RAHMAWATI MARJUN
NIM. 821318108
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
1. Alat
1. Metode Permanganat
Mie Permanganate
Basah (-)
Kromatofat
(-)
Asam sitrat
(-)
Uji fehling
(-)
2. Pembahasan kemudian di tambahkan lartan
a. Uji premanganat KMnO4 sebanyak 3 tetes. Jika
Metode premanganat senyawa KMnO4 di reaksikan
keberadaan formalin dalam pada makanan yang mengandung
beberapa jenis makanan formalin akan terjadi perubahan
sebenarnya bukan hal baru, warna dari ungu menjadi pudar
penelitian badan pengawas obat atau tidak berwarna. Perubahan
dan makanan (BPOM) warna tersebut di sebabkan gugus
menunjukan bahwa formalin fungsi yang dimiliki oleh aldehid
terdapat pada makanan yang sehat dan keton adalah karena posisi
kita konsumsi yaitu mie basah, gugus karboksil ini menyebabkan
bakso, tahu, dan nugget. Padahal keaktifan aldehid lebih tinggi
seharusnya formalin dilarang dibandingkan keton. Gugus
digunakan pada makanan karena aldehid akan dengan mudah di
dampak buruk akibat pengunaan oksidasi menjadi gugus
dan zat beracun (Alumui, karboksilat dengan oksidator
A,2007). seperti KMnO4, tetapi jika tidak
Pada metode permanganate terjadi perubahan warna pada
tahap pertama yaitu sampel di sampel berarti makanan tersebut
haluskan menggunakan lumpang tidak ada substrat yang dapat di
dan alu untuk memperkecil oksidasi oleh KMnO4 + makanan
ukuran sampel sehingga luas mengalami perubahan warna dari
permukaan semakin besar dan ungu menjadi bening maka bahan
reaksi akan semakin cepat mengandung formalin (cahyadi,
berlangsung (wish cahyadi,2008). 2006).
Setelah itu sampel di peras Dan hasil yang di dapatkan
dengan menggunakan kertas melalui uji menggunakan sampel
saring dan di ambil fitratnya bakso, nugget, mie basah, dan
tahu menunjukan reaksi negative Pada proses pengujian menggunakan
tidak mengandung formalin hasil metode kromatofat jika dapat dilakuka
reaksi yaitu: dengan cara, contoh : positif dan control
3HCHO 4KMnO4 K2Co4 + negative yang digunakan sebagai
2K+K3 + 4MNo4 + H2O pembanding hasil positif dan negative
b. Metode uji kromatofat yang di gunakan tidak terkontaminasi
Metode kromatofat tahap pertama formalin serta memastikan asam
sampel di haluskan menggunakan kromatofat yang kita gunakan masih
lumpang dan alu untuk memperkecil dalam keadaan baik sehingga hasil yang di
ukuran sampel sehingga luas permukaan dapatkan valid, apabila pengkajian control
semakin besar dan reaksi akan semakin aktif posotif (ramadhan, 2008). Pada
cepat berlangsung (wisnu cahyadi, 2008). pengujian menggunakan metode ini
Setelah itu sampel diperas secara menunjukan tidak adanya perubahan
menggunakan kertas saring dan di ambil warna yang terjadi saat larutan sampel di
filtratnya, kemudian larutan sampel di uji reaksikan karena todak menghasilkan
di ambil sebanyak 1 ml dan di tambahkan warna merah muda, adapun reaksi yang di
1 ml asam sulfat pekat (BPOM, 2008). hasilkan jika suatu makanan mengandung
Hasil reaksi formalin menggunakan asam formalin ketika di reaksikan menggunakan
kromatofat jelas terihat warna yang larutan asam kromatofat yauti :
terlihat adalah ungu yang menandakan H2CO + C0H608C2 + H2SO4
sampel tersebut positif mengandung 3C2H2 + 2CO2 + 2SO2 + SO4
formalin. Formalin juga bereaksi dengan c. Metode fehling
asam kromatofat menghasilkan senyawa sampel uji dihaluskan menggunakan
lempeng yang berwarna merah keunguan, lumpang dan alu untuk memperkecil
reaksinya dapat di percepat dengan cara ukuran sampel sehingga luas permukaan
menambahkan asam sulfat, asam hasil uji semakin besar dan reaksi akan semakin
yang di dpatkan melalui 4 sampel yaitu cepat berlangsung (wisnu cahyadi, 2008).
negative. Reaksi yang terjadi: Sampel kemudian diperas dengan
H2CO + C2H6O8C2 +H2SO4 menggunakan kain saring dan di ambil
SO2H2 + 2COO2 + 2SO4 + SO4 filtratnya, larutan sampel yang akan di uji
di ambil sebanyak 1 ml kemudian di
tambahkan 1 ml larutan fehling dan di pada haisl yang kami dapatkan
panaskan di atas pengangas air, proses yaitu sampel tidak menunjukan
pemanasan bertujuan untuk mempercepat adanya zat formalin pada
reaksi (vogel, 1989). Pada pengujian makanan tersebut sehingga pada
menggunakan metode inI tidak di hasilkan saat di reaksikan tidak ada
formalin pada sampel karena tidak perubahan yang terjadi, adapun
menghasilkan endapan merah bata pada reaksi yang terjadi jika suatu
saat di reaksikan adapun reaksi yang makanan ataupun sampel yang
terjadi jika suatu makanan ataupun mengandung formalin di
sampel mengandung formalin yaitu: reaksikan dengan asam sitrat dan
H2C0 + 4CUSO4 + 8NAOH + CO2 asam salisilat makan akan terjadi
+2CUCO + 4NO2SO4 + H2O. reaksi yaitu :
d. Metode Asam sitrat Sampel + H2SO4 Warna Merah
Metode asam sitrat tahap Tua.
pertama sampel di haluskan
3. Kesimpulan dan saran
menggunakan lumpang dan alu
1. Kesimpulan
untuk memperkecil ukuran sampel
Kesimpulan dari percobaan ini analisis
sehingga luas permukaan semakin
kuantitatif formalin pada makanan yaitu
besar dan reaksi akan semakin
kita dapat membedakan mana makanan
cepat berlangsung (wisnu cahyadi,
yang mengandung formalin dengan
2008).itu sampel diperas secara
melihat adanya perubahan pada saat
menggunakan kertas saring dan di
makanan tersebut di reaksikan dengan
ambil filtratnya, kemudian larutan
beberapa pelarut yang dapat bereaksi
sampel di uji di ambil sebanyak 1
dengan senyawa formalin.
ml dan di tambahkan 1 ml asam
2. Saran
sitrat dan asam salisislat. Asam
a. Jurusan
sulfat adalah keton yang daya
Sebaiknya jurusan menyediakan
ionisasi asam dengan kuat
anggaran demi kebutuhan laboratori
sehingga asam sulfat lebih mudah
um dan kebutuhan saat praktikum
dab lebih banyak bereaksi dengan
b. Laboratorium
zat zat seperti formalin, namun
Sebaiknya laboratorium Djarijah, Abbas Siregar. 1995. Teknologi
menyediakan fasilitas yang lengkap Tepat Guna : lkan Asin. Yogyakarta:
agar memudahkan saat praktikum. Kanisius.
c. Asisten Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis
Sebaiknya asisten mempertahankan Fisikokimia. Depok: departemen
penjelasan yang lebih simple dan farmasi FMIPA Universitas Indonesia
mudah di mengerti pada praktikan. Herdiantini, E., 2003. Analisis Bahan
Tambahan Kimia (Bahan Pengawet
Dan Pewarna) Yang Dilarang Dalam
Makanan. Bandung: Fakultas Teknik
Universitas Pasundan.
Mahdi, C dan Mubarrak, Shofi A. 2008.
Uji Kandungan Formalin, Borak dan
Pewarna Rhodamin pada Produk
Peternakan Dengan Metode Spot
Test. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3.
Malang: Universitas Brawijaya.
Noor, Etty D. 2010. Pembuatan Alat
Pendeteksi Kadar Beta Karoten
Menggunakan Sensor Warna
TCS230. Skripsi. Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Norman, R.O.C and D.J. Waddington,
1983. Modern Organic Chemistry.
DAFTAR PUSTAKA
New York: Colliens Educational.
Astawan, Made. 2006. Mengenal
Tarwotjo, I. 1998. Dasar-Dasar Gizi
Formalin dan bahayanya. Jakarta:
Kuliner. Jakarta: Gramedia
Penebar Swadya
Widiasarana Indonesia.
Cahyadi, W., 2006. Analisis dan Aspek
Tim Pengajar Pendidikan Industri Tahu.
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
1981. Pusat Penelitian dan
Bumi Aksara, Jakarta.
Pengembangan Teknologi Pangan. Widyaningsih, T.W, dan E.S. Murtini,
Bogor: Institut Pertanian Bogor- 2006. Alternatif Pengganti Formalin
Press. Pada Produk Pangan. Surabaya:
Wasito S. 2004. Data Sheet Book 1. Trubus Agirasana.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yuliarti. 2007. Awas Bahaya Di Balik
Widyaningsih DT dan SM Erni. 2006 . Lezatnya Makanan. Yogyakarta :
Formalin. Surabaya : Penerbit Trubus Penerbit Andi
Agrisarana.
4.