Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR FORENSIK TEKNOLOGI INFORMASI

“ Standar Metodologi Komputer Forensik ”

Oleh : Farhat, ST, MMSI, MSc

{ Diolah dari berbagai Sumber }

Farhat, ST., MMSI., MSc


PENGANTAR FORENSIK TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma
A. Cakupan Standar Metodologi

Cakupan standar metodologi dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

1. Pendefinisian

Maksud dari pendefinisian dalam cakupan standar metodologi ialah untuk


melakukan suatu analisa komputer forensik, pendefinisian masalah haruslah
jelas, karena kalau tidak dapat dijelaskan dengan mudah, maka orang lain
tidak akan dapat menerima apa maksud dari masalah tersebut. Dan
pendefinisian bertujuan untuk meliindungi bukti digital.

2. Prinsip

Pada praktiknya ini melibatkan peralatan untuk mengumpulkan bukti


elektronik. Pada dasarnya tool bukanlah yang terutama, melainkan pakar
yang sudah teruji lewat pengalaman, bahkan peralatan disesuaikan dengan
kerja seorang ahli forensik
3. Proses dan Metode

Harus dirancang sedemikian rupa terhadap peralatan dan dalam


mendapatkan/mengumpulkan bukti digital. Kebutuhan akan peralatan dan
perangkat dialamati oleh aspek dari proses yang mencakup : dokumentasi,
pengumpulan, pengemasan dan pengiriman(transportation)
4. Hasil
5. Bahasa
Bahasa yang digunakan juga harus mencakup bahasa yang memiliki standar
metodologi komputer forensik, jangan sampai penggunaan bahasa yang
tidak tepat bisa merubah maksud dari masalah yang ada atau orang lain
tidak dapat memahami masalah yang ada.

B. Standar Metodologi Komputer Forensik


Pada dasarnya tidak ada suatu metodologi yang sama dalam pengambilan bukti pada data digital,
karena setiap kasus adalah unik sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Walaupun
demikian dalam memasuki wilayah hukum formal, tentu saja dibutuhkan suatu aturan formal yang
dapat melegalkan suatu investigasi. Untuk itu menurut U.S. Department of Justice ada tiga hal yang
ditetapkan dalam memperoleh bukti digital:

1. Tindakan yang diambil untuk mengamankan dan mengumpulkan barang bukti digital tidak
boleh mempengaruhi integritas data tersebut.
2. Seseorang yang melakukan pengujian terhadap data digital harus sudah terlatih.
3. Aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan, pengujian, penyimpanan atau
pentransferan barang bukti digital harus didokumentasikan dan dapat dilakukan pengujian
ulang.
C. Panduan Keprofesian

Selain itu terdapat pula beberapa panduan keprofeesian yang diterima secara luas:
1. Pengujian forensik harus dilakukan secara menyeluruh. Pekerjaan menganalisa media
dan melaporkan temuan tanpa adanya prasangka atau asumsi awal.

Farhat, ST., MMSI., MSc


PENGANTAR FORENSIK TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma
2. Media yang digunakan pada pengujian forensik harus disterilisasi sebelum digunakan.
3. Image bit dari media asli harus dibuat dan dipergunakan untuk analisa.
4. Integritas dari media asli harus dipelihara selama keseluruhan penyelidikan.

Dalam kaitan ini terdapat akronim PPAD (Preserve Protect Analysis Document) pada
Komputer forensik:

1. Memelihara (Preserve) data untuk menjamin data tidak berubah.


2. Melindungi (Protect) data untuk menjamin tidak ada yang mengakses barang bukti.
3. Melakukan analisis (Analysis) data menggunakan teknik forensik.
4. Mendokumentasikan (Document) semuanya, termasuk langkah-langkah yang dilakukan.
D. Syarat Pengujian Forensik
The International Association of Computer Investigative Specialist (IASCIS) memberikan 3
syarat pengujian komputer forensik, yaitu :
a. Penggunaan media forensik yang steril
b. Pengujian harus mempertahankan integritas media asli
c. Print out dan copy data hasil pengjian harus ditandai, dikenali dan disertakan

E. Kemampuan Penyidik
Aspek untuk meningkatkan kemampuan penyelidik diantaranya :
a. Lakukan pemeriksaan ulang dengan tool yang berbeda
b. Tetap berusaha objektif selama penyelidikan
c. Yakinkan langka anda disetujui pihak manajemen dan hukum
d. Kkaitkan barang bukti dengan hardware tertentu
e. Buatlah log tertulis selama penyelidikan (logis dan akurat)
f. Gunakan capture fullscreen
g. Backup barang bukti
h. Kumpulkan barang bukti pada tempat terpisah
F. Kebijakan Prosedur
1. Personel
Beberapa yang perlu dipertimbangkan akan keberadaan personel ini
mencakup : deskripsi pekerjaan, kualifikasi minimum,, waktu beroperasi,
status on-call duty, struktur tim dan susunannya
2. Pertimbangan administratif
a. Software harus mendapatkan lisesnsi yang sepatutnya
b. Ketersediaan sumber daya, yang dimaksud ialah biaya
c. Pelatihan ditujukan untuk menambah pengetahuan dan skill
3. Permintaan layanan
Pedoman tentunya dibentuk untuk mengalamati permintaan layanan dan
berbagai form input. Pertimbangkan pula kebijakan lainnya

4. Manajerial kasus
Ini merupakan tindak lanjur dari permintaan akan layanan yang diterima
unutk proses lebih lanjur. Disini perlu ditentukan tingkat prioritas dan
bentuk pemeriksaan sperta apa yang dilakukan. Membuat prioritas tentunya
dengan mempertimbangkan faktor seperti :
a. Tindak kriminal

Farhat, ST., MMSI., MSc


PENGANTAR FORENSIK TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma
b. Tanggal persidangan
c. Batas waktu
d. Pertimbangan hukum
e. Ketersediaan sumber daya
f. Korban protensial
g. Volatile/non-volatile evidence

5. Penanganan dan pemberlakuan evidence


Untuk pengaturan demikian, tentunya pediman dibuat. Pediman yang
dibuat nantinya akan mencakup penerimaan, pemrosesan, dokumentas,
pengananan evidence, dan produk produk yang digunakan untuk kebutuhan
pemeriksaan
6. Pemprosesan kasus

Tahap ini melibatkan SOP( standard operating procedures). SOP tentunya


harus mampu mengalamati kebutuhan dasar tahapan pemeriksaan rutin
forensik.

7. Mengembangkan prosedur teknikal


Prosedur tentunya menjadi penuntun dalam memeriksa evidence. Untuk itu
prosedure yang dibuat/dikembangkan tentunya harus melalui uji kelayakan
sebelum nantinya akan digunakan.

G. Mengembangkan Prosedur Teknikal


Langkah – langkah pengembangan dan menilai kelayakan suatu prosedur adalah :
a. Identifikasi tugas dan masalah
b. Mengajukan solusi
c. Pengetasan setiap solusi pada sample
d. Evaliuasi hasil pengetesan
e. Menyempurnakan prosedur

Dalam kasus ini tentunya bukan evidence asli yang dipergunakan untuk tahap ini,
umumnya digunakan hanya berupa sampel atau evidence buatan.

Farhat, ST., MMSI., MSc


PENGANTAR FORENSIK TEKNOLOGI INFORMASI
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai