Anda di halaman 1dari 11

1

HERMENEUTIK: Metode Hermeneutik dalam Memahami


Hadis Perspektif Fazlur Rahman

Abstrak: Memahami merupakan sebuah proses untuk


mengungkap makna terhadap suatu teks, memahami
berbeda dari mengetahui. Karena memahami menyiratkan
kemampuan untuk merasakan sesuatu yang dialami oleh
orang lain. Seseorang bisa saja memiliki banyak
pengetahuan, tetapi sedikit pemahaman. Hal tersebut
mengacu pada suatu kemampuan untuk menjangkau pribadi
seseorang. Berbagai upaya telah dilakukan oleh ulama
terdahulu, yaitu dalam rangka mengungkap makna teks
hadis, akan tetapi belum mendapatkan makna yang
memuaskan. Atas kondisi tersebut, Fazlur Rahman
Sugianto menawarkan teori hermeneutik sosio historis sebagai pisau
Institut Agama Islam An-Nur analisis dalam membedah makna yang terkandung dalam
Lampung, Indonesia. teks hadis. Langkah yang ditempuh Fazlur Rahman dalam
E-mail: sugiantoalfaruqi3@gmail.com memahami hadis yaitu dengan hibridasi antara pola berfikir
induktif dan diakhiri dengan pola berfikir deduktif.
Sehingga menghasilkan pembacaan yang komprehensif
terhadap makna hadis.
Abstract: Understanding is a prosess to explore of the
meaning of the teks. Understanding is different with
knowing. Because, understanding imply capability to
experience something be experienced by someone.
Someone can be posesessed of many knowledge, but litle
understanding. Its refer to a ability understanding someone.
A variety efforts was done by ulama former, that is in order
to explore meaning of the teks hadis, but that not enough.
That condition, Fazlur Rahman offer a hermenutic theory
as analysis knife in operate on meaning of the texs hadis.
The way in which Fazlur Rahman to understanding hadis is
with hybridation between inductive and deductive system.
With the result that comprehensive reading to meaning of
the hadis.
Kata Kunci: Hermeneutik, Induktif dan Deduktif.

A. Pendahuluan membuat berbagai metode yang dapat


Manusia sebagai makhluk sosial digunakan untuk memahami realitas
memiliki rasa ingin tahu terhadap tersebut, salah satunya adalah
lingkungannya. Dia selalu berupaya hermeneutik. Hermeneutik secara historis
memahami dirinya sebagai alam mikro digunakan sebagai cara baca atas teks
kosmos dan alam semesta sebagai alam berdasarkan makna harfiahya, terdapat
makro kosmos. Dalam rangka upaya diberbagai bidang, seperti hukum, politik,
memahami realitas tersebut, manusia jurnalisme, kesusastraan, dan yang paling
2

menantang hermeneutik adalah berlainannya, entah itu berkaian dengan


literalisme dalam pembacaan teks-teks kebudayaan, agama ataupun jender.
otoritatif, seperti misalnya kitab suci dan Berdasarkan latar belakang
undang-undang. tersebut, bagaimanakah penggunaan
Pemahaman seperti itu metode tersebut jika diterapkan untuk
dikemudian hari dalam khasanah memahami hadis?. Di antara pemahaman
keilmuan islam menimbulkan hadis dengan pemahaman hermeneutik
kontroversi, bahwasanya metode adalah metode pemahaman hadis Fazlur
hermeneutik tidak cocok digunakan Rahman, metode yang menawarkan
untuk memahami al-Qur’an maupun pemahaman hadis dengan kajian historis-
hadis. Karena istilah hermeutik pada awal sosiologis dan kontekstual yang terkenal
perkembangannya memang mulai sebagai dengan teori ganda atau doble movment.1
kesibukan dengan intepretasi teks, Umat islam dewasa ini
khususnya kitab bibel dan teks-teks memerlukan metodologis pemahaman
filologis, namun kemudian tidak lagi untuk menuangkan hadis-hadis yang ada
membatasi diri pada metode interpretasi dalam bentuk sunnah yang hidup, ide
kitab suci, melainkan juga menjadi moral dan legal spesifik. Dalam konteks
metode ilmu-ilmu sosial kemanusian dan ini sunnah dipahami sebagai sebuah
bahkan menjadi salah satu dobrakan kuat pedoman, dibandingkan sebagai konsep
dalam filsafat kontemporer, khususnya yang memiliki kandungan mutlak yang
epistemologi. Bersama dengan tradisi merupakan tradisi non verbal. Dengan
linguistic-analytic anglo-sakson, demikian bagaimanakah metode
hermeneutik merupakan kontribusi Eropa hermeneutik dalam memahami hadis
kontinental untuk linguistic turn dalam perspektif Fazlur Rahman?.
filsafat kontemporer. Dari teknik
memahami makna teks, hermeneutik B. Konsep Hermeneutik
mempengaruhi suatu cara pandang atas Istilah hermeneutik bersumber
manusia, masyarakat, kebudayaan dan dari kata hermes, yaitu seoarang dewa
bahkan kebenaran. Menggunakan Yunani yang mempunyai tugas sebagai
hermeneutik lalu tidak hanya berarti pembawa pesan jupiter di gunung
mempelajari interpretasi. Karena Olympus kepada umat manusia. Tugas
bersangkutan dengan kemampuan yang utamanya sebagai penerjemah atau
sangat manusiawi, yaitu memahami, interpreter terhadap pesan-pesan yang
mempelajari hermeneutik juga berarti bersumber dari Jupiter ke dalam bahasa
belajar menjadi semakin manusiawi
dalam memahami yang lain dalam 1
Fazlur Rahman, Islam and Modernity,
(Chicago and London: University of Chicago
Press, 1982), h.7-8.
3

kedua yakni bahasa yang mudah difahami merupakan sebagai seni memahami
oleh manusia. Dalam hal ini, posisi sebuah teks 4 , sebagai metode 5 , cara
hermes sangat urgen dan penting, sebab berada 6 , menyingkap 7 , kesepahaman 8 ,
segala pesan harus melaluinya, membebaskan 9 , merenungkan 10 dan
konsekuensinya bahwa jika terjadi menangguhkan.11
kesalahan dalam pemaknaan pesan maka Secara umum konsep memahami
dapat berakibat fatal bagi seluruh umat dihubungkan dengan hermeneutik karena
manusia.2 inti hermeneutik adalah memahami atau
Peran hermes tersebut jika dirunut lebih khusus lagi memahami teks.
secara teologis seperti peran rosul sebagai Berbeda dalam khasanah keilmua islam,
utusan tuhan untuk menyampaikan pesan istilah hermeneutik semakna dengan ilmu
dari tuhan kepada umat manusia. Hal tafsir.
tersebut senada dengan kesimpulan yang
telah dibuat oleh Sayyid Hussein Nasr
bahwa hermes adalah representasi dari 4
Hermeneutik sebagai seni mamaknai
Nabi Idris a.s, yaitu manusia pertama merupakan batasan devisnisi yang telah dirintis
oleh Schleiermacher, lihat lebih lanjut dalam
yang telah mengetahui ilmu pengetahuan Nicholes Davey, Unquiet Understanding,
dan teknologi tenun, kesehatan, ilmu gadamaers’s Philosophical Hermeneutikcs, (State
perbintangan dan ilmu yang lainnya. 3 University of new York Press: New York, 2006),
h. 38, F. Budi Hardian, Seni memahami:
Mencoba untuk keluar dari Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida,
perdebatan tersebut dan mencoba (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h. 32
5
Pemaknaan hermeneutik sebagai metode
mencari permasalahan inti mengenai ilmiyah yang dikembangkan oleh Dilthey dengan
peran hermes dan metode yang pendekatan ilmu-ilmu sosial-kemanusian, lihat
digunakannya dalam menginterpretasi Otto Friedrich Bollnow, Die Lebensphilosophie,
(Berlin: Springer Verlag, 1958), h. 3
pesan tuhan sebagai bahasa langit (bahasa 6
Cristian Lafont, “Hermmeneutik”, dalam:
induk) dan diinterpretasi kedalam bahasa Hubert L. Dreyfus et.al. (ed), A companion to
bumi (bahasa kedua atau bahasa Heidegger, (blackwell: Oxford, 2005), h. 265.
7
Hans-Christoph askan, “Bultmann, Rudolf
manusia). Berangkat dari permasalahan Karl:, dalam: Christel Dehlinger et.al. (ed),
inilah istilah hermeneuitik dapat diambil Metzler Philosophen Lexikon, (JB. Metzlersche
Verlagbuchhandlung, Stuttgart, 1989), h. 135
hukum universal bahwa hermeneuitik 8
Jean Grondin, Einfuhrung Zu Gadamer,
(Mohr Siebeck, Tubingen, 2000), h. 90
9
F. Budi Hardian, Seni memahami:
2
E. Sumaryono, Hermeneuitik (sebuah Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida,
Metode Filsafat), (Yogyakaarta: Penerbit (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h.209
10
Kanisius, 1993), h. 23-24 F. Budi Hardian, Seni memahami:
3
Ahmala, Hermeneutik: Mengurai Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida,
Kebuntuan Metode Ilmu-ilmu Sosial, dalam edi (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h.235
11
Mulyono, dkk, Belajar Hermenuitik dari F. Budi Hardian, Seni memahami:
konfigurasi Filosofis menuju Praksis studi islam, Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida,
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2013), h. 16 (Yogyakarta: Kanisius, 2015), h.273
4

