Anda di halaman 1dari 11

5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.

com

BAB I 

PENDAHULUAN

Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, auditor selalu
dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit
yang sangat terbatas. Sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, auditor berkepentingan
dengan keabsahan simpulan dan pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan/atau
kegiatan yang diauditnya. Mengingat tanggung jawab ini, maka auditor hanya akan dapat

menerbitkan laporan yang sepenuhnya benar, jika dia memeriksa seluruh bukti transaksi.
 Namun demikian, hal ini tidak mungkin dilakukan. Pertama, dari segi waktu dan biaya hal ini
akan memerlukansumberdaya yang sangat besar. Kedua, dari segi konsep, audit memang
tidakdirancang untuk memberikan jaminan mutlak bahwa hasil audit 100% sesuaidengan
kondisinya.
Oleh karena itu, auditor harus merancang cara untuk mengatasi hal tersebut. Cara yang
dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa sebagian bukti yang ditentukan dengan cara

seksama, sehingga bisa untuk mengambil kesimpulan secara menyeluruh. Hal ini dapat
dilakukan dengan metode sampling audit. Dengan cara demikian maka audit dapat dilakukan
dengan biaya dan waktu yang rasional.
Jadi digunakannya metode pengujian dengan sampling audit diharapkan auditordapat
memperoleh hasil pengujian yang objektif dengan waktu dan biaya yang minimal, sehingga
 pekerjaan audit bisa efektif dan efisien.

BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 1/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sampling Audit


SA 350.01 mendefinisikan sampling audit sebagai penerapan prosedur audit terhadap
unsur-unsur suatu saldo rekening atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen
dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo rekening atau kelompok transaksi
tersebut. Sampling audit sangat banyak dipakai dalam prosedur pencocokkan ke dokumen
(vouching), konfirmasi, dan penelusuran (tracing), tetapi biasanya tidak digunakan dalam
 pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis.

2.2 Resiko Sampling dan Resiko NonSampling

Dalam sampling audit, resiko terbagi menjadi 2, yaitu resiko sampling dan resiko non
sampling.

2.2.1 Resiko Sampling

Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa suatu sampling yang telah diambil dengan
 benar tidak mewakili populasi. Tipe risiko sampling yang bisa terjadi dalam melaksanakan
 pengujian pengendalian dan pengujian substantif :

 Pengujian Pengendalian

- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah, yaitu risiko
menetukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu rendah
dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau kebijakan struktur 
 pengendalian yang sesungguhnya.

- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, yaitu risiko
menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, yang terlalu
tinggi dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau kebijakan struktur 
 pengendalian yang sesungguhnya.

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 2/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

 Pengujian Substantif 

- Risiko keliru menerima yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil


sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material.

- Risiko keliru menolak yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil


sampel, bahwa saldo rekening berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo rekening tidak berisi salah sajis secara material.

Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian terlalu rendah dan risiko keliru menerima,
dalam istilah statistik biasa disebut sebagai risiko beta adalah berkaitan dengan efektivitas

audit. Sebaliknya, risiko penentuan tingkat risiko pengendalian terlalu tinggi dan risiko
keliru menolak, dalam istilah statistik biasa disebut sebagai risiko alpha adalah berkaitan
dengan efisiesnsi audit.

2.2.2 Resiko Nonsampling

Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan
sampling. Risiko nonsampling tidak bisa diukur secara sistematis. Namun demikian, dengan

 perencanaan dan supervisi yang tepat dan berlandaskan pada standar kualitas mutu, risiko
nonsampling dapat ditangani pada tingkat yang minimal atau tidak berarti lagi.

Sumber risiko sampling meliputi :

1) Kesalahan manusia.

2) Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan audit.

3) Kesalahan dalam menafsirkan hasil sampel.

Kesalahan karena mengandalkan pada informasi yang keliru yang diterima dari pihak 
lain.

2.3 Teknik-teknik Sampling

Teknik sampling dalam audit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menggunakan
Metode Statistik atau disebut "sampling statistik" dan Tanpa Menggunakan Metode Statistik 

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 3/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

atau disebut "sampling non statistik". Perbedaan antar keduanya dapat dirumuskan sebagai
 berikut

Metode Sampling Sampling Statistik Sampling Non Statistik  

Analisis Menggunakan Tidak menggunakan rumus/


rumus/formula statistik, formula statistik, sehingga
sehingga judgment yang  judgment yang akan
akan digunakan harus digunakan tidak perlu
dikuantifikasi lebih dahulu dikuantifikasi
sesuai kebutuhan formula
Pemilihan Sampel Harus acak (random) Boleh acak, boleh pula tidak 

Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu pihakpun
yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari yang lain. Namun,
dibandingkan dengan sampling non statistik, sampling statistik lebih mudah
dipertanggungjawabkan, karena formulanya sudah baku dan diterima oleh kalangan
akademisi secara umum.
Sesuai dengan sifat datanya, sampling terdiri atas dua jenis: Sampling Atribut dan
Sampling Variabel. Sampling Atribut adalah metode sampling yang meneliti sifat non angka
(kualitatif) dari data, sedangkan Sampling Variabel adalah metode sampling yang meneliti
sifat angka (kuantitatif) dari data.
Dalam audit, sampling atribut biasanya digunakan pada pengujian pengendalian,
sedangkan sampling variabel biasanya digunakan pada pengujian substantif. Metode yang
digunakan pada sampling atribut biasanya mencakup metode sampling atribut (attribute
sampling), metode sampling penemuan (discovery/explanatory sampling), dan metode
sampling penerimaan (acceptance sampling). Sedangkan metode yang biasanya digunakan
 pada sampling variabel mencakup metode sampling variabel sederhana (classical variable
sampling atau mean per unit estimation) dan metode sampling satuan mata uang (monetary
unit sampling atau probability proportional to size sampling).

2.3.1 Metode Sampling Statistik 

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 4/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

Metode sampling statistik yang lazim digunakan pada pengujian pengendalian adalah
sampling atribut, yaitu metode sampling yang meneliti sifat non angka dari data, karena
 pada pengujian pengendalian fokus perhatian auditor adalah pada jejak-jejak pengendalian
yang terdapat pada data/dokumen yang diuji, seperti paraf, tanda tangan, nomor urut
 pracetak, bentuk formulir, dan sebagainya, yang juga bersifat non angka, seperti unsur-unsur 
yang menjadi perhatian pada sampling atribut.

2.3.2 Metode Sampling Non Satatistik 


Pada sampling non statistik, unit sampel dan evaluasi hasil samplingnya dilakukan
 berdasarkan judgement, tanpa menggunakan formula/rumus yang baku. Pemilihan
sampelnya boleh dilakukan secara acak dan non acak.

2.4 Tahapan Sampling Audit

Pada makalah ini, langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:

1. Menyusun Rencana Audit.

Kegiatan sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada tahap ini

ditetapkan:
a. Jenis pengujian yang akan dilakukan, karena berpengaruh pada jenissampling yang
akan digunakan. Pada pengujian pengendalian biasanya digunakan sampling atribut,
dan pada pengujian substantif digunakan sampling variabel.

 b. Tujuan pengujian, pada pengujian pengendalian untuk meneliti derajat keandalan
 pengendalian, sedangkan pengujian substantif tujuannya meneliti kewajaran nilai
informasi kuantitatif yang diteliti.

c. Populasi yang akan diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengujian yang
akan dilakukan.

d. Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama yangdiperlukan


untuk menentukan unit sampel dan membuat simpulanhasil audit, seperti tingkat
keandalan, toleransi kesalahan, dan sebagainya.

2. Menetapkan Jumlah/Unit Sampel

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 5/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

Tahap berikutnya adalah menetapkan unit sampel. Jika digunakan metode sampling
statistik, unit sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus/formula statistik sesuai
dengan jenis sampling yang dilakukan. Pada tahap ini hasilnya berupa pernyataan
mengenai jumlah unit sampel yang harus diuji pada populasi yang menjadi objek 
 penelitian.

3. Memilih Sampel

Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah memilih
sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling statistik, pemilihan
sampelnya harus dilakukan secara acak (random).

4. Menguji Sampel

Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus diteliti.
Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut. Hasilnya, auditor 
akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel tersebut.

5. Mengestimasi Keadaan Populasi

Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor melakukan evaluasi
hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai keadaan populasi.

6. Membuat Simpulan Hasil Audit

Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor membuat simpulan


hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan dengan memperhatikan/
membandingkan derajat kesalahan dalam populasi dengan batas kesalahan yang dapat
ditolerir oleh auditor.

Jika kesalahan dalam populasi masih dalam batas toleransi, berarti populasi dapat
dipercaya. Sebaliknya, jika kesalahan dalam populasi melebihi batas toleransi, populasi
tidak dapat dipercaya.

2.5 Perancangan Sampel Atribut Untuk Pengujian Pengendalian

Sampling atribut dalam pengujian pengendalian digunakan hanya apabila ada alur bukti
dokumen dalam pelaksanaan prosedur pengendalian. Tahapan-tahapan dalam rencana
sampling statistik untuk pengujian pengendalian adalah :

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 6/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

1. Menentukan tujuan audit.

2. Merumuskan populasi dan unit sampling.

3. Menetapkan atribut-atribut.

4. Menetukan ukuran sampel.

5. Menentukan metoda pemilihan sampel.

6. Melaksanakan rencana sampling.

7. Mengevaluasi hasil sampel.

2.6 Memilih Unit Sampel

Pemilihan unit sampel menyangkut dua aspek sebagai berikut:

• Cara memilih unit sampel

- Secara acak (random)

- Secara non acak 

• Perlakuan terhadap anggota populasi

- Dengan pengembalian (with replacement)

- Tanpa pengembalian (without replacement)

Berikut ini diuraikan cara pemilihan sampel dengan memperhatikan kedua ketentuan
diatas, cara memilih dan perlakuan terhadap anggota populasi.
1. Pemilihan Sampel Secara Acak 
Pemilihan sampel secara acak (random) adalah metode pemilihan sampel tanpa
dipengaruhi oleh pertimbangan subjektif auditornya. Pemilihan acak tersebut
dilakukan untuk menjamin objektivitas hasil sampling. Pemilihan sampel secara
acak diyakini lebih objektif dibandingkan pemilihan sampel non acak.
Ada dua jenis pemilihan sampel acak yang umum dikenal, yaitu pemilihan sampel
acak sederhana dan acak sistematis (simple random sampling dan systematic

random sampling).

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 7/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

a. Pemilihan Sampel Acak Sederhana


Pada metode ini, sampel dipilih langsung dari populasi tanpa memanipulasinya
lebih dahulu. Untuk mendapatkan sampel, biasanya digunakan alat bantu berupa
tabel angka acak.
 b. Pemilihan Sampel Acak Sistematis
Pada metode ini, pertama, tentukan interval yaitu jarak antara sampel pertama
dengan sampel berikutnya.
2. Pemilihan Sampel Non Acak 
Pemilihan sampel non acak yang umum digunakan juga ada dua, yaitu haphazard 
 sampling dan block sampling .
a. haphazard sampling 
Metode ini mirip dengan simple random sampling, tetapi pemilihan sampelnya
dilakukan sendiri oleh auditornya, tanpa menggunakan alat bantu. Misal, auditor 
mengambil langsung dengan tangan sendiri, tanpa memperhatikan jumlah, letak,
sifat, dan kondisi dari bukti yang menjadi populasinya.
b. block sampling 
Metode ini mirip dengan systematic random sampling, yaitu populasi
dikelompokkan  lebih dahulu ke dalam beberapa kelompok yang disebut blok,
kemudian sampel diambil dari masing-masing blok.

2.7 Menentukan Ukuran Sampling

Faktor dalam menentukan ukuran sampel :

1. Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah.

Dalam sampling atribut, risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah harus
ditetapkan secara aksplisit. Contoh tingkat risiko yang disesuaikan dengan tingkat risiko
yang direncanakan :

Risiko pengendalian direncanakan Tingkat deviasi bias ditoleransi

Rendah 5

Moderat 10

Tinggi 15

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 8/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

2. Tingkat deviasi bias ditoleransi.

Tingkat deviasi bisa diterima adalah tingkat deviasi maksimum dari suatu
 pengendalian yang akan diterima oleh auditor dan masih menggunakan risiko
 pengendalian direncanakan. Pedoman untuk mengkuantifikasi suatu rentang tingkat
deviasi yang bisa ditoleransi :

Risiko pengendalian direncanakan Tingkat deviasi bias ditoleransi


rentang (%)

Rendah 2-7

Moderat 6-12

Tinggi 11-20

3. Tingkat deviasi populasi diharapkan.

Auditor menggunakan satu atau lebih hal dibawah ini untuk menaksir tingkat deviasi
 populasi diharapkan untuk masing-masing pengendalian :

- Tingkat deviasi sampel tahun lalu, disesuaikan dengan perimbanngan auditor untuk 
 perubahan dalam efektivitas pengendalian tahun ini.

- Estimasi semata-mata didasarkan pada penilaian auditor atas pengendalian tahun

ini.

- Tingkat tertentu yang diperoleh pada pendahuluan kurang lebih 50 unsur.

Faktor Hubungan terhadap ukuran sampel

Risiko penetapan risiko pengendalian Terbalik 


terlalu rendah

Tingkat deviasi bias ditoleransi Terbalik  

Tingkat deviasi populasi diharapkan Langsung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 9/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

Ukuran populasi

5000 unit keatas Tidak berpengaruh

Lebih dari 5000 unit langsung

BAB III

KESIMPULAN

 
Sampling Audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian,
maupun pengujian subtantif. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur 
 pengujian yang berupa voucing, tracing, dan konfirmasi.
Sampling dipergunakan kalau waktu dan biaya tidak memungkinkan untuk memeriksa
seluruh transaksi/kejadian dalam suatu populasi. Populasi adalah seluruh item yang harus
diperiksa. Subset dari populasi disebut denganistilah sampel. Sampling dipergunakan untuk 

menginferensi karakteristik daripopulasi. Keuntungan dari sampling itu sendiri adalah:


1. Menghemat sumber daya: biaya,waktu, tenaga.

2. Kecepatan mendapatkan informasi (up date).

3. Ruang lingkup (cakupan) lebih luas.

4. Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam.

5. Pekerjaan lapangan lebih mudah disbanding cara sensus.

10

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 10/11
5/16/2018 MakalahSamplingAudit-slidepdf.com

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: PT Salemba Empat, 2010.

www.scrib.com

 pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/.../Sampling _Final_09.pdf 

11

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sampling-audit 11/11

Anda mungkin juga menyukai