KEPERAWATAN
Blog ini berisi tentang tugas-tugas yang pernah saya kerjakan ataupun teman
saya kerjakan untuk membantu dalam pengerjaan tugas asuhan keperawatan.
Oleh
Tika Permatasari Saputri
1201300001
***
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HEAMORRHAGIC FEVER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN DENGUE HEAMORRHAGIC FEVER
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis
kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidkan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan
anak lemah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran kompos
mentis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah.Kadang-kadang disertai
dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemesis.
4. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak bias mengalami serangan ulangan DHF dengan
tipe virus yang lain.
5. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat
dihindarkan.
6. Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk
dapat berisiko, apabila terdapat factor prediposisinya.Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun.Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang
menggenang dan gantungan baju di kamar).
8. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makn berkurang, dan nafsu makan menurun.
b. Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak mengalami diare/konstipasi. Sementara DHF pada
grade III-IV bias terjadi melena.
c. Eliminasi Urine (buang air kecil): perlu dikaji apakah sering kencng, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada
DHF grade IV sering terjadi hematuria.
d. Tidur dan Istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
e. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutam
untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
9. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut:
a. Grade I: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan andi lemah.
b. Grade II: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan
gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta
tensi menurun.
d. Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak
teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
10. Sistem Integumen
a. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.
b. Kuku sianosis/tidak.
c. Kepala dan leher. Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa
mukosa mulut kering, terjadi perdarhan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami
hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV).
d. Dada. Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang
tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales (+), ronchi (+) yang biasanya terdapat pada grade
III dan IV.
e. Abdomen. Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly), dan asites.
f. Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang.
11. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:
a. Hb dan PCV meningkat (lebih dari sama dengan 20%).
b. Trobositopenia kurang dari sama dengan 100.000/ml).
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis).
d. Ig. D. dengue positif.
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan: hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.
f. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolic: pCO2 < 35-40 mmHg dan HCO3 rendah.
h. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
B. Masalah/ Diagnosis
1. Diagnose medis: dugaan (suspect) DHF.
2. Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien DHF:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
b. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
d. Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat, penurunan tekanan
osmotik.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
f. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
g. Kecemasan orang tua atau keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, dan kurang informasi.
(sumber: perawatan pasien DHF, Christiantie efendy).
C. Perencanaan
Untuk mengatasi permasalahannya, perencanaan yang diperlukan adalah:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
Tujuan keperawatan:
Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan kriteria:
- Suhu tubuh normal (35°C- 37,5°C).
- Pasien bebas dari demam .
Rencana intervensi:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji saat timbulnya demam. 1. Untuk mengidentifikasi pola
demam pasien.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 2. Tanda-tanda vital merupakan acuan
jam. untuk mengetahui keadaan umum
pasien.
3. Beri kompres hangat pada dahi. 3. Kompres hangat dapat
mengembalikan suhu normal
memperlancar sirkulasi.
4. Beri banyak minum (± 1-1,5 4. Mengurangi panas secara konveksi
liter/hari) sedikit tapi sering. (panas terbuang bersama urine dan
keringat sekaligus mengganti cairan
tubuh karena penguapan).
5. Pakaian yang tipis menyerap
5. Ganti pakaian klien dengan bahan keringat dan membantu
tipis menyerap keringat. mengurangi penguapan tubuh
akibat dari peningkatan suhu dan
dapat terjadi konduksi.
6. Penjelasan yang diberikan pada
6. Beri penjelasan pada keluarga keluarga klien bisa mengerti dan
klien tentang penyebab kooperatif dalam memberikan
meningkatnya suhu tubuh. tindakan keperawatan.
7. Dapat menurunkan demam.
7. Kolaborasi pemberian obat anti
piretik.
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh berhubungan
dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
Tujuan intervensi:
Volume cairan tubuh seimbang, dengan kriteria:
- Turgor kulit baik
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rencana intervensi:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji keadaan umum klien dan 1. Mengetahui dengan cepat
tanda-tanda vital. penyimpangan dari keadaan
normalnya.
2. Kaji input dan output cairan. 2. Mengetahui balance cairan dan
elektrolit dalam tubuh atau
homeostatis.
3. Observasi adanya tanda-tanda syok. 3. Agar dapat segera dilakukan
4. Anjurkan klien untuk banyak tindakan jika terjadi syok.
minum. 4. Asupan cairan sangat diperlukan
untuk menambah volume cairan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam tubuh.
pemberian cairan I.V. 5. Pemberian cairan IV sangat penting
bagi klien yang mengalami defisit
volume cairan untuk memenuhi
kebutuhan cairan klien.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, dan anoreksia.
Tujuan intervensi:
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan kriteria:
- Porsi makan yang disajikan dihabiskan.
Rencana intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji keadaan umum klien. 1. Memudahkan untuk intervensi
selanjutnya.
2. Beri makanan sesuai kebutuhan tubuh 2. Merangsang nafsu makan klien sehingga
klien. klien mau makan.
3. Anjurkan orang tua klien untuk memberi 3. Makanan dalam porsi kecil tapi sering
makanan sedikit tapi sering. memudahkan organ pencernaan dalam
4. Anjurkan orang tua klien memberi metabolisme.
makanan TKTP dalam bentuk lunak. 4. Makanan dengan komposisi TKTP
berfungsi membantu mempercepat proses
5. Timbang berat badan klien tiap hari. penyembuhan.
5. Berat badan merupakan salah satu
6. Kolaborasi pemberian obat reborantia. indikator pemenuhan nutrisi berhasil.
6. Menambah nafsu makan.
d. Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat, penurunan tekanan
osmotik.
Tujuan:
Tidak terjadi syok hipovolemik, dengan kriteria:
- Keadaan umum membaik.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Rencana intervensi:
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keadaan umum klien 1. Memantau kondisi klien selama masa
perawatan terutama saat terjadi
perdarahan sehingga tanda prasyok, syok
dapat ditangani.
2. Observasi tanda-tanda vital. 2. Tanda vital dalam batas normal
menandakan keadaan umum klien baik.
3. Perdarahan yang cepat diketahui dapat
3. Monitor tanda-tanda perdarahan teratasi sehingga klien tidak sampai pada
tahap syok hipovolemik akibat
perdarahan yang hebat.
4. Keterlibatan keluarga untuk segera
melaporkan jika terjadi perdarahan
4. Anjurkan pada pasien atau keluarga untuk terhadap pasien sangat membantu tim
segera melapor jika ada tanda-tanda perawatan untuk segera melakukan
perdarahan. tindakan yang tepat.
5. Untuk mengetahui tingkat kebocoran
pembuluh darah yang dialami klien dan
untuk acuan melakukan tindak lanjut
5. Cek hemoglobin, hematokrit, terhadap perdarahan.
dan trombosit
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.1. Mengetahui tingkat ketergantungan klien
dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Bantu klien memenuhi kebutuhan 2. Bantuan sangat diperlukan klien pada
aktivitasnya sesuai dengan tingkat saat kondisinya lemah dalam pemenuhan
keterbatasan klien. kebutuhan sehari-hari tanpa mengalami
ketergantungan pada orang lain.
3. Dengan penjelasan, pasien termotivasi
3. Beri penjelasan tentang hal-hal yang untuk kooperatif selama perawatan
dapat membantu dan meningkatkan terutama terhadap tindakan yang dapat
kekuatan fisik klien. meningkatkan kekuatan fisiknya.
4. Keluarga merupakan orang terdekat
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan dengan klien.
ADL klien. 5. Untuk mencegah terjadinya keadaan
5. Jelaskan pada keluarga dan klien tentang yang lebih parah.
pentingnya bedrest ditempat tidur.
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor tanda-tanda penurunan 1. Penurunan jumlah trombosit merupakan
trombosit yang disertai tanda-tanda tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh
klinis. darah yang dapat menimbulkan tanda
klinis berupa perdarahan nyata, seperti
epistaksis, petechiae.
2. Agar pasien atau keluarga mengetahui
2. Beri penjelasan tentang pengaruh hal-hal yang mungkin terjadi pada pasien
trombositopenia pada keluarga. dan dapat membantu mengantisipasi
terjadinya perdarahan karena
trombositopenia.
3. Dengan jumlah trombosit yang dipantau
3. Monitor jumlah trombosit setiap hari. setiap hari dapat diketahui tingkat
kebocoran pembuluh darah dan
kemungkinan perdarahan yang dialami
oleh klien.
4. Aktivitas klien yang tidak terkontrol
4. Anjurkan klien untuk banyak istirahat. dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
5. Beri penjelasan pada pasien atau 5. Keterlibatan keluarga dengan segera
keluarga untuk segera melapor jika ada melaporkan terjadinya perdarahan akan
tanda-tanda perdarahan lebih lanjut membantu pasien mendapatkan
seperti: hematemesis, melena, epistaksis. penanganan sedini mungkin.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua. 1. Mengetahui kecemasan orang tua dan
memudahkan menentukan intervensi
selanjutnya.
2. Jelaskan prosedur pengobatan perawatan 2. Untuk menambah pengetahuan dan
anaknya. informasi kepada klien yang dapat
mengurangi kecemasan orang tua.
3. Beri kesempatan pada orang tua untuk 3. Untuk memperoleh informasi yang lebih
bertanya tentang kondisi anaknya. banyak dan meningkatkan pengetahuan
dan mengurangi stress.
4. Beri penjelasan tiap prosedur atau 4. Memberikan penjelasan tentang proses
tindakan yang akan dilakukan terhadap penyakit, menjelaskan tentang
pasien dan manfaatnya bagi pasien. kemungkinan pemberian perawatan
intensif jika memang diperlukan oleh
pasien untuk mendapatkan perawatan
yang lebih optimal.
5. Beri dorongan spiritual. 5. Memberi ketenangan kepada klien
dengan berserah diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
DAFTAR RUJUKAN
Behrman, R.E., Kliegman, R.M. & Arvin, A.M. 1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2Edisi 15. Jakarta:
EGC.
Behrman, R.E.,& Vaughan, V.C. 1992. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Chin Ling, W.Y. & Sin Hock, J.T 1993.Kedaruratan pada Anak.Jakarta: Binarupa Aksara.
Indrawati, E. Februari, 2012.Demam Berdarah Dengue.Warta RSUD, hlm 7.
Nursalam, Susilaningrum, R. & Utami, S. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan).
Jakarta: Salemba Medika.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
Soedarmo, S. S. P. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Soegijanto, S. 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.
WHO. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC.
Diposting oleh Tika Permatasari Saputri di 21.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
website bagus. Butuh motor hubungi kami. Jika mas mau beli motor baru dan tinggal di
area Tulungagung,Kediri dan Trenggalek. Bisa wa kami 085 872 760 350
Balas
2.
Good information
Balas
Arsip Blog
► 2018 (1)
▼ 2015 (21)
o ► Desember (5)
o ► April (1)
o ▼ Januari (15)
lokmin (Loka Karya Mini) PSLU Tulungagung
SKRINING/DETEKSI DINI IBU RISIKO TINGGI OLEH PKK D...
format askep keluarga poltekes malang
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN HOME C...
narative charting
7 LP Keperawatan Jiwa di RSJ Lawang
LP Imunisasi Campak
Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Toddler
Fungsi Metabolisme Vitamin dan Mineral
ISLAM ITU SEHAT
ASKEP ANAK DENGAN GANGGUAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT B...
ASKEP DENGUE HEAMORRHAGIC FEVER
Manfaat Gerakan Sholat bagi Kesehatan
10 Kebiasaan yang Dapat Merusak Otak
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TBC
Total Tayangan Halaman
0 46
1 59
2 66
3 63
4 69
5 60
6 36
7 39
8 73
9 63
10 59
11 81
12 78
13 48
14 45
15 62
16 76
17 91
18 95
19 54
20 42
21 49
22 66
23 48
24 58
25 64
26 44
27 39
28 34
29 15
181,166
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.