Anda di halaman 1dari 4

Ahli Filsafat Pendidikan

Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Para Ahli Dari Sarjana Dalam & Luar Negeri

1. Prof. Dr. Hasan Langgulung

Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sifat filsafat seorang pendidik,
dari pengalaman-pengalamnnya dalam pendidikan dan kehidupan dari kajiannya tentang berbagai ilmu
yang berhubungan dengan pendidikan, dan berdasar itu pendidik dapat mengetahui sekolah
berkembang.

2. Al-Syaibany

Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat menjadi sebagai jalan
untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya Filsafat pendidikan dapat
menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.

3. John Dewey

Filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik yang
menyangkut daya pikir intelektual maupun daya perasaan emosional menuju tabiat manusia.

4. Imam Barnabid

Filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginnya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis
filosofis terhadap bidang pendidikan.

5. Zanti Arbi

Filsafat pendidikan juga bisa didefenisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.

B. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu hak setiap
individu anak bangsa untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran.

C. Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional

Visi :
Terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas,
sehingga mampu dan prokatif memjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Misi :

• Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu


bagi seluruh rakyat Indonesia.

• Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.

• Meningkatan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan


pembentukan kepribadian yang bermoral.

D. Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional

Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

HAKIKAT PENDIDIKAN

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu
memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global.

Melalui penerapan pendekatan humanistik maka pendidikan ini benar-benar akan merupakan upaya
bantuan bagi anak untuk menggali dan mengembangkan potensi diri serta dunia kehidupan dari segala
liku dan seginya. Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam pendidikan yaitu :

Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa,
terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan
individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam,
tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju
sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan
utama (jati diri).

Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan
bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.

Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan.

Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga yang disebut
dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, hal itu sejalan yang dinyatakan oleh
Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat
(Tirtahardjha, 2004).

1. Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga (Lingkungan Pendidikan Informal)

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi
perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya.

Keluarga sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi muda.
Keluarga disebut pula sebagai lembaga pendidikan informal. Pendidikan informal adalah kegiatan
pendidikan yang tidak diorganisasikan sacara struktural dan tidak mengenal sama sekali penjenjangan
kronologis menurut tingkatan umum maupun tingkatan keterampilan dan pengetahuan.

Fungsi Keluarga

Fungsi Edukasi: keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar
menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntunan perkembangan waktu.

Fungsi Sosialisasi: keluarga mempersiapkan anak sebagai anggota masyarakat yang baik dan berguna
kehidupan di masyarakatnya.

Fungsi Proteksi: keluarga sebagai tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai dan tenteram bagi
seluruh anggota keluarga.

Fungsi Afeksi: keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara
sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah ( Lingkungan Pendidikan Formal)

Pendidikan disekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang
mempunyai dasar , tujuan,isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan
distandarisasikan (Azra,1998). Sekolah, yaitu pendidikan skunder yang mendidik anak mulai dari usia
masuk sekolah sampai keluar sekolah dengan pendidiknya (guru) yang mempunyai kompotensi yang
profesional, personal, sosial dan pedagogis. Mengacu pada Sistem sekolah sebagai pendidikan formal
dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan lebih efesien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang.
Sistem klasikal memungkinkan beberapa sejumlah anak belajar bersama dan dipinpin oleh seorang atau
beberapa guru sebagai fasilitator. Sebagi konsekuensinya mereka menerima materi yang sama. Untuk itu,
pada suatu kelas biasa murid-muridnya mempunyai kemampuan yang relatif sama dari kelompok umur
yang hampir sama pula.

Soleh Seogiyanto (Bambang Robandi, 2007) mengemukakan fungsi-fungsi sekolah sebagai berikut :

Sekolah berfusi sebgai lembaga sosialisasi, membantu anak-anak mempeajari cara-cara hidup di tempat
mereka dilahirkan.

Untuk menstramisi dan mentrasformasi kebudayaan, dan

Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

3. Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal)

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan nonformal sebagai lingkungan pendidikan di luar keluarga
dan diluar sekolah. Pendidikan nonformal dapat terselengara secara terstruktur dan berjenjang. Contoh
penyelenggaran pendidikan di dalam lingkungan pendidikan nonformal yang terstruktur dan berjenjang
antara lain Kelompok Belajar Paket A, Paket B, Kursus Komputer dan bahasa inggris di lembaga kursus
tertentu juga ada yang terstruktur dan berjenjang dan lain-lain. Adapun contoh penyelenggaraan
pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalah ceramah agama yang ditayangkan di
televisi, penyampaian informasi melalui Koran, dll.

Pendidikan nonformal selain menjadi tanggung jawab pemerintah, juga menjadi tanggung jawab
bersama para orang dewasa (masyarakat) yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah, dan
mungkin juga pengembangan pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai