Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-
40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa
ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke
24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi
adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan
dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi BBL?
2. Apa bounding attachement BBL?
3. Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
4. Apa saja adaptasi BBL?
5. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
6. Apa saja kebutuhan BBL?
7. Apa pemeriksaan untuk BBL?
8. Apa saja pengobatan untuk BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk BBL?
10. Bagaimana konsep keperawatan untuk BBL?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan  BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-
40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

B. BOUNDING ATTACHEMENT
1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu, ayah dan sibling serta
keluarga yang lain
2. Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk sosial dan dapat
bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri
3. Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya  menghisap jari, menyakiti
diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis, kemunduran kognitif/verbal

C. PRINSIP DASAR PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


1. Tujuan: menjaga jalan napas,   mempertahankan suhu tubuh,   cegah infeksi & identifikasi
2. Prinsip dasar: penanganan faktor2 risiko kematian perinatal( perdarahan, hipertensi kelahiran
preterm, asfiksia & hiportermi)
3. > 50% kematian by pd masa neonatal mis krn hipotermi/ cold stress→hipoglikemi→
hipoksia→kerusakan otak/perdarahan otak

D. ADAPTASI
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Pernapasan
3. Sistem Hematopoiesis
4. Sitem Gastrointestinal
5. Sistem Imunitas
6. Sistem Integumen
7. Sistem Termogenik
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Neuromuskular

E. PEMBERIAN ASI
1. Bayi normal dapat disusui segera setelah lahir dangan menghisap mencegah perdarahan,
perangsangan pembentukan ASI,terbina bonding
2. Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk kolostrum
3. Kontra indikasi ASI : mamae abses/ca, ibu sakit jantung berat/HIV/hevatitis dll
F. KEBUTUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Merawat tali pusat : sesudah /sebelum plac lepas tak masalah
2. Menilai APGAR menit 1,5,10. normal7-10, asfiksia ringan 4-6 ,berat <3
3. Nutrisi: 12 jm I blm perlu,ini untuk memungkinkan bayi istirahat dan mengeluarkan lendir namun
tergantung kebijakan masing-masing RS,saat ini bayi disusui segera dengan  ASI
4. Stimulasi,melauil sentuhan/ belaian/ pandanga menyusui. Saat ini stimulasi untuk merangsang
pernafasan tak dianjurkan,kalau terpaksa isap lender

5. Identifikasi
6. Kebersihan
7. Profilaksis: tetes mata, vit K
8. Mempertahankan suhu
9. Antropometri
10. Menentukan gestasi
11. Pakaian dan selimut
12. Posisi dan lingkungan: miring dengan kepala sedikit rendah, lingkungan hangat /tenang

G. PEMERIKSAAN
• LEB : Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-
kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi tertentu
H. PENGOBATAN
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

I. PENATALAKSANAAN
1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk
mencegah hipotermi
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang nama
sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jam
setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

J. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Posture : inspeksi dan riwayat persalinan
b. TTV
c. Pengukuran umum : berat,panjang badan,lingkar kepala,lingkar dada,lingkar abdomen
d. Integument
e. Kepala
f. Mata
g. Hidung
h. Telinga
i. Mulut
j. Leher
k. Dada
l. Abdomen
m. Genetalia
n. Ekstremitas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan, posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur, perubahan
suhu lingkungan.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologis, faktor
lingkungan, penyakit ibu
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
e. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturas,
kurangnya pengetahuan orang tua

3. Intervensi
a. Dx 1
  Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
  Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian hidung untuk mencegah
aspirasi cairan
  Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai lima detik dengan waktu
yang cukup antara upaya tersebut memungkinkan reoksigenisasi
  Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah aspirasi
  Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
  Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan sediakan oksigen untuk
digunakan bila terjadi distress pernapasan
  Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu. Observasi adanya tanda-
tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal berikut dengan segera: tacipnea, mengorok,
stridor, bunyi napas abnormal, pernapasan cuping hidung, sianosis.
  Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk memungkinkan ekspansi paru
maksimum (abdomen) dan untuk menghindari terlalu panas
  Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
  Periksa kepatenan lubang hidung.

b. Dx 2
  Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
  Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah penghangat radian atau
di dekat ibu
  Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
  Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan sesuai kebijakan rumah
sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
  Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar 40% sampai 50%
  Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada bayi sebelum mandi dan
tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi suhu tubuh
  Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
  Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah karena area permukaan
besar dari kepala memungkinkan terjadinya kehilangan panas
  Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
  Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.

c. Dx 3
  Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi
  Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
  Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
  Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
  Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal terhadap vagina atau
uretra

d. Dx 4
  Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rectal
  Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas permukaan tinggi tanpa pagar
  Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi
  Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan yang dapat melukai bayi
  Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi

e. Dx 5
  Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi dengan menelan untuk mengidentifikasi kemungkinan
masalah yang mempengaruhi makan
  Berikan masukan awal sesuai keinginan orang tua, kebijakan RS dan protokol praktisi
  Siapkan untuk pemberian makan yang dibutuhkan dari bayi yang minum ASI, pemberian makan
malam ditentukan oleh kondisi dan keinginan ibu
  Berikan yang makan dengan botol 2-3 formula setiap 3-4 jam atau sesuai kebutuhan
  Dukung dan bantu ibu menyusui selama pemberian makan awal dan lebih sering bila perlu
  Hindari pemberian makan suplemen atau air rutin untuk bayi yang minum ASI
  Dorong ayah atau orang tua pendukung lain untuk tetap bersama ibu untuk membantu ibu dan
bayi dalam merubah posisi, relaksasi dll
  Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam pemberian makan dengan
botol
  Tempatkan bayi miring ