Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dede Darmawan

Kelas : 3E ASP
NIM : 4201814161

Mewujudkan DJKN sebagai Distinguished Asset Manajer


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau disingkat menjadi DJKN adalah salah satu
eselon satu di Kementerian Keuangan yang mempunyai visi menjadi pengelola kekayaan
negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sejarah dibentuknya DJKN dimulai pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber
daya manusia Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan
piutang negara yang berasal dari kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11
Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus
penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960
tentang Panitia Urusan Piutang Negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia
interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara.
Sebagai penjabaran Keppres tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana
tugas pengurusan piutang Negara dilaksanakan oleh SatuanTugas (Satgas) BUPN.
Untuk mempercepat proses pelunasan piutang negara macet, diterbitkanlah Keputusan
Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya
dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga
terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN). Sebagai tindak lanjut, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional
pengurusan piutang Negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara
(KP3N), sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN).
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001,
BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) yang
fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara
(KP2LN).
Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada tahun 2006
menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang digabungkan dengan
fungsi pengelolaan kekayaan negara pada Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan
Negara (PBM/KN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), sehingga berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian
Republik Indonesia, DJPLN berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN),
dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian.
Penertiban Barang Milik Negara (BMN) yang terdiri dari kegiatan inventarisasi,
penilaian dan pemetaan permasalahan BMN mengawali tugas DJKN dalam pengelolaan
kekayaan negara, dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL). Dari
kegiatan ini, LKPP yang sebelumnya mendapat opini disclaimer dari BPK RI, telah meraih
opini wajar dengan pengecualian. Pada periode pelaporan 2012, sebanyak 50 dari 93
kementerian/lembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian.
Mengingat fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar neraca pada
LKPP, dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian nasional, saat ini DJKN tengah
melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai bagian dari Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan. Transformasi kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk
meningkatkan dan mempertajam fungsi DJKN yang terkait dengan manajemen aset dan
special mission pengelolaan kekayaan negara
DJKN mempunyai tugas yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, DJKN menjalankan fungsi:
 Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang;
 Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;
 Penyusunan standardisasi, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang kekayaan
negara, piutang negara, dan lelang;
 Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara,
dan lelang;
 Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri atas

 Sekretariat;
 Direktorat Barang Milik Negara;
 Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan;
 Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi;
 Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain;
 Direktorat Penilaian;
 Direktorat Lelang;
 Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.

Untuk Mewujudkan DJKN sebagai Distinguished Asset Manajer, Direktorat Jenderal


Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan DJKN Muda Conference pada Senin (11/11) di
Aula Kantor Pusat DJKN, Jakarta. Kegiatan dengan tema Youth Work in Digital Era itu
menjadi kegiatan pertama dalam rangkaian kegiatan Pekan Kekayaan Negara tahun 2019.

Kegiatan pertama dalam konferensi ini adalah preliminary conference yang diikuti
oleh 21 Delegasi DJKN Muda terpilih. Sebelumnya, ke-21 peserta tersebut telah
mengirimkan kajian dalam bentuk paper dengan beberapa tema yang terkait dengan bidang
teknis DJKN yaitu asset management, human resource development, law & strategic
communication, serta organization & business process.
Konferensi DJKN Muda ini merupakan sarana bagi para delegasi DJKN Muda dalam
menyampaikan ide dan gagasan dalam mendukung visi DJKN menuju Distinguished Asset
Manager yang memiliki karakteristik dan prinsip instrumental, adaptif, otoritatif, dan
kontributif.
Kegiatan-kegiatan dalam konferensi ini diharapkan dapat menambahkan perspektif
yang lebih luas kepada para peserta bahwa ketika ingin memberikan kontribusi yang terbaik
bagi organisasi tentu saja diperlukan sebuah proses. Karena yang terbaik nantinya diharapkan
dapat menjadi sebuah pijakan dalam pengambilan kebijakan termasuk juga akan menjadi satu
hal yang apabila kedepannya hal tersebut akan menjadi sebuah masalah, maka hal tersebut
akan dapat diantisipasi dengan baik .
Penataan aset yang baik, memungkinkan tersedianya underlying asset sebagai sumber
pembiayaan pembangunan di Indonesia. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
menyadari pentingnya manajemen aset yang prima. Karena itu, DJKN berkomitmen untuk
bertransformasi menjadi distinguished asset manager demi mewujudkan optimalisasi
penggunaan aset untuk kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah memahami tantangan dan peluang bonus demografi ini. Oleh karena itu,
dalam hal menjawab tantangan itu, pemerintah telah berkomitmen untuk membangun dan
memberdayakan SDM yang dinamis, terampil, dan menguasi ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk mewujudkannya, DJKN perlu menyiapkan Sumber Daya Manusia yang
terbaik untuk organisasi.
Untuk menjadi SDM handal dalam mengelola aset, pegawai DJKN harus
mengejawantahkan 4 hal yaitu, instrumental dalam mencapai visi dan misi pemerintahan
khusunya Kementerian Keuangan, kontributif terhadap perekonomian nasional, otoritatif atau
menjadi acuan dalam hal pengelolaan aset di tingkat nasional dan internasional, dan adaptif
terhadap perkembangan kontemporer. Pegawai DJKN harus bisa menjadikan ilmu
pengetahuan dan pengalaman serta masukan sebagai batu asah yang membentuk mereka
menjadi distinguished asset manager masa kini dan masa mendatang.
Pegawai muda DJKN diharapkan mampu memahami bahwa pengelolaan aset yang
prima merupakan salah satu kunci pengelolaan aset yang handal sehingga pelayanan publik
akan tepat guna. Aset yang terkelola dengan baik akan mempermudah delivery pelayanan
publik di setiap sekolah, universitas, rumah sakit, dan titik-titik aktivitas ekonomi yang lain.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara mengimbau seluruh pejabat Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) untuk senantiasa menjaga semangat untuk mencapai target kinerja.
DJKN juga mengajak untuk terus berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
bagi organisasi. DJKN harus terus men-challenges diri untuk berubah sehingga dapat
mencapai apa yang menjadi komitmen DJKN yaitu Distinguished Asset Manager.

Anda mungkin juga menyukai