Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MATA KULIAH ORGANISASI MANAJEMEN DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN

Oleh :

Kelompok 12

Ni Luh Putu Feby Anggarina Adiniti P07124216 010

Ni Putu Sarina Kuntari Dewi P07124216 020

Ni Ketut Delvi P07124216 046

Tanti Darbi T. Solo P07124216 055

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN
2019
PRINSIP-PRINSIP DAN PENERAPAN PEMBUATAN PETA WILAYAH

DAN KANTONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PELAYANAN KIA

A. PETA WILAYAH
Pada prinsipnya, peta merupakan seluruh atau sebagian dari permukaan
bumi yang diperkecil pada sebuah bidang datar atau diproyeksikan dalam dua
dimensi dengan metode dan perbandingan tertentu atau skala. Gambar yang
ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan
bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam dan budaya.Di dalam
pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan dengan
teliti dan baik.
Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah :
1. Menentukan daerah yang akan kalian petakan.
2. Membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.
3. Mencari dan mengklasifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan
kebutuhan.
4. Membuat simbol-simbol yang mewakili data.
5. Menempatkan simbol pada peta dasar.
6. Membuat legenda (keterangan).
7. Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.

Peta berdasarkan skalanya :


1. Peta kadaster, berskla 1 : 100 – 1 : 5.000
2. Peta skala besar, berskala 1 : >5.000 – 1 : 250.000
3. Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 – 1 : 500.00
4. Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000 – 1 : 1.000.000
5. Peta geografi, berskla 1 : > 1.000.000

1. Pemetaan
Tata Cara Penulisan pada Peta
a. Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan diantara para
ahli (kartografer) yaitu :
Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan
penduduk setempat. Contoh : Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung
(Aceh), Air (Sumatra Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran
sungai dan menggunakan huruf miring. Nama jalan ditulis harus searah
dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
b. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Langkah-langkah untuk memperbesar peta sama halnya dengan
memperkecil peta, hanya tinggal kebalikannya. Langkah-langkah yang
bisa dapat digunakan :
1) Menggunakan Grid : Memperbesar dan atau memperkecil peta dengan
bantuan grid atau garis-garis koordinat yaitu dengan memberikan garis
khayal pada peta yang terdiri atas garis lintang dan garis bujur.
2) Fotocopi
Sebelum difotocopi usahakan peta yang akan diperbesar skalanya
sudah diubah dalam bentuk skala garis atau batang, agar perubahan
hasil peta yang diperbesar akan sesuai dengan perubahan skala nya,
jika masih dalam bentuk skala angka akan sulit untuk
menyesuaikanya.
3) Menggunakan Alat Pantograf
Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Pada dasarnya, kerja pentograf berdasarkan jajaran
genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a,b, dan c) mempunyai
skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-
ubah sesuai kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.
4) Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu sistem pemindahan dari bentuk permukaan
yang lengkung atau bola pada suatu bidang datar. Apabila sebuah
globe (bola bumi) kita buat menjadi sebuah bidang datar tanpa
diproyeksikan terlebih dahulu maka akibatnya akan menjadi sobek-
sobek.

2. Pembuatan peta
a. Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya
dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah
menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
b. Orientasi/arah
Biasanya merupakan gambar arah mata angin dengan arah utara
sebagai pedoman sehingga tidak mengganggu informasi yang ada di dalam
peta.
c. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak yang terdapat pada peta dengan
jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala
peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2) Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat
perbandingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0 1 2 3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis
skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan
inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles

d. Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan
dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
e. Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat.
Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi
peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
f. Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu
obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol
obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
g. Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan
tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada
waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan
yang alami maupun medan buatan
h. Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau
penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan
mempertajam informasi peta utama.
i. Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat
rangkap dua.
j. Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna.
Fungsi warna adalah sebagai berikut :
1) Membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2) Memberikan kualitas dan kuantitas peta
3) Keindahan ( estetika)

k. Simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan
bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka
simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut.

B. KANTONG PERSALINAN
Kantong persalinan adalah alat digunakan bidan untuk mendeteksi
resiko tinggi,dan mendeteksi kapan akan terjadi persalinan dengan membagi
kantong sejumlah 12 buah. Kantong persalinan dapat dibagi menjadi 3
golongan untuk mengetahui resiko tinggi ibu hamil yaitu normal,resiko sedang
dan resiko tinggi. Adapun data yang tercantum dalam kantong persalinan
antara lain :
1. Partus tanggal :
2. Penolong :
3. Jenis Kelamin :
4. Cara lahir :
5. Bayi :
6. Placenta :
7. KU :
8. BB :
9. Nama :
10. Umur :
11. Suami :
12. Pekerjaan :
13. Alamat :
14. G P A
15. HPHT :
16. TP:
17. Pendarahan selama hamil ya/tidak
18. BB dan TB
19. HB dan imunisasi TT
20. Tablet Fe dan letak janin
21. Resiko sedang :
a. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Paritas lebih dari 5 kali
c. Jarak persalinan kurang dari 2 tahun
d. Lila < 23,5cm
e. TB < 145cm
22. Resiko tinggi :
a. Anemia (HB < 9gr/dl)
b. Hipertensi > 160/95 mmHg
c. Kelainan letak janin
d. Adanya bekas operasi
e. Penyakit kronis (DM, jantung, paru-paru dan ginjal)

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, 2010, Organisasi manajemen Pelayamam Kesehatan, Trans info Media,


Jakarta.
Pusat Pendidikan Tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Inonesia,
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Bakti
Husada, Jakarta, 2009.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Pedoman Pelayanan Kebidanan dasar, Bakti Husada, Jakarta 2009.

Anda mungkin juga menyukai