Dari konsep di atas dapat hadis dan ilmu syari’ah. Beliau


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mempunyai ayah yang memiliki
hermeneutik sebagai metode dan pemikiran moderat dan menganjurkan
hermeneutik sebagai filosofis. untuk menyikapi dengan terbuka,
Hermenuitik dipergunakan sebagai karena hal tersebut merupakan suatu
metode yang digunakan untuk memahami keniscayaan dan mendukung
teks-teks bibel, yaitu bermula dari perkembangan ilmu pengetahuan baik
pendekatan yang dikembangkan oleh dari ilmu tradisional maupun
Schleirmacher (1868-1834), kemudian modern.14
dilanjutkan oleh Dilthey (1833-1911) Dari lingkungan yang terbuka
yang memfokuskan pada rekonstruksi terhadap berbagai perkembangan
metodologis.12 terutama pemikiran dari ayahnya,
Tipe selanjutnya yaitu Fazlur Rahman telah terbentuk
hermeneutik filosofis, sebagai contoh karakternya melaui ayahnya.
pemikiran Heidegger dan Gadamer, Disinilah cikal bakal beliau
keduanya digolongkan kedalam mengembangkan konsep baru dalam
hermeneutik filososfis karena mereka memahami sebuah hadis.
tidak membahas hermeneutik sebagai Selanjutnya pendidikan Fazlur
metode, melainkan memikirkannya Rahman, hingga memperoleh gelar
sebagai ciri ontologis, antropologis, dan doktor filsafat islam (Ph.D) di
epistemologis umat manusia pada Universitas Oxford, membawanya
umumnya.13 mengembangkan karirnya sebagai
dosen Studi Persia dan filsafat islam
C. Fazlur Rahman dan Hermeneutik di universitas Durham dari tahun
Hadis 1950 sampai 1958, hingga pada tahun
1. Biografi Fazlur Rahman yang sama ia hijarah ke kanada
Fazlur Rahman lahir pada diangkat sebagai lektor kepala di
tahun 1919 yang merupakan seorang universitas Mc.Gill kanada. Pada
tokoh intelektual muslim dari daerah tahun 1961 ia di undang ke Pakistan
Barat laut pakistan. Beliau telah oleh presiden Ayub Khan diangkat
meyelesaiakan hafalan al-Qur’an direktur Riset Islam Pakistan tahun
pada usia 10 tahun, mempelajari ilmu 1961-1969, ia juga ditunjuk sebagai
anggota dewan penasehat ideologi
12
Muhsin Mahfudz, hermeneutika: Negara pakistan tahun 1966, hingga
Pendekatan Alternatif dalam Pembacaan Teks,
(al-fikr Volum 17 no 2 tahun 2013), h. 4
13 14
F. Budi Hardian, Seni memahami: M. Hasbi Aminuddin, Konsep Negara
Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida, Islam menurut Fazlurrahman, (Yogyakarta: UII
(Yogyakarta: Kanisius, 2015), h. 22 Press, 2000), h. 10
5

ia mengundurkan diri pada tahun pilah dengan mengeksploitasi prinsip


1969, pada tahun yang sama ia takhayyur serta talfiq. Kondisi seperti
diangakat menjadi guru besar tamu di ini, mendorong Fazlur Rahman untuk
Universitas California, Los Anles dan keluar dari mainstrem yang
kemudian ditarik di universitas berkembang pada saat itu, yaitu
Chicago sebagai profesor pemikiran dengan cara membongkar dan
islam hingga Fazlur Rahman wafat menkaji ulang terhadap ajaran islam,
pada Juli tahun 1988.15 serta membangun seperangkat
Dari pengalaman yang cukup metodologi yang sistematis dan
lama dalam khasanah keilmuan barat komprehensip, khususnya yang
kemudian beliau melihat khasanah berhubungan dengan penggalian
keilmuan islam mengalami terhadap sumber-sumber ajaran islam.
kemandekkan dalam perkembangan Kenyataan tersebut menjadi
keilmuan islam. Islam mengalami pemicu Rahman untuk mengkritisi
stagnasi intelektual yang luar biasa. dan menjawab tantangan pemikiran
Kondisi yang sepeerti inilah yang barat dengan tetap berpedoman pada
membuat kegelisahan akademik tradisi tanpa harus tradisionalis. 17 Ia
Fazlur Rahman.16 mengkritisi kalangan tradisionalis,
Kegelisahan tersebut berlanjut kalangan fundamentalis dan kalangan
ketika muncul reformasi atau modernis dan mereduksinya yang
pembaharuan islam. Pembaharuan dikenal dengan neomodernisme.
tersebut sebagai respon terhadap Konsep neomodernisme ini kemudian
kemajuan yang telah dicapai oleh menjadi menu pemikiran yang
dunia modern, terutama dalam bidang ditawarkan oleh Fazlur Rahman
iptek. Sedangkan islam masih sebagai menu pembanding kemajuan
berkutat pada budaya teks dengan dunia barat.18
epistemologi bayani. Alih-alih
mencari metode baru dalam 2. Komponen Hadis
pembaharuan bertumpu pada Hadis jika dilihat dari struktur
pendekatan yang ad hoc dan terpilah- pembentuk hadis trdapat beberapa
komponen yaitu, sanad dan matan
15
Ebrahim Moosa, Introduction dalam fazlur sebagai komposisi inti dalam suatu
rahman, revival and reform in islam: a Study of
islamic fundamentalism, (Oxford: oneworld hadis.
Publication, 2000), h. 35.
16
Taqlid secara umum adalah penerimaan
17
terhadap dokrin mazhab-mazhab dan Taufiq Adnan Amal, Islam., Op. cit., h. 65
18
otoritasotoritas yang telah mapan. Hermeneutika Nurcholis Majid, “Fazlur Rahman dan
al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: eLSAQ, Rekontruksi Etika al-Qur’an”, dalam Jurnal
2010), h.325` Islamika, No. 2, 1993, h. 24.
6

Sanad, akar kata dari sanat dimana dia berkata: Kami pernah
berasal dari kata dasar sanada- bersama Nabi shallallahu 'alaihi
yasnudu, yang berarti sandaran atau wasallam lalu Beliau dipertemukan
dengan jama'ah. Kemudian Beliau
tempat bersandar, tempat berpegang,
bersabda: "Sesungguhnya diantara
yang dipercaya atau yang sah, sebab pohon ada suatu pohon yang
hadis itu selalu bersandar padanya merupakan perumpamaan bagi
dan dipegangi atas kebenarannya. 19 seorang muslim". Aku ingin
Dengan demikian sanad ialah silsilah mengatakan bahwa itu adalah pohon
matarantai orang-orang yang kurma namun karena aku yang
menghubungkan kepada matan hadis. termuda maka aku diam. Maka
kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
Contoh aplikasi matarantai
wasallam bersabda: "Itu adalah pohon
sanad:
kurma".20

Hadis ini diterima oleh


Bukhori melalui sanad-I, yaitu ‘ali
‫ْﺖ‬
ُ ‫َﺤﺒ‬ِ ‫َﺎل ﺻ‬ َ ‫َِﻴﺢ َﻋ ْﻦ ﳎَُﺎ ِﻫ ٍﺪ ﻗ‬ ٍ ‫َﺎل ِﱄ اﺑْ ُﻦ أَِﰊ ﳒ‬ َ‫ﻗ‬ bin ‘abdullah, sanad ke-II sufyan,
‫ِث َﻋ ْﻦ‬ُ ‫اﺑْ َﻦ ﻋُ َﻤَﺮ إ َِﱃ اﻟْ َﻤﺪِﻳﻨَ ِﺔ ﻓَـﻠَ ْﻢ أَﲰَْ ْﻌﻪُ ﳛَُ ّﺪ‬ sanad ke-II yaitu ibnu abu najih,
sanad ke-IV yaitu mujahid, sanad
terakhir yaitu Ibnu Umar. Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa ibnu umar
sebagai perawi pertama, mujahid
sebagai perawi kedua, ibnu abu najih
‫َﺎل إِ ﱠن ِﻣ ْﻦ اﻟ ﱠﺸ َﺠ ِﺮ َﺷ َﺠَﺮًة َﻣﺜَـﻠُﻬَﺎ‬
َ ‫ﻓَﺄُِﰐَ ﲜُِﻤﱠﺎ ٍر ﻓَـﻘ‬ sebagai perawi ketiga, sufyan sebagai
ُ‫ُﻮل ِﻫ َﻲ اﻟﻨﱠ ْﺨﻠَﺔ‬ َ ‫ْت أَ ْن أَﻗ‬ ُ ‫َﻛ َﻤﺜ َِﻞ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ ﻓَﺄََرد‬ perawi ke empat, ali bin abdullah
sebagai perawi kelima, sehingga
‫ﺻﻠﱠﻰ‬ َ ‫ﱠﱯ‬ ‫ﻨِ ﱡ‬ sampai kepada Bhuhori sebagai
perawi terakhir. Dengan demikian
Bukhori menjadi sanad pertama dan
(BUKHARI-70) : Telah menceritakan perawi terakhir bagi kita.
kepada kami Ali bin Abdullah Telah Matan, secara bahasa yaitu
menceritakan kepada kami Sufyan tanah yang tinggi21, sedangkan secara
berkata, telah berkata kepadaku Ibnu istilah yaitu lafad-lafad hadis yang
Abu Najih dari Mujahid berkata; aku memiliki makna tertentu.22
pernah menemani Ibnu Umar pergi ke
Madinah, namun aku tidak
mendengar dia membicarakan tentang 20
Hadis shohih bbuhori, dalam kutub al-
Rasulullah shallallahu 'alaihi tis’ah, dalam bentuk sofware.
21
Al-tahan, Taisir Mush-Thalahal-Hadis,
wasallam kecuali satu kejadian
(Surabaya: maktabah al-hidayah, tth), h. 16
22
Al-khatab, al-ajaj, muhammad, Ushul al-
19
Al-tahan, taisir mush-thalahal-hadis, hadist, ‘Uulumu wa mushthalahuhu,(Beirut, Dar
(Surabaya: maktabah al-hidayah, tth), h. 16 al-Fikr, cet:4, 1981), h. 108.
7

Dari devinisi di atas, maka teori pergerakan ganda (double


matan ialah materi atau lafad hadis Movement), yang merupakan sebagai
itu sendiri, yang oleh penulisnya kritis atas pemahaman yang parsial
ditempatkan setelah menyebutkan
terhadap hadis maupun al-Qur’an.
sanad sebelum perawi atau
mudawwin. Dengan demikian, matan Lebih lanjut beliau menjelaskan
hadis ialah pembicaraan atau materi bahwa kecendrungan mufasir klasik
yang diterima dan dicover oleh sanad dalam memahami teks hadis dengan
terakhir, baik isi pembicaraan itu menggunakan pendekatan tafsir bil
berupa sabda Nabi saw, sahabat, ma’su>r sehingga hasil penafsirannya
maupun tabi’in, baik isi bersifat parsial dan tidak
pembeicaraan berupa perbuatan Nabi 24
komprehensif. Dengan pendekatan
saw maupun perbuatan sahabat.
tersebut, hanya mampu memotret
3. Hermeneutik Hadis Fazlur makna hadis secara mantu>q, tanpa
Rahman meyentuk masalah yang esensi dari
Repruduksi makna hadis pesan yang terrekam dalam teks hadis
harus dalam kerangka studi historis- tersebut. Dengan dasar iniah
sosiologis-kontekstual 23 sebagai mendorong fazlur rahman untuk
metode dalam memaknai sebuah menawarkan metode baru dalam
hadis. Kerangka metode inilah yang memahami sebuah hadis, yang
ditawarkan oleh fazlur rahman dalam dengan metode tersebut mampu
mengungkap dan memahami sebuah menjangkau lebih luas, tidak hanya
teks hadis, sehingga memahami hadis sekedar menggunakan analogy atau
tidak berkutat pada makna mantu>q teori qiyas tradisional. 25
akan tetapi mampu masuk ke dalama Selanjutnya beliau
makna mafhu>m. menawarkan teori dan pendekatan
Atas dasar kerangka tersebut, yang digunakan untuk memahami
fazlur rahman menawarkan sebuah hadis. Adapun teori yang digunakan
yaitu teori double movements, teori
23
Gagasan yang dikembangkan oleh fazlur
rahman sangat identik dengan hermeneutik yang
24
dikembangkan oleh Hermeneutiknya Dilthey, ide Fazlur Rahman, Interpreting The Qur’an,
gagasan Dilthey bertolak dari gagasan dalam Afkar InQuiry: Magazine of Events and
Schleirmacher bahwa untuk memahami suatu teks Ideas, May 1986, h. 45. Syamruddin,
kita harus menempatkannya di dalam konteks Hermeneutika Fazlur Rahman , Upaya
kehidupan penulisnya, dan konteks kehidupan Membangun Harmoni Teologi, Etika dan Hukum,
terdiri atas masyarakat, kebudayaan dan sejarah, dalam Jurnal Miqot, Vol. XXX, No.2, Desember
maka hermeneutik dapat menjadi dasar proses 2011, h. 3
25
memahami di dalam ilmu-ilmu sosial- Rifki Ahda Sumantri, Hermeneutika al-
kemanusiaan. (seni memahami, h. 72., liat juga Qur’an Fazlur Rahman: Metode Tafsir Double
Otto Fredrich Bollnow, Die Lebensphilosophie, Movment dalam Jurnal Komunika, Vol. 7, No. 1,
(Berlin: Springer Verlag, 1958), h. 3 2013, h. 6
8

ini menawarkan bahwa untuk belakang sosio-historis dan rasional-


memahami makna dan pengertian logis.27
sebuah hadis haruslah dengan Adapun langkah selajutnya
mempelajari situasi dan masalah- yaitu harus melakukan pola berfikir
masalah yang dihadapi atau yang deduktif yang harus dirumuskan dan
menjadi latar belakang hadis. Oleh direalisasikan sekarang. Yaitu, ajaran-
karena itu memahami masyarakat, ajaran yang bersifat umum harus
agama, kebudayaan dan institusi- diqiyaskan dalam kontek sosio-
institusi ketika ayat al-qur’an historis yang konkrit di masa
26
diturunkan menjadi keharusan. sekarang.28
Untuk mengaplikasikan Dari paparan di atas dapat
konsep tersebut, maka perlu dipahami bahwa langkah pertama
diupayakan reinterpretasi terhadap yang ditempuh fazlur rahman yaitu
teks keagamaan. Di sinilah dengan menggunakan metode berfikir
hermeneutik mendapat ruangnya. induksi 29 dan langkah kedua dengan
Fazlur rahman membedakan menggunakan metode berfikir
30
hermeneutik keagamaan dengan deduksi. Keunggulan metode ini
teorinya double movements kedalan yaitu, penekanan pada kebutuhan
dua gerakan, yaitu: untuk memehami al-Qur’an danhadis
Gerakan pertama: gerakan ini dalam kesatuan secara keseluruhan,
dibagi kedalam dua cara, pertama kedua: dapat membedakan antara
memahami hadis sebagai jawaban hukum umum dan khusus, ketiga:
atas situasi atau permasalahan historis pemahaman latar belakang dan
(yang lebih dikenal dengan istilah konteks historis untuk memahami al-
asbab al-wuru>d). ke-dua, melakukan Qur’an dan hadis. Dengan dmikian
inferensi terhadap kemungkinan- akan ditemukan nilai normaatif atau
kemungkinan jawaban yang spesifik subtansial dari suatu teks atau naskah.
tersebut dan menyatakannya sebagai Metode yang dikembangkan fazlur
pernyataan-pernyataan yang memiliki
tujuan-tujuan moral-sosial umum 27
FazlurRahman, Islam dan Modernitas:
yang dapat disaring dari teks-teks Tentang Transpoemasi Intelektual, Terj. Ahsin
spesifik dalam perspektif latar Muhammad, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984),
h: 7
28
Dalam melakukan proses deduksi dapat
diakukan dengan metode atau teori qiyas.
29
Yaitu bergrak dari kasus khusus yang
ditetapkan oleh al-Qur’an untuk menemukan
26
Fazlur Rahman, Interpreting The Qur’an, prinsip umum.
30
dalam Afkar InQuiry: Magazine of Events and Sedangkan langkah kedua bergerak dari
Ideas, May 1986, h.6 prinsip umum kembali lagi ke kasus khusus.
9

rahman jika di telusuri lebih dalam buta dimana penggunaan nalar ijtihad
mirip dengan metode yang diharamkan. Berbeda dengan era
dikembangkan oleh Creswell dalam modern, posisi nalar teramat sentral
metode penelitian campuran (mixed dan istimewa melampaui pembenaran
methods).31 dan bahkan pemutlakan nilai-nilai
Sedangkan pendekatan yang agama. Secara konseptual, metode
beliau tawarkan yaitu pendekatan yang dikembangkan oleh fazlur
historis atau pendekatan sosiologis. 32 rahman dalam rangka
Pendekatan ini sering disebut juga mempertemukan antara peran akal
dengan pedekatan induktif atau dan wahyu. Wahyu sebagai tuntunan
integratif kemudian digabungkan ilahi diturunkan tak lain untuk
dengan pedekatan deduktif, langkah membimbing entitas akal menuju
tersebut dapat dibuat sebuah jalan yang benar sesuai rambu-rambu
pendekatan hibrid dalam memahami Tuhan. Sebaliknya, akal pikiran
sebuah naskah. diciptakan Tuhan menjadi mi’yar
Agenda utama Fazlur Rahman dalam menentukan baik-buruk, suci-
dengan metode tersebut yaitu dalam najis, dan maslahah mafsadah.
rangka evolusi hadis menjadi sunah Setidaknya pandangan seperti ini
yang hidup saat ini. Disinilah peran mengacu pada filsafat hukum islam
akal dalam mengaktualkan makna yang mendasarkan bahwa wahyu
hadis menjadi sangat penting. Tuhan turun tak lain untuk
Sehingga muncul dialog antara akal mendatangkan kemaslahatan dan
dengan teks suci yakni hadis. menentang terjadinya kerusakan (jalb
Kondisi semacam perdebatan al-masha>lih wa dar al-mafa>sid).
antara akal dan wahyu sudah
berlangsung lama dalam khasanah D. Kesimpulan
keilmuan islam. Puncaknya pada Berdasarkan paparan di atas dapat
abad pertengahan penaklukan nalar disimpulkan bahwa hermenutik yang
manusia dibawah otoritas wahyu. dikembangkan Fazlur rahman
Sehingga muncul fenomena taqlid mengadopsi hermeneutik yang
dikembangkan oleh Dilthey, yaitu dalam
31 memahami sebuah teks hadis harus
John w. creswell, Research Design:
qualitative, quantitative, and mixed methods mengacu pada aspek historis, aspek
approaches, (London: Sage Publications, 2009), sosiologis, dan aspek antropologis
h. 203
32
FazlurRahman, Islam dan Modernitas:
masyarakat. Sedangkan metode yang
Tentang Transpoemasi Intelektual, Terj. Ahsin ditawarkan oleh fazlur rahman yaitu
Muhammad, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), menggabungkan pola berfikir induktif
h, 330.
10

dan pola berfikir deduktif dalam dan istidlalliyah dalam mengungkap


memahami makna teks hadis. Jadi sebuah makna.
pembacaan yang komprehensif yaitu
mengabungkan antara metode istiqroiyah

Daftar Pustaka

Ahmala, Hermeneutik: Mengurai Kebuntuan Metode Ilmu-ilmu Sosial, dalam edi


Mulyono, dkk, Belajar Hermenuitik dari konfigurasi Filosofis menuju Praksis
studi islam, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2013).

Al-khatab, al-ajaj, muhammad, Ushul al-hadist, ‘Uulumu wa mushthalahuhu,(Beirut,


Dar al-Fikr, cet:4, 1981).

Al-tahan, Taisir Mush-Thalahal-Hadis, (Surabaya: maktabah al-hidayah, tth).

Cristian Lafont, “Hermmeneutik”, dalam: Hubert L. Dreyfus et.al. (ed), A companion


to Heidegger, (Blackwell: Oxford, 2005).

E. Sumaryono, Hermeneuitik (sebuah Metode Filsafat), (Yogyakaarta: Penerbit


Kanisius, 1993).

Ebrahim Moosa, Introduction dalam fazlur rahman, revival and reform in islam: a
Study of islamic fundamentalism, (Oxford: oneworld Publication, 2000).

F. Budi Hardian, Seni memahami: Hermeneutik dari Scheleirmacher sampai Derida,


(Yogyakarta: Kanisius, 2015).

Fazlur Rahman, Interpreting The Qur’an, dalam Afkar InQuiry: Magazine of Events
and Ideas, May 1986).

Fazlur Rahman, Islam and Modernity, (Chicago and London: University of Chicago
Press, 1982).

Hans-Christoph askan, “Bultmann, Rudolf Karl:, dalam: Christel Dehlinger et.al.


(ed), Metzler Philosophen Lexikon, (JB. Metzlersche Verlagbuchhandlung,
Stuttgart, 1989).

Jean Grondin, Einfuhrung Zu Gadamer, (Mohr Siebeck, Tubingen, 2000).


11

John w. creswell, Research Design: qualitative, quantitative, and mixed methods


approaches, (London: Sage Publications, 2009).

M. Hasbi Aminuddin, Konsep Negara Islam menurut Fazlurrahman, (Yogyakarta:


UII Press, 2000).

Muhsin Mahfudz, hermeneutika: Pendekatan Alternatif dalam Pembacaan Teks, (al-


fikr Volum 17 no 2 tahun 2013).

Nicholes Davey, Unquiet Understanding, gadamaers’s Philosophical Hermeneutikcs,


(State University of new York Press: New York, 2006).

Nurcholis Majid, “Fazlur Rahman dan Rekontruksi Etika al-Qur’an”, dalam Jurnal
Islamika, No. 2, 1993.

Otto Fredrich Bollnow, Die Lebensphilosophie, (Berlin: Springer Verlag, 1958).

Rifki Ahda Sumantri, Hermeneutika al-Qur’an Fazlur Rahman: Metode Tafsir


Double Movment dalam Jurnal Komunika, Vol. 7, No. 1, 2013).

Syamruddin, Hermeneutika Fazlur Rahman, Upaya Membangun Harmoni Teologi,


Etika dan Hukum, dalam Jurnal Miqot, Vol. XXX, No.2, Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai