Anda di halaman 1dari 10

Nama : Arif Fediyanto

Kelas :C
NIM : 15504241053
Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif
Mata Kuliah : Pendidikan Sosial Budaya

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial? Apa perbedaan antara perubahan
sosial dengan transformasi sosial serta hubungannya dengan globalisasi? jelaskan
dan berikan contohnya!
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya,
termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Globlisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk interaksi-interaksi
lainnya. Dengan kata lain, kemunculan sebuah sistem ekonomi dan budaya global yang
membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.
Menurut Cohen dan Kennedy menyatakan bahwa globalisasi adalah “seperangkat
transformasi yang saling memperkuat” dunia. Globalisasi sebagai “zaman transformasi
social”. Contohnya modernisasi yakni suatu proses perubahan dimana masyarakat yang
sedang memperbahurui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang
dimiliki masyarakat modern. Misalnya dalam hal berkomunikasi dulu orang-orang belum
mengenal internet sehingga dalam saat berkirim pesan hanya menggunakan pesan
konvensional lewat kantor pos, sedangkan sekarang hampir semua orang dalam mengirim
pesan menggunakan e-mail ataupun aplikasi pengirim pesan yang diharuskan
menggunakan koneksi internet.
2. Apa yang dimaksud dengan revolusi industri ? kapan dimulainya revolusi industri?
Sebutkan dan jelaskan revolusi industri dari pertama sampai terakhir beserta
dengan ciri dan hasilnya !
Revolusi Industri adalah perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, dimana industri berubah dari
proses yang memebutuhkan pekerja berjumlah banyak dan dilakukan dengan cara
manual, menjadi proses yang dikerjakan secara massal oleh mesin. Revolusi industri
dimulai pada tahun 1750 dengan revolusi industri 1.0
a. Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu
terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi generasi 1.0
melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan
mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini
dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana
selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan
perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
b. Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase
pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 umumnya dimulai
tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I. umumnya dimulai tahun 1870 hingga
1914, awal Perang Dunia I.
c. Revolusi Indusri 3.0 ditandai dengan dimulainya kemunculan teknologi digital dan
internet yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua
dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0
menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real
time).Revolusi industri 3.0 mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat
kontemporer. Praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar tidak tertelan
zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak diwaspadai.
Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin ketimbang
manusia. Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih berlipat.
Konsekuensinya, pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan.
d. Revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif
teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan
perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri
telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih
dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi
jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi
dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar
pada industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-
pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat
memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.

3. Menurut Anda apa pengertian dari masyarakat multicultural? Apa perbedaan


antara masyarakat multicultural dengan masyarakat pluralitas dan masayarakat
diversity? Berikan contohnya !
Masyarakat multicultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki
beraneka ragam budaya. Oleh karena itu dalam masyarakat terdapat beraneka ragam
kelompok social dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
- Konsep pluralitas mengandaikan adanya ‘hal-hal yag lebih dari satu’ (many),
keragaman menunjukkan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,
heterogen , dan bahkan tak dapat disamakan. Sedang konsep mutikulturisme adalah
sebuah pandangan dunia – yang pada akhirnya diimplementasikan dalam kebijakan-
tentang kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa
memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama.
- Pluralisme adalah faham yang memberikan ruang nyaman bagi paradigma perbedaan
sebagai salah satu entitas mendasar kemanusiaan seorang manusia. Sedangkan
multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaaan kultur atau
sebuah keyakinan yang mengakui pluralisme kultur sebagai corak kehidupan
masyarakat.
- Masyarakat diversity yakni masyarakat yang terdiri dari berbgai kebudayaan daerah
bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok
suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Contoh : masyarakat minoritas Islam dan mayoritas Hindu di Bali, sebagai wujud
masyarakat multicultural yang sangat menghargai agama dan budaya di tengah perbedaan
yang ada.

4. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender? Jelaskan bentuk-bentuk


ketidakadilan/ diskriminasi gender yang ada di masyarakat ! Bagaimana cara
menghilangkan diskriminasi gender tersebut ?
Kesetaraan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus
menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender
mereka, yang bersifat kodrati. Ini adalah salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia, PBB yang berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial
dan hukum, seperti dalam aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang
setara dan upah yang sama. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi
dan ketidak adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Bentuk-bentuk ketidakadilan gender
a. Beban ganda (double burden)
Beban ganda merupakan pembagian tugas yang selalu memberatkan perempuan. Hal
ini disebabkan adanya anggapan bahwa perempuan secara alamiah memiliki sifat
memelihara, merawat, mengasuh, yang mengakibatkan semua pekerjaan domestik
rumah tangga menjadi tanggungjawab perempuan. Banyak di kalangan keluarga
miskin beban yang sangat berat ini harus ditanggung perempuan sendiri, terlebih jika
perempuan bekerja di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka
perempuan memikul beban ganda. Adanya sosialisasi peran gender bahwa perempuan
harus mengelola rumah tangga telah memperkuat keyakinan masyarakat bahwa
pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan perempuan, sehingga apabila
perempuan tidak melakukan pekerjaan tersebut akan menyebabkan adanya rasa
bersalah bagi perempuan. Sementara bagi laki-laki pekerjaan tersebut bukan
tanggungjawabnya, bahkan pada masyarakat tertentu laki-laki dilarang melakukan
pekerjaan yang identic dengan peran gender perempuan. Bagi keluarga dengan
perekonomian cukup pekerjaan domestik kemudian dilimpahkan ke pihak lain yaitu
pembantu rumah tangga.
b. Marginalisasi
Marginalisasi dan subordinasi saat ini banyak menimpa perempuan yang disebabkan
oleh srtuktur yang timpang yang diciptakan hanya laki-laki untuk laki-laki.
Marginalisasi secara umum berarti proses penyingkiran. Contoh marginalisasi
misalnya banyak buruh perempuan yang menjadi miskin akibat keyakianan pimpinan
perusahaan bahwa laki-laki yang cocok menjadi manajer. Dengan demikian buruh
perempuan menjadi terhambat kariernya karena adanya keyakinan tersebut. Selain itu
contoh lain proses pemiskinan adalah adanya anggapan bahwa anak perempuan tidak
perlu sekolah tinggi, karena nantinya hanya mengurusi pekerjaa dapur. Akibatnya jika
perempuan bekerja, maka perempuan akan bekerja di sektor pekerjaan subsisten atau
buruh dengan upah yang rendah karena pendidikan yang mereka miliki rendah dan
tidak memiliki ketrampilan. Pemiskinan tidak hanya terjadi pada perempuan, tetapi
pada laki-laki juga terdapat anggapan bahwa laki-laki adalah penyangga keluarga
yang berkewajiban membantu orang tua ikut mencari nafkah sejak usia dini.
c. Subordinasi
Teori feminis menyatakan bahwa laki-laki memandang perempuan sangat berbeda
secara mendasar dibandingkan dia melihat dirinya sendiri maka perempuan
direkduksi ke status kelas kedua dan berada di status subordinat (Beuvoir, 1953).
Sedangkan teori Kate Millet menyatakan bahwa subordinasi pada perempuan
merupakan kelas jenis kelamin yang tergantung pada di bawah dominasi patriarkis
Millet (1970). Selain itu antropologi feminis menyatakan bahwa pemisahan dunia
public dan domestik serta penurunan perempuan ke domestik mempertegas
subordinasi perempuan (Rosaldo dan Lamphere, 1974; Ortner,1974). Secara umum
subordinasi merupakan keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin  tertentu dianggap
lebih penting atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin yang lain, misalnya
perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki sehingga tidak sederajat.
d. Kekerasan terhadap perempuan
Teori feminis membuktikan bahwa kekerasan terhadap perempuan meliputi segala
bidang dan merupakan produk patriarki di mana laki-laki menguasai institusi sosial
maupun tubuh perempuan. Kekerasan merupakan mekanisme utama di mana relasi
kekuasaan yang tidak setara dipertahankan dalam politik. Sosiologi feminis
menyatakan bahwa kekerasan adalah bentuk perbedaan kekuasaan dalam perkawinan
yang menunjukkan bahwa eksistensi dan skala penganiayaan dan kekerasan laki-laki
dalam rumah tangga menjadikan persoalan kekerasan domestik. Tulisan para feminis
mengenai Dunia Ketiga menyatakan bahwa kekerasan laki-laki digunakan untuk
mengontrol perempuan di dalam aturan dan perilaku yang diperuntukkan bagi mereka
dan menyatakan bahwa kekerasan secara khusus digunakan untuk mengontrol
seksualitas perempuan dan peran reproduksinya. Kekerasan terhadap perempuan
merupakan saran subordinasi perempuan dan bagian dari dominasi ideologis dan
institusional. Semakin maraknya tindak kekerasan pada perempuan disebabkan
karena belum dipahaminya makna dari kekerasaan terhadap perempuan. Selain itu
pengertian kekerasaan terhadap perempuan antara satu individu, masyarakat, budaya,
negara yang satu dengan yang lain juga berbeda, sehingga pada bentuk kekerasan
tertentu seperti dalam bentuk verbal dan emosional seringkali tidak dianggap sebagai
kekerasan, bahkan kekerasan fisik pada tingkat tertentu pada kebudayaan dan negara
tertentu tidak dianggap sebagai kekerasaan terhadap perempuan.
e. Stereotip
Stereotip merupakan pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu.
Salah satu jenis stereotip yaitu bersumber dari pandangan gender, yang akibatnya
merugikan perempuan, karena dengan pelabelan tersebut perempuan mengalami
pembatasan dan pemiskinan. Misalnya perempuan bersolek diasumsikan untuk
memancing perhatian lawan jenis, sehingga ketika kasus kekerasan atau pelecehan
seksual yang dialami perempuan masyarakat cenderung menyalahkan korban.
Pandangan feminis menyatakan bahwa sifat-sifat yang baik cenderung dilekatkan
pada laki-laki sehingga laki-laki mampu membentuk kelompok yang unggul,
sementara perempuan membentuk kelompok yang hangat-ekspresif.
Cara untuk mengatasi diskriminasi gender :
- berusaha untuk saling menghargai dan menghormati antara sesama dan selalu
menyadari bahwa setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. hal tersebut tidak lain agar kita saling membutuhkan dan melengkapi satu
sama lainnya.
- mengembangkan kemampuan dan lebih aktif dalam mengambil peran dalam suatu
aktivitas.
- tunjukkan bahwa kamu mampu melakukan apa yang dia lakukan. belajar
selangkah lebih dulu sebelum dia melakukannya. agar kamu dipercaya mampu
dan tidak dibedakan hanya karena gender.
- berusaha mengoptimalkan diri dengan bersosialisai untuk membangun suatu
hubungan sosial antar sesama sehingga tidak merasa terkucilkan.

5. Bagaimana dampak dan penyebab dari pemanasan global yang terjadi hari ini?
Apa yang dimaksud dengan Paris Agreement dan tujuan dari perjanjian tersebut?

Dampak dari pemanasan global


a. Perubahan Iklim dan Cuaca
b. Hujan Asam
c. Es Kutub Utara dan Selatan Mencair
d. Permukaan Laut Naik
e. Ekologis Terganggu
f. Lapisan Ozon Menipis
g. Pergantian Musim Berubah
Paris Agreement  merupakan perjanjian dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan
Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Framework Convention on
Climate Change  (UNFCCC) mengenai mitigasi emisi gas rumah kaca, adaptasi, dan
keuangan. Diharapkan persetujuan ini efektif tahun 2020. Persetujuan ini
dinegosiasikan oleh 195 (seratus sembilan puluh lima) perwakilan negara-negara pada
Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-21 di Paris, Prancis. Setelah proses negosiasi,
persetujuan ini ditandatangani tepat pada peringatan Hari Bumi tanggal 22 April 2016
di New York, Amerika Serikat. Hingga Maret 2017, 194 negara telah menandatangani
perjanjian ini dan 141 diantaranya telah meratifikasi perjanjian tersebut. Indonesia
merupakan salah satu negara yang menandatangani perjanjian ini pada 22 April 2016.
Persentase gas rumah kaca yang diratifikasi oleh Indonesia adalah sebesar 1,49%.
Tujuan dibentuknya Perjanjian Paris tertuang dalam pasal 2, yaitu:
a. Menahan laju peningkatan temperatur global hingga di bawah 2 derajat celcius dari
angka sebelum masa Revolusi Industri, dan mencapai upaya dalam membatasi
perubahan temperatur hingga setidaknya 1.5 derajat Celcius, karena memahami
bahwa pembatasan ini akan secara signifikan mengurangi risiko dan dampak dari
perubahan iklim.
b. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap dampak dari perubahan
iklim, meningkatkan ketahanan iklim, dan melaksanakan pembangunan yang
bersifat rendah emisi gas rumah kaca tanpa mengancam produksi pangan.
c. Membuat aliran finansial yang konsisten demi tercapainya pembangunan yang
bersifat rendah emisi gas rumah kaca dan tahan terhadap perubahan iklim.

6. Mengapa hukum di negara kita masih saja “ tumpul ke atas dan tajam ke bawah” ?
padahal secara prinsip hukum ada “Equal Before the Law” dan bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut ?
Penegakan hukum berbagai kasus di Negeri ini acap kali mengingkari rasa
keadilan yang menyengsarakan masyarakat, diskriminasi hukum kerap dipertontonkan
aparat penegakan hukum. Kondisi hukum seperti ini, ketika berhadapan dengan orang
yang memiliki kekuasaan baik itu kekuasaan politik maupun uang maka hokum
menjadi tumpul. Tetapi, ketika berhadapan dengan orang yang lemah yang tidak
mempunyai kekuasan dan sebagainya, hukum bisa sangat tajam. Hal ini terjadi karena
proses hukum itu tidak berjalan secara otomatis, tidak terukur bagaimana roses
penegakan hukumnya. Seharusnya ketika ada kasus hukum kita bisa melihat dengan
cara yang sistematis. Perbuatannya apa, bagaimana prosesnya, bagaimana proses
pembuktiannya, dan tanpa memandang siapa yang berbuat. Kalau ini diterapkan,
proses penyelesaian hukumnya pasti berjalan dengan baik.

7. Menurut pendapat para ahli dan banyak orang sistem demokrasi adalah sistem
yang saat ini paling baik digunakan dan diterapkan dalam tata kelola pemerintah
dan politik, akan tetapi kenapa masih banyak masalah-masalah yang timbul akibat
sistem tersebut termasuk masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas dan lain-lain, Jelaskan pendapat Anda !
Sistem demokrasi memang sistem yang saat ini sangat baik untuk diterapkan
karena sistem demokrasi ini berprinsip dari rakayat oleh rakyat dan untuk rakyat jadi
kekuasaan berada di tangan rakyat sendiri. Akan tetapi saat ini banyak terjadi masalah-
masalah yang ditimbulkan, hal ini terjadi karena banyak oknum-oknum dari pimpinan
atas/perwakilan rakyat yang tidak menjalankan sitem demokrasi dengan semestinya
sehingga terjadi banyak masalah akibat sistem tersebut termasuk masalah sosial. Jika
sistem demokrasi dijalankan dengan semestinya maka tidak banyak masalah yang
ditimbulkan akibat sistem tersebut.

8. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya yang ada di sekitar
masyarakat seperti kemiskinan, kriminalitas, krisis nilai, krisis budaya dan
dehumanisasi ?
a. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah merupakan upaya yang paling utama untuk mencegah dan
mengendalikan kesenjangan sosial.  Di antara kebijakan pemerintah yang diharapkan
dapat mencegah kesenjangan sosial antara lain kebijakan tentnag pemerataan
pembangunan, kebijakan tentang sistem pendidikan, penyedeiaan lapangan pekerjaan,
perbaikan sistem perasilan,  upaya tindakan terhadap korban bencana alam, dan
pemeliharaan lingkungan.
b. Sosialisasi
Sosialisasi umumnya berkaitan dengan peran lembaga pengendalian sosial. Dengan
sosialisai, diharapkan anggota masyarakat mempunyai kesadaran tentang pentingnya
pendidikan bagi manusia. Hal ini selanjutnya secara tidak langsung akan
mengendalikan anggota masyarakat untuk tidak melakukan tindakan kejahatan atau
kriminal.
c. Perbaikan Sistem Peradilan
Sistem peradilan yang diperbaiki mencakup mekanisme pelaksanaan sistem
peradilan. Dengan sistem peradilan yang baik, akan menjamin persamaan hukum bagi
seluruh anggota masyarakat. Hasilnya tidak ada lagi perbedaan hukum karena
perbedaan status sosial dan ekonomi seseorang. Sistem peradilan yang baik juga
meniadakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang berujung pada kesenjangan sosial.
(baca juga: Syarat Masyarakat Madani)
d. Optimalisasi Sumber Daya
Kesenjangan sosial dapat dicegah dengan mengoptimalisasi sumber daya manusia
dan sumber daya alam dari suatu daerah. Walaupun terjadi bencana alam atau daerah
yang dikatakan miskin sumber daya, dengan optimasi bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Salah satu bentuk optimasi sumber daya manusia adalah
meningkatkan kreativitas masyarakatnya dan meningkatkan kepercayaan diri.
e. Pemerataan Fasilitas Publik
Fasilitas publik atau fasilitas umum, serti sarana kesehatan dan sarana transportasi
diperlukan untuk mencegah kesenjangan sosial, terutama kesenjangan antara daerah
dan kota. Dengan fasilitas umum yang baik, daerah juga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, memperkecil perbedaan dengan kota.

Anda mungkin juga menyukai