TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Anemia
darah lebih rendah dari keadaan normal (Profil Kesehatan Provinsi Jambi,
2015).
10
11
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis
tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-
mikrositer, kadar besi serum (serum iron), dan jenuh transferin menurun,
kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang
serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali
(Rukiyah, 2013).
2. Etiologi Anemia
akibat dari lemahnya pada saat kontraksi rahim. Anemia pada wanita hamil
memiliki dampak yang buruk, baik terhadap ibu maupun janin. Ibu hamil
serta memiliki bayi dengan berat lahir rendah yang dapat mengakibatkan
kurangnya zat besi dalam darah, kebutuhan zat besi meningkat (Rukiyah,
2013).
12
3. Patofisiologi Anemia
pada trimester II kehamilan dam maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
tanda dan gejala umum, dan beberapa tanda dan gejala ini, namun bukan
semuanya, dapat ditemukan pada sebagian besar kasus. Ibu mungkin tidak
ditanya, dan sering sekali mereka menganggap perasaan lelah dan letargi
karena tekanan kerja dan keluarga (Wylie, 2010). Manifestasi klinis dari
anemia defisiensi zat besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa
(Rukiyah, 2013).
13
(Wibisono, 2008).
a. Pusing
b. Wajah pucat
5. Kalsifikasi Anemia
zat besi, kehilangan banyak darah dan juga adanya penyakit kronis
lainnya. Untuk pengobatan maka ibu hamil biasanya diberi zat besi
(Rukiyah, 2013).
tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga
dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih
sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat metolerir
partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi
uterus, daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah), dan
7. Pencegahan Anemia
terutama bagi wanita hamil dan masa nifas (Departemen Gizi dan
hari, minimnya dana untuk membeli suplemen secara teratur, dan efek
8. Penatalaksanaan Anemia
pertama dan rutin pada setiap trimester. Wanita penderita anemia tingkat
bawah atau sama dengan 9 gr% atau hematokrit kurang dari 27% saat
Terapi zat besi biasanya diresepkan oleh dokter umum saat hasil
Semua sediaan zat besi memiliki efek samping, misalnya nyeri ulu
hati, mual, muntah atau konstipasi. Ibu yang mengalami efek samping
yang hebat dan sering menghentikan asupan zat besi, harus diberikan
Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari
18
sebagai alat angkut elektron di dalam sel, sebagai alat angkut oksigen dari
enzim di dalam tubuh (Almatsir, 2010). Fungsi utama zat besi bagi tubuh
untuk pembentukan darah. Fungsi lainnya antara lain sebagai bagian dari
enzim, produksi antibodi, dan untuk detoksifikasi zat racun dalam hati,
CO2 sehingga secara tidak langsung zat besi sangat esensial untuk
metabolisme energi.
(protein yang mengandung zat besi) dari glisin dan Fe (dibantu oleh
vitamin B12 atau piridoksin). Pada waktu yang sama disintesis juga
dewasa yang tidak mengandung inti sel (eritrosit). Karena sel darah
(sebagai bagian integral asam nukleat dalam RNA dan DNA), dan
2012).
itu mempunyai dua sisa muatan positif. Besi dalam bentuk dua ion adalah
20
feri (fe+++). Karena dapat berada dalam dua bentuk ion, besi berperan
dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang
2012).
dalam bentuk ikatan ferri (umumnya dalam pangan nabati) maupun ikatan
ferro (umumnya dalam pangan hewani). Besi yang berbentuk ferri oleh
getah lambung (HCl), direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah
diserap oleh sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga dapat membantu
kembali akan bergabung lagi dengan ferri hasil oksidasi di dalam sel
untuk disimpan, dan ke semua sel untuk fungsi enzim yang mengandung
besi. Jumlah besi yang setiap hari diganti (turnover) sebanyak 30-40 mg.
(Citrakesumasari, 2012).
urin, keringat dan feses. Dapat pula besi dalam hemoglobin keluar dari
2012).
22
Di alam ini terdapat dua macam sumber zat besi yaitu zat besi yang
berasal dari makanan dan zat besi eksogen. Zat besi yang berasal dari
makanan dibedakan atas zat besi yang berasal dari hem dan non hem. Zat
mioglobin. Zat besi hem ini terdapat dalam daging, ikan, dan unggas. Zat
besi dari hem terhitung sebagai fraksi yang relatif kecil dari seluruh
masukan zat besi, biasanya kurang dari 1-2 mg/hari atau sekitar 10-15 %
besi yang berasal dari non hem juga merupakan zat besi yang sangat
Jenis kedua dari sumber zat besi adalah besi eksogen/cemaran yang
berasal dari tanah, debu, air, dan panic tempat memasak. Jumlah zat besi
bisa meningkatkan kandungan zat besi beberapa kali lipat. Zat besi yang
dilepas selama memasak akan berkaitan dengan kelompok zat besi non
hem dan siap untuk diserap. Bentuk lain dari zat besi eksogen terdapat
2012).
23
Sejauh ini, sumber yang terbaik untuk besi adalah hati, oysters
berlemak (lean meat), hasil ternak (poultry), dan ikan sebagai pilihan
dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serelia tumbuk, kacang-
Tabel 2.1
Kandungan besi (Fe) berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
No Bahan Makanan Jumlah
1 Tempe Kacang kedelai murni 10,0
2 Kacang kedelai kering 8,0
3 Kacang hijau 6,7
4 Kacang merah 5,0
5 Kelapa tua, daging 2,0
6 Udang segar 8,0
7 Hati sapi 6,6
8 Daging sapi 2,8
9 Telur bebek 2,8
10 Telur ayam 2,7
11 Ikan segar 2,0
12 Ayam 1,5
13 Gula kelapa 2,8
14 Biskuit 2,7
15 Jagung kuning 2,4
16 Roti putih 1,5
17 Beras setengah giling 1,2
18 Kentang 0,7
19 Daun kacang panjang 6,2
20 Bayam 3,9
21 Sawi 2,9
22 Daun katuk 2,7
23 Kangkung 2,5
24 Daun singkong 2,0
25 Pisang ambon 0,5
25 Keju 1,5
24
tulang belakang membutuhkan 500 mg zat besi. Selain itu, plasenta dan
dalam tubuh ibu hamil mengalami peningkatan sebanyak 800 mg. Pada
trimester kedua, kebutuhan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat
hari per berat badan. Memasuki trimester ketiga, banyak wanita hamil
Pasalnya, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
kebutuhan akan zat besi adalah persentase besi yang diabsorpsi dari
di Amerika Serikat dan paling umum terjadi pada anak kecil dan kaum
25
volume darah selama kehamilan dan tuntutan dari janin yang sedang
zat besi atau anemia yang meningkatkan risiko untuk melahirkan secara
lebih sulit mengatasi kekurangan zat besi yang ada sebelumnya selama
kehamilan karena tubuh membutuhkan zat besi dua kali lipat lebih banyak
rendah. Secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi besi.
2010).
a. Pengetahuan
ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah
harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya
terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil (Purbadewi & Ulvie,
2013).
khususnya ketika seorang wanita pada saat hamil, akan berakibat pada
b. Umur Ibu
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai
komplikasi pada masa kehamilan. Diantaranya adalah umur ibu pada saat
hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara
dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada
sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat
(Junianti, 2012).
paling beresiko tinggi pada kelompok umur < 20 tahun dan > 35 tahun.
Usia reproduksi yang sehat bagi seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan yaitu 20-35 tahun, karena pada usia ini alat-alat reproduksi
sudah cukup matang dan siap untuk proses kehamilan dan persalinan.
Dan pada umur ibu yang kurang dari 20 tahun merupakan resiko tinggi
c. Paritas
anak yang dapat kelahiran anak yang dapat hidup. Paritas adalah jumlah
persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir
mati. Dari paritas 1-3, paritas 1 merupakan yang paling aman ditinjau
dari sudut kematian maternal dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka
dibedakan menjadi :
2) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan anak lebih dari satu
kali.
(Suparyanto, 2010).
ibu akan kehilangan zat besi 900 mg maka jika telah mengalami persalian
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
semakin besar faktor terjadi anemia pada ibu hamil. Ini disebabkan
oleh setiap sel manusia. Zat besi dibutuhkan selama kehamilan untuk
bayi, plasenta dan peningkatan jumlah sel darah merah pada wanita hamil
untuk menutupi kebutuhan zat besi. Salah satu masalah kebutuhan zat
30
zat besi selama hamil adalah dengan konsumti tablet Fe (zat besi).
tulang rawan dan jaringan penyambung serta enzim. Zat besi juga
tablet zat besi. Tujuan pemberian tablet besi pada anemia defisiensi besi
e. Sosial Ekonomi
seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli
makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan
31
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan
kesejahteraan fisik dan psikologi yang baik pula. Status gizi pun akan
perhari yang berdampak pada penurunan status gizi yang umum pada
umumnya berasal dari sumber protein yang lebih mahal dan sulit
tersebut memperbesar resiko anemia pada remaja dan ibu hamil serta
memperberat kesakitan pada ibu dan pada bayi baru lahir. Anemia
f. Pola Makan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita
cadangan untuk persiapan laktasi. Oleh sebab itu, cara yang dapat
2) Hidangan tersusun dari bahan makanan yang bergizi yang terdiri dari
disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak cukup dan penyerapan tidak
sel darah merah, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui serta pola
makan yang tidak seimbang. Dengan pola makan yang tidak seimbang
sempurna, maka ibu dan bayi akan mengalami kekurangan zat-zat yang
dibutuhkan terutama zat besi yang lebih besar untuk pembentukan sel
darah merah yang sangat berguna bagi pertumbuhan bayi. Dengan pola
33
makan yang tidak seimbang, zat besi tersebut tidak akan dapat terpenuhi
Sri, 2013).
34
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
1. Faktor Dasar
o Sosial Ekonomi
o Pengetahuan Ibu hamil
o pendidikan
anemia
3. Faktor Langsung
o Kepatuhan
Konsumsi Tablet Fe
o Jarak Kehamilan Dampak anemia
o Paritas o Abortus
o Pola Makan o Partus Prematurus
o Perdarahan o Perdarahan antepartum
o Gangguan Proses
o Penyakit Infeksi Persalinan (partus lama,
atonia uteri, perdarahan
atonis)
o Gangguan pada masa
nifas ( sub involusi
uterus, produksi ASI
rendah
o Gangguan Pada Janin
( BBLR)