Anda di halaman 1dari 8

NAMA : WILLIAM JHANESTA

NPM : 1706046136
PROGRAM STUDI : GEOFISIKA

1. Tuliskan ringkasan materi yang dipresentasikan oleh kelompok Anda!

Answer :

Pengertian Bencana Alam adalah


"A natural disaster is an act of nature of such magnitude as to create a catastrophic situation in
which the day-to-day patterns of life are suddenly disrupted and people are plunged into
helplessness and suffering, and, as a result, need food, clothing, shelter, medical and nursing care
and other necessities of life, and protection against unfavourable environmental factors and
conditions.“ – (WHO,1971)

Penyebab yang dapat menyebabkan bencana collapse adalah sebagai berikut :


 Heavy withdrawals of groundwater by pumpage for industrial, agricultural, and municipal
use
 Diversion of drainage in a karst area
 Excavation or use of heavy equipment
 Mine dewatering (for example, in South Africa, where sinkholes caused the collapse of a
three-story building, in which 29 men lost their lives)
 Earthquakes
 Use of explosives
Sinkhole dibagi menjadi 3 :

 Dissolution Sinkhole
Merupakan sinkhole yang disebabkan oleh adanya pelarutan batuan karbonat dibawah
permukaan akibat adanya air meteorik yang mengalami infiltrasi

Gambar 1. Ilustrasi Dissolution Sinkhole (USGS, ?)


 Cover Sinkhole
Merupakan tipe sinkhole di mana bagian atas mengalami penurunan akibat adanya
kekosongan di bawah permukaan. Permukaan mengalami penurunan dan dapat terlihat
jelas karena berupa lapisan yang tidak kompak (sandstone)

Gambar 2. Ilustrasi Cover Sinkhole (USGS, ?)

 Cover-Collapse Sinkhole
Merupakan sinkhole yang mengalami penurunan akibat clay yang mengisi batuan
karbonat yang memiliki rongga. Lapisan clay ini mengalami penggerusan akibat adanya
beban (overburden)

Gambar 3. Ilustrasi Cover-Collapse Sinkhole (USGS, ?)

Natural Compaction

 Sedimen dapat terkompaksi dengan sendirinya apabila mendapat suplai deposit terus
menerus
 Sedimen yang terkompaksi ini dapat menyebabkan subsidence
 Biasa terjadi di daerah delta
 Dapat merusak ekosistem rawa dan pencemaran pertanian akibat intrusi air laut
Hydrocompaction

 Pengurangan volume dari sedimen yang kering, densitas rendah, dan berbutir halus ketika
terkena air
 Air menyebabkan struktur tanah kolaps dan sedimen segera terkompaksi
 Dampak area yang terkena umumnya tidak terlalu luas
Organic Soil

 Pengurangan volume tanah akibat proses biologi


 Umumnya terjadi pada lahan yang banyak mengandung gambut
 Suhu yang dibutuhkan adalah suhu hangat (25-35oC)
Kerugian Akibat Subsidence
 Ekosistem terganggu
 Pencemaran oleh air laut
 Pengurangan tanah
 Rawan banjir
 Bangunan mudah collapse

2. Bagaimanakah dampak terhadap land subsidence di suatu kota yang pembangunan strukturnya
mencapai lapisan akifer? Bagaimanakah cara menanggulangi land subsidence tersebut ?
Answer:
Dampak dari land subsidence pada suatu kota adalah meningkatnya probabilitas untuk terkena
bencana :
a. Banjir Rob
Model genangan pada bulan Mei tahun 2014 dengan nilai MSL sebesar 1,433 m, sehingga
apabila elevasi kurang dari 1,433 m maka wilayah tersebut akan tergenang seperti pada
Kelurahan Ancol yang tergenang seluas 5,023 km2 . Pada Kelurahan Pademangan Barat
luasan genangan 1,649 km2 , namun untuk wilayah Pademangan Timur tidak tergenang
karena memiliki elevasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan Kelurahan Ancol dan
Kelurahan Pademangan Barat. Dalam hal ini genangan yang terjadi dari model yang hanya
berdasarkan nilai MSL saja, tanpa adanya pengaruh dari faktor lain. Genangan yang
ditampilkan pada Gambar 3 dibagi menjadi 3 klasifikasi genangan berdasarkan kedalamannya
yang ditampilkan dengan warna yang berbeda. Warna biru gelap menunjukkan genangan
yang paling dalam dengan nilai kedalaman 0,7 m – 1,43 m dan dengan luas 0,78 km2 . Warna
biru tua menunjukkan genangan dengan kedalaman 0,3 m – 0,7 m dengan luas 4,43 km2 .
Warna biru muda menunjukkan genangan dengan kedalaman 0 m – 0,3 m dengan luas 1,54
km2 . Menurut Aldrian et al. (2011) bahwa kenaikan muka air laut di Jakarta adalah sekitar
0,69 cm/tahun. Hasil pengukuran yang hampir sama disampaikan oleh Purnama et al. (2009)
yang menyatakan bahwa kenaikan muka air laut di Jakarta adalah sekitar 0,60 cm/tahun.
Banyaknya fenomena banjir pesisir atau biasa disebut banjir rob, pada kawasan pesisir Utara
Pulau Jawa saat ini, kemungkinan merupakan salah satu akibat dari perubahan muka air laut
karena pemanasan global (Marfai, 2011).

Gambar 4. Peta Genangan Banjir Rob (Ramadhan, et al., 2015)


b. Kerugian Ekonomi
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan muka tanah di kota Semarang
kecepatan penurunan muka tanah rata-rata tertinggi dari pasangan citra 20070608-20080910
adalah sebesar 9,059±1,89 cm/tahun dan 20080726-20080910 adalah sebesar 1,979±1,24
cm/tahun. Dan luas wilayah yang terkena dampak penurunan muka tanah paling tingggi
adalah seluas 69,58 km2 serta menunjukkan hasil kerugian ekonomi terhadap dampak
penurunan muka dari sektor infrastruktur jalan sebesar Rp. 70,983 Miliyar, fasilitas umum
sebesar Rp. 16,472 Miliyar, pertanian sebesar Rp. 1,563 Miliyar, dan pemukiman sebesar Rp
57,238Miliyar (Akbar, et al., 2015)
c. c

3. Di sebuah kota X ekstraksi air tanah yang berlebihan menyebabkan land subsidence di kota
tersebut. Dengan mempertimbangkan aspek geologi dan hidrogeologi di kota tersebut, tuliskan
rencana penelitian yang harus dilakukan untuk:
a. Mengetahui besar penurunan tanah di kota tersebut.
b. Menanggulangi penurunan tanah akibat ekstraksi air tanah di kota tersebut.

Answer:

a. Memanfaatkan teknik levelling survey


Perbedaan ketinggian dihitung berdasarkan penyesuaian kuadrat parametrik terkecil. Sebelum
penyesuaian, data dikoreksi oleh konstanta batang dan koreksi refraksi. Setelah memeriksa
jumlah titik collocated antara survei dan melakukan pemeriksaan kesalahan tutupan pada
beberapa loop, hanya tiga survei dipertimbangkan untuk menyelidiki penurunan tanah di
Jakarta, yaitu, yang dilakukan pada tahun 1982, 1991, dan 1997. Selain itu, hanya hasil dari
titik-titik leveling dalam jaringan, yang dianggap paling dapat diandalkan, digunakan untuk
menyelidiki penurunan tanah. Dalam hal ini, pengulangan ketinggian yang diperoleh dari
survei yang berbeda dan loop yang berbeda dan stabilitas monumen sehubungan dengan
lingkungan setempat, digunakan sebagai kriteria utama untuk memilih poin (Abidin, et al.,
2001)
Tabel 1. Laju Kecepatan Penurunan Muka Tanah Jakarta dengan Leveling Survey (Abidin, et
al., 2001)

Gambar 5. Leveling Network di Jakarta (Abidin, et al., 2001)


Gambar 6. Penurunan Muka Tanah di Jakarta hasil Leveling Survey (Abidin, et al., 2001)

Pengukuran Laju Penurunan Muka Tanah dengan GPS Survey


Penggunaan sistem penentuan posisi berbasis satelit GPS (Wells et al., 1986;
HofmannWellenhof et al., 1994) untuk secara sistematis menetapkan titik kontrol geodetik di
seluruh Jakarta pertama kali dilakukan pada tahun 1994 oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN). Jaringan GPS ini bertujuan untuk mendukung pemetaan kadaster di wilayah X dan
desainnya tidak dimaksudkan untuk memantau penurunan tanah di wilayah X.

