Dengan ini kami sampaikan Laporan Hasil Audit Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW) Tahun 2018 per 31 Desember 2018 dan Semester I
Tahun Anggaran 2019 per 30 Juni 2019 pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
ABC, dengan pokok-pokok bahasan sebagai berikut:
BAB I. SIMPULAN
Berdasarkan hasil Audit terhadap Pelaksanaan Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW) Tahun Anggaran 2018 per 31 Desember 2018 dan
Semester I Tahun Anggaran 2019 di Provinsi ABC pada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah ABC diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Keuangan
Alokasi dana PISEW Tahun Anggaran 2018 per 31 Desember 2018 adalah
Rp10.711.324.000,00 dengan realisasi dana sebesar Rp10.548.555.450,00 atau
98,48%, dengan sisa dana sebesar Rp162.768.550,00 atau 1,52%.
Alokasi dana semester I Tahun Anggaran 2019 per 30 Juni 2019 adalah
Rp11.737.050.000,00 dengan realisasi dana sebesar Rp7.616.738.584,00 atau
64,89%, dengan sisa dana sebesar Rp4.120.311.416,00 atau 35,11%.
Penyebab belum terserap 100% disebabkan belum waktunya seluruh kegiatan
PISEW Tahun 2019 dilaksanakan.
b. Keandalan Pelaporan
2
Capaian nilai indikator kinerja keandalan pelaporan 91,74% atau
memperoleh skor sebesar 8,257 dari bobot kinerja 9,00. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan PISEW Tahun Anggaran
2018 di Provinsi ABC telah Berhasil disusun dan disampaikan sesuai
ketentuan yang berlaku.
3
b) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran - Proses
Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Yang Memenuhi Aspek
Teknis Dan Kriteria Yang Ditetapkan hanya mencapai 70,00%
disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
c) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Kualitas
Kelembagaan PISEW Tingkat Kecamatan yang hanya mencapai
96,00% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
d) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – BKAD Mampu
Melakukan Perencanaan Pembangunan hanya mencapai 71,43%
disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
e) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Penyusunan
Dokumen Perencanaan Program PISEW hanya mencapai
80,00% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
f) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Menyusun DED
dan RAB infrastruktur hanya mencapai 97,50% disebabkan oleh
kelemahan Aktivitas Pengendalian.
g) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terintegrasinya
Rencana Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Yang Disusun
Bersama Masyarakat Dengan Rencana Pembangunan Daerah
hanya mencapai 72,00% disebabkan oleh kelemahan Lingkungan
Pengendalian.
h) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terbangunnya
Infrastruktur Dasar Skala Wilayah Kecamatan hanya mencapai
94,29% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
i) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Pendayagunaan
sumber daya dan Tenaga Kerja Lokal hanya mencapai 55,00%
disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
4
b) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Waktu – Penyaluran Dana
dan Pelaksanaan Kegiatan Atau Program sesuai dengan
Pedoman / Juknis / Juklak hanya mencapai 75,00% disebabkan
oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian.
c) Belum optimalnya Kinerja Tepat Waktu - Pembangunan
Infrastruktur diselesaikan sesuai Perjanjian hanya mencapai
67,43%, disebabkan oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian.
b. Keandalan Pelaporan
Dalam tahap pelaporan pelaksanaan PISEW Tahun Anggaran 2018,
penyebab tidak optimalnya kinerja disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
a) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan – mekanisme
penanganan pengaduan belum efektif hanya mencapai 50,00%
disebabkan kelemahan Informasi dan Komunikasi.
b) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan - lelaksanaan
monitoring dan evaluasi hanya mencapai 95,13, disebabkan oleh
kelemahan Informasi dan Komunikasi.
5
kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu unsur anggota BKAD yang
belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa.
c. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – BKAD Mampu melakukan
Perencanaan Pembangunan yang hanya mencapai 78,57% disebabkan
oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu belum tersusunnya profil
kawasan termasuk di dalamnya penentuan prioritas lokasi pembangunan
sesuai dengan ketentuan pedoman.
d. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Tepat Sasaran -
Penyusunan Dokumen Perencanaan Program PISEW hanya mencapai
87,50% disebabkan oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian.
e. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Menyusun DED dan RAB
infrastruktur hanya mencapai 93,75% disebabkan oleh kelemahan
Lingkungan Pengendalian yaitu di Kecamatan Jambu Dua jadwal kegiatan
tidak sesuai Format III.17.
f. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terintegrasinya Rencana
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang disusun bersama
Masyarakat dengan Rencana Pembangunan Daerah hanya mencapai
87,50% disebabkan oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian.
g. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terbangunnya Infrastruktur
Dasar Skala Wilayah Kecamatan hanya 97,62% disebabkan kelemahan
Aktivitas Pengendalian.
h. Belum optimalnya kinerja ketepatan jumlah – Spesifikasi Teknis DED dan
RAB hanya 37,50% disebabkan oleh Aktivitas Pengendalian.
3) Capaian kinerja padat karya atas program PISEW adalah 4,40, menunjukkan
bahwa, pelaksanaan penggunaan sumber daya dan tenaga kerja lokal belum
memenuhi kriteria yang ditetapkan disebabkan:
(1) Belum optimalnya pendayagunaan sumber daya lokal/material dalam
pembangunan infrastruktur.
(2) Belum optimalnya pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam
pembangunan infrastruktur.
6
4. Penilaian Tenaga Ahli Provinsi (TAPr)
Penilaian capaian kinerja TAPr atas kegiatan PISEW Tahun 2018 di Provinsi
ABCterdiri dari tiga indikator yaitu: Kemampuan Teknis, Kemampuan Non
Teknis, dan Pelaporan dan Dokumentasi.
Total pencapaian kinerja TAPr atas kegiatan program PISEW Tahun 2018
sebesar 93,17% atau 93,17 dari bobot kinerja sebesar 100 dengan predikat
Berhasil. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja penilaian TAPr belum
dilaksanakan sesuai ketentuan.
Belum maksimalnya pencapaian kinerja atas kemampuan teknis TAPr terlihat
dari:
- Belum seluruh DED dan RAB yang disusun oleh BKAD dan FM diperiksa oleh
TAPr;
- Belum membuat dokumen Laporan Pengaduan Masyarakat.
7
7) Belum maksimal dalam melakukan pendayagunaan sumber daya lokal dalam
pembangunan infrastruktur;
8) Belum maksimal dalam melakukan pendayagunaan tenaga lokal dalam
pembangunan infrastruktur;
9) Belum mendorong BKAD untuk menyelesaikan dan melaporakan hasil
pembangunan infrastruktur tepat waktu.
Sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan PISEW 2018 Point 6.5.2.2 huruf
b bahwa serah terima infrastruktur terbangun yang selanjutnya dapat
diserahterimakan pemeliharaan dan pengelolaannya dari KPA/Satker PKP
Provinsi kepada Pemerintah Desa, untuk bertanggungjawab dalam
melakukan pengelolaan untuk kegiatan pemeliharaan, keberlanjutan, dan
pengembangan hasil pelaksanaan pembangunan.
Akibatnya fisik bangunan yang telah dibangun tidak berfungsi secara optimal.
8
3) Pelaksanaan Penyerahan Infrastruktur PISEW ke Pemerintah Desa tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sesuai dengan jadwal nasional serah terima PPK ke Pemerintah Desa dimulai
tanggal 15 Oktober sampai dengan 7 Desember 2018.
Hal ini disebabkan kelalaian BKAD dalam melakukan penyerahan hasil
kegiatan PISEW kepada PPK, yang akan diserahkan kepada Pemerintah
Desa.
Akibatnya pengelolaan aset oleh Pemerintah Desa tidak optimal.
9
BAB II.
REKOMENDASI
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapktan terima kasih.
Kepala Perwakilan,
Alexander Lacazette
NIP 198828021999031001
10
BAGIAN KEDUA
URAIAN HASIL AUDIT
2) Tujuan Audit
Tujuan audit PISEW Tahun Anggran 2018 dan semester I Tahun Anggaran 2019
adalah untuk menilai keberhasilan Kementerian PUPR dan Instansi terkait dalam
melaksanakan atau menyelenggarakan Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah, dan memberikan rekomendasi jika terdapat kelemahan dalam
kaitannya dengan peningkatan efektivitas dan efisiensi, Ketaatan terhadap
Peraturan Perundang-undangan dan ketepatan penyusunan dan penyampaian
laporan kegiatan dari pelaksanaan program tersebut.
11
1) Menilai keberhasilan pelaksanaan penyaluran dana PISEW yang
dijabarkan dalam tiga indikator utama; Keekonomisan, Efektivitas dan
Efisiensi Pelaksanaan Program, Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-
undangan dan Keandalan Pelaporan di tingkat provinsi.
2) Mengindentifikasi hambatan pelaksanaan program di daerah.
3) Mengindentifikasi adanya kerugian keuangan negara yang diakibatkan
oleh pelaksanaan program yang tidak sesuai ketentuan.
c. Periode Audit
Tahun Anggaran 2018 : 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2018;
Tahun Anggaran 2019 : 1 Januari 2019 sampai dengan 30 Juni 2019.
12
4) No. dan Tgl. SK : 1045/KPTS/M/2017 tanggal 28 Desember 2017
No Kabupaten Kecamatan
b. Tahun 2019
No Kabupaten Kecamatan
13
BAB II. HASIL AUDIT
1. Keuangan
Informasi posisi keuangan PISEW Tahun Anggaran 2018 per 31 Desember 2018
dan Semester I Tahun Anggaran 2019 per 30 Juni 2019, Satuan Kerja
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi ABC untuk kegiatan PISEW
Provinsi Provinsi ABC, sebagai berikut:
Alokasi dana PISEW Tahun 2019 pada Satker PKP Provinsi ABC adalah sebesar
Rp11.737.050.000,00, realisasi dana sampai dengan Semester I Tahun 2019
adalah sebesar Rp7.616.738.584,00 (64,89%). Sisa dana sebesar
Rp4.120.311.416,00 (35,11%) disebabkan belum waktunya seluruh kegiatan
PISEW Tahun 2019 dilaksanakan.
14
dari nilai maksimum 100 yang mencerminkan PISEW Tahun Anggaran 2018
di provinsi telah dilaksanakan dengan predikat “Berhasil”.
Simpulan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran kinerja aktual terhadap
Lingkungan utama pelaksanaan Program (Core Activities) yang ditetapkan.
Pencapaian nilai Kinerja PISEW Tahun Anggaran 2018 berdasarkan
Lingkungan utama digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2 : Pencapaian Kinerja Per Lingkungan Utama dan Indikator Kinerja Utama
No Uraian Bobot Capaian Skor Agregat
Relatif Kinerja
A Lingkungan Utama:
1 Perencanaan 44,00 89,32% 39,30
2 Pelaksanaan 47,00 81,00% 38,07
3 Pelaporan 9,00 91,74% 8,26
Total Skor 100,00 85,63% 85,63
B Indikator Kinerja Utama
1 Efektivitas dan Efisiensi 88,00 84,52% 74,37
2 Keandalan Pelaporan 9,00 91,74% 8,26
3 Ketaatan Terhadap Per UU 3,00 100% 3,00
Total Skor 100,00 85,63% 85,63
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian nilai indikator utama
kinerja secara agregrat sebesar 85,63 mencerminkan pelaksanaan PISEW
Tahun Anggaran 2018 pada umumnya berhasil dilaksanakan atau
diselenggarakan sesuai ketentuan.
Simpulan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran kinerja aktual terhadap
capaian Indikator Utama Kinerja (Key Performance Indicators–KPI) yang
ditetapkan, sebagai berikut:
A. Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program
Pencapaian kinerja efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan kegiatan
PISEW di provinsi terdiri dari tiga penilaian ketepatan, yaitu: Ketepatan
sasaran, ketepatan jumlah, dan ketepatan waktu.
Total pencapaian kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program
PISEW sebesar 84,52% atau 74,37 dari bobot kinerja sebesar 88 hal
tersebut menunjukan bahwa kegiatan PISEW Tahun Anggaran 2018 telah
direncanakan dan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan.
15
Lingkungan
No Obyek Penilaian Bobot Capaian Skor
Utama
A EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
1. Kinerja Ketepatan Sasaran
a Ketepatan Meningkatkan P 2,50 100% 2,50
Kemampuan Pelaksanaan
PISEW - Provinsi
b Ketepatan Penguatan P 1,00 100% 1,00
Kapasitas FM - Provinsi
c Ketepatan Proses Perencanaan P 4,00 80,00% 3,20
dan pembangunan Infrastruktur
yang Memenuhi Aspek Teknis
dan Syarat yang ditetapkan
d Ketepatan Proses Pelaksanaan P 4,00 70,00% 2,80
Pembangunan Infrastruktur
yang Memenuhi Aspek Teknis
dan Kriteria yang ditetapkan
e Ketepatan Kualitas P 6,00 96,00% 5,76
Kelembagaan PISEW Tingkat
Kecamatan
f Ketepatan BKAD Mampu P 3,00 71,43% 2,14
Melakukan Perencanaan
Pembangunan
g Ketepatan Lokasi Pelaksanaan P 1,00 100% 1,00
Pembangunan Infrastruktur
PISEW
h Ketepatan Penyusunan P 3,00 80,00% 2,40
Dokumen Perencanaan
Program PISEW
i Ketepatan Penyusunan DED P 4,00 97,50% 3,90
dan RAB Infrastruktur
j Ketepatan Terintegrasinya P 2,50 72,00% 1,80
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan yang
disusun bersama Masyarakat
dengan Rencana
Pembangunan Daerah
k Ketepatan Terbangunnya P 10,50 94,29% 9,90
Infrastruktur Dasar Skala
Wilayah Kecamatan
l Ketetapan Pembangunan A 10,00 100% 10,00
Infrastruktur
m Ketepatan Sumber Daya dan A 8,00 55,00% 4,40
Tenaga Kerja Lokal
2. Kinerja Ketepatan Jumlah
a Ketepatan Pelaksanaan Jasa A 2,00 100% 2,00
Konsultansi sesuai dengan
kontrak
b Ketepatan Spesifikasi Teknis A 2,00 60,00% 1,20
DED dan RAB
16
Lingkungan
No Obyek Penilaian Bobot Capaian Skor
Utama
c Ketepatan A 3,00 100% 3,00
Pertanggungjawaban
Penggunaan Dana Operasional
Sesuai Ketentuan
d Ketepatan Penggunaan Dana A 2,00 100% 2,00
Bantuan
3. Kinerja Ketepatan Waktu
a Ketepatan Pengadaan Jasa P 4,50 100% 4,50
dan Mobilisasi KMP, TAPr dan
FM Tingkat Provinsi
b Ketepatan Penyaluran Dana A 10,00 75,00% 7,50
dan Pelaksanaan Kegiatan
Atau Program sesuai dengan
Pedoman/Juknis/Juklak
c Ketepatan Penyelesaian A 5,00 67,43% 3,37
Pembangunan Infrastruktur
Jumlah 88,00 84,51% 74,37
Rincian kinerja efektivitas dan efisiensi adalah sebagai berikut:
17
Pencapaian kinerja ketepatan proses perencanaan dan
pembangunan infrastruktur yang memenuhi aspek teknis dan
syarat yang ditetapkan adalah 80% atau 3,20 dari bobot kinerja
efektivitas dan efisiensi sebesar 4,00.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketepatan penetapan proses
perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang memenuhi
aspek teknis dan syarat yang ditetapkan belum sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan. Kondisi tersebut dapat dilihat 2 kecamatan
dari 5 kecamatan yang diuji petik, TAPr tidak sepenuhnya
memeriksa DED dan RAB yang disusun oleh BKAD sebagaimana
tertuang dalam formulir Format III.18.
18
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
19
- 1 kecamatan dari 5 kecamatan yang diuji petik tidak melakukan
analisis dan perencanaan terhadap solusi dari kendala, azas
pemanfaatan infrastruktur terhadap pengembangan kawasan,
serta penciptaan keterkaitan antara kawasan.
20
k) Ketepatan Terbangunnya Infrastruktur Dasar Skala Wilayah
Kecamatan
Pencapaian kinerja terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah
kecamatan adalah 94,29% atau 9,90 dari bobot kinerja efektivitas
dan efisiensi sebesar 10,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa,
ketepatan terbangunnya infrastruktur dasar skala wilayah
kecamatan belum memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Kinerja tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut, dari 5
kecamatan yang diuji petik, 3 kecamatan yang penetapan jenis
infrastruktur tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tahapan
perencanaan sampai penetapan kegiatan (DED dan RAB)
ditetapkan setelah tanggal 13 Juli 2018, sebagai berikut:
1) Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Taman Kencana dan
Kecamatan Jambu Dua dengan capaian kinerja 0;
2) Kecamatan Botani dan Kecamatan Pasar Anyar dengan
capaian kinerja 1,00.
21
- Tiga kecamatan dari 5 kecamatan yang diuji petik tidak
menggunakan sumber daya lokal dalam pembangunan
infrastruktur yaitu Kecamatan Botani, Kecamatan Taman
Kencana dan Kecamatan Pasar Anyar.
- Dua kecamatan dari 5 kecamatan yang diuji petik tidak
menggunakan tenaga kerja lokal dalam pembangunan
infrastruktur.
22
Pencapaian kinerja ketepatan penggunaan dana bantuan adalah
100% atau 2,00 dari bobot kinerja efektivitas dan efisiensi sebesar
2,00.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dana bantuan telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan. Kondisi tersebut dapat dilihat
dari 5 kecamatan yang diuji petik dan menerima bantuan masing-
masing sebesar Rp600.000.000, seluruhnya telah
mempertanggungjawabkan dana bantuan tersebut dengan
didukung bukti yang memadai.
23
2018 adalah 67,43% atau 3,37 dari bobot kinerja efektivitas dan
efisiensi sebesar 5,00.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketepatan penyelesaian
pembangunan infrastruktur belum sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
B. Keandalan Pelaporan
Pencapaian kinerja Keandalan Pelaporan sebesar 91,74% atau 8,26 dari
bobot kinerja sebesar 9,00.
Hal tersebut menunjukan bahwa pelaporan pelaksanaan kegiatan
telah/belum dilaporkan sesuai ketentuan yang ditetapkan, ditunjukkan
dengan kondisi sebagai berikut:
Lingkungan
No Obyek Penilaian Bobot Capaian Skor
Utama
B KEANDALAN PELAPORAN
1 Pelaporan Penguatan dan L 3,00 100% 3,00
Pelaksanaan Sistem Monitoring
dan Evaluasi
2 Ketepatan Mekanisme L 1,00 50% 0,50
Penanganan Pengaduan yang
Efektif
2 Ketepatan Pelaksanaan L 5,00 95,13% 4,757
Monitoring dan Evaluasi
Jumlah 9,00 91,74% 8,257
24
Hal tersebut menunjukkan bahwa, dari 2 kriteria keandalan mekanisme
penanganan pengaduan yang efektif terdapat 1 kriteria yang tidak
terpenuhi.
25
Lingkungan
No Obyek Penilaian Bobot Capaian Skor
Utama
b Ketepatan Penguatan Kapasitas P 1,00 100% 1,00
FM - Provinsi
c Ketepatan Proses Perencanaan P 4,00 50,00% 2,00
dan pembangunan Infrastruktur
yang Memenuhi Aspek Teknis dan
Syarat yang ditetapkan
d Ketepatan Kualitas Kelembagaan P 6,00 75,00% 4,50
PISEW Tingkat Kecamatan
e Ketepatan BKAD Mampu P 3,00 78,57% 2,36
Melakukan Perencanaan
Pembangunan
f Ketepatan Lokasi Pelaksanaan P 1,00 100% 1,00
Pembangunan Infrastruktur
PISEW
g Ketepatan Penyusunan Dokumen P 3,00 87,50% 2,63
Perencanaan Program PISEW
h Ketepatan Penyusunan DED dan P 4,00 93,75% 3,75
RAB Infrastruktur
i Ketepatan Terintegrasinya P 2,50 87,50% 2,19
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan yang
disusun bersama Masyarakat
dengan Rencana Pembangunan
Daerah
j Ketepatan Terbangunnya P 10,50 97,62% 10,25
Infrastruktur Dasar Skala Wilayah
Kecamatan
2. Kinerja Ketepatan Sasaran
a Ketepatan Spesifikasi Teknis DED P 2,00 37,50% 0,75
dan RAB
3. Kinerja Ketepatan Waktu
a Ketepatan Pengadaan Jasa dan P 4,50 100% 4,50
Mobilisasi KMP, TAPr dan FM
Tingkat Provinsi
Jumlah 44,00 85,04% 37,42
26
meningkatkan kemampuan pelaksanaan PISEW telah sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan.
27
bahwa ketepatan lokasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur
PISEW telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
28
Kinerja tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut, dari 8 kecamatan
yang diuji petik, 2 kecamatan yang penetapan jenis infrastruktur tidak
memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tahapan perencanaan sampai
penetapan kegiatan (DED dan RAB) ditetapkan setelah tanggal 13 Juli
2019.
29
secara optimal yang dipengaruhi oleh penerapan sistem pengendalian intern
yang belum memadai.
Gambaran penerapan sistem pengendalian intern yang tidak optimal untuk
masing-masing indikator kinerja, sebagai berikut:
a. Belum optimalnya kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program
yang hanya mencapai 74,37, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
a. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran - Proses Perencanaan
dan pembangunan Infrastruktur yang memenuhi aspek teknis dan
syarat yang ditetapkan yang hanya mencapai 80,00% disebabkan
oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian yaitu TAPr belum sepenuhnya
melaksanakan pemeriksaan DED dan RAB.
b. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran - Proses Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur yang memenuhi aspek teknis dan kriteria
yang ditetapkan hanya mencapai 70,00% disebabkan oleh kelemahan
Aktivitas Pengendalian yaitu Tim Penilai/ pemeriksa Hasil Akhir
Pekerjaan melakukan pemeriksaan hasil akhir pekerjaan yang
dituangkan dalam Lembar Kendali Hasil Akhir Pekerjaan (LKHAP)
selambat-lambatnya 7 Nopember 2018.
c. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Kualitas Kelembagaan
PISEW Tingkat Kecamatan yang hanya mencapai 96,00%
disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian, yaitu unsur
anggota BKAD belum sesuai dengan PP 43/2014 tentang Badan
Kerjasama antar Desa/BKAD.
d. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – BKAD Mampu
melakukan Perencanaan Pembangunan yang hanya mencapai
71,43% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian, yaitu
belum tersusunnya profil kawasan termasuk di dalamnya penentuan
prioritas lokasi pembangunan sesuai dengan ketentuan pedoman.
e. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Tepat Sasaran -
Penyusunan Dokumen Perencanaan Program PISEW hanya
mencapai 80,00% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas
Pengendalian, sebagai berikut:
30
- Kecamatan Pasar Anyar tidak menyusun dokumen dokumen
survey/data hasil survei sesuai dengan Format I.10 (Survei Lokasi
dan Sinkronisasi Infrastruktur Rencana Kegiatan PISEW
Dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD));
- Kecamatan Pasar Anyar dan Kecamatan Jambu Dua dokumen
hasil analisis dan perencanaan sesuai dengan Format I.13 yang
berisi analisis dan perencanaan terhadap solusi dari kendala,
azas pemanfaatan infrastruktur terhadap pengembangan
kawasan, serta penciptaan keterkaitan antara kawasan.
f. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Menyusun DED dan
RAB infrastruktur hanya mencapai 97,50% disebabkan oleh
kelemahan Aktivitas Pengendalian yaitu di Kecamatan Jambu Dua
jadwal kegiatan tidak sesuai Format III.17.
g. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terintegrasinya
Rencana Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang disusun
bersama Masyarakat dengan Rencana Pembangunan Daerah hanya
mencapai 72,00% disebabkan oleh:
- kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu Pertemuan
Kecamatan 1 untuk 5 kecamatan tidak dihadiri oleh seluruh unsur
Kecamatan, Pemerintah Desa, BKAD, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat Setempat serta
anggota masyarakat secara luas.
- kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu jumlah peserta pada
pertemuan kecamatan I tidak dihadiri 30% peserta perempuan
pada Kecamatan Botani, Kecamatan Taman Kencana dan
Kecamatan Jambu Dua.
- kelemahan Aktivitas Pengendalian, yaitu tidak Lengkapnya
Dokumen Perencanaan (Dokumen Rencana Jadwal) pada
Kecamatan Botani, Kecamatan Taman Kencana, Kecamatan
Pasar Anyar dan Kecamatan Jambu Dua.
h. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terbangunnya
Infrastruktur Dasar Skala Wilayah Kecamatan hanya mencapai
94,29% disebabkan lemahnya Aktivitas Pengendalian.
31
Kinerja tersebut ditunjukkan dengan kondisi berikut, dari 5 kecamatan
yang diuji petik, 3 kecamatan yang penetapan jenis infrastruktur tidak
memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu tahapan perencanaan sampai
penetapan kegiatan (DED dan RAB) ditetapkan setelah tanggal 13 Juli
2018, sebagai berikut:
- Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Taman Kencana dan
Kecamatan Jambu Dua dengan capaian kinerja 0;
- Kecamatan Botani dan Kecamatan Pasar Anyar dengan capaian
kinerja 1,00.
i. Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Pendayagunaan
Sumber Yaya dan Tenaga Kerja Lokal hanya mencapai 55,00%
disebabkan oleh Aktivitas Pengendalian. Kinerja tersebut ditunjukkan,
sebagai berikut:
- 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang diuji petik tidak menggunakan
sumber daya lokal dalam pembangunan infrastruktur yaitu
Kecamatan Botani, Kecamatan Taman Kencana dan Kecamatan
Pasar Anyar.
- 2 kecamatan dari 5 kecamatan yang diuji petik tidak menggunakan
tenaga kerja lokal dalam pembangunan infrastruktur.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Belum optimalnya kinerja ketepatan jumlah –Spesifikasi Teknis DED
dan RAB hanya mencapai 60,00% disebabkan oleh
b) Belum optimalnya kinerja ketepatan waktu – Penyaluran Dana dan
Pelaksanaan Kegiatan Atau Program sesuai dengan
Pedoman/Juknis/Juklak hanya mencapai 75,00% disebabkan oleh
Penyaluran Dana kegiatan ini disalurkan sesuai dengan jadwal
nasional terakhir ditetapkan tanggal 20 September 2018.
c) Belum optimalnya Kinerja Tepat Waktu - Pembangunan Infrastruktur
diselesaikan sesuai Perjanjian hanya mencapai 67,43%, disebabkan
oleh:
- kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu pembangunan
infrastruktur diselesaikan tepat waktu sesuai Perjanjian Kerjasama
(PKS) batas waktu penyelesaian paling lambat
32
31 Desember 2018 pada Kecamatan Pasar Anyar dan Kecamatan
Jambu Dua.
- kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu Pertemuan
Kecamatan 2 tidak dihadiri seluruhnya oleh Tim Pelaksana
Provinsi, Tim Pelaksana Kabupaten, Kepala Desa, KPP, Tokoh
Masyarakat, Masyarakat desa, dan Fasilitator Masyarakat pada
Kecamatan Jambu Dua;
- kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu Pertemuan
Kecamatan 2 tidak seluruhnya dihadiri 30% peserta perempuan
pada Kecamatan Ayudadan Kecamatan Jambu Dua.
b. Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan Pelaksanaan Program
yang hanya mencapai 91,74% disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Tahap Pelaporan
a) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan – mekanisme
penanganan pengaduan belum efektif hanya mencapai 50,00%
disebabkan Laporan Pengaduan Masyarakat tidak
didokumentasikan dengan baik.
b) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan - lelaksanaan
monitoring dan evaluasi hanya mencapai 95,13%, disebabkan oleh
BKAD tidak membuat laporan harian sebagai bentuk pengawasan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur selama 90 hari, yaitu
BKAD Praya Barat, BKAD Botani, BKAD Pasar Anyar dan BKAD
Jambu Dua.
33
belum bertanggung jawab sepenuhnya dalam pemeriksaan hasil
perencanaan teknis (DED dan RAB).
(2) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Kualitas Kelembagaan
PISEW Tingkat Kecamatan yang hanya mencapai 75,00% disebabkan
oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu unsur anggota BKAD
belum sesuai dengan PP 43/2014 tentang Badan Kerjasama antar
Desa/BKAD.
(3) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – BKAD Mampu melakukan
Perencanaan Pembangunan yang hanya mencapai 78,57% disebabkan
oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian, yaitu belum tersusunnya profil
kawasan termasuk di dalamnya penentuan prioritas lokasi pembangunan
sesuai dengan ketentuan pedoman.
(4) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Tepat Sasaran -
Penyusunan Dokumen Perencanaan Program PISEW hanya mencapai
87,50% disebabkan oleh kelemahan Aktivitas Pengendalian, yaitu pada
Kecamatan Lembar belum sesuai pedoman (Format III.10 s/d Format
III.17).
(5) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Menyusun DED dan RAB
infrastruktur hanya mencapai 93,75% disebabkan oleh kelemahan
Lingkungan Pengendalian yaitu di Kecamatan Jambu Dua jadwal kegiatan
tidak sesuai Format III.17.
(6) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terintegrasinya Rencana
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang disusun bersama
Masyarakat dengan Rencana Pembangunan Daerah hanya mencapai
87,50% disebabkan oleh kelemahan Lingkungan Pengendalian.
(7) Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran – Terbangunnya Infrastruktur
Dasar Skala Wilayah Kecamatan hanya 97,62% disebabkan kelemahan
Aktivitas Pengendalian.
(8) Belum optimalnya kinerja ketepatan jumlah – Spesifikasi Teknis DED dan
RAB hanya 37,50% disebabkan oleh Aktivitas Pengendalian.
34
(1) Belum optimalnya pendayagunaan sumber daya lokal/material dalam
pembangunan infrastruktur disebabkan penggunaan sumber daya hanya
40% atau 1,60 dari bobot 4,00.
(2) Belum optimalnya pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam
pembangunan infrastruktur hanya 70% atau 2,80 dari bobot 4,00.
35
Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja pelaporan dan dokumentasi TAPr
dalam pelaksanaan kegiatan PISEW belum dilaporkan dan didokumentasikan
sesuai ketentuan yang ditetapkan
36
Rincian selengkapnya lihat lampiran Rekap Sub Parameter FM.
Sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan PISEW 2018 Point 6.5.2.2 huruf
b bahwa Serah terima infrastruktur terbangun yang selanjutnya dapat
diserahterimakan pemeliharaan dan pengelolaannya dari KPA/Satker PKP
Provinsi kepada Pemerintah Desa, untuk bertanggungjawab dalam
melakukan pengelolaan untuk kegiatan pemeliharaan, keberlanjutan, dan
pengembangan
hasil pelaksanaan pembangunan.
Akibatnya fisik bangunan yang telah dibangun tidak berfungsi secara optimal.
37
Rp600.000.000,00, terdapat kekurangan volume pekerjaan talud senilai
Rp6.825.651,61, sebagai berikut:
Volume
Menurut Harga
Laporan Menurut Jumlah
No STA Selisih Satuan
Realisasi Audit (Rp)
(M3) (Rp)
dan Biaya (M3)
(M3)
1 2 3 4 5=3-4 6 7=5x6
1 0+000 sd 0+630 277,34 277,34 0,00 652.591,63 0,00
2 0+630 sd 0+677 25,16 14,70 10,46 652.591,63 6.825.651,61
3 Talud Plat Beton 42,18 42,18 0,00 652.591,63 0,00
Jumlah 6.825.651,61
38
Serah Terma dari Satker ke Pemerintah Desa
No Kecamatan
Nomor Tanggal
3 Praya Barat KU.02.03/PISEW/PK.PKP-ABC/194/2018 13 Desember 2018
4 Pasar Anyar KU.02.03/PISEW/PK.PKP-ABC/192/2018 13 Desember 2018
5 Botani KU.02.03/PISEW/PK.PKP-ABC/196/2018 13 Desember 2018
Sesuai dengan jadwal nasional serah terima PPK ke Pemerintah Desa dimulai
tanggal 15 Oktober sampai dengan 7 Desember 2018.
Hal ini disebabkan kelalaian BKAD dalam melakukan penyerahan hasil
kegiatan PISEW kepada PPK, yang akan diserahkan kepada Pemerintah
Desa.
Akibatnya pengelolaan aset oleh Pemerintah Desa tidak optimal.
Kami rekomendasikan kepada PPK Satker PKP ABC agar memberi teguran
sesuai aturan yang berlaku kepada BKAD Kecamatan Praya Barat, BKAD
Kecamatan Botani, BKAD Kecamatan Pasar Anyar, BKAD Kecamatan Taman
Kencana dan BKAD Kecamatan Jambu Dua atas keterlambatan penyerahan
aset.
39