Anda di halaman 1dari 28

Analisis Rasio Keuangan :

Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas,


Profitabilitas, dan ROI

Oleh : Ir. Umi Salawati, M.Si


Analisis Rasio
 Rasio adalah hubungan matematis antara
dua kuantitas
 Agar memiliki arti, rasio dalam laporan
keuangan harus mengacu pada hubungan
yang penting secara ekonomi.
 Misal, karena ada hubungan yang penting
antara laba dengan aset yang digunakan
untuk menghasilkan laba, maka rasio laba
terhadap aset menjadi penting untuk
dianalisis
Analisis Rasio
 Rasio merupakan alat untuk memberi kita
pemahaman awal terhadap kondisi yang
terjadi.
 Rasio yang diinterpretasikan dgn baik akan
membantu untuk mengidentifikasi area yg
memerlukan investigasi lebih lanjut
 Kegunaan analisis rasio bergantung pada
ketepatan penerapan dan keakuratan
interpretasi.
Analisis Rasio
Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5
macam kategori:
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Solvency ratio)

3. Rasio Aktivitas (activity ratio)

4. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) atau


rasio rentabilitas
5. Rasio Pasar (market ratio)
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya
Ada 2 macam rasio likuiditas yaitu rasio lancar (current
ratio) dan rasio quick (quick ratio/acid test ratio).
Rasio Lancar = Aktiva Lancar/Hutang Lancar
Rasio Quick = (Aktva Lancar-persdn*)/htg lancar
Termasuk akun yanglebih tidak likuid lainnya di aktiva
lancar
Rasio Likuiditas – Rasio
Lancar
Misal: Rasio lancar = 2
Interpretasi: setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp
2 aktiva lancar.
Panduan Analisis:
Rasio lancar Pershan yg normal berkisar pd 1,5 s/d 2.
Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko
likuiditas yang tinggi
Rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya
kelebihan aktiva lancar
Rasio Likuiditas – Rasio
Lancar
 Bagi industri yang terbiasa membayar suplier
setelah barang dijual spt supermarket
cenderung memiliki rasio lancar yang rendah
bahkan lebih kecil dari 1 tanpa mengalami
masalah likuiditas.
 Bagi perusahaan dengan likuiditas rendah
(dibawah 1) perlu dibandingkan dengan
kondisi normal tahun-tahun sebelumnya
Rasio Likuiditas – Rasio Quick
Rasio quick tdk memasukkan persediaan
karena persediaan adalah aktiva lancar yang
paling tidak liquid dan nilai realisasinya menjadi
kas, tdk pasti.
Rasio Likuiditas
Catatan:
Analisis Rasio lancar dan rasio quick harus
memperhatikan fase pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan
rasio yang tinggi
Rasio Likuiditas- alat ukur
alternatif
Alat ukur lain untuk melihat liquiditas adalah
1. No Credit Internal :
(Aktiva Lancar-Kewajiban lancar)
Biaya operasi harian
Biaya operasi harian = Sales-Laba sbl pjk-depr
365
 Satuan NCI adalah hari
 Ini menunjukkan jumlah hari yang dapat dicover
oleh liquiditas yang tersedia untuk membiayai
modal kerja.
Rasio Solvabilitas
 Adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya
 Macam-macam rasio solvabilitas adalah:
 Rasio total hutang terhadap total aset
 Rasio hutang terhadap modal
 Times interest Earned
Rasio Solvabilitas – Debt Ratio
 Rasio total hutang terhadap total aset
(RHTA)
= Total Kewajiban/Total Aktiva
Digunakan untuk menghitung seberapa besar
porsi dana disediakan oleh kreditur utk
investasi aset
Jika RHTA adalah 0.66 artinya setiap Rp 0,66
hutang dijamin oleh Rp 1 aset
Solvabilitas - Debt-to-Equity Ratio
(DER)
 Debt-to-Equity Ratio: Jumlah rupiah yang dipinjam untuk
investasi ekuitas
 Rasio ini sering disebut dengan rasio leverage
 DER dianggap tinggi jika diatas 100%
 DER yang tinggi menunjukkan risiko perusahaan yang tinggi
karena dominannya sumber dana dari unsur utang

Total Liabilities
Debt-to-Equity Ratio =
Total Equity
Rasio Solvabilitas -TIE
 Rasio Times Interest Earned
= Laba sebelum pajak dan beban bunga / bebanbunga
Laba sbl pajak dan bunga = laba + biaya pajak + beban bunga
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
beban tetap bunga dengan laba sbl pajak.
Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman. Rasio yang
rendah memerlukan perhatian manajemen
Satuan TIE adalah kali (times). TIE 2 kali dianggap sangat rendah,
TIE 3 kali dianggap rendah
Rasio ini menurut Wild dkk bukan rasio yang efektif melihat
hubunga laba dengan beban tetap.
Rasio Aktivitas
Adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas
tertentu pada kegiatan tertentu
Ada 4 macam rasio aktivitas:
1. Rata-rata umur piutang

2. Rata-rata umur persediaan

3. Perputaran aktiva tetap

4. Perputaran total aktiva


Rasio Aktivitas – umur piutang
1. Rata-rata umur piutang adalah rasio untuk melihat
berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi
piutang (merubah piutang menjadi kas).
= 365 / perputaran piutang
Perputaran piutang = penjualan/piutang rata-rata
Angka penjualan sebaiknya penjualan kredit
Umur piutang 96,8 hari berarti diperlukan waktu 96,8
hari dari piutang menjadi kas.
Rasio Aktivitas – umur
persediaan
Rata-rata umur persediaan adalah rasio untuk melihat
berapa lama dana tertanam dalam bentuk
persediaan (merubah persediaan menjadi
penjualan).
= 365 / perputaran persediaan
Perputaran persediaan = HPPenjualan/persediaan
rata rata
Persediaan rata-rata= (pers awal + pers akhir)/2
Umur persediaan 91,25 hari berarti diperlukan waktu
91,25 hari dari persediaan menjadi penjualan.
Rasio Aktivitas – Perputaran
aktiva tetap
aktiva tetap adalah rasio untuk mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan aktiva tetap yg dimiliki perusahaan
Perputaran aktv tetap = Penjualan/aktiva tetap rata-
rata
Aktv tetap rata-rata = (aktiva tetap awal + AT akhir)/2
Perputaran Aktiva tetap 5,1 kali dlm setahun berarti
aktiva tetap menghasilkan penjualan 5 x.
Rasio Aktivitas – Perputaran
Total aktiva
Total aktiva adalah rasio untuk mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan total aktiva yg dimiliki perusahaan
Perputaran total aktv = Penjualan/total aktiva rata-rata
Total Aktv rata-rata = (tot aktiva awal + TA akhir)/2
Perputaran total Aktiva 1,3 kali dlm setahun berarti
aktiva menghasilkan penjualan 1,3 x.
Rasio Profitabilitas
 Adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu.
 Ada 3 jenis rasio:
1. Net Profit Margin
2. Return on total Asset
3. Return on Equity
Rasio Profitabilitas – Net PM
Net Profit Margin adalah rasio utk menghitung seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pd tingkat
penjualan tertentu
= laba bersih/penjualan
Net PM 0,049 atau 4,9% artinya dari setiap Rp 1 penjualan perusahaan
mampu menghasilkan laba Rp 0,049.
Atau laba perusahaan adalah 4,9% dari penjualan
Net PM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi
menghasilkan laba pd tingkat penjualan tertentu
Net PM yg rendah cenderung menunjukkan ketidakefisienan prshn.
Net PM suatu industri berbeda dgn industri yang lain.

Profit margin sering juga dinyatakan dalam gross profit margin,


operating profit margin ataupun pretax profit margin
Rasio Profitabilitas - ROA
Return on Aset (ROA) adalah rasio utk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
aset tertentu
ROA juga sering disebut dengan ROI (return on investment)
= laba bersih / Total aset rata-rata
ROA 6,3% artinya dari setiap Rp 1 aset perusahaan mampu
menghasilkan laba Rp 0,063.
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset
Laba bersih yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dinyatakan dalam rumus laba bersih +
biaya bunga (1-tarif pajak)
Rasio Profitabilitas - ROE
Return on Equity (ROE) adalah rasio utk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan modal saham tertentu
= laba bersih / Modal saham rata-rata
ROA 6,3% artinya dari setiap Rp 1 aset perusahaan
mampu menghasilkan laba Rp 0,063.
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
aset
Rasio Pasar
 Adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku
 Didasarkan pada sudut pandang investor
 Ada beberapa macam rasio pasar:
1. Price Earning Rasio
2. Dividend yield
3. Dividen pay out
4. Earnings yield
5. Price to book value
Rasio Pasar - PER
 Price Earning Rasio adalah rasio untuk melihat
harga saham relatif terhadap earningnya
= harga pasar per lembar / Earning perlembar
Earning per lembar (EPS)=laba setelah pajak dibagi
jumlah saham yang beredar
PER 10,5 kali berarti harga pasar perlembar saham
mencapai 10,5x dari EPS
PER yg tinggi menunjukkan prospek tumbuh
perusahaan yg tinggi (kalau terlalu tinggi tdk baik
karena mungkin harga saham tdk akan naik lagi
dan kemungkinan memperoleh capital gain akan
lebih kecil)
PER yang rendah menunjukkan prospek tumbuh yang
rendah
Rasio Pasar – Dividend Yield
 Dividend Yield adalah rasio untuk melihat
bagian dari harga pasar saham yang akan
diperoleh investor
= Dividen per lembar / Harga pasar per lembar
Dividen yield 0.0034% berarti sebanyak
0,0034% dari harga pasar saham akan
menjadi bagian investor.
Perusahaan dgn prospek tumbuh yang tinggi
cenderung punya DY rendah & PER tinggi
Rasio Pasar – DPR
 Rasio pembayaran Dividend (Dividend pay out
ratio) adalah rasio untuk melihat bagian EPS
yang dibayarkan sebagai dividen kepada
investor.
= Dividen per lembar / Earning per lembar
Dividen yield 35,3% berarti sebanyak 35,3% dari
EPS akan menjadi bagian investor.
Perusahaan dgn prospek tumbuh yang tinggi
cenderung punya pembayaran dividen rendah
Tugas (untuk dikumpul pada
pertemuan berikut)
 Lakukanlah analisis rasio terhadap laporan
keuangan perusahaan yang sudah go
publik(data bisa diambil di internet/website
perusahaan tsb) dengan melakukan
perhitungan atas setiap rasio, interpretasi
atas hasil yang diperoleh dan analisis
terhadap hasil yang dikaitkan dengan aspek
yang relevan (return atau risiko).

Anda mungkin juga menyukai