Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI DAN FISIOLOGI

BAB 2
SISTEM KARDIOVASKULAR DAN SISTEM LIMFATIK

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
1.KHAERUNNISA FIRKATUN
2.KOMALA DEWI
3. M. YUNUS ZAKARIA
4. M SAEHUL ISLAM

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YARSI MATARAM
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB 2
SISTEM KARDIOVASKULAR DAN
SISTEM LIMPSTIK
A.JANTUNG
Jantung terletak di antara paru paru tepatnya di dalam rongga
mediastinum rongga dada.Jantung manusia berukuran mendekati
kepalan tangan atau ukuran panjang 12 cm dan lebar sekitar 9 cm
dengan berat 300-400 g.Bagian atas atau apex jantung terletak di sela
iga keempat dan kelima pada garia tengah klavikula.Sepertiga jantung
berada di sebelah kanan dari midline sternum dan dua pertiga jantung
berada di sebelah kiri midline sternum.

1.Ruang Jantung
Jantung manusia terdiri dari empat ruang yaitu dua ruang
atrium(serambi)dan dua ruang ventrikel (bilik).Letak empat ruang
jantung pada permukaan dada yaitu sebagai berikut:
a.Atrium Kanan
Atrium kanan atau serambi kanan terletak sekitar 2 cm di sebelah
kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis kiri ke-3 sampai ke-6.
b.Atrium Kiri
Atrium kiri terletak paling posterior dan tidak terlihat dari
depan.sebagian kecil terletak pada belakang sendi kostosternalis ke-2
C.Ventrikel kanan
Ventrikel kanan terletak pada dinding dada.Batas bawahnya yaitu
garis yang menghubungkan sendi kostosternslis ke-6 apeks jantung.
d.Ventrikel kiri
Ventrikel kiri terletak di daerah tepi kiri atas selebar 1,5 cm.Batas
kiri jantung yaitu garis yang menghubungkan apeks jantung dengan
sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.

2.Bunyi Jantung
Bunyi jantung yang dapat digunakan oleh dokter untuk
mengetahui kondisi jantung yang sehat dan kurang sehat.Bunyi jantung
yang normal dapat di dengar lub-dub,lub-dub,lub-dub.Lub merupakan
bunyi jantung saat menutuonya katup mitral dan katup tricuspid yang
menandai awal systole.Dub merupakan bunyi jantung saat menutupnya
katup aorta dan katup pulmonalis sebagai tanda awal diastole.Bunyi
jantung terdiri dari dua macam yaitu bunyi jantung dan bunyi bising.
a.Bunyi Jantung
Bunyi jantung utama dibagi menjadi empat yaitu bunyi jantung
I,II,III,IV.Bunyi jantung I terjadi karena adanya getaran yang
menutupnya dari bilik.
1) Bunyi jantung I
Bunyi jantung I disebabkan oleh proses menutupnya katup
atrioventrikular pada katup bicuspid.Faktor yang
memengaruhi bunyi jantung I yaitu kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot,posisi daun katup,dan jarak jantungterhadap
dinding dada.Semakin kuat dan cepat kontraksi ventrikel
maka bunyi akn semakin keras.Posisi daun katup
atrioventrikular juga memengaruhi bunyi jantung I.Seseorang
yang kurus,bunyi jantung akan terdengar lebih keras
dibandingkan dengan seseorang yang gemuk.Hal tersebut
terjadi karena orang yang kurus memiliki jarak jantung yang
dekat dengan dinding dada.

2) Bunyi jantung II
Bunyi jantung II disebabkan karena proses menutupnya
katup aorta semilunar dan katup pulmonal

3)Bunyi jantung III


Bunyi jantung III disebabkan oleh getaran cepat dari aliran
darah saat pengisian cepat dari ventrikel.
4)Bunyi jantung IV
Bunyi jantung IV disebabkan karena adanya getaran yang
timbul saat sistolik atrium.
b.Bunyi bising jantung
Bunyi bising merupakan bunyi jantung yang terjadi karena adanya
getaran yang timbul dalam intensitas waktu yang lebih lama.
Bising jantung atau cardiac murmur terjadi akibat adanya aliran
turbulen dalam bilik dan pembuluh darah dan adanya sumbatan
akibat keadaan abnormal. Bunyi bising di bagi menjadi beberapa
macam yaitu bising diastolik,bising sistolik,dan bising diastolik dan
sistolik.
3.Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan jantung berdasarkan letak ruang jantung disebut
prekordum jantung di lakukan dengan menggunakan stetoskop dan
timer.Pemeriksaan dilakukan dengan pertimbangan umum meliputi
ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang
kuat,menjaga frivasi pasien,dan memprioritaskan serta memerhatikan
tanda- tanda kegawatan.Tanda-tanda yang harus diamati pada
pemeriksaan jantung meliputi bentuk prekordium,denyut pada apeks
jantung,denyut nadi pada dada,dan denyut vena.
a.Bentuk Prekordium
Bentuk kedua belah dada adalah simetris.Adanya bentuk precordium
Yang cekung dapat terjadi karena penyakit perikarditis
menahun,fibrosis paru,dan kifoskoliosis.Bentuk prekordium yang
gembung dapat terjadi karena adanya pembesaran jantung,efusi
efikardium, efusi pleura ,tumor mediastinum.
b.Denyut apeks jantung
Dalam keadaan normal,apeks jantung terletak di dalam ruang
interkorsalis V sisi kiri agak medial dari line midclavicularis
sinistra.Apabila pada dada bagian atas terdapat denyutan maka harus
di curigai adanya kelainan pada aorta.
c.Palpsi pada apeks jantung
Palpasi atau periksa raba di lakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Posisikan pasien duduk atau tidur terlentang dan berhadapan dengan
pemeriksa
2)Saat posisi duduk,letakkan kedua tangan pasien di paha atau
pinggang.Jika posisi tidur terlentang,letakkan kedua tangan pasien di
samping atau sejajar dengan badan.
3)Tentukan ruang antar iga ke-5 kiri yaitu ruang antara tulang tulang iga
ke-5 dan ke-6
4)Tentukan garis midclavikula kiri dengan menarik garis lurus yang
memotong pertengahan tulang clavikula kea rah inferior tubuh.
5)Tentukan letak apeks jantung dengan telapak tangan pada dinding
dada setinggi ruang antariga ke-5 di grais midklavikula.
6)Lepaskan telapak tangan dari dinding dada jika terdapat getaran pada
terapak tangan.Untuk mempertajam getaran anda dapat mengunakan
jari ke -2 dan ke-3 tangan tangan.
7)Tentukan getaran maksimum, disinilah letak apeks jantung.

4.Auskultasi Jantung
Auskultasi merupakan pemeriksaan bunyi jantung yang di lakukan
dengan menggunakan stetoskop.
a.Bagian stetoskop
Stetoskop terdiri dari dua bagian yaitu diafragma dan bel sebagai
berikut:
1)Diafragma merupakan bagian yang paling baik untuk mendengarkan
bunyi jantung relative bernada tinggi dari BJ 1,BJ 2, dan murmur.
2)Bel merupakan bagian yang paling sensitif terhadap bunyi dengan
frekuensi yang rendah dari BJ 3,BJ 4, dan murmur.Bel biasanya di
gunakan pada apeks kemudian bergerak ke medial sepanjang garis
parasternal.
b.Pemeriksaan auskultasi jantung
Cara melakukan auskultasi jantung yaitu sebagai berikut:
1)Posisikan pasien berbaring terlentang dengan tubuh bagian atas di
tinggikan dengan menaikkan kepala sekitar 30*.Mintalah pasien untuk
tenang dan bernapas biasa.
2)Tempelkan kepala stetoskop pada aprks jantung dan dengarkan bunyi
dasar jantung.
3)Auskultasi dilakukan dengan menggunakan corong stetoskop
dilakukan pada daerah apeks dan ruang interkosta 4 dan 5kiri ke atas
sternum.
4)Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung kemudian bedakan
irama systole,diastole,dan intensitasnya.Perhatikan pula bunyi
tambahan yang mungkin terdengar.
5)Gabungkan auskultasi dengan kualitas pulpus (denyut nadi ).Tentukan
daerah penjalaran bising dan titik maksimumnya.

B.PEMBULUH DARAH
Sistem peredaran darah manusia di sebut sistem peredaran darah
tertutup. Hal tersebut terjadi karena darah mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh dengan keadaan darah yang berada di dalam pembuluh
darah.
1.Macam-macam pembuluh darah
Pembuluh darah di bagi menjadi tiga macam yaitu
arteri,vena,dan kapileryaitu sebagai berikut:
a. Arteri (pembuluh nadi)
Pembuluh arteri berfungsi untuk membawa darah dari jantung
menuju ke seluruh jaringan tubuh. Pembuluh nadi paling besar
adalah aorta yang membawa darah banyak oksigen ke seluruh
tubuh.Letah pembuluh nadidapat di lihat pada permukaan tubuh
yang mengalami denyut pada pergelangan tangan dan
oksigen.Pembuluh arteri tersusun atas dinding yang
kuat,tebal,dan elastin.
b.Vena (bilik )
Pembuluh vena berperan dalam membawa kembali darah dari
bagian tubuh menuju jantung. Terdiri dari tiga jenis yakni vena
pulmonalis, vena cava superior dan vena cava inferior. Vena
pulmonalis berperan dalam membawa kembali darah dari
paru-paru menuju jantung, vena capa superior berperan dalam
membawa kembali darah pada bagian tubuh atas menuju jantung,
sedangkan vena cava inferior berfungsi dalam membawa darah
kembali dari bagian bawah tubuh menuju jantung.
c.Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah terkecil yang berfungsi untuk
menghubungkan antara pembuluh nadi dengan pembuluh bilik.
Tabel 2.1 perbedaan arteri dan vena
Pembeda Arteri Vena
Letak Agak ke dalam Agak ke luar
Dinding pembuluh Elastis dan kuat Tipis dan tidak elastis
Arah aliran darah Keluar jantung Menuju jantung
Denyutan Terasa Tidak terasa
Katup Pangkal Sepanjang pembuluh
darah
Aliran darah Deras Lambat
Jika terluka Memancar Menetes
Warna Merah terang Merah gelap

2.Pemeriksaan Nadi
Pemeriksaan pembuluh nadi di lakukan dengan memerhatikan
intesitas,jumlah denyut dalam satu menit,irama,dan pemberian
perhatian yang lebih jika terdapat nyeri tekan pembuluh
darah,lekukan,atau terabannya lobul.
a. Lokasi pengukuran denyut nadi
Lokasi pemeriksaan dan pengukuran denyut nadi di antaranya
sebagai berikut.
 Arteri radialis pada pergelangan tangan
 Arteri brachialis pada siku bagian dalam
 Arteri carotis pada leher
 Arteri temporalis pada pelipis
 Arteri femoralis pada lipatan paha
 Arteri dorsalis pedis pada kaki
 Arteri frontalis pada ubun ubun atau(untuk bayi)
b. Persiapam pemeriksaan
persiapan untuk melakukan denyut nadi dilakukan pada ruangan yang
terang dan hangat.Tempat pemeriksaan diatur posisinya sehingga
cukup leluasa saat melakukan pemeriksaan pasien dari kedua sisi.Skala
intensitas denyut nadi yang harus diketahui pemeriksa yaitu sebagai
berikut.

