Anda di halaman 1dari 2

KETIKA ANAK SOLEH IKHTIAR

Suatu ketika, di Kota Bandung terdapat seorang anak bernama Royhan. Royhan adalah
seorang anak soleh yang pindah sekolah ke smp 111 Kota Bandung. Disana dia berkenalan
dengan anak kaya bernama Surya.
Surya: (Dengan Melambai) “Halo kenalkan, namaku surya java pas, panggil aja surya.”
Royhan: (Dengan tersenyum) “Walaikumussalam, kenalkan nama ku rahasia, panggil aja
royhan.”
Setelah mereka berkenalan bel masuk kelas pun tiba. Royhan yang belum terlalu
mengenal surya sekarang terlihat semakin akrab. Surya pun bercerita.
Surya: (dengan menyengir) “hey han, aku dulu sudah pernah pergi umroh kamu apa nggak mau
pergi?” (Menunggu jawaban) “oh iya kamu kan miskin, buat umrohin ayahmu aja
mungkin nggak kuat!” (Dengan tertawa)
Royhan: (memaksa tersenyum)
Royhan pun berkata dalam hati, dia ingin menghajikan ayahnya
Royhan: “Aku harus menabung, aku harus membantu ayah, biar dia bisa pergi haji.”
Surya yang ternyata anggota geng anak nakal membocorkan informasi tentang royhan
yang sedang menabung untuk menghajikan ayahnya
Surya: (Dengan menunduk) “Bos Guntur, saya mendapat informasi bahwa royhan anak baru
sekolah kita, sekarang sedang mengumpulkan uang untuk menghajikan ayahnya, jika bos
mau saya punya sebuah rencana yang sangat bagus?” (Menunggu jawaban) “jadi begini
bos” (berbicara dengan berbisik)
Guntur: (Mengangguk) “Boleh apa rencanamu,” (Menunggu Surya berbicara) “boleh juga
rencanamu, hei budak hinaku sekalian, mulai besok jika kalian bertemu dengan royhan,
ambil duitnya, dia pasti tidak akan membelanjakan uangnya.”
Royhan pun bertemu dengan salah satu anggota geng anak nakal
Zamrut: (Dengan berteriak) “woi cupang duit mana duit!”
Royhan: (Dengan wajah ketakutan) “Ampun mas, saya nggak punya duit.”
Zamrut: (Dengan menampar) “Bacot!”
Karena setiap hari Royhan selalu dipalak oleh anak geng nakal, royhan pun mengadu
pada guru TATIBSI
Royhan: (Dengan menangis) “Pak, saya setiap hari selalu dipalak oleh anak geng nakal.”
Pak Nuril: (Dengan wajah marah) “Wah, kurang ajar mereka, han, kamu yang sabar ya kita buat
jebakan untuk mereka!”
Royhan dan guru TATIBSI yang sudah membuat jebakan pun mulai memasukkan umpan
Guntur: (Dengan menyeru) “Woi han mana duit mu!”
Royhan: (Wajah marah) “Enak banget hidup mu!”
Guntur: (Wajah marah) “Berani banget kamu, budak hinaku bunuh dia!”
Perkelahian pun tak terelakkan, mereka tidak tahu Royhan itu sabuk hitam di ekskul
Taekwondo
Pak Nuril: (wajah marah) “Woi, anak kurang ajar, masuk ke kelas kalian!”
Royhan: “Terimakasih pak.”
Pak Nuril: (Tersenyum)
Royhan pun pulang
Bapak: (Dengan tersenyum) “Han bapak dapet hadiah dari kelompok ibadah haji!”
Royhan: (Dengan tersenyum) “Alhamdulillah.”

Anda mungkin juga menyukai