Anda di halaman 1dari 10

PAPER

PRESENTASE DATA FORENSIC

Mata Kuliah : Manajemen Investigasi Tindak Kriminal

Dosen Pengampuh : dr. Handayani Dwi Utami Sp.F

Di Susun Oleh :

Rahmat Inggi
(16917220)

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA


KOSENTRASI FORENSIKA DIGITAL
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Presentasi Data Forensik


Dalam penanganan barang bukti forensik ada beberapa prosedur atau
prinsip dasar yang harus dipahami oleh seorang yang ahli dalam penanganan
kasus dalam dunia digital atau digital forensik. Prosedur ini berdasarkan
guidelines yang banyak digunakan oleh para profesional di digital forensik
karena lebih diterima dan aplikatif. Tetapi yang paling banyak menjadi acuan
yaitu menurut Association of Chief Police Officers (ACPO) yang merupakan
asosiasi para pemimpin kepolisian di inggris yang bekerja sama dengan 7save.

Adapun procedur penanganan barang bukti digital menurut ACPO


disebutkan beberapa prosedur standar diantaranya :
a. Authorization/approval (izin persetujuan)
b. Preparation (persiapan)
c. Securing and Evaluating the scene (megamankan dan mengevaluasi
tempat kejadian)
d. Documenting the Scene (mendokumentasikan tempat kejadian)
e. Evidence cellection (mengumpulkan barang bukti)
f. Packaging (pengemasan barang bukti)
g. Transportation and storage
h. Initial inspection (pemeriksaan awal)
i. Forensic Imaging and Copying
j. Forensik Examination and Analysis
k. Presentation and Report
l. Review

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang presenting atau tahap
presentase di depan pengadilan ketika kita menjadi seorang saksi ahli,
kesimpulan akan didapatkan ketika semua tahapan-tahapan satu demi satu
diatas telah dilalui dan diselesaikan dengan baik, terlepas dari ukuran
obyektifitas yang didapatkan, atau standar kebenaran yang diperoleh, minimal
bahan-bahan inilah yang nanti akan dijadikan modal untuk ke pengadilan.
Proses digital dimana bukti digital akan dipersidangkan, diuji otentifikasi dan
dikorelasikan dengan kasus yang sedang ditangani. Pada tahapan ini menjadi
penting, karena disinilah proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya akan
diurai kebenaranya serta dibuktikan kepada hakim untuk mengungkap data dan
informasi kejadian.

1.2. Perumusan Masalah


Dalam proses investigasi sebagai bentuk kegiatan dalam malaksanakan tugas
forensik hal yang terpenting adalah mendapatkan, mengolah dan menyajikan
data berdasarkan metode ilmiah, serta bagaimana menganggap bahwa
peranan data adalah salah satu hal yang terpenting dalam proses investigasi,
dengan tujuan agar dapat dipertanggung jawabkan di hadapan persidangan

1.3. Tujuan Penulisan


Menjelaskan bagaimana prosedur atau langka-langka dalam mendapatkan,
mengolah dan menyajikan data, sebagai bentuk barang bukti untuk
mendukung suatu fakta, teori, teknik yang dapat digunakan dalam proses
persidangan.
BAB II
PEMBAHASAN

Presenting atau presentase merupakan bagian prosedur dalam penanganan bukti


forensik, dilakukan dengan menyajikan dan menguraikan secara detail laporan
penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara mendalam dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum di pengadilan. Laporan yang disajikan
harus di cross-check langsung dengan saksi yang ada, baik saksi yang terlibat
langsung maupun tidak langsung. Hasil laporan akan sangat menentukan dalam
menetapkan seseorang bersalah atau tidak sehingga harus dipastikan bahwa
laporan yang disajikan bener-benar akurat, teruji, dan terbukti.
Menurut Anthony Rayes dan Jack Wiles yang dalam bukunya yang berjudul Best
Damn Cybercrime and Digital Forensics bahwa persentasi memiliki dua
komponen :
a. Pertama yaitu proses pengiriman hasil laporan prosedur pengumpulan
barang bukti digital kepada pengajara untuk ditujukan kembali sebelum
laporan tersebut diajukan kepengadilan. Pada proses ini pengacar akan
meninjau kembali laporan dan menkorelasikannya dengan kasus yang
terjadi saat itu, jika ada kekurangan maka akan dikembalikan untuk
melengkapi kekuranganya.
b. Kedua yaitu adanya proses hukum secara administratif dipengadilan. Pada
proses inilah semua bukti yang telah dikumpulkan akan diuraikan didepan
pengadilan secara jelas dan sistematis agar semua yang hadir dipengadilan
disa memahami baik hakim, juri maupun para peserta audience, mulai dari
pengumpulan bukti yang sesuai prosedure yang telah ditetapkan hingga
orang-orang yang terlibat dalam pengumpulan bukti tersebut, biasanya
orang yang terlibat akan menjadi saksi untuk menjamin keaslian dari bukti
yang dikumpulkan.
Sementara salah satu ahli forensik digital mabes polri yaitu bapak Muhammad
Nuh Al-Azhar dalam bukunya yang perjudul Digital Forensics Panduan Praktis
Investigasi Komputer telah mengemas bukti forensic digital dalam sebuah
laporan yang rapih dan mudah dipahami yaitu sebagai berikut :

a. Judul : memuat judul pemeriksaan yang dilengkapi dengan nomor


pemeriksaan di laboratorium
b. Pendahuluan : memuat nama-nama analisis forensic yang melakukan
pemeriksaan dan analisis secara digital forensic terhadap barang bukti
elektroni. Di samping itu, bab ini juga memuat tanggal/waktu
pemeriksaan.
c. Barang bukti : memuat jumlah dan jenis barang bukti elektronik yang
diterima untuk dilakukan pemeriksaan dan analisis. Ini juga termasuk data
tentang sfesifikasi teknis dan barang bukti tersebut seperti merek, model,
serial/produc number, serta ukuran kapasitas (size) dari media
penyimpanan seperti harddisk dan flashdisk. Untuk barang bukti berupa
handphone/smartphone, hendaknya data nomor IMEI (International
Mobile Equipment Identity) yang terdiri atas sejumlah digit yang unik
sebagai penanda mesi handphone secara internasional, sedangkan untuk
simcard dilengkapi dengan nomor iCCID (Integrated Circuit Card ID)
yang merupakan data administrasi yang berasal dari provider seluler.
d. Maksud Pemeriksaan : memuat nama lembaga pengirim darang bukti
elektronik berikut surat tertulis yang berisikan maksud permintaan untuk
pemeriksaan data analisis barang bukti tersebut secar digital forensic.
Maksud permintaan ini harus dimintakan kembali penjelasan secara detail
oleh analisis forensic kepada investigator, skaligus analisis forensik
meminta investigator untuk memaparkan secara singkat dan jelas fakta-
fakta kasus yang diinvestigasi.
e. Prosedur Pemeriksaan : menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan
slama proses pemeriksaan dan analisis barang bukti tersebut secara digital
forensic. Sebaiknya penjelasan panjang mengenai tahapan tersebut yang
akan ditulis dalam laporan, diringkas menjadi SOP (Standard Operating
Procedure) yang baku dan lengkap. Misalnya DFAT (Digital Forensic
Analyst Team) PUSLABFOR BARESKRIM POLRI memiliki sejumlah
SOP, antara lain.
 SOP 1 tentang Prosedur Pemeriksaan Digital Forensic
 SOP 2 tentang Komitmen Jam Kerja
 SOP 3 tentang Pelaporan Hasil Pemeriksaan Digital Forensic
 SOP 4 tentang Penerimaan Barang Bukti Elektronik
 SOP 5 tentang Penyerahan Barang Bukti Elektronik
 SOP 6 tentang Triage Forensik
 SOP 7 tentang Akuisisi Langsung Komputer
 SOP 8 tentang Akuisisi Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.
 SOP 9 tentang Analisis Harddisk, Falsdisk dan Memory Car.
 SOP 10 tentang Akuisisi Handphone dan Simcard
 SOP 11 tentang Analisis Handphone dan Simcard
 SOP 12 tentang Analisis Audio Forensic
f. Hasil pemeriksaan : memuat data digital yang berhasil di-recovery dari
image file yang kemudian dianalisis lebih detail dan dikonfirmasi dengan
investigator untuk memastika sesuai dengan investigasi yang sedang
berlangsung.
g. Keismpulan : memuat ringkasan yang disarikan dari hasil pemeriksaan
diatas.
h. Penutup : menjelaskan bahwa proses pemeriksaan dan analisis dilakukan
dengan sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.

Laporan ini nantinya yang akan diajukan dipengadilan untuk diuraikan yang bisa
memberatkan ataupun yang akan meringankan terdakwa/tersangka tergantun
kasus yang dihadapi.
Contoh Kasus

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan peran CCTV (Close Circuit
Television) dalam mengungkap kasus kejahatan dalam perampokan pada Toko
Emas.

Dalam kasus tersebut telah di dapatkan barang bukti digital berupa rekaman hasil
ekstraksi DVR (Data Video Recording), DVR berfungsi untuk merekam gambar
dalam format digital kedalam harddisk, flashdisk, kartu memori dan lain-lain.

Setehah hasil ekstrasi didapatkan dari DVR maka langka selanjutnya adalan
proses imaging/bit-stream copy terhadap barang bukti, yaitu proses duplikasi
barang bukti ke dalam bentuk salinan (copy) yang identik ke media penyimpanan
yang lain agar data yang original masi tetap utuh selanjutnya dilakukan analisi
forensik video, setelah dilakukan analisi maka di dapatkan data-data sebagai
berikut.

a) Nilai Hash/MD5 dari Video CCTV tersebut


b) Data video CCTV (Durasi,Format,Rosolusi dan Frame Rate)
c) Waktu kejadian
d) Ciri-Ciri Fisik Pelaku
e) Ciri-Ciri Fisik Kendaraan yang digunakan
f) Plat nomor kendaraan yang digunakan

Dari temuan-temuan data diatas maka akan memudahkan penyelidikan kepada


pelaku perampokan toko emas tersebut.

Selanjutnya untuk menyusun hasil penemuan data pada penanganan


barang bukti yang telah dianalisis, agar data dan laporan tersebut dapat dimengerti
oleh hakim, jaksa, penasehat hukum dan peserta sidang, maka jika data tersebut
berasal dari hasil recovery maka sebaiknya ditampilkan screenshot (Rekaman
monitor dalam bentuk gambar) dan jikan data tersebut berupa gambar/foto atau
video maka sebaiknya ditampilkan juga screenshot-nya, dan jika data digital
tersebut merupakan gambar yang memuat konte pornografi, maka bagian-bagian
yang mengandung unsur pornografi tersebut harus ditutupi dengan warna hitam.

Setelah data semua telah dikumpulkan dan laporan telah dibuat maka
langka selanjutnya adalah melakukan presentasi di muka pengadilan/di depan
penyidik, presentase dilakukan dengan menyajikan dan menguraikan secara detai
laporan penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara mendalam
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum di pengadilan. Laporan yang
disajikan harus dicross chek langsung dengan saksi baik saksi yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung.

Dalam proses presentase ada beberapa hal penting yang perlu dicantumkan
pada saat presentase penyajian laporan ini antara lain :

a. Tanggal dan waktu terjadinya pelanggaran


b. Tanggal dan waktu pada saat investigasi
c. Permasalahan yang terjadi
d. Masa berlaku analisa laporan
e. Penemuan barang bukti yang berharga (pada laporan akhir penemuan ini
sangat ditekankan sebagai bukti penting proses penyidikan)
f. Teknik khusu yang digunakan contoh : password crecker
g. Bantuan pihak lain (pihak ketiga)

Setelah semua proses di atas selesai dengan baik dan prosedural, selanjutnya
laporan hasil pemeriksaan secara digital forensic berikut barang bukti digital
diserahkan kembali kepada investigator atau lembaga pengirimnya. Pada tahapan
ini, proses serah terima barang bukti harus dicatat di log book dan formulir
penyerahan barang bukti yang dilengkapi dengan identitas jelas dan tanda tangan
petugas dari perwakilan lembaga yang menerima kembali barang bukti dan
petugas yang menyerahkanya, selain tanggal/waktu serah terima dan jumlah
spesifikasi teknis barang bukti tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

1. Setelah semua tahapan dalam pengumpulan bukti yaitu


Authorization / approval (izin persetujuan), Preparation (Persiapan), Securing
and Evaluating the Scene (mengamankan dan mengevaluasi tempat
kejadian), Documenting the Scene (Mendokumentasikan tempat kejadian),
Evidence Collection (Mengumpulkan Barang Bukti), Packaging,
Transportation and Storage, Initial Inspection (Pemeriksaan awal), Forensic
Imaging and Copying , Forensic Examination and Analysis, Presentation
and Report, Review, maka selanjutnya akan dipresentasekan laporan tersebut
di pengadilan.
2. Prosedur pemeriksaan baran bukti digital harus sesuai dengan
SOP (Starndard Operating Procedure) akar menghasislkan persentasi yang
baik dan di mengerti di depan persidangan.
3. Penjelasan laporan dipengadilan harus bisa dipahami oleh semua
personel yang hadir, dari hakim, juri maupun peserta audience, mengingat
banyaknya istilah-istilah forensik dalam prosedure forensika digital, secara
sederhana saksi harus menerangkan istilah tersebut dalam bahasa yang
dipahami oleh semua peserta persidangan.
REFERENSI

John, L.J (2012). Digital Forensics and Preservation, DPC Technology Watch
Series
Rayers, A dan Wiles, J, Best Damn Cybercrime and Digital Forensis, Syngress
Publishing Inc.
Al-Azhar, M.N. (2012) Digital Forensics Panduan Praktis Investigasi
Komputer, Salemba Infotek, Jakarta,

Ryder, K. Computer Forensics – We’ve had an incident, who do we get to


investigate? SANS Institute InfoSec Reading Room.

Casey, E. (2011). Digital Evidence and Computer Crime : Forensics Science,


Computers and the Internet

Sommer, P. Digital Evidence, Digital Investigations and E-Disclosure: A Guide


to Forensic Readiness for Organisations, security Advisers and lawyers, Third
Edition

Anda mungkin juga menyukai