipa lambung pada hidung dengan plester.
18. Tutup pipa lambung dengan spuit atau kantong
penampung
19. Lepaskan sarung tangan, rapikan klien dan
bereskan serta kembalikan alat-alat ketempar
semula.
20. Cuci tangan.
C. EVALUASI
Respon klien terhadap pemasangan NGT :
 Refleks muntah yang terus menerus
(pesisstens gagging).
 Mendadak batuk-batuk ( Paroxysmal of
Coughing)
Kaji karakteristik cairan lambung (warna,jumlah).
D. DOKUMENTASI
 Jenis dan ukuran NGT
 Panjang NGT yang di masukan
 Lubang hidung mana yang di gunakan.
 Respon dan toleransi klien selama prosedur.
 Tes kepatenan posisi pipa lambung yang
dilakukan
 Nama dan paraf perawat.
 Tanggal dan waktu melakukan.

Unit Terkait Keperawatan dan dokter.


TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Hari / Tanggal : Rabu 09 Oktober 2019
Pukul : 10.30
No. RM : 319021
Identitas
Pasien Ibu
Nama An. M Ny. S
Umur 11 bulan 30 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan Di bawah umur SMP
Pekerjaan Di bawah umur MRT
Alamat Guntung Paikat Banjarbaru Guntung Paikat, Banjarbaru
selatan selatan

Prolog
An. M. 11 Bulan MRS ruang Merak (Anak) tanggal 05 Oktober 2019 pada pukul
09.35 WITA, dengan keluhan demam yang turun naik selama 2 hari dan muntah 5
kali sejak subuh tadi. Setelah dilakukan pemeriksaan, di peroleh data GCS :
E4V5M6, Suhu :36,70C ,HR :120x/menit , RR : 22x/menit. Tanggal 07 Oktober 2019
dilakukan tindakan operasi Herniotomy dan pemasangan NGT, dari kamar OK MRS
ruang Nuri pukul 07.00 WITA

Subjektif
-

Objektif

KU sedang, GCS : E4V6M5, N: 100x/menit, R: 22x/menit, T: 36,50C, kondisi pasien


lemah. Terpasang NGT dengan ukuran 12 Fr, Keluar cairan melalui selang NGT
sebanyak 200cc, dengan warna cairan kehijauan.
Analisa
Hernia Inkarserata

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan tentang pemasangan NGT kepada orang tua klien dan orang tua
klien mengerti.
2. Menjelaskan kondisi NGT kepada orang tua klien dan orang tua klien
memahami.
3. Pengkajian dan pencatatan cairan yang keluar pada selang NGT.
4. Perawatan serta pemantauan yang dilakukan setelah NGT terpasang.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni, 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan,


Yogyakarta : Fitramaya
http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348
http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm
http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdf

Anda mungkin juga menyukai