Kegiatan inspeksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: Mendapatkan informasi dari pemilik atau penanggung-jawab lokasi, mengenai hal-hal sebagai berikut: o Luas bangunan, luas tanah, tingkat gangguan atau kerusakan yang disebabkan oleh tikus dimana dan kapan waktunya. o Informasi dan fakta tentang praktek pengelolaan lokasi yang mempengaruhi populasi baik yang positif maupun negatif. o Usaha pengendalian yang sudah atau sedang dilakukan. Mengetahu tanda-tanda fisik keberadaan tikus: o Jalur tikus (Run Way) – Biasanya ditemukan di antara tempat persembunyian tikus dan sumber makanan. o Kotoran (Dropping) – Tikus meletakkan kotoran dimana saja saat melakukan perjalanan khususnya di sudut-sudut ruangan. Ciri kotoran baru: warna lembut dan mengkilat – ciri kotoran lama: warna keabu-abuan dan mudah hancur. o Populasi tikus – Mengetahui populasi tikus sebenarnya relative sukar dilakukan karena tikus lebih aktif di malam hari (primary nocturnal). Hal yang dapat dilakukan dengan mengetahui dari tanda-tanda tikus setiap hari. o Urine tikus / Bau (odor) – Dapat dideteksi melalui lampu Black-Lights. o Tanda-tanda gigitan tikus (gnow mark) – Ukuran gigitan tikus: 1/16 inch (gigitan Mus-Musculus) ; 1/18 inch (gigitan Rattus Norvegicus). o Rubmarks – Tanda hitam yang ditinggalkan oleh tikus yang berasal dari minyak/keringat yang ada di tubuh tikus dan debu di sepanjang dinding yang dilewati. o Smears – Tanda baru keberadaan tikus. o Jejak kaki tikus (Track) – Dapat terlihat di tempat yang berdebu. Jika kesulitan melihat jejak kaki tikus dapat dilihat dengan bantuan Flash- Light dan meletakkan non-toxic-tracking-powder di area terinfestasi tikus dan selanjutnya dilakukan inspeksi secara konsisten. o Upset Pets – Binatang peliharaan yang cepat tanggap seperti kucing dan anjing dapat menangkap tanda-tanda keberadaan tikus terutama dari gerakan tikus yang lari (running), keratan (gnawing), fighting dan galian tanah (digging). Melakukan pemeriksaan visual tentang factor-faktor yang menunjang keberadaan tikus area luar dan area dalam yang meliputi akses masuk tikus, sarang, fedding place (tempat mencari makan), sumber air, ventilasi dan area terbuka lubang, resting place(persembunyian), jalur pipa luar dan dalam, lubang atau retakan di bangunan. Pembuatan denah lokasi (mapping) dan memberikan tanda-tanda akses masuk, lokasi gangguan, dan kerusakan di sensitif area. Penaburan serbeuk penjejak (tracking powder) bila diperlukan untuk mengetahui jejak kaki tikus. Inspeksi malam hari (night inspection) terkadang diperlukan sebagai metode yang cepat (quickest methode) untuk mendapatkan informasi area yang terinfestasi dan mengetahui aktivitas interaksi tikus (malam hari merupakan peak-activity-periode tikus. Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan inspeksi: Lampu Senter / Flash-Light Urine detector menggunakan black-light Inspection Mirror (khusus untuk pabrik makanan dan farmasi). Obeng minus, obeng kembang, dan tang. Pinset untuk mengambil sampel kotoran. Plastik klip / botol vial untuk wadah sampel kotoran. Kertas label. Ballpoint warna-warni. Kertas millimeter untuk membuat denah. Clipboard Magnifier / Loup – Kaca pembesar. Form Inspection berupa check-list.
Tahap Ke-2 : Identifikasi Masalah
Kegiatan identifikasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi karena gangguan tikus dengan melihat tanda-tanda keberadaan tikus. Setelah itu menetapkan rekomendasi pengendalian yang tepat untuk mengatasi masalah tikus yang ada.
Tahap Ke-3 : Pengendalian Populasi Tikus
Non-Kimiawi Sanitasi dan higienis lingkungan Tikus akan berkembang-biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung, dan temat tinggal yang tidak terganggu. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasikan gangguan tikus: Meletakkan sampah dalam tempat sampah yang memiliki konstruksi yang rapat. Meniadakan sumber air yang dapat mengundang air karena tikus membutuhkan minum setiap hari. Meminimalisasikan tempat bersarang (harborages) antara lain: eliminasi rumput/semak belukar. Pencegahan secara fisik dan mekanis o Secara fisik dilakukan dengan Eksklusi atau struktur kedap tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah/lubang) pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang menjulur ke bangunan, serta tidak membuat taman yang terlalu dekat dengan struktur bangunan. o Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung (proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah ruangan, dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon, menggunakan perangkap/jebakan (lem tikus, jepit, masal, dan elektrik). Perangkap merupakan cara yang paling disukai untuk membunuh atau menangkpa tikus terutama pada keadaan dimana tikus yang mati di sembarang tempat sulit dijangkau dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap Perangkap lem Tahapan pemasangan: Gunakan kertas berperekat yang ditempatkan dalam kotak tertutup untuk lokasi kerja yang banyak terdapat bahan makanan, barang farmasi, atau area sensitive lainnya. Tempatkan pada lokasi tertentu dimana banyak terdapat lalu-lintas tikus dengan interval jarak 10-25 meter antar masing-masing perangkat lem dan lubang pintu- kotak yang sejajar dengan dinding. Tempatkan sticker penunjuk dan kartu check-list di atas perangkap lem. Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk semua periode. Perangkap tikus elektrik (Rat Zapper) Tahapan pemasangan: Pemasangan perangkap tikus elektrik dilakukan untuk Food-Area yaitu lokasi yang berdekatan dengan makanan atau ruang produksi, gudang makanan, atau area sensitive lainnya. Digunakan sebagai alternative terakhir bila perangkap yang lain tidak efektif. Sumber daya listrik perangkap tersebut dari batere dilengkapi dengan tombol ON/OFF. Tempatkan sticker penunjuk dan kartu check-list di atas perangkap elektrik. Lakukan pemeriksaan setiap hari dan bila ada tikus yang terperangkap dan mati. Bersihkan perangkap dengan air panas namun sebelumnya pastikan bahwa perangkap elektrik tersebut dalam kondisi OFF. Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk semua periode. Pengendalian Kimiawi Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata dengan pertimbangan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang optimal dan tidak boleh dilakukan pada lokasi yang terdapat aktivitas pengolahan makanan/farmasi atau area sensitive lainnya. Pemakaian rodentisida pada industri makanan/farmasi hanya boleh dilakukan di luar ruangan yang tidak terhubung langsung dengan produksi dan dilakukan untuk jangka waktu yang terbatas dan harus diawasi dengan ketat. Kunci sukses pengendalian secara kimiawi adalah: Penempatan lokasi umpan harus tepat. Umpan harus selalu cukup tersedia selama periode tikus masih mau makan umpan. Rat Box adalah alat bantu yang digunakan dalam aplikasi secara kimiawi. Rodentisida (umpan) diletakkan dalam rat-box tersebut sehingga bila ditempatkan di ruang terbuka akan terhindar dari air hujan ataupun panas matahari secara langsung. Penggunaan rat-box ini juga meminimalkan rodentisida tersebut termakan oleh binatang peliharaan (anjing, kucing, dll). Letakkan rat-box ini jauh dari jangkauan anak-anak. Tempatkan sticker penunjuk dan kartu check-list di atas perangkap lem dan diberi nomor seri atau petunjuk tertentu guna memudahkan monitoring dan pencatatan. Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk semua periode. Penanganan Bangkai Tikus Pasca Pengendalian Tikus Kumpulkan tikus yang terperangkap/mati dan musnahkan dengan cara dibakar dan dikubur di kedalaman min. 50 cm termasuk didalamnya setiap bahan rodentisida yang tersisa. Peralatan keselamatan dan pakaian kerja Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian tikus terdapat kelengkapan keselamatan kerja yang harus terpenuhi, meliputi: Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida atau bangkai tikus. Masker penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan bangkai tikus. Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah berbahaya atau bila ditentukan oleh pemilik/penanggung-jawab lokasi. Safety-shoes bila ditentukan oleh pemilik/penanggung-jawab lokasi. Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan.
Tahap Ke-4 : Monitoring Dan Evaluasi
Monitoring (Pemantauan) dan Evaluasi/penilaian secara berkala dilakukan untuk mengetahui keberhasilan cara-cara pengendalian yang dilakukan dengan melakukan inspeksi (pemeriksaan dan pengumpulan informasi) di semua area tanpa terkecuali dan tindakan perbaikan apabila masih ditemukan adanya gangguan tikus. Tahapan kegiatan monitoring: Gunakan daftar periksa monitoring dan evaluasi dan kertas terpisah untuk mencatat informasi dan fakta yang dijumpai di lapangan. Kelengkapan peralatan monitoring/evaluasi, yaitu lampu senter, inspection mirror (Khusus pelanggan pabrik dan farmasi), obeng, pinset, plastic klip/botol, vial (untuk sampel kotoran), atk (ballpoint warna-warni, kertas, label, kertas millimeter, clipboard), force/alat penjepit, odorless/cairan penghilang bau. Pemantauan bangkai tikus sekurang-kurangnya dilakukan 5 hari pertama setelah penempatan umpan beracun atau secara rutin. Perhatikan tanda-tanda keberadaan tikus dan jumlah umpan racun yang dimakan. Tindakan koreksi dengan mengubah penempatan racun, penggantian umpan racun, atau bila perlu dikombinasikan dengan tindakan pencegahan atau tindakan pengendalian secara mekanis. Laporan evaluasi hasil tangkapan dan hasil monitoring dilakukan setiap 1 bulan sekali.