Skala Intensitas
0 Tidak ada denyut yang teraba
+1 Denyut samar,tapi telah
terdeteksi
+2 Intensitas denyut sedikit kurang
dari normal
+3 Normal
+4 Denyut melompat
Table 2.2 pemeriksaan denyut nadi

c. Tahapan pemeriksaan denyut nadi


Pemeriksa di sarankan untuk tidak menggunakan ibu jari pada
pemeriksaan palpasi denyut nadi.Hal tersebut di karenakan jika
menggunakan ibu jari,lebih sering terdengar denyut nadi pemeriksa
sendiri.Tahapan dalam melakukan pemeriksaan denyut nadi yaitu
sebagai berikut.
a. Pemeriksaan arteri Radialis
 Pemeriksaan arteri radialis dilakukan dengan pemeriksa
menopang lengan bawah pasien dengan tangan kirinya.
 Tangan kanan pemeriksa mulai meraba sepanjang aspek
radialvoral di pergelangan pasien.
 Pemeriksa meraba denyut nadi pada pergelangan tangan
pasien menggunakan ujung jari pertama,kedua,dan ketiga
longitudinal dari posisi arteri.
b. Pemeriksaan arteri brakialis
 Pemeriksa menopang lengan pasien dengan tangan kirinya
 Posisi lengan atas pasien abduksi,siku sedikit tertekuk dan
lengan bawah diputar keluar
 Pemeriksa mulai meraba denyut nadi pada anterior siku di
sepanjang perjalanan arteri yaitu di medial tendon biceps
dan lateral dengan epikondilus humerus medialis
c. Pemeriksaan arteri femoralis
 Arteri femoralis terletak di bawah ligamen inguinal naik ke
atas di paha atas pada sepertiga jarak dari pubis ke tulang
ilika superior anterior
 Pemeriksa berdiri di sisi ipsilateral pasien dari ujung jari
tangan menekan kuat ke pangal paha,kemudian hitung
frekuensi denyut nadi.
d. Pemeriksa arteri dorsalis pedis
 Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan pergelangan
kaki santai
 Pemeriksa berdiri di kaki meja pemeriksa dan menempatkan
jari melintang di dorsum kaki dekat pegelangan kaki
 Arteri terletak didekat sumbu pusat panjang kaki,lateral dari
tendon halluces ekstensor

Tabel 2.3 Denyut nadi normal


NO Usia Denyut Nadi
1 Bayi 120-160 kali/menit
2 Toddler 90-140 kali/menit
3 Prasekolah 80-110 kali/menit
4 Usia Sekolah 75-100 kali/menit
5 Remaja 60-90 kali/menit
6 Dewasa 60-100 kali/menit

3. Pemeriksaan Tekana Darah


Tekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan dari dinding
pembuluh arteri.Tekanan darah dipengaruhi oleh curah
jantung,ketegangan arteri,dan volume darah.Tekanan darah di
gambarkan dalam bentuk tekanan sistole dan tekanan
diastole.Pemeriksaan tekanan darah di lakukan dengan menggunakan
sphygmomanometer.
a. Cara pemeriksaan tekanan darah
1) Memposisikan pasien dalam posisi duduk selama
kurang lebih 5 menit.Buatlah pasien duduk dalam
posisi nyaan dan santai di kursi dengan punggung
bersandar.
2) Angkat lengan pasien setinggi jantung sehingga siku
tertekuk dan siku sejajar dengan jantung.
3) Pasanglah manset dengan rapat tetapi tidak ketat.
4) Letakkan kepada stetoskop yang pada lengan pasien
,tepatnya pada arteri brakialis.
5) Pemeriksa memasang alat pendengar
sphygmomanometer.tutup klep pompanya karet
kemudian pompalah pemompa karet dengan cepat
hingga jarum pada meteran mencapai 160-180 mmHg.
6) Bukalah klep secara perlahan dengan mendengarkan
bunyi tekanan darah sistolik.Bunyi tekanan darah
sistolik merupakan bunyi yang pertama kali terdengar
oleh telinga pemeriksa.
7) Bukalah klep kembali secara perlahan dengan
mendengarkan bunyi tekanan darah diastolik. Setelah
mendengarkan bunyi tekanan sistolik maka bunyi akan
berubah menjadi dengungan,dengarkanlah sampai
bunyi dengungan tersebut tidak terdengar. Bunyi
tekanan darah sistolik merupakan bunyi yang tidak
terdengar setelah bunyi dengungan.
8) Lakukan pemeriksaan tekanan darah kembali jika anda
melewatkan bunyi tekanan darah sistolik maupun
diastolik.
b. Pembacaan tekanan darah
Setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah,maka
akan dihasilkan skala yang menunjukkan tekanan darah
sistolik dan diastolik dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 2.4

Tekanan darah Sistole Diastole


Normal <_120 <_80
Hipotensi <90 <60
Prehipertensi 120-140 80-90
Hipertensi tingkat 1 140-160 90-100
Hipertensi tingkat 2 >160 >100
Hipertensi berat >180 >110
c. PROSEDUR DAN TES DIAGNOSTIK
Beberapa jenis tes untuk mendiagnosa adanya suatu
kelainan pada sistem jantung dan pembuluh darah di
antaranya sebagai berikut.
1. Tes laboratorium
Tes laboratorium dilakukan dengan
memeriksa enzim jantung dan nsur kimia darah.
Analisis enzim jantung di dalam plasma dilakukan
untuk mendiangnosa infrakmiokard. Adapun
memeriksa unsur kimia darah meliputi
lemak,elektrolit serum,nitrogen urea darah,dan
glukosa.
2. Sinar-X Dada dan Fluoroskopi
Sinar-X dilakukan untuk menentukan
ukuran,kontur,dan posisi jantung. Adapun
pemeriksaan Fluoroskopi dilakukan untuk
mengetahui gambaran visual mengenai keadaan
jantung melalui luminescent x-rays creen.
Pemeriksaan dengan Fluoroskopi dilakukan untuk
memperlihatkan denyutan jantung dan
pembuluh darah,serta mengkaji kontur jantung
yang tidak normal.
3. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram merupakan gambaran
secara aktivitas listrik saat jantung mengalami
kontraksi pada bagian atrium dan ventrikel yang
digambarkan secara grafik. EKG dilakukan
berdasarkan jumlah detak jantung yang dialami
oleh manusia sebagai respons terhadap
perpindahan sinyal listrik dalam sel-sel di bagian
jantung. Tes EKG dilakukan tanpa menimbulkan
rasa sakit dan tidak melibatkan
prosespemasukkan benda asing ke dalam tubuh.
Tes EKG dapat dilakukan ketika seorang pasien
menunjukkan risiko tinggi masalah jantung
dengan gejala tertentu.
Beberapa gejala yang umm membuat dokter
menyarankan pasien untuk melakukan tes EKG
yaitu sebagai berikut.
a) Pasien merasakan sakit dibagian dada dan
merasa kesulitan bernapas
b) Pasien sering merasa lelah yang berkelanjutan
c) Detak jantung pasien sering terasa cepat dan tidak
beraturan.
d) Adanya bunyi jantng yang berbeda saat dokter
mendengarkan detak jantung pasien.
e) Pasien sebelumnya pernah mengalami masalah
jantung.

Tes EKG merupakan prosedur medis yang


sangat aman sehingga tidak memiliki risiko
yang menbahayakan pasien. Jika ada,pasien
yang memiliki kulit sensitive dapat mengalai
tibul warna merah dan rasa tidaknyaman pada
tempat dimana elektroda dipasangkan pada
tubuh. Prosedur pelaksanaan tes EKG
dilakukan dengan membaringkan pasien diatas
meja pemeriksaan. Petugas memasangkan
beberapa elektroda (12-15 elektroda) pada
beberapa bagian tubuh seperti
dada,lengan,dan kaki. Pemasangan elektroda
dilakukan dengan bantuan gel atau tape.
Selama prosedur berlangsung, pasien dapat
bernapas seperti biasa. Elektroda akan
mendeteksi kerja jantung dan merekam aliran
listrik jantung dala bentuk grafik
bergelombang pada computer. Hasil
pemeriksaan EKG yang tidak normal akan
dikonfirmasi lebih lanjut oleh dokter dengan
pengujian atau tes medis lainnya. Konfirmasi
tersebut perlu dilakukan karena terkadang
pola grafik EKG yang tidak normal ternyata
bersifat normal bagi pasien karena perbedaan
gaya hidup pasien.
4. Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan tes yang
digunakan untuk memeriksa ukuran,bentuk, dan
pergerakan strktur jantung. Alat ini digunakan
untuk mendiagnosa dan membedakan murmur
jantung.
5. Tes Toleransi Latihan
Tes Toleransi latihan dilakukan untuk
mengkaji beberapa aspek fungsi jantung. Tes
tersebut dilakukan dengan mengevaluasi aksi
jantung selama stres fisik dan respons terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen dapat
ditentukan.
6. Kateterisasi Jantung dan Angiografi
Kateterisasi Jantung merupakan prosedur
diagnostik invasive yang dilakukan dengan
memasukkan kateter ke jantung dan pembuluh
darah untuk mengukur tekanan pada ruang
jantung. Selain itu,prosedur ini juga digunakan
untuk menentukan saturasi oksigen di dalam
darah. Adapun Angiografi merupakan teknik yang
dilakukan untuk memasukan kateter ke sistem
pembuluh darah untuk menggambarkan jantung
dan pembuluh darah.

D. Sistem Limfatik
Sistem limfatik merupaka sistem yang termasuk di dalam sistem
peredaran darah.Sistem limfatik terdiri dari organ-organ yang
memproduksi limfosit atau cairan limfa.Sistem limpatik atau sistem
getah bening berfungsi untuk mengumpulkan kelebihan cairan dan
protein di dalam tubuh dan mengembalikannya di dalam
darah,trasfortasi lemak,menyaring dan menghancurkan
mikroorganisme,dan melindungi tubuh dari benda asing dan
mikroorganisme tertentu.
1. Struktur Sistem Limfatik
Komponen utama yang menyusun sistem limfatik di antaranya
sebagai berikut.
a. Kapiler limfatik
Kapiler limpatik berfungsi untuk mengumpulkan kelebihan
cairan interstilial di jaringan.
b. Pembuluh limfatik
Pembuluh limfatik memiliki fungsi untuk membawa cairan
limfa dan kapiler limfatik menuju pembuluh vena yang
terdapat di bagian leher dan akan di kembalikan ke dalam
pembuluh darah.
c. Nodus limfatik
Nodus limfatik berfungsi untuk menyaring material dari
limfa sebelum masuk ke pembuluh darah.
d. Tonsil
Tonsil merupakan bagian yang terdapat pada faring yang
berfungsi untuk menghancurkan benda benda asing yang
memasuki saluran nafas bagian atas dan sistem pencernaan.
e. Limfa
Limfa berfungsi untuk menyaring benda-benda asing dari
darah,menghasilkan limfosit,menyimpan sel
darah,melepaskan darah ke dalam tubuh.
f. Kelenjar timus
Kelenjar timus berfungsi untuk memproduksi hormone
timosindan membentuk limfosit sebagai sistem kekebalan.
2. Fisiologi sistem limfatik
Secara fisiologi,sistem limfatik manusia terdiri dari beberapa
bagian yaitu sebagai berikut.
a. Saluran limfe
Saluran limfe merupakan cairan bening yang menyerupai
plasma yang tidak mengandung protein plasma.saluran limfe
memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial.
b. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe atau kapiler limfe termasuk peredaran
terbuka.Cairan limfe akan masuk ke kapiler limfe,kapiler limfe
akan bergabung dengan kafiler limfe lainnya dan membentuk
limfe.struktur pembuluh limfe serupa vena kecil yang memiliki
lebih banyak katup sehingga tampak seperti rangkaian merjan.

3. Pemeriksaan Penunjang Limfatik


Pemeriksan sistem limfatik dilakukan dengan memeriksa sel
darah terutama sel limfosit. Cara yang dilakukan untuk melakukan
pemeriksaan yang berhubungan dengan sistem limfatik dapat
dilakukan dengan memeriksa kelenjar getah bening. Langkah-
langkah pemeriksaan kelenjar getah bening yaitu sebagai berikut.
a. Menjaga kebersihan tangan dan menanyakan kepada
pasien mengenai bagian yang sakit.
b. Memposisikan pasien yang keadaan duduk dan pemeriksa
berdiri di belakang pasien
c. Melakukan palpasi atau pemeriksa raba pada kelenjar
getah bening dengan menggunakan empat ujung jari.
d. Melakukan biopsy atau pengambilan jaringan kelenjar
getah bening dengan dokter memasukkan jarum ipis
kedalam kelenjar kemudian mengambil mengambil
sempel sel.
Pemeriksaan kelenjar getah bening juga dilakukan dengan
mengukur kelenjar untuk perbandingan berikutnya,
mencatat ada tidaknya nyeri tekan,kemerahan,hangat
pada perabaan,dapat bebas di gerakkan,ada tidaknya
fluktuasi,dan konsistensi keras atau kecal.
a. Ukuran
Ukuran kelenjar getah bening yang normal jika
diameter <1 cm
b. Nyeri tekan
Nyeri tekan umumnya diakibatkan dari adanya
peradangan atau proses pendarahan
c. Konsistensi
Konsistensi meliputi keras seperti batu
mengarahkan kepada keganasan,padat seperti karet
mengarahkan kepada limfoma,lunak mengarahkan
proses infeksi,fluktuatif mengarahkan telah terjadi
asbes/pernanahan.
d. Penempelan/bergerombol
Beberapa kelenjar getah bening dan menempel dan
bergerak bersamaan jika digerakkan. Pembesaran
kelenjar getah bening bagian belakang pada infeksi
rubella dan mononucleosis. Pembesaran kelenjar
getah bening leher bagian belakang memiliki resiko
keganasan yang lebih besar. Pembesaran kelenjar
getah bening leher disertai daerah lainnya
disebabkan oleh infeksi virus.

Rangkuman
1. Jantung terletak di antara paru-paru tepatnya di dalam rongga
mediastinum rongga dada. Pemeriksaan jantung dapat
dilakukan dengan mendengarkan bunyi jantung menggunakan
stetoskop.
2. Pemeriksaan pembuluh darah dilakukan dengan pemeriksaan
nadi. Lokasi pemeriksaan denyut nadi terdiri dari enam tempat
meliputi arteri radialis pada pergelangan tangan,arteri
brachialis pada siku bagian dalam,arteri carotis pada
leher,arteri temporalis pada pelipis,arteri femoralis pada
lipatan paha,dan arteri dorsalis pedis pada kaki. Sedangkan
untuk bayi terdapat pada arteri frontalis pada ubun-ubun.
3. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan menggunakan
sphygmomanometer atau tensimeter.pemeriksaan dilakukan
dengan memasang sphygmomanometer di bagian lenggan atas
dan memasang stetoskop pada arteri brakialis.
4. Sistem limfatik terdiri dari organ-organ yang memproduksi
imfosit atau cairan imfa.pemeriksaan sistem limfatik dilakukan
dengan memeriksa keadaan kelenjar getah bening.
5. Tes diagnostik sebagai penunjang dari pemeriksaan fisik siste
sirkulasi darah dan limfatik dilakukkan melalui sebagai
prosedur yang meliputi tes laboratorium, sinar-X,dan
fluoroskopi,EKG,ECG,tes tole

Anda mungkin juga menyukai