Gambar 7. Distribusi Stasiun GPS untuk Monitoring Penurunan Muka Tanah di Jakarta
(Abidin, et al., 2001)
Gambar 8. Laju Penurunan Muka Tanah di Jakarta hasil GPS Surveys (Abidin, et al., 2001)

b. Cara menanggulangi penurunan muka tanah akibat ekstrasi penggunaan air tanah adalah
dengan menetapkan aturan atau regulasi dalam penggunaan air tanah. Penggunaan air tanah
baik dari warga maupun perusahaan (hotel, industi, dll) harus dapat dibatasi, agar penurunan
muka air tanah dapat diminimalisir. Terlebih untuk daerah Jakarta yang batuannya belum
kompak, sehingga penurunan muka tanah juga terjadi by nature akibat usia lapisannya yang
masih muda (Wusqa, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

• Abidin, H.Z., Djaja, R., Darmawan, D., Hadi, S., Akbar, A., Rajiyowiryono H., Sudibyo, Y.,
Meilano, I., Kasuma, M.A., Kahar, J., Subarya, C. 2001. Land Subsidence of Jakarta
(Indonesia) and its Geodetic Monitoring System. Journal of Natural Hazards. Vol. 23,
pp.365-387
• Akbar, T.O., Prasetyo, Y., Wijaya, A.P. 2015. Analisis Dampak Penurunan Muka Tanah
Terhadap Tingkat Ekonomi Menggunakan Kombinasi Metode Dinsar dan SIG (Studi Kasus :
Kota Semarang). Jurnal Undip. Vol. 4, No. 4.
• Aldrian, E., Karmin, M. dan Budiman. 2011. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia. Jakarta: BMKG. 175 hlm
• Anonim. 2018. Spotting the signs of subsidence. https://www.axa.co.uk/home-insurance/tips-
and-guides/spotting-the-signs-of-subsidence/. Diakses pada 20 Desember 2019
• Colorado Geological Survey. Mine Subsidence. http://coloradogeologicalsurvey.org/geologic-
hazards/subsidence-mine/. Diakses pada 20 Desember 2019
• Hofmann-Wellenhof, B., Lichtenegger, H., and Collins, J. 1994, Global Positioning System,
Theory and Practice Third Revised Edition.Springer Verlag. Wien.
• http://www.wichitafallstx.gov/1699/Man-Made-Disasters, Diakses pada 20 Desember 2019
• https://www.who.int/environmental_health_emergencies/natural_events/en/, Diakses pada 20
Desember 2019
• Marfai, M. A. 2011. The hazard of coastal erosion in Central Java Indonesia: an overview.
GEOGRAFIA, Malaysia Journal of Society and Space, 7(3), 1–9
• Purnama, IGL., Marfai, A., Hadmoko, DS., Mutaqin, B.W. 2012. Pemodelan Banjir Rob
Dengan Skenario Kenaikan Muka Air Laut Akibat Perubahan Iklim Global: Integrasi
Teknologi Sistem Informasi Geografis Berbasis Raster Dan Remote Sensing untuk Studi Kota
Pesisir Jakarta. Laporan Penelitian. Hibah Multidisiplin DIKTI 2012.
• Ramadhan, P., Widada, S., Subardjo, P. 2015. Dampak Kenaikan Muka Laut Terhadap
Genangan Rob di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Jurnal Oseanografi. Vol. 4, No. 1,
pp.159-165
• Subsidence above inactive coal mines. http://coloradogeologicalsurvey.org/rocktalk/95-
subsidence-inactive-coal-mines/. Diakses pada 20 Desember 2019
• USGS. Sinkhole. https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/sinkholes?
qt-science_center_objects=0#qt-science_center_objects. Diakses pada 20 Desember 2019
• Wells, D. E., Beck, N., Delikaraoglou, D., Kleusberg, A., Krakiwsky, E. J., Lachapelle, G.,
Langley, R. B., Nakiboglu, M., Schwarz, K. P., Tranquilla, J. M., Vanicek, P. 1986 Guide to
GPS Positioning, Canadian GPS Associates, Fredericton, N.B. Canada.
• Wusqa, Urwatul. 2019. Materi Land Subsidence Hidrogeologi dan Geologi Lingkungan.
Unpublished.

Anda mungkin juga menyukai