Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR MATA KULIAH BAHASA INGGRIS UNTUK

MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK


NEGERI SEMARANG

Sriwahyuningsih Sulaiman 1), Suroso 1), Puji Wahyumi 1) ), Wildana Latif Mahmudi 1) ,
Yusetyowati 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
Email: sriwahyuningsih.sulaiman@polines.ac.id , suroso@polines.ac.id

ABSTRAK

Bahan ajar Bahasa Inggris adalah modul mata kuliah Bahasa Inggris yang berisi seperangkat
materi yang disusun secara sistematis dengan menggunakan cara pandang bervisi SETS (Science,
Environment, Technology, Society) dengan aplikasi berbagai materi pada mata kuliah lain
sehingga memungkinkan tercipta lingkungan/suasana belajar yang dapat mempermudah
mahasiswa untuk belajar lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan
bahan ajar mata kuliah Bahasa Inggris dengan model pembelajaran bervisi SETS yang sesuai
untuk mahasiswa teknik, khususnya Teknik Sipil. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian pengembangan R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan
digunakan untuk mendesain produk atau prosedur baru yang teruji secara sistematis di lapangan,
dievaluasi, dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria efektivitas, kualitas atau
kemiripan dengan suatu standar. Secara keseluruhan bahan ajar bahasa Inggris bervisi SETS
yang disusun didalam penelitian ini mempunyai keterkaitan yang sangat baik yaitu tingkat
keterkaitannya dengan mata kuliah lain yang ada di dalam kurikulum.

Kata kunci: SETS, bahan ajar, teknik sipil.

PENDAHULUAN komunikasi maka kemampuan


linguistik juga akan diajarkan.
Latar Belakang
Waluyo dkk (2010)
Bahasa Inggris sebagai bahasa mengemukakan bahwa model
kedua menekankan pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada
kemampuan komunikatif, yaitu peningkatan kemampuan
kemampuan untuk tidak saja berkomunikasi mahasiswa belum
menghasilkan kalimat-kalimat yang dapat berjalan secara efektif. Model
gramatikal, namun juga menggunakan pembelajaran dengan berpusat pada
kalimat-kalimat tersebut untuk siswa (Student Centred Learning)
berkomunikasi. Waluyo dkk (2010) dengan model silabus tematik
menyatakan bahwa apabila menggunakan kegiatan belajar
kemampuan berkomunikasi dianggap mengajar bahasa Inggris berbentuk
sebagai tujuan akhir pembelajaran, penyelesaian tugas (Task Based
maka mestinya tidak hanya dipandang Instruction) yang dikembangkan
sebagai produk, tetapi juga sebagai selama ini belum menunjukkan hasil
proses. Implikasinya kemampuan yang memuaskan. Kurikulum yang
berkomunikasi harus diajarkan, sekarang digunakan identik dengan
karena dengan diajarkannya Theme Based Curricullum yang
dikemukakan oleh Brown (1994).

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 41


Materi pelajaran yang disusun teknologi. Oleh karena itu kualitas
berdasarkan tema atau topik seperti pembelajaran bahasa Inggris perlu
kesehatan masyarakat, kesadaran ditingkatkan dan peran bahasa Inggris
lingkungan, dan ekonomi global dalam menunjang pelajaran lain perlu
dengan kegiatan pembelajaran dengan ditingkatkan. Binadja (1998)
mengemukakan bahwa sains, ilmu
membaca, menyaksikan video,
pengetahuan sosial dan humaniora dapat
mendiskusikan berbagai isu dan atau dipadukan dalam suatu model
menuliskan artikel yang berkaitan pembelajaran yang akan saling
dengan tema atau topik yang mendukung sama lain yaitu model
ditentukan. Richards (2001) pembelajaran SETS (Science,
mengatakan bahwa materi pelajaran Environment, Technology, dan Society).
yang digunakan dalam pengajaran Dalam pembelajaran bervisi SETS, pada
yang komunikatif biasanya berbentuk mata kuliah non sains seperti bahasa
teks, tugas,dan benda kongkret yang menjadi fokus perhatian adalah
sebagai sarana mengembangkan pada masalah-masalah kemasyarakatan
penggunaan bahasa dalam kelas. atau produk kegiatan masyarakat.
Perbedaan utama antara pembelajaran
Nunan (1990) mengemukkan bahwa
bervisi SETS pada bidang sains dan non
kegiatan belajar mengajar yang sains adalah penekanan yang diberikan.
efektif tergantung pada faktor-faktor Pada pembelajaran bidang sains,
seperti intensitas keterlibatan mahasiswa tidak hanya diharapkan
mahasiswa dalam pembelajaran (time memiliki kompetensi memahami konsep
on desk), pola penggunaan pertanyaan sains dan dapat menggunakannya tetapi
oleh dosen, pemberian balikan, juga memiliki minat yang dalam untuk
keputusan pengelompokkan menekuni bidang itu dalam
mahasiswa atas dasar jenis tugas yang kehidupannya di kemudian hari.
diberikan, pengelolaan siswa, dan Sementara itu, pada bidang sains,
kejelasan tujuan dan arah pelajaran pengenalan pada sains dan teknologi
akan dianggap mencukupi jika
serta jenis dan lingkungan tugas yang
mahasiswa telah mengetahui peran dan
harus diselesaikan. keterkaitan sains dan teknologi tersebut
pada bidang mereka sehingga mereka
Berdasarkan uraian di atas dapat mampu memanfaatkan keberadaan
dikemukakan bahwa peran bahasa keterkaitan tersebut.
Inggris sebagai bahasa kedua yang sangat
penting karena menjadi sarana Dari pemikiran di atas, dapat
komunikasi yang menjadi salah satu
dikemukakan bahwa bahasa Inggris di
dasar bagi mahasiswa untuk menyerap
dan menguasai ilmu pengetahuan dan jurusan teknik sipil dapat dipadukan
teknologi masih perlu terus diperbaiki dengan berbagai mata kuliah lain
kualitas pembelajarannya. Adapun seperti Teknologi Bahan, mekanika
langkah-langkah yang telah banyak rekayasa, dll baik mata kuliah yang
dikembangkan adalah dengan diajarkan di klas teori maupun praktik
mengembangkan model pembelajaran di bengkel dan laboratorium sehingga
yang inovatif, pembuatan media dengan mempelajari bahasa Inggris
pembelajaran maupun pengembangan selain kompetensi bahasa Inggris
bahan ajar yang diharapkan dapat meningkat, mahasiswa dapat belajar
membantu mahasiswa lebih mudah untuk pengetahuan lain misalkan topik pada
memahami bahasa Inggris. Bahasa
mata kuliah mekanika rekayasa.
Inggris memiliki peran sangat penting
terutama dalam membantu mahasiswa Pemaduan bahasa Inggris dan mata
mengusai ilmu pengetahuan dan kuliah lain tidak dilakukan

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 42


berdasarkan topik kajian seperti Inggris yang disusun secara
halnya dengan model pembelajaran sistematis dengan menggunakan cara
IPA terpadu, namun keterpaduan pandang bervisi SETS dengan
yang dimaksud dalam penelitian ini aplikasi berbagai materi pada mata
adalah bagaimana mengaitkan materi kuliah lain sehingga memungkinkan
pelajaran bahasa Inggris dan materi tercipta lingkungan/suasana belajar
pelajaran lain berdasarkan tema besar yang dapat mempermudah mahasiswa
“Society” kemudian tema tersebut untuk belajar lebih efektif dan efisien.
dikaji berdasarkan pendekatan SETS
namun tetap menempatkan bahasa Tujuan Penelitian
Inggris sebagai materi utama topik
yang akan dikaji materi pelajaran lain Adapun tujuan dari penelitian
ditujukan hanya untuk memperjelas ini adalah menghasilkan bahan ajar
materi bahasa Inggris yang akan mata kuliah bahasa Inggris dengan
disampaikan sedangkan materi pada model pembelajaran bervisi SETS
materi pelajaran lain ditujukan untuk yang sesuai untuk mahasiswa teknik,
membuka cakrawala mahasiswa khususnya jurusan Teknik Sipil
mengenai keterkaitan ilmu yang Politeknik Negeri Semarang.
dipelajarinya dengan materi mata
kuliah lain. Dengan demikian TINJAUAN PUSTAKA
motivasi mahasiswa diharapkan akan
Pembelajaran Bahasa Inggris
semakin meningkat dan pemahaman
mahasiswa terhadap materi pada mata Bahasa Inggris sebagai bahasa
kuliah lain semakin meningkat. kedua menekankan pengembangan
Berdasarkan pemikiran tersebut, kemampuan komunikatif, yaitu
peneliti tertarik mengembangkan kemampuan untuk tidak saja
bahan ajar bahasa Inggris bervisi menghasilkan kalimat-kalimat yang
SETS yang diharapkan selain gramatikal, namun juga menggunakan
kompetensi bahasa Inggris kalimat-kalimat tersebut untuk
meningkat, minat dan pemahaman berkomunikasi (Richards, 1991).
terhadap materi mata kuliah lain juga Waluyo dkk (2010) menyatakan
akan semakin meningkatkan sehingga bahwa apabila kemampuan
peran bahasa Inggris dalam berkomunikasi dianggap sebagai
mendukung perkembangan ilmu tujuan akhir pembelajaran, maka
pengetahuan dan teknologi dapat hendaknya tidak hanya dipandang
terwujud. sebagai produk, tetapi juga sebagai
proses, karena dengan diajarkannya
Atas dasar uraian di atas maka
komunikasi maka kemampuan
permasalahan yang diajukan dalam
linguistik juga akan diajarkan.
penelitian ini adalah bagaimana bahan
ajar mata kuliah bahasa Inggris Waluyo dkk (2010) mengemukakan
bervisi SETS yang sesuai untuk bahwa model pembelajaran yang
mahasiswa jurusan Teknik Sipil. berorientasi pada peningkatan
kemampuan berkomunikasi
Bahan ajar yang dimaksud mahasiswa sangat penting
dalam penelitian ini adalah modul dilaksanakan. Model pembelajaran
mata kuliah Bahasa Inggris yang dengan berpusat pada mahasiswa
berisi seperangkat materi bahasa (Student Centred Learning) dengan

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 43


model silabus tematik menggunakan ilmuwan. Ketidaksetujuan ini
kegiatan belajar mengajar bahasa akhirnya memunculkan gagasan
Inggris berbentuk penyelesaian tugas lahirnya pendidikan bervisi sains,
(Task Based Instruction) perlu teknologi dan masyarakat STS
dilakasankan dengan lebih sungguh- (Science, Technology and Society).
sungguh lagi. dosen memberikan Dalam perkembangan kehidupan
tugas kepada mahasiswa dan masyarakat, banyak permasalahan
mahasiswa mengerjkan tugas muncul yang sebelumnya tidak
tersebut, tugas di sini mengacu pada pernah ditemui. Masalah-masalahan
kegiatan kelas yang menghendaki tersebut diantaranya adalah
mahasiswa menggunakan bahasa perkembangan IPTEKS sangat
Inggris untuk memahami dan atau berpengaruh terhadap kehidupan
mengungkapkan makna. Dengan masyarakat dan lingkungan
tugas itulah dosen membelajarkan disekitarnya. Berdasarkan atas
siswa. Tugas - tugas tersebut masalah-masalah yang timbul akibat
diorganisasikan ke dalam tiga tahap perkembangan IPTEKS tersebut,
kegiatan yaitu tahap kegiatan pra mulai tahun 1996, Binadja
membaca, tahap kegiatan membaca, mengembangkan suatu pendekatan
dan tahap kegiatan pasca membaca. pembelajaran yang bertujuan melatih
Kurikulum yang sekarang digunakan kemampuan berfikir mahasiswa untuk
identik dengan Theme Based mempelajari sains secara terpadu
Curricullum yang dikemukakan oleh dengan teknologi, masyarakat, dan
Douglas Brown (2000). Materi lingkungan SETS (Science,
pelajaran yang disusun berdasarkan Environment, Technology and
tema atau topik seperti kesehatan Society).
masyarakat, kesadaran lingkungan,
dan ekonomi global dengan kegiatan Dalam proses pembelajaran
pembelajaran dengan membaca, sehari-hari, kaitan antara
menyaksikan video, mendiskusikan pembelajaran bahasa Inggris dengan
berbagai isu dan atau menuliskan mata kuliah lain jarang sekali
artikel yang berkaitan dengan tema tersentuh. Sampai saat ini mulai
atau topik yang ditentukan. Richards banyak penelitian yang dilakukan
(2001) mengatakan bahwa materi dalam upaya mengkaitkan konsep
pelajaran yang digunakan dalam bahasa Inggris sebagai sarana
pengajaran yang komunikatif mengembangkan kemampuan
biasanya berbentuk teks, tugas,dan berkomunikasi dengan materi dari
benda kongkret sebagai sarana mata kuliah lain. SETS (Science,
mengembangkan penggunaan bahasa Environment, Technology, dan
dalam kelas. Society) merupakan salah satu produk
penelitian yang mengkaitkan konsep
Pembelajaran Bervisi SETS sains dan non sains dengan kehidupan
sehari-hari (Puskur Balitbang
Mulai abad ke-19 banyak Depdiknas, 2006:4).
kalangan pendidik di Amerika Serikat
menunjukkan ketidaksetujuannya Dalam pembelajaran, kondisi
terhadap anggapan bahwa semua yang memungkinkan terjadinya
mahasiswa lulusan sekolah menengah proses belajar harus dirancang dan
diarahkan dan dipaksa harus menjadi dipertimbangkan terlebih dahulu oleh

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 44


perancang/guru. Visi SETS masyarakat dan lingkungan baik
merupakan cara pandang sesuatu kelebihan maupun kekurangannya.
yang menyatakan segala yang
diketahui di alam ini mengandung Secara mendasar dapat
empat unsur yaitu sains, lingkungan, dikatakan bahwa melalui
teknologi dan masyarakat. pembelajaran bervisi SETS
Pembelajaran bervisi SETS diartikan diharapkan peserta didik akan
sebagai pendidikan yang akan memiliki kemampuan memandang
menghasilkan lulusan yang dapat sesuatu secara terintegrasi dengan
menerapkan pengetahuan yang memperhatikan keempat unsur SETS
diperolehnya guna meningkatkan sehingga dapat diperoleh pemahaman
kualitas hidup manusia tanpa harus yang lebih mendalam tentang
membahayakan lingkungn fisik atau pengetahuan yang dimilikinya
mental. (Binadja,1998).

Berbeda dengan pendidikan Binadja (1997) menyatakan


SETS (Science, Technology and bahwa pada pembelajaran fisika
Society) SETS tidak hanya bervisi SETS dalam pelaksanaannya
memperhatikan sains, teknologi dan memiliki karakteristik: tetap memberi
masyarakat tetapi juga dampak positif pengajaran mata kuliah yang
dan negatif yang diakibatkan oleh bersangkutan, mahasiswa dibawa ke
sains dan teknologi yang dibutuhkan situasi untuk memanfaatkan konsep
oleh masyarkat. Berbeda pula dengan sains ke bentuk teknologi untuk
pendidikan lingkungan EE kepentingan masyarakat, mahasiswa
(Environmental Education) SETS diajak berfikir tentang berbagai
tidak hanya berfokus pada belajar di kemungkinan akibat yang terjadi
(in), untuk (for) dan tentang (about) dalam proses pentransferan sains
lingkungan akan tetapi juga tersebut ke bentuk teknologi,
menemukan dan mengungkapkan mahasiswa diminta untuk
penyebab utama permasalahan serta menjelaskan keterkaitan antara unsur
kemungkinan yang dapat sains yang dibahas dengan unsur-
menimbulkan dampak pada unsur lain dalam SETS yang
lingkungan di masa yang akan datang mempengaruhi keterkaitan antar
terutama dampak-dampak yang unsur tersebut, mahasiswa dibawa
timbul akibat penggunaan sains dan untuk mempertimbangkan manfaat
teknologi untuk memenuhi kebutuhan atau kerugian menggunakan konsep
masyarakat (Binadja, 1998). sains tersebut bila diubah dalam
bentuk teknologi, dan dalam konteks
Pada pembelajaran SETS, konstruktivisme, mahasiswa dapat
mahasiswa diajak untuk mengkaitkan berbincang tentang SETS dari
unsur-unsur SETS yakni sains, berbagai segi dan dari berbagai
lingkungan, teknologi dan macam titik awal tergantung pada
masyarakat. Mahasiswa pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
menghubungkan antara konsep sains siswa.
yang dipelajari dengan teknologi
penerapan konsep tersebut serta Binadja (1997) menyatakan
pengaruh teknologi tersebut terhadap bahwa buku-buku teks dari sekolah
dasar sampai sekolah menengah atas
selama ini cenderung hanya

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 45


mempersiapkan mahasiswa dikembangkan. b) Angket: diberikan
menghadapi tes evaluasi hasil belajar kepada subyek uji coba dengan
saja. Buku-buku tersebut belum bisa kelompok yang lebih luas yang
membangun cara berfikir mahasiswa meliputi semua subyek penelitian.
secara terintegrasi apabila mereka Angket ini berisi serangkaian
telah menyelesaikan pendidikannya. pertanyaan/pernyataan untuk
Akibatnya ketika mahasiswa mengungkap tanggapan subyek
menamatkan pendidikannya tidak terhadap bahan ajar yang
tahu harus kemana untuk menolong dikembangkan serta kritik dan saran-
dirinya sendiri ingin melanjutkan saran responden.
pendidikan atau bekerja.
Analisis Data
METODE PENELITIAN
Analisis data dilakukan melalui
Desain Penelitian Analisis Hasil Wawancara dan
Analisis Tanggapan mahasiswa
Jenis penelitian yang digunakan Terhadap Bahan Ajar yang dapat
adalah penelitian pengembangan dijelaskan sebagai berikut: a) Analisis
(Research and Development). Hasil Wawancara. Data hasil
Penelitian pengembangan digunakan wawancara dianalisis secara deskriptif
untuk mendesain produk atau kualitatif untuk memberikan
prosedur baru yang teruji secara penjelasan secara rinci tentang
sistematis di lapangan, dievaluasi, kendala yang dialami mahasiswa
dikembangkan sedemikian sehingga dalam mempelajari bahan ajar serta
memenuhi kriteria efektivitas, pendapat mahasiswa tentang bahan
kualitas atau kemiripan dengan suatu ajar yang sedang dikembangkan. b)
standar (Borg dan Gall, 1983). Model Analisis Tanggapan mahasiswa
pengembangan yang digunakan Terhadap Bahan Ajar. Pada analisis
dalam penelitian ini adalah model tahap ini, data diperoleh dari skor
yang dikembangkan oleh angket tanggapan mahasiswa
Sukmadinata (Syaodih 2007:182). terhadap bahan ajar yang diberikan.
Model ini meliputi 2 tahap Analisis dilakukan dengan analisis
pengembangan yaitu studi deskriptif. Tanggapan mahasiswa
pendahuluan dan pengembangan terhadap bahan ajar diperoleh dengan
bahan ajar. menentukan prosentase sub variabel
menurut persamaan berikut:
Teknik Pengumpulan Data
S
Dalam penelitian ini digunakan Ps  .100%
N
teknik sebagai berikut: a) Wawancara
Ps = prosentase sub variabel
dilakukan dua kali. Wawancara
S = jumlah nilai tiap sub variabel
pertama yang dilakukan sebelum
N = jumlah skor maksimum
penelitian dimulai bertujuan untuk
mengungkap faktor-faktor pendukung Kategori tanggapan mahasiswa
pembelajaran dan wawancara kedua tiap sub variabel adalah sebagai
dilakukan terhadap seorang subyek berikut:
dalam penelitian uji coba terbatas
untuk mengungkap tanggapan Jika 0 % < skor ≤ 20 % tidak baik
mahasiswa terhadap bahan ajar yang Jika 21 % < skor ≤ 40 % kurang baik

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 46


Jika 41 % < skor ≤ 60 % cukup baik Pemetaan, Bahan Bangunan dan
Jika 61 % < skor ≤ 80 % baik Mekanika Tanah (Hidrolika) dan
Jika 81 % < skor ≤ 100 % baik sekali empat ( 4) mata kuliah praktik
yaitu Form Work, Praktik Kayu,
HASIL DAN PEMBAHASAN Praktik Baja.

Secara keseluruhan hasil d. Safety Rules terkait dengan baik


kuisioner menunjukan bahwa materi dengan aspek technology. Topik
bahan ajar bahasa Inggris bervisi ini dikaitkan dengan enam (6)
SETS dengan tingkat keterkaitan lingkungan kerja terkait dengan
yang sangat tinggi yaitu lebih dari profesi yaitu: teknisi, kontraktor,
lima mata kuliah. Berdasarkan hasil surveyor, pelaksana K3 dan
kuisioner diperoleh data sebagai foremen.
berikut:
Topik Tools, Materials, Containers,
Topik Safety Rules Instruments and Numbers

a. Topik Safety Rules terkait dengan a. Topik Tools, Materials,


sangat baik dengan science, topik Containers, Instruments and
ini dikaitkan dengan konst. Baja, Numbers diperoleh data bahwa:
Pengukuran dan pemetaan , Bahan Topik Tools, Materials,
Bangunan, dan Mekanika Tanah Containers, Instruments and
(teori) dan tujuh (7) mata kuliah Numbers berhubungan sangat
praktik yaitu: Bengkel Batu baik dengan Sembilan (9) mata
(masonry), Form Work kuliah teori yaitu: Bahan
(perancah), Praktik Kayu, Praktik Bangunan, Pengukuran &
Baja, Pengukuran dan Pemetaan, Pemetaan, Mekanika Tanah (Soil
Bahan Bangunan, Mekanika Mecanics), Gambar Teknik,
Tanah (Hidrolika) dan empat (4) Mekanika Rekayasa, Konstruksi
materi teori yaitu konstruksi baja, Baja, Matematika, Ekonomi,
pengukuran dan pemetaan, bahan Fisika.
bangunan dan mekanikia
rekayasa. b. Topik Tools, Materials,
Containers, Instruments and
b. Topik Safety Rules terkait dengan Numbers terkait sangat baik
baik dengan aspek environment. dengan science yaitu lima (5)
Topik ini dikaitkan dengan tiga mata kuliah praktik yaitu: Bahan
(3) mata kuliah teori yaitu: Bangunan, Pengukuran &
Pengukuran dan Pemetaan, Bahan Pemetaan, Gambar Teknik,
Bangunan dan Mekanika Tanah Mekanika Tanah, Praktik Baja.
(Hidrolika) dan empat ( 4) mata Dan berhubungan dengan mata
kuliah praktik yaitu Form Work, kuliah praktik yaitu: Form Work,
Praktik Kayu, Praktik Baja, dan Praktik Kayu, Praktik Baja, Lab
Masonry. mekanika Tanah.

c. Safety Rules terkait dengan baik c. Topik Tools, Materials,


dengan aspek technology. Topik Containers, Instruments and
ini dikaitkan dengan tiga (3) mata Numbers terkait sangat baik
kuliah teori yaitu: Pengukuran dan dengan environment yaitu enam

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 47


(6) mata kuliah praktik yaitu: mempunyai skor keterkaitan 4,2 ini
Praktik kayu, Batu, Baja, Lab. artinya tingkat keterkaitannya dengan
Pengukuran & Pemetaan, mata kuliah lain yang ada didalam
Mekanika Tanah, dan Form Work kurikulum sebesar 84% dengan
predikat sanga baik.
d. Topik Tools, Materials,
Containers, Instruments and SIMPULAN
Numbers terkait sangat baik
dengan technology di lingkungan Berdasarkan analisis penelitian
kerja terkait dengan tujuh profesi dapat disimpulkan bahwa:
yaitu: logistic, perencana, drafter,
penguji lab, teknisi, dan foremen, 1. topik Safety Rules berkaitan
surveyor. dengan tujuh (7) mata kuliah
praktik dan empat mata kuliah
Modular System teori.
2. Topik Tools, Materials,
a. Topik Modular System terkait Containers, Instruments and
sangat baik dengan science Numbers sangat erat terkait
terlihat dari data bahasan dengan sembilan (9) mata kuliah
berhubungan dengan lima (5) praktik dan lima mata kuliah teori.
mata kuliah praktik yaitu: gambar 3. Topik Modular system terkait
teknik, konstruksi baja, beton, cukup baik dengan tiga (3) mata
mekanika rekayasa, manajemen kuliah teori yang diberikan di
konstruksi. Dan berhungan studi program teknik sipil dan
dengan mata kuliah praktik empat (4) mata kuliah praktik.
empat (4) antara lain kayu, 4. Secara keseluruhan dapat
formwork, baja, dan bahan disimpulkan bahwa materi ajar
bangunan. bahasa Inggris yang disusun
terpadu dengan visi SET (Science,
b. Topik Modular System terkait Environment, Technology).
sangat baik dengan technology 5. Dengan materi ajar bahasa Inggris
terlihat dari data bahasan yang terpadu diharapkan
berhubungan dengan tiga (3) mata mahasiswa lebih mudah dalam
kuliah teori yaitu: gambar teknik, mempelajari bahasa Inggris
beton, baja. Dan berhubungan karena sudah mempunyai basic
dengan mata kuliah praktik knowledge keteknikan dan dapat
empat (4) antara lain kayu, memotivasi mahasiswa dalam
formwork, baja, dan batu mempelajari belajar bahasa
Inggris.
c. Topik Modular System terkait
baik dengan environment yaitu SARAN
enam (6) yaitu berapa profesi
yaitu drafter, pelaksana, Penelitian ini perlu dilanjutkan
konsultan, surveyor, perencana untuk membuat model seluruh topik
dan Kontraktor. materi ajar yang dilengkapi dengan
latihan-latihan yang sesuai topik
Secara keseluruhan bahan ajar materi ajar selama satu semester yang
bahasa Inggris bervisi SETS yang terpadu dengan mata kuliah lain yang
disusun didalam penelitian ini sesuai dengan kurikulum dan dibuat

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 48


hand out untuk memudahkan Richard, Jack C. 1991. The Dilema of
mahasiswa dalam belajar. Teacher Education in Second
Language Teaching. dalam
DAFTAR PUSTAKA Richard, Jack C and Nunan,
David (eds). Second Language
Binadja, Ahmad, 1997. The Nature of Education.Cambridge:
SETS Education. Makalah Cambridge University Press.
Disajikan dalam Seminar
Language in the Context of Richard, Jack and Nunan, David
Science and Mathematic di (eds) 1990. Second Language
Semarang 4-6 Mei 1998. Teacher Education.
Cambridge: Cambridge
Binadja, Ahmad, 1998. SETS a University Press.
Popular way to Communicate
Science. Makalah Disajikan Syaodih, N. 2007. Metode Penelitian
dalam Pelatihan An Early Start Pendidikan. Bandung:
to SETS Education, di Penang PT.Remaja Rosdakarya.
Malaysia.
Waluyo, Kunardi, Joko, N. 2010.
Borg, W.R.& Gall, M.D. 1983. Kemampuan Guru
Educational Research: An Mengimplementasikan
introduction. New York & Pendekatan Komunikatif
London: Longman. dalam Pengejaran Bahasa
Inggris di SMA dan SMK Kota
Brown, H. D. 1994. Teaching by Surakarta. Jurnal Penelitian
Principles an Interactive Paedagogia Hal: 87-97.
Approach to Language
Pedagogy. Englewood Cliffc,
New Jersey: Prentice Hall
Regents.

Brown, H. Douglas. 2000.


Principles of Language
Learning and Teaching. New
York: Longman.

Depdiknas. 2006. Model


Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
IPA Terpadu. Jakarta: Puskur
Balitbang Depdiknas.

Richard, Jack C. 2001. Curriculum


Development in Language
Teaching. Cambridge
University Press. Cambridge.

Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 49


Bangun Rekaprima Vol.05/1/April/2019 50

Anda mungkin juga menyukai