Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

RAHMAWATI MARJUN
NIM. 821318108

JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

A. JUDUL PERCOBAAN mual, muntah, bahakan dapat


Analisis Kualitatif Formalin pada menyebabkan kanker. Hal ini
Makanan disebabkan oleh bahaya residu yang
B. TUJUAN ditinggalkannya bersifat karsinogenik
1. Mengetahui perbedaan dari mak bagi tubuh manusia.
anan yang menggunakan formali Formalin merupakan cairan jernih
n dengan makanan yang tidak m yang tidak berwarna dengan bau
enggunakan formalin menusuk, uapnya merangsang selaput
2. Untuk mengetahui bagaimana lendir hidung dan tenggorokan dan rasa
cara identifikasi formalin yang  membakar. Bobot tiap mililiter adalah
terkandung pada makanan 1,08 gram. Dapat bercampur dengan air
C. LATAR BELAKANG dan alkohol, tetapi tidak bercampur
Formalin adalah nama dagang dari dengan kloroform dan eter (Norman and
campuran formaldehid, metanol dan air. Waddington, 1983).dapat memicu
Formalin yang beredar di pasaran timbulnya kanker. Mengingat bahaya
mempunyai kadar formaldehid yang logam toksik dalam tubuh maka perlu
bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin dilakukan penelitianlogam toksik dalam
memiliki kemampuan yang sangat baik krim pemutih wajah. Krim yang banyak
ketika mengawetkan makanan, namun beredar dipasaran dijual dengan harga
walau daya awetnya sangat luar biasa, terjangkau oleh masyarakat luas dan
formalin dilarang digunakan pada memberikan efek memutihkan yang
makanan karena berbahaya untuk cepat. Tetapi krim tersebut biasanya
kesehatan manusia. Bahaya yang tidak mencantumkan kandungan bahan
ditimbulkan akibat penggunaan kimia, penandaan, peringatan, efek
formalin bermacam-macam, misal
samping, tanggal kedaluwarsa (Azhara, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethyl
2011;56-57). ene glycols, Methanal, Formoform,
Didalam formalin mengandung Superlysoform, Formaldehyde, dan For
sekitar 37% formaldehid dalam air, malith (Astawan, Made, 2006).
biasanya ditambah methanol hingga Berat Molekul Formalin adalah
15% sebagai pengawet. Formalin 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH.
dikenal sebagai bahan pembunuh hama Karena kecilnya molekul ini
(desinfektan) dan banyak digunakan memudahkan absorpsi dan distribusinya
dalam industri. Nama lain dari formalin ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil
adalah Formol, Methylene aldehyde, yang dimilikinya sangat aktif, dapat
Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Poly bereaksi dengan gugus –NH2 dari
oxymethylene glycols, Methanal, Form protein yang ada pada tubuh
oform, Superlysoform, Formaldehyde, membentuk senyawa yang mengendap
dan Formalith (Astawan, Made, 2006). (Harmita, 2006).
D. DASAR TEORI
Rumus bangun formalin:
Formalin merupakan cairan
jernih yang tidak berwarna dengan bau
menusuk, uapnya merangsang selaput
lendir hidung dan tenggorokan dan rasa
membakar. Bobot tiap mililiter adalah
1,08 gram. Dapat bercampur dengan air
dan alkohol, tetapi tidak bercampur
dengan kloroform dan eter (Norman and Formaldehid (formalin)
Waddington, 1983). Didalam formalin adalah larutan tidak berwarna,
mengandung sekitar 37% formaldehid reaktif, dan dapat membentuk
dalam air, biasanya ditambah methanol polimer pada suhu normal pada saat
hingga 15% sebagai pengawet. berwujud gas. Kalor pembakaran
Formalin dikenal sebagai bahan untuk gas formalin 4,47 Kcal / gram.
pembunuh hama (desinfektan) dan Daya bakar dilaporkan pada rentang
banyak digunakan dalam industri. Nama volume 12,5 – 80 % di udara.
lain dari formalin adalah Formol, Campuran 65 – 70 % formaldehid di
Methylene aldehyde, Paraforin, dalam udara sangat mudah terbakar.
Formaldehid dapat terdekomposisi dalam asap pada kebakaran hutan,
menjadi metanol dan karbonmonook knalpot mobil, dan asap tembakau.
sida pada suhu 150oC dan pada suhu Dalam atmosfer bumi, formaldehida
300˚C jika dekomposisi tidak dihasilkan dari aksi cahaya matahari
menggunakan katalis. Pada tekanan dan oksigen terhadap metana dan
atmosfer formaldehid mudah hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
mengalami fotooksidasi menjadi Formaldehida dalam kadar kecil sekali
karbondioksida (WAAC Newsletter, juga dihasilkan sebagai metabolit
2007). kebanyakan organisme, termasuk
Larutan formaldehid atau manusia (Reuss 2005).
larutan formalin mempunyai nama Meskipun dalam udara bebas
dagang formalin, formol atau formaldehida berada dalam wujud gas,
mikrobisida dengan rumus molekul tetapi bisa larut dalam air (biasanya
CH2O mengandung 37 % gas dijual dalam kadar larutan 37%
formaldehid dalam air. Biasanya menggunakan merk dagang ‘formalin’
ditambahkan 10 – 15% metanol atau ‘formol’ ). Dalam air, formaldehida
untuk menghindari polimerisasi. mengalami polimerisasi dan sedikit
Larutan ini sangat kuat dan dikenal sekali yang ada dalam bentuk monomer
dengan larutan formalin 40% yang H2CO. Umumnya, larutan ini
mengandung 40 gram formaldehid mengandung beberapa persen metanol
dalam 100 ml pelarut (Cahyadi, untuk membatasi polimerisasinya.
2006). Formalin adalah larutan formaldehida
Formalin atau Senyawa kimia dalam air, dengan kadar antara 10%-
formaldehida (juga disebut metanal), 40%. Meskipun formaldehida
merupakan aldehida berbentuknya gas menampilkan sifat kimiawi seperti pada
dengan rumus kimia H2CO. umumnya aldehida, senyawa ini lebih
Formaldehida awalnya disintesis oleh reaktif daripada aldehida lainnya.
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov Formaldehida merupakan elektrofil,
tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh bisa dipakai dalam reaksi substitusi
Hoffman tahun 1867. Formaldehida aromatik elektrofilik dan sanyawa
bisa dihasilkan dari pembakaran bahan aromatik serta bisa mengalami reaksi
yang mengandung karbon. Terkandung adisi elektrofilik dan alkena. Dalam
keberadaan katalis basa, formaldehida c. Bahan pembuat sutra bahan, zat
bisa mengalami reaksi Cannizzaro, pewarna, cermin kaca dan bahan
menghasilkan asam format dan metanol. peledak.
Formaldehida bisa membentuk trimer d. Dalam dunia fotografi digunakan
siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer sebagai pengeras lapisan gelatin dan
linier polioksimetilena. Formasi zat ini kertas.
menjadikan sifat-sifat gas formaldehida e. Bahan pembentuk pupuk berupa
berbeda dari sifat gas ideal, terutama urea.
pada tekanan tinggi atau udara dingin. f. Bahan pembuatan produk parfum.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh g. Pencegah korosi untuk sumur
oksigen atmosfer menjadi asam format, minyak.
karena itu larutan formaldehida harus h. Bahan untuk isolasi busa.
ditutup serta diisolasi supaya tidak i. Bahan perekat untuk produk kayu
kemasukan udara (Reuss 2005). lapis (plywood)
Oleh karena harganya yang Larutan formaldehid adalah
terjangkau, formalin banyak digunakan disinfektan yang efektif melawan
dalam berbagai jenis industri seperti bakteri vegetatif, jamur atau virus tetapi
pembuatan perabot dan juga digunakan kurang efektif melawan spora bakteri.
sebagai bahan campuran dalam Formaldehid bereaksi dengan protein
pembuatan bangunan. Selain itu, dan hal tersebut mengurangi aktivitas
formalin juga digunakan sebagai bahan mikroorganisme. Efek sporosidnya
pengawet mayat dan agen fiksasi di meningkat, yang meningkat tajam
laboratorium. Bahan pengawet ini, dengan adanya kenaikan suhu. Larutan
menurut Kepala Pusat Penelitian Kimia 0,5 % formaldehid dalam waktu 6 – 12
LIPI, Dr. Leonardus Broto Kardono jam dapat membunuh bakteri dan dalam
(2006). waktu 2 – 4 hari dapat membunuh
spora, sedangkan larutan 8% dapat
Penggunaan formalin menurut Oki
membunuh spora dalam waktu 18 jam.
(2008) adalah sebagai berikut:
Formaldehid memiliki daya
a. Pembunuh kuman sehingga
antimicrobial yang luas yaitu terhadap
digunakan sebagai pembersih lantai,
Staphylococcus aureus, Escherichia
gudang, pakaian dan kapal.
coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomo
b. Pembasmi lalat dan serangga.
nas  aerogenosa, Pseudomonas floresce tetapi gerakan penetrasinya lambat
ns, Candida albicans, Aspergillus niger, sehingga walaupun formaldehid dapat
atau Penicillium notatum. Mekanisme digunakan untuk mengawetkan sel-sel
formaldehid sebagai pengawet diduga tetapi tidak dapat melindungi secara
bergabung dengan asam amino bebas sempurna, kecuali jika diberikan dalam
dari protoplasma sel atau waktu lama sehingga jaringan menjadi
mengkoagulasikan protein (Cahyadi, keras (Herdiantini, 2003).
2006). Pemakaian formalin pada
Formaldehid membunuh bakteri makanan dapat menyebabkan keracunan
dengan membuat jaringan dalam bakteri pada tubuh manusia. Gejala yang biasa
dehidrasi (kekurangan air) sehingga sel timbul antara lain sukar menelan, sakit
bakteri akan kering dan membentuk perut akut disertai muntah-muntah,
lapisan baru di permukaan. Artinya mencret berdarah, timbulnya depresi
formalin tidak saja membunuh bakteri, susunan saraf, atau gangguan peredaran
tetapi juga membentuk lapisan baru darah. Konsumsi formalin pada dosis
yang melindungi lapisan di bawahnya sangat tinggi dapat mengakibatkan
supaya tahan terhadap serangan bakteri konvulsi (kejang-kejang), haematuri
lain. Bila desinfektan lainnya (kencing darah), dan haimatomesis
mendeaktifasikan serangan bakteri (muntah darah) yang berakhir dengan
dengan cara membunuh maka formalin kematian injeksi formalin dengan dosis
akan bereaksi secara kimiawi dan tetap 100 gram dapat mengakibatkan
ada di dalam materi tersebut untuk kematian dalam waktu 3 jam. Oleh
melindungi dari serangan berikutnya karena itu perlu diakukan praktikum
(Cipta Pangan, 2006) tentang uji formalin pada beberapa
Mekanisme formalin sebagai produk makanan (Winarno dan Rahayu,
pengawet adalah jika formaldehid 1994).
bereaksi dengan protein sehingga Penggunaan formalin antara lain
membentuk rangkaian-rangkaian antara sebagai pembunuh kuman sehingga
protein yang berdekatan. Akibat dari digunakan sebagai pembersih lantai,
reaksi tersebut protein mengeras dan gudang, pakaian dan kapal, pembasmi
tidak dapat larut (Herdiantini, 2003). lalat dan serangga lainnya, bahan
Sifat penetrasi formalin cukup baik, pembuat sutra buatan, zat pewarna,
cermin kaca dan bahan peledak. Dalam Formaldehid merupakan bentuk
dunia fotografi biasanya digunakan aldehid yang paling sederhana.
untuk pengeras lapisan gelatin dan Formaldehid bersifat mudah terbakar,
kertas, bahan pembentuk pupuk berupa berbau tajam, tidak berwarna, dan
urea, bahan pembuatan produk parfum, mudah dipolimerisasi pada suhu ruang.
bahan pengawet produk kosmetik dan Formadehid bersifat larut di dalam air,
pengeras kuku, pencegah korosi untuk aseton, benzene, dietil eter, kloroform,
sumur minyak, bahan untuk isolasi dan etanol (IARC, 1982).
busa, bahan perekat untuk produk kayu Pada suhu 150ºC, formaldehid
lapis (playwood), dalam konsentrasi mudah terdekomposisi menjadi metanol
yang sangat kecil ( < 1 % ) digunakan dan karbonmonoksida. Formaldehid
sebagai pengawet, pembersih rumah mudah dioksidasi oleh oksigen di
tangga, cairan pencuci piring, pelembut, atmosfer membentuk asam format, yang
perawat sepatu, shampo mobil, lilin dan kemudian diubah menjadi
karpet ( Astawan, 2006 ) karbondioksida oleh sinar matahari
Berat Molekul Formalin adalah (WHO, 2002)
30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. E. Uraian Bahan
Karena kecilnya molekul ini 1. Alkohol (Fi Iii, 1979) 
memudahkan absorpsi dan distribusinya Nama Resmi : Aethanolum

ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil Sinonim : Alkohol, Etanol, Ethyl


Alcohol
yang dimilikinya sangat aktif, dapat
Rumus Molekul : C2H6O
bereaksi dengan gugus –NH2 dari
Rumus Struktur :
protein yang ada pada tubuh
membentuk senyawa yang mengendap
(Harmita, 2006).
Menurut Hart (1983), formalin Berat Molekul : 46,07
adalah larutan yang tidak berwarna dan Pemerian : Cairan Tidak Berwarna,
baunya sangat menusuk. Di dalam Jernih, Mudah Menguap
larutan formalin terkandung 30-50% gas dan Mudah Bergerak;

formaldehid dan ditambahkan metanol Bau Khas Rasa panas, 

sebanyak 10-15% untuk mencegah Mudah Terbakar Dan


Memberikan Nyala Biru
terjadinya polimerisasi formaldehid.
yang Tidak Berasap.
Kelarutan : Sangat Mudah Larut Pemerian : Hablur Ringan Tidak
Dalam Air, Dalam Berwarna,Atau,
Kloroform P Dan Dalam Serbuk Berwarna
Eter  Putih Hampir Tidak
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Berbau; Rasa Agak
Rapat, Terhindar dari ca Manis Dan Tajam
haya, ditempat Sejuk Kelarutan : Larut Dalam 550
jauh dari nyala api. Bagian Air Dan Dalam
Kegunaan : Sebagai Zat Tambahan, 4 Bagian Etanol (95%)
Juga Dapat Membunuh ku P; Mudah Larut Dalam
man. Kloroform
2. Aquadest (Fi III, 1979)   Dan Dalam Eter, Larut
Nama Resmi : Aqua Destilata Dalam
Nama Lain : Aquadest Ammonium Asetat, Di
Rm/Bm : H2O/18,02 natrium Hidrogenfosfa
Rumus Struktur : t, Kalium Sitrat
DanNatrium Sitrat.
Penyimpanan : Dalam Wadah
Tertutup Baik
Khasiat : Sebagai Pereaksi
Pemerian : Cairan Jernih, Tidak 4. Asam Sulfat (Fi III, Hal 58)
Berwarna, Tidak Nama Resmi : Acidum Sulfuricum
Berbau,Tidak Berasa. Nama Lain : Asam Sulfat
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup Rm/Bm : H2SO4/ 98,07
Baik. Rumus Struktur :
Kegunaan : Sebagai Pelarut.
3. Asam Salisilat (Fi Iii, Hal 56)
Nama Resmi : Acidum Salicylicum
Nama Lain : Asam Salisilat Pemerian : Cairan Kental Seperti
Rm/Bm : C7H6O3/ 138,12 Minyak, Korosif, Tida 
Rumus Struktur : Berwarna; Jika
Ditambahkan Kedalam
Air Menimbulkan
Panas
Penyimpanan : DalamWadah Tertutup Kegunaan            : Sebagai Pereaksi.
Rapat
Khasiat : Sebagai Pereaksi
5. Kalium Permanganat (Fi.III Hal.330)
Nama Resmi : Kalii Permanganat
Nama Lain : Kalium Permanganat
Rm/Bm : KMNO4 / 158,03
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur Mengkilap ; Ungu


Atau Hampir Hitam Tidak
Berbau ; Rasa Manis Atau
Sepat.
Kelarutan : Larut Dalam 16 Bagian
Air ; Mudah Larut Dalam
Air Mendidih.
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup
Baik
Kegunaan : Antiseptikum Ekstern.
6. Fehling (Dirjen Pom, Fi III, 1979: 692)
Nama Resmi : Fehling
Kandungan : CuSO4.5H2O 34,64 G,
H2SO4 Pekat 6,5 Ml Dan
Aquadest 500 Ml
Pemerian             :Cairan Berwarna Biru,
Tidak Berbau
Kelarutan            : Mudah Larut Dalam Air
Penyimpanan     : Dalam Wadah Tertutup
Baik
LAMPIRAN
Alat Dan Bahan

1. Alat

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1. Lumpang Dan Alu Untuk Menghaluskan
Sampel Yang Akan Di
Uji

2. Tabung Reaksi Sebagai Tempat Untuk


Mereaksikan Sampel

3. Rak Tabung Reaksi Sebagai Tempat Untuk


Menuruh Tabung
Reaksi

4. Pipet Untuk Memindahkan


Pereaksi Pada Sampel
Dalam Skala Kecil

4. Kertas Saring Sebagai Wadah Untuk


Mencampur Larutan
Aqua Regia
2. Bahan

No Nama Bahan Gambar Fungsi


.
1. Aluminium Foil Untuk Menutup/
Membungkus Wadah
Yang Berisi Pereaksi

2. Alkohol 70% Untuk Membersihkan


Alat Yang Akan
Digunakkan

3. Aquadest Untuk Memanaskan


Sampel

4. Asam Kromatofat Sebagai Pereaksi

5. Asam Sitrat Sebagai Pereaksi

6. Asam Sulfat Sebagai Sampel


Handbody
7. Bakso Sampel

8. Kalium Premanganat Pereaksi

9. Larutan Fehling Pereaksi

10. Mi Basah Sampel

11. Nugget Sampel

12. Tahu Sampel

13. Tissue Pembersih


Skema Kerja

1. Metode Permanganat

Di potong sampel Di haluskan sampel Di masukan sampel


lalu di tambahkan ke dalam tabung
aquadest reaksi sebanyak 1 ml

Di lihat perubahan Di tambahkan


yang terjadi larutan KMnO4
sebanyak 3 tetes

2. Metode Asam Kromat

Di potong sampel Di haluskan sampel Di masukan sampel


lalu di tambahkan ke dalam tabung
aquadest reaksi sebanyak 1 ml
Di lihat perubahan Di tambahkan
yang terjadi larutan asam
kromatofat

3. Metode Asam Sitrat

Di potong sampel Di haluskan sampel Di masukan sampel


ke dalam tabung
reaksi sebanyak 1 ml

Di lihat perubahan Di tambah 2 ml


yang terjadi a.sitrat dan 2 ml a.
salisilat
4. Metode fehling

Di potong sampel Di haluskan sampel Di masukan sampel


ke dalam tabung
reaksi sebanyak 1 ml

Di lihat perubahan Di tambahkan 1 ml


yang di dapat larutan fehling
2. Hasil dan pembahasan
Nugget Permanganate
1. hasil
(-)
Kromatofat
sampe gambar keterangan (-)
l Asam sitrat
(-)
Bakso Permanganate
Uji fehling
(-)
(-)
Kromatofat
(-)
Asam sitrat
(-) Reaksi Yang Terjadi
1. Sampel + KMnO4
Uji fehling
Merah Bata (Negatif)
(-)
2. Sampel + C10H6O8Na2
Permanganate
Tahu (-) Merah Muda (Negatif)

Kromatofat 3. Sampel + CUSO4


(-) Endapan Merah Bata (Negatif)
Asam sitrat 4. Sampel + H2SO4
(-) Warna Merah Tua (Negatif)
Uji fehling
(-)

Mie Permanganate
Basah (-)
Kromatofat
(-)
Asam sitrat
(-)
Uji fehling
(-)
2. Pembahasan kemudian di tambahkan lartan
a. Uji premanganat KMnO4 sebanyak 3 tetes. Jika
Metode premanganat senyawa KMnO4 di reaksikan
keberadaan formalin dalam pada makanan yang mengandung
beberapa jenis makanan formalin akan terjadi perubahan
sebenarnya bukan hal baru, warna dari ungu menjadi pudar
penelitian badan pengawas obat atau tidak berwarna. Perubahan
dan makanan (BPOM) warna tersebut di sebabkan gugus
menunjukan bahwa formalin fungsi yang dimiliki oleh aldehid
terdapat pada makanan yang sehat dan keton adalah karena posisi
kita konsumsi yaitu mie basah, gugus karboksil ini menyebabkan
bakso, tahu, dan nugget. Padahal keaktifan aldehid lebih tinggi
seharusnya formalin dilarang dibandingkan keton. Gugus
digunakan pada makanan karena aldehid akan dengan mudah di
dampak buruk akibat pengunaan oksidasi menjadi gugus
dan zat beracun (Alumui, karboksilat dengan oksidator
A,2007). seperti KMnO4, tetapi jika tidak
Pada metode permanganate terjadi perubahan warna pada
tahap pertama yaitu sampel di sampel berarti makanan tersebut
haluskan menggunakan lumpang tidak ada substrat yang dapat di
dan alu untuk memperkecil oksidasi oleh KMnO4 + makanan
ukuran sampel sehingga luas mengalami perubahan warna dari
permukaan semakin besar dan ungu menjadi bening maka bahan
reaksi akan semakin cepat mengandung formalin (cahyadi,
berlangsung (wish cahyadi,2008). 2006).
Setelah itu sampel di peras Dan hasil yang di dapatkan
dengan menggunakan kertas melalui uji menggunakan sampel
saring dan di ambil fitratnya bakso, nugget, mie basah, dan
tahu menunjukan reaksi negative Pada proses pengujian menggunakan
tidak mengandung formalin hasil metode kromatofat jika dapat dilakuka
reaksi yaitu: dengan cara, contoh : positif dan control
3HCHO 4KMnO4 K2Co4 + negative yang digunakan sebagai
2K+K3 + 4MNo4 + H2O pembanding hasil positif dan negative
b. Metode uji kromatofat yang di gunakan tidak terkontaminasi
Metode kromatofat tahap pertama formalin serta memastikan asam
sampel di haluskan menggunakan kromatofat yang kita gunakan masih
lumpang dan alu untuk memperkecil dalam keadaan baik sehingga hasil yang di
ukuran sampel sehingga luas permukaan dapatkan valid, apabila pengkajian control
semakin besar dan reaksi akan semakin aktif posotif (ramadhan, 2008). Pada
cepat berlangsung (wisnu cahyadi, 2008). pengujian menggunakan metode ini
Setelah itu sampel diperas secara menunjukan tidak adanya perubahan
menggunakan kertas saring dan di ambil warna yang terjadi saat larutan sampel di
filtratnya, kemudian larutan sampel di uji reaksikan karena todak menghasilkan
di ambil sebanyak 1 ml dan di tambahkan warna merah muda, adapun reaksi yang di
1 ml asam sulfat pekat (BPOM, 2008). hasilkan jika suatu makanan mengandung
Hasil reaksi formalin menggunakan asam formalin ketika di reaksikan menggunakan
kromatofat jelas terihat warna yang larutan asam kromatofat yauti :
terlihat adalah ungu yang menandakan H2CO + C0H608C2 + H2SO4
sampel tersebut positif mengandung 3C2H2 + 2CO2 + 2SO2 + SO4
formalin. Formalin juga bereaksi dengan c. Metode fehling
asam kromatofat menghasilkan senyawa sampel uji dihaluskan menggunakan
lempeng yang berwarna merah keunguan, lumpang dan alu untuk memperkecil
reaksinya dapat di percepat dengan cara ukuran sampel sehingga luas permukaan
menambahkan asam sulfat, asam hasil uji semakin besar dan reaksi akan semakin
yang di dpatkan melalui 4 sampel yaitu cepat berlangsung (wisnu cahyadi, 2008).
negative. Reaksi yang terjadi: Sampel kemudian diperas dengan
H2CO + C2H6O8C2 +H2SO4 menggunakan kain saring dan di ambil
SO2H2 + 2COO2 + 2SO4 + SO4 filtratnya, larutan sampel yang akan di uji
di ambil sebanyak 1 ml kemudian di
tambahkan 1 ml larutan fehling dan di pada haisl yang kami dapatkan
panaskan di atas pengangas air, proses yaitu sampel tidak menunjukan
pemanasan bertujuan untuk mempercepat adanya zat formalin pada
reaksi (vogel, 1989). Pada pengujian makanan tersebut sehingga pada
menggunakan metode inI tidak di hasilkan saat di reaksikan tidak ada
formalin pada sampel karena tidak perubahan yang terjadi, adapun
menghasilkan endapan merah bata pada reaksi yang terjadi jika suatu
saat di reaksikan adapun reaksi yang makanan ataupun sampel yang
terjadi jika suatu makanan ataupun mengandung formalin di
sampel mengandung formalin yaitu: reaksikan dengan asam sitrat dan
H2C0 + 4CUSO4 + 8NAOH + CO2 asam salisilat makan akan terjadi
+2CUCO + 4NO2SO4 + H2O. reaksi yaitu :
d. Metode Asam sitrat Sampel + H2SO4 Warna Merah
Metode asam sitrat tahap Tua.
pertama sampel di haluskan
3. Kesimpulan dan saran
menggunakan lumpang dan alu
1. Kesimpulan
untuk memperkecil ukuran sampel
Kesimpulan dari percobaan ini analisis
sehingga luas permukaan semakin
kuantitatif formalin pada makanan yaitu
besar dan reaksi akan semakin
kita dapat membedakan mana makanan
cepat berlangsung (wisnu cahyadi,
yang mengandung formalin dengan
2008).itu sampel diperas secara
melihat adanya perubahan pada saat
menggunakan kertas saring dan di
makanan tersebut di reaksikan dengan
ambil filtratnya, kemudian larutan
beberapa pelarut yang dapat bereaksi
sampel di uji di ambil sebanyak 1
dengan senyawa formalin.
ml dan di tambahkan 1 ml asam
2. Saran
sitrat dan asam salisislat. Asam
a. Jurusan
sulfat adalah keton yang daya
Sebaiknya jurusan menyediakan
ionisasi asam dengan kuat
anggaran demi kebutuhan laboratori
sehingga asam sulfat lebih mudah
um dan kebutuhan saat praktikum
dab lebih banyak bereaksi dengan
b. Laboratorium
zat zat seperti formalin, namun
Sebaiknya laboratorium Djarijah, Abbas Siregar. 1995. Teknologi
menyediakan fasilitas yang lengkap Tepat Guna : lkan Asin. Yogyakarta:
agar memudahkan saat praktikum. Kanisius.
c. Asisten Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis
Sebaiknya asisten mempertahankan Fisikokimia. Depok: departemen
penjelasan yang lebih simple dan farmasi FMIPA Universitas Indonesia
mudah di mengerti pada praktikan. Herdiantini, E., 2003. Analisis Bahan
Tambahan Kimia (Bahan Pengawet
Dan Pewarna) Yang Dilarang Dalam
Makanan. Bandung: Fakultas Teknik
Universitas Pasundan.
Mahdi, C dan Mubarrak, Shofi A. 2008.
Uji Kandungan Formalin, Borak dan
Pewarna Rhodamin pada Produk
Peternakan Dengan Metode Spot
Test. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3.
Malang: Universitas Brawijaya.
Noor, Etty D. 2010. Pembuatan Alat
Pendeteksi Kadar Beta Karoten
Menggunakan Sensor Warna
TCS230. Skripsi. Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Norman, R.O.C and D.J. Waddington,
1983. Modern Organic Chemistry.
DAFTAR PUSTAKA
New York: Colliens Educational.
Astawan, Made. 2006. Mengenal
Tarwotjo, I. 1998. Dasar-Dasar Gizi
Formalin dan bahayanya. Jakarta:
Kuliner. Jakarta: Gramedia
Penebar Swadya
Widiasarana Indonesia.
Cahyadi, W., 2006. Analisis dan Aspek
Tim Pengajar Pendidikan Industri Tahu.
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
1981. Pusat Penelitian dan
Bumi Aksara, Jakarta.
Pengembangan Teknologi Pangan. Widyaningsih, T.W, dan E.S. Murtini,
Bogor: Institut Pertanian Bogor- 2006. Alternatif Pengganti Formalin
Press. Pada Produk Pangan. Surabaya:
Wasito S. 2004. Data Sheet Book 1. Trubus Agirasana.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yuliarti. 2007. Awas Bahaya Di Balik
Widyaningsih DT dan SM Erni. 2006 . Lezatnya Makanan. Yogyakarta :
Formalin. Surabaya : Penerbit Trubus Penerbit Andi
Agrisarana.

4.

Anda mungkin juga menyukai