Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PENGURUSAN PIUTANG

NEGARA, KELEMBAGAAN DJKN DAN PUPN

M ATA P E L A J A R A N P E N G A N TA R
K E P I U TA N G L E L A N G N E G A R A
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
P R O G R A M D I P LO M A I V A K U N TA N S I
S E M E S T E R I I I T. A . 2 0 1 9 / 2 0 2 0
SEJARAH PPN (1)
No. Tanggal Keterangan
1 14 Maret 1957 Pernyatan Negara dalam keadaan darurat perang
(Staat Van Oorlog en Beleg – SOB)
2 6 April 1958 Dibentuk Panitia Penyelesaian Piutang Negara (P3N)
berdasarkan Keputusan Penguasa Perang Pusat
Nomor Kpts/Peperpu/0241/1958. Tujuan penyelesaian
piutang negara dengan cara Parate Eksekusi
3 5 Juli 1959 Dekrit Presiden, negara kembali dalam keadaan Tertib
Sipil yang dimulai tanggal 16 Desember 1960,
sehingga Kpts/Peperpu/0241/1958 tentang P3N tidak
berlaku lagi mulai pada tanggal 16 Desember 1960.
4 14 Desember 1960 Diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang PUPN
untuk membentuk PUPN sebagai pengganti P3N.
PUPN juga diberi kewenangan Parate Eksekusi.
5 4 Februari 1961 Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961
tentang Penetapan semua Undang-Undang Darurat
dan Semua Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
yang Sudah Ada Sebelum tanggal 1 Januari 1961
menjadi Undang-Undang. (UU berlaku surut sampai
tanggal 1 Januari 1961)
SEJARAH PPN (2)

No. Tanggal Keterangan

6 26 Desember Keputusan Menteri Pertama RI Nomor


1961 454/M.P./1961 tentang Pembentukan Panitya
Urusan Piutang Negara
7 20 Maret 1976 Ditetapkan Keppres No .11 Tahun 1976 tentang PUPN dan
BUPN, untuk membentuk BUPN dengan tugas mengurus
penyelesaian piutang negara, sedangkan PUPN hanya
menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang Negara
8 29 April 1976 Ditetapkan KMK Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan
Organisasi dan Tata Kerja BUPN, Tugas PPN dilaksanakan oleh
Satgas BUPN.
9 1 Juni 1991 Ditetapkan Keppres Nomor.21 Tahun 1991 untuk
menggabungkan fungsi lelang dari Direktorat Jenderal Pajak ke
dalam BUPN sehingga terbentuk BUPLN.
10 15 Desember 2000 Diterbitkan Keppres Nomor 177 Tahun 2000, pembentukan
DJPLN untuk menggantikan BUPLN
11 3 Januari 2001 Diterbitkan KMK Nomor 2/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan
tata Kerja Departemen Keuangan.
SEJARAH PPN (3)
No. Tanggal Keterangan

12 2 Oktober 2002 Diterbitkan KMK Nomor 425/KMK.01/2002 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kanwil DJPLN dan KP2LN, yang menyatukan
KP3N dan KLN menjadi KP2LN.

13 8 Juni 2006 Diterbitkan PP Nomor 66 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi


dan Tugas Eselon I Kementerian RI, Dibentuk DJKN sebagai
Penggabungan DJPLN fungsi Pengelolaan kekayaan Negara Dit
Pengelolaan BM/KN DJPb.

14 26 Oktober 2006 Ditetapkan Perpres No.89/2006 tentang Panitia Urusan Piutang


Negara

15 Desember 2006 Diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal di Lingkungan DJKN, KP2LN berganti nama menjadi
KPKNL

16 28 September 2007 Ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


122/PMK.06/2007 tentang Keanggotaan dan Tata Kerja PUPN
SEJARAH PPN (4)
No. Tanggal Keterangan

17 30 September 2009 Ditetapkan PMK No.155/PMK.06/2009 tentang Perubahan atas


PMK No.122/PMK.06/2007 tentang Keanggotaan dan Tata Kerja
PUPN

18 11 Oktober 2010 Diterbitkan PMK 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan tata


Kerja Kementerian Keuangan, Dasar Organisasi DJKN

19 11 Juli 2008 Diterbitkan PMK Nomor 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJKN

20 6 November 2012 Ditetapkan PMK Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
DI MASA DEPAN

RUU PENGURUSAN PIUTANG


NEGARA DAN PIUTANG DAERAH
KELEMBAGAAN DJKN

1. PMK 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan tata Kerja


Kementerian Keuangan, Dasar Organisasi DJKN
2. PMK Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

• Kantor Pusat DJKN : 8 Direktorat


• Kanwil : 17 Kanwil
• KPKNL : 70 KPKNL
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
DJKN
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara,
piutang negara, dan lelang.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:


1. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan
lelang;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan
negara, piutang negara, dan lelang;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang
negara, dan lelang; dan
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
SUSUNAN ORGANISASI
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Barang Milik Negara;
3. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan;
4. Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain;
5. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi;
6. Direktorat Penilaian;
7. Direktorat Lelang; dan
8. Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.
BAGAN ORGANISASI DJKN
DIREKTORAT PIUTANG NEGARA DAN KEKAYAAN NEGARA LAIN-LAIN

Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain mempunyai


tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang piutang negara dan kekayaan negara lain-lain.

Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain


menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang piutang negara dan
kekayaan negara lain-lain;
2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang piutang negara dan
kekayaan negara lain-lain;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang piutang negara dan kekayaan negara lain-lain;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
piutang negara dan kekayaan negara lain-lain; dan
5. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PNKNL
Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain terdiri
atas:

1. Subdirektorat Piutang Negara I;


2. Subdirektorat Piutang Negara II;
3. Subdirektorat Kekayaan Negara Lain-lain I;
4. Subdirektorat Kekayaan Negara Lain-lain II;
5. Subdirektorat Kekayaan Negara Lain-lain III;
6. Subbagian Tata Usaha; dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
TUGAS FUNGSI SUBDIT PN I
Subdirektorat Piutang Negara I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
standardisasi, bimbingan teknis, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi atas pengurusan piutang
negara yang berasal dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1094, Subdirektorat Piutang
Negara I menyelenggarakan fungsi:
1.penyiapan bahan rumusan kebijakan dan bimbingan teknis pelaksanaan pengurusan piutang
negara pelaksanaan pengurusan piutang negara yang berasal dari BUMN/BUMD yang telah
diserahkan kepada PUPN;
2.penyiapan bahan perencanaan kegiatan dan target hasil pengurusan piutang negara yang berasal
dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN ;
3.pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pengurusan piutang negara dan hasil
pengurusan piutang negara yang berasal dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN ;
4.penyiapan bahan telaahan usul penetapan, perpanjangan, pencabutan pencegahan bepergian ke
luar wilayah RI, dan penetapan izin dalam masa pencegahan bepergian ke luar wilayah RI yang
berasal dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN;
5.penyiapan bahan telaahan usul paksa badan terhadap penanggung hutang/penjamin hutang yang
berasal dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN;
6.penyiapan bahan telaahan usul permintaan izin kepada Gubernur Bank Indonesia untuk
memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah debitor yang berasal dari BUMN/BUMD
yang telah diserahkan kepada PUPN; dan
7.penyiapan bahan telaahan usul permintaan izin kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan untuk memblokir surat berharga milik penanggung/penjamin hutang yang
diperdagangkan di bursa efek yang berasal dari BUMN/BUMD yang telah diserahkan kepada PUPN.
TUGAS SUBDIT PN II

Subdirektorat Piutang Negara II mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan
teknis, perencanaan, pemantauan, evaluasi atas pengurusan
piutang negara yang berasal dari Kementerian Negara/Lembaga
yang telah diserahkan kepada PUPN dan pengelolaan piutang
pada Kementerian Negara/Lembaga yang pengurusannya belum
diserahkan kepada PUPN, serta pelaksanaan inventarisasi
piutang pada Kementerian Negara/Lembaga yang pengurusanya
belum diserahkan kepada PUPN, sesuai penugasan yang diatur
lebih lanjut oleh Direktur Jenderal, serta penyelenggaraan tugas
kesekretariatan PUPN Pusat.
FUNGSI SUBDIT PN II
1.penyiapan bahan rumusan kebijakan dan bimbingan teknis pelaksanaan pengurusan piutang negara yang berasal dari
Kementerian Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
2.penyiapan bahan perencanaan kegiatan dan target hasil pengurusan piutang negara yang berasal dari Kementerian
Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
3.penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan dan hasil pengurusan piutang negara yang berasal dari
Kementerian Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
4.penyiapan bahan penelaahan usul penetapan, perpanjangan, pencabutan pencegahan bepergian ke luar wilayah RI,
dan penetapan izin dalam masa pencegahan bepergian ke luar wilayah RI atas pengurusan piutang negara yang
berasal dari Kementerian Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
5.penyiapan bahan penelaahan usul paksa badan terhadap penanggung hutang/penjamin hutang atas pengurusan
piutang negara yang berasal dari Kementerian Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
6.penyiapan bahan penelaahan usul permintaan izin kepada Gubernur Bank Indonesia untuk memperoleh keterangan
mengenai simpanan nasabah debitor atas pengurusan piutang negara yang berasal dari Kementerian Negara/Lembaga
yang telah diserahkan kepada PUPN;
7.penyiapan bahan penelaahan usul permintaan izin kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
untuk memblokir surat berharga milik penanggung/penjamin hutang yang diperdagangkan di bursa efek atas
pengurusan piutang negara yang berasal dari Kementerian Negara/Lembaga yang telah diserahkan kepada PUPN;
8.penyiapan bahan penelaahan usul penghapusan piutang negara yang berasal dari Kementerian Negara/Lembaga yang
telah diserahkan kepada PUPN;
9.penyiapan bahan perumusan kebijakan penatausahaan, penagihan, dan evaluasi serta pelaksanaan inventarisasi
piutang pada Kementerian Negara/Lembaga yang belum diserahkan kepada PUPN;
10.
pelaksanaan inventarisasi piutang pada Kementerian Negara/Lembaga yang belum diserahkan kepada PUPN; dan
11.
penyelenggaraan kesekretariatan PUPN Pusat.
KANTOR WILAYAH DJKN

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang


selanjutnya dalam keputusan ini disebut Kantor Wilayah
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
STRUKTUR ORGANISASI KANWIL DJKN
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN
NEGARA DAN LELANG
• Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang
selanjutnya dalam Keputusan ini disebut KPKNL
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah;
BAGAN ORGANISASI KPKNL
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai