Anda di halaman 1dari 10

HISTOFISIOLOGI MATA

Bola mata disusun oleh 3 tunika atau lapisan yaitu tunika fibrosa, tunika
vaskularis dan tunika neuralis. Tunika fibrosa (fibrous tunic) disusun oleh sklera dan
kornea. Sklera yang padat bewarna putih disusun oleh serat-serat kolagen tipe-1 yang
berseling dengan serat elastin. Kornea adalah bagian dari tunika fibrosa yang terletak
paling depan, jernih, tidak mengandung pembuluh darah dan banyak mengandung
serat-serat saraf yang menonjol ke arah depan bola mata. (Gartner. 2007)

Kornea ini lebih tipis dari sklera dan disusun oleh 5 lapisan berbeda yaitu
lapisan pertama adalah epitel kornea yang memiliki epitel berlapis gepeng tanpa
keratin, pada korena juga menganung banyak ujung saraf-saraf. Lapisan epitel kornea
ini akan berganti setiap 7 hari, lapisan ini memiliki fungsi sebagai transfer air dan
iom-ion dari stroma kedalam kakus konjungtiva. Lapisan kedua dari kornea adalah
membrana bowman (Bowman's membrane), lapisan ini disusun oleh lamina fibilar
yang tersusun dari serat ikat kolagen tipe I. Kemudian lapisan ketiga adalah stroma.
Storma menyusun 90% bagian kornea, lapisan ini juga disusun oleh serat kolagen tipe
I yang tersusun parallel yang mengansung kondrotin sulfat, keratin sulfat. Pada
keadaan inflamasi, storma akan memproduksi banyak limfosit dan neutrofil. Lalu
lapisan keempatnya adalah membrana Descement (Descemet's membrane) yang
memiliki tebal 5µm pada saat lahir dan akan berubah menjadi 17 µm pada saat
dewasa. Dan lapisan terkahir dari kornea yaitu, endotel kornea (corneal
endothelium), lapisan ini disusun oleh epitel selapis gepeng yang memiliki fungsi
sebagai sintesis protein untuk membrana Descment. (Gartner. 2007)

Lapisan selanjutnya adalah tunika vaskularis (vascular tunic) yaitu lapisan


tengah yang banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen. Lapisan ini disusun
oleh 3 bagian yaitu koroid, korpus siliaris, dan iris. Koroid, bagian posterior tunika
vaskularis yang berpigmen yang dilekatkan secara longgar ke sklera dan dipisahkan
dari retina oleh membran Bruch. Lapisan ini disusun oleh jaringan ikat longgar yang
mengandung banyak fibroblast dan sel-sel jaringan ikat lainnya serta banyak
mengandung pembuluh darah. Warna hitam pada khoroid disebabkan oleh kehadiran
melanosit. Karena jumlah pembuluh darah kecil sangat banyak pada permukaan
dalam koroid, daerah ini dikenal sebagai lapis koriokapiler (choriocapillary layer).
(Gartner. 2007)

Korpus siliar Badan siliar disusun oleh jaringan ikat longgar yang
mengandung banyak serat elastin, pembuluh darah, dan melanosit. Sepertiga depan
korpus siliar mempunyai kira-kira 70 prosesus siliar (ciliary processes), yang
menjorok keluar dari bagian tengah korpus siliar yang mengandung jaringan ikat
yang kaya akan kapiler berpori. Serat-serat yang disusun oleh fibrilin (zonule fibers),
menyebar dari prosesus siliar untuk masuk melekat pada kapsul lensa, membentuk
ligamentum suspensorium lensa (suspensory ligaments of the lens) yang
menambatkan lensa pada tempatnya. (Gartner. 2007)

Bagian terkahir adalah Iris. Pada permukaan belakang iris ditutupi oleh
lanjutan 2 lapisan epitel retina yang menutupi badan siliar. Permukaan yang
menghadap ke lensa disusun oleh banyak sel-sel pigmen. Sel-sel epitel yang
berhadapan dengan stroma iris meluas membentuk otot-otot dilatator pupil, sehingga
sebenarnya otot-otot ini adalah mioepitel. Otot yang lain, otot sfingter pupil, terletak
melingkari pupil. (Gartner. 2007)

Lapisan yang terakhir adalah tunika neuralis yaitu lapisan penyusun yang
paling dalam, disusun oleh retina. Retina disusun oleh 10 lapis, mempunyai reseptor
khusus yang disebut sebagai sel-sel batang dan kerucut, yang berperan sebagai
fotoreseptor. (Gartner. 2007)

Lempeng optic (optic disk) terletak pada dinding posterior bola mata, tempat
keluarnya saraf optic. Karna tidak mengandung sel-sel fotoreseptor daerah ini tidak
sensitife terhadap cahaya, daerah ini disebut bintik buta. 2,5 mm lateral dari lempeng
optic terdapat daerah yang disebut Makula Lutea (bintik kuning) yaitu zona
berpigmen kuning, ditengahnya terdapat fovea sentralis. Fovea sentralis adalah
tempat penglihatan paling tajam karna hanya terdapat sel kerucut didalamnya.
(Gartner. 2007)

Retina disusun oleh sepuluh lapisan, yaitu epitel berpigmen. lapisan sel batang
(rod) & sel kerucut (cone), membrana limitans eksterna, lapisan inti luar, lapisan
pleksiform luar, lapisan inti dalam, lapisan pleksiform dalam, lapisan ganglionar,
lapisan serat nervus optikus, dan membrana limitans interna.

Lapisan pertama yaitu epitel berpigmen, epitel ini disusun oleh sel-sel
silindris. Sel- sel ini melekat pada membrane bruch yang terletak diantara koroid dan
sel-sel pigmen. Lapisan epitel berpigmen mengandung melanin, dan mempunyai
beberapa fungsi, yaitu: (Gartner. 2007)

- Sel-sel pigmen menyerap sisa cahaya setelah cahaya melintasi retina dan
menstimulus fotoreseptor, sehingga mencegah pantulan cahaya yang dapat
mempengaruhi fokus.
- Sel-sel pigmen memfagosit lempeng membrane yang sudah tidak terpakai dari
ujung sel-sel batang.
- Esterifikasi derivat vit. A untuk penglihatan.

Lapisan kedua adalah lapisan sel batang dan sel kerucut, lapisan ini disusun
oleh sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel batang terdiri dari kurang lebih 100-120
juta sel, hanya dapat aktif pada cahaya redup, sel ini tidak dapat membedakan warna,
tersusun dari segmen luar (dendrit), segmen dalam, daerah inti, daerah sinaptik, dan
mengandung fotopigmen rodopsin (visual purple). Sedangkan sel kerucut terdiri dari
kurang lebih 60 juta sel, dapat aktif pada cahaya terang, mempunyai daya visual yang
lebih tajam daripada sel batang, sel ini sensitif terhadap warna, dan mempunyai 3
jenis fotopigmen yang berbeda, sensitif untuk warna merah, hijau, dan biru. (Gartner.
2007)

Lapisan ketiga adalah membrana inti luar, lapisan ini adalah daerah zonula
adheren antara sel muller (modifikasi sel-sel glia) dan fotoreseptor. Lapisan keempat
adalah lapisan inti luar, lapisan inti luar merupakan suatu lapisan tempat terdapatnya
inti-inti sel batang dan kerucut. Lapisan kelima adalah lapisan pleksiform luar,
didalam lapisan ini terdapat sinaps aksodendritik antara sel fotoreseptor dengan
dendrit sel bipolar & sel horizontal terletak di lapisan pleksiform luar. Lapisan
keenam adalah lapisan inti dalam, di dalam lapisan ini terdapat inti sel bipolar, sel
amakrin, horizontal & inti sel Muller yang membentuk lapisan inti dalam. Lapisan
ketujuh adalah lapisan pleksiform dalam, di dalam lapisan ini terdapat prosesus sel-
sel amakrin, sel bipolar, dan sel ganglion yang menbentuk lapisan pleksiform dalam,
dan terdapat sinaps aksodendritik akson sel bipolar dengan dendrit sel ganglion & sel
amakrin. Lapisan kedelapan adalah lapisan sel ganglion, di dalam lapisan ini terdapat
badan sel dari sel ganglion yang mempunyai diameter hingga 30mm. Selanjutnya,
lapisan kesembilan adalah lapisan serabut saraf optic, di dalam lapisan ini terdapat
serat-serat saraf yang dibentuk oleh akson-akson tak bermielin dari sel-sel ganglion.
Lapisan yang terakhir adalah membrana limitan dalam, di dalam lapisan ini terdapat
lamina basal sel-sel muller yang menyusun membrana limitan dalam. (Gartner.
2007)

Mata mempunyai struktur asesorius berupa konjungtiva, kelopak mata, dan


apparatus lakrimal. Konjungtiva terdiri dari membran mukosa transparan yang
melapisi lapisan dalam kelopak mata yang disebut konjungtiva palpebral &
konjungtiva yang menutupi sklera bagian depan disebut konjungtiva bulbar.
Konjugtiva disusun oleh Epitel silindris berlapis dan sel goblet. Sekret dari Sel goblet
merupakan salah satu komponen pembentuk tirai air mata (tear film) yang berfungsi
untuk melindungi & melumasi epitel anterior mata. (Gartner. 2007)

Kelopak mata dibentuk sebagai suatu lipatan kulit yang menutupi permukaan
depan mata. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng kulit menutupi permukaan luarnya,
dan konjungtiva palpebral menutupi permukaan dalam kelopak mata. Kelopak mata
terdiri dari lempeng tarsal, kelenjar Moll (modifikasi kelenjar keringat), kelenjar
Meibom (modifikasi kelenjar sebasea), kelenjar Zeis (modifikasi kelenjar sebasea),
dan bulu mata. Sekret dari kelenjar Meibom berfungsi untuk mencegah evaporasi
tear film.

Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang merupakan Kelenjar serosa,
tubuloalveolar, yang berfungsi untuk sekresi air mata. Selanjutnya, terdiri dari
lanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, dan duktus nasolacrimal yang berfungsi untuk
membawa air mata ke meatus inferior yang terletak di dasar rongga hidung.

Fisiologi penglihatan
Retina mempunyai 6 sel yang memiliki fungsi berbeda-beda yaitu:

1. Sel fotoreseptor
Sel batang dan sel kerucut yang menghantarkan sinyal ke lapisan pleksiform
luar, tempat sel batang dan sel kerucut bersinaps dengan sel bipolar dan sel
horizontal
2. Sel horizontal
Menghantarkan sinyal secara horizontal pada lapisan pleksiform luar dari sel
batang dan sel kerucut ke sel bipolar
3. Sel bipolar
Meneruskan sinyal dari fotoreseptor ke sel ganglion
4. Sel amakrin
Yang menghantarkan sinyal dalam dua arah, baik secara langsung dari sel
bipolar ke sel ganglion atau secara horizontal dari lapisan pleksiform dalam
dan akson sel bipolar ke dendrit sel ganglion atau sel amakrin lainnya.
5. Sel ganglion
Menghantarkan sinyal keluar dari retina melalui saraf optikus ke otak
6. Sel interpleksiform
Menghantarkan sinyal dari lapisan pleksiform dalam ke lapisan pleksiform
luar.
Sel-sel di retina

Fotoreseptor penglihatan

Bagian tengah retina terdapat suatu daerah yang sangat kecil, yang disebut
sebagai fovea, dan menempati suatu daerah yang luasnya kurang dari 1 milimeter
persegi dan terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan terperinci. Bagian tengah
fovea, dinamakan fovea centralis merupakan daerah yang seluruhnya terdiri atas sel-
sel kerucut yang ternyata mempunyai struktur khusus yang membantu mendeteksi
secara terperinci dalam bangunan visual. (Guyton,2011)

Mekanisme penglihatan

Sesudah cahaya melewati susunan lensa mata dan selanjutnya melalui humor
vitreus, ia memasuki retina dari sebelah dalam. Jadi cahaya itu akan melewati sel-sel
ganglion, lapisan pleksiform, lapisan inti, dan membran limitans sebelum akhirnya
mencapai lapisan fotoreseptor (batang dan kerucut) yang terletak disepanjang sisi luar
retina. (Guyton, 2011) Fotoreseptor kemudian akan mengubah energi cahaya menjadi
sinyal listrik untuk disalurkan ke SSP. (Sherwood, 2016)
Ketika menyerap cahaya, molekul fotopigmen akan berdisosiasi menjadi
komponen retinen dan opsin. Melalui serangkaian rekasi , perubahan biokimiari pada
fotopigmen yang diinduksi oleh cahaya ini akan menimbulkan hiperpolarisasi
potensial reseptor yang mempengaruhi pengeluaran zat perantara dari terminal sinaps
fotoreseptor. Perubahan biokimiari yang diinduksi oleh cahaya di fotopigmen
menyebabkan penutupan saluran-saluran Na+ gerbang-sat perantara kimiawi di
segmen luar membran. Saluran ini berespon terhadap perantara kedua internal, yakni
GMP (Guanil Monofosfat) siklik, yang menghubungkan penyerapan cahaya
fotopigmen dengan penutupan saluran Na+. (Guyton,2011)
GMP siklik intrasel, dalam keadaan gelap konsentrasinya tinggi menjaga
saluran-saluran Na+ di segmen luar membran plasma terbuka. Dengan demikian,
tidak seperti reseptor pada umumnya, saluran Na+ di fotoreseptor terbuka apabila
tidak ada rangsangan (dalam keadaan gelap). Kebocoran Na+ memasuki sel
berlangsung secara pasif, menyebabkan depolarisasi fotoreseptor dan menahan
saluran-saluran Ca2+ di terminal sinaps tetap terbuka, sehingga zat perantara dapat
dikeluarkan sewaktu keadaan gelap. (Guyton,2011)
Setelah terpajan cahaya, konsentrasi GMP siklik intrasel akan munurun.
Penurunan ini menyebabkan penutupan saluran Na+, yang menghentikan kebocoran
Na+ akibat depolarisasi dan menimbulkan hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi
ini, yang merupakan potensial reseptor, secara pasif menyebar dari segmen luar ke
terminal sinaps fotoreseptor.
Dengan demikian fotoreseptor mengalami inhibisi oleh rangsangan kuat
(hiperpolarisasi oleh cahaya) dan eksitasi apabila tida mendapat rangsangan
(depolarisasi oleh gelap). Semakin terang cahaya, semakin besar respon
hiperpolarisasi dan semakin besar penurunan pengeluaran zat perantara.
(Guyton,2011)
Jalur berkas cahaya sampai ke otak adalah, cahaya masuk lalu melewati kornea,
aqueous humor, lensa, vitreous body, retina, nervus optikus dan traktus optikus,
setelah itu melewati korpus geniculatum lateral di thalamus, dan berakhir di korteks
penglihatan di lobus oksipital. (Guyton,2011)

Akomodasi

Akomodasi mata meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat.


Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa baik sumber cahaya dekat maupun
sumber cahaya jauh dapat difokuskan di retina. Proses tersebut adalah akomodasi
mata. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot
siliaris adalah bagian dari korpus siliaris suatu spesialisasi dari lapisan koroid di
sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan
jaringan kapiler yang menghasilkan aquous humour. Otot siliaris adalah otot polos
yang melingkar dan melekat pada lensa melalui ligamentum suspensorium. (Hall.
2011)

Ketika otot siliaris melemas, ligamnentum suspensorium menegang kemudian


menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal.
Sebaliknya, ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di
ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari
ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis (bulat) karena
elastisitasnya inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat),
semakin besar kekuatannya, sehingga berkas-berkas cahaya lebih dibelokkan. Pada
mata normal, otot siliaris melamas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi
otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan
lebih kuat untuk penglihatan dekat. (Sherwood. 2016)
Cairan intraocular

Mata diisi dengan cairan intraocular, yang mempertahankan tekanan yg cukup


pada bola mata untuk menjaga distensinya. Tekanan intraocular normal rata-rata
15mmHg dengan kisaran antara 12-20 mmHg. Mata mempunyai dua cairan
intraocular, yaitu yang pertama adalah humor aqueous yang dibentuk oleh prosesus
siliaris, berada di camera oculi anterior dan posterior. Dan humor vitreous yang
berada di posterior lensa dan retina. (Guyton,2011)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gartner, leslie P and james L. Hiatt. Color textbook of histology 3rd edition.
Philadelphia. Elseivier Saunder. 2007
2. Hall, John Edward. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology
12th Edition. Philadelpia: Saunders Elsevier.
3. Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem Edisi 8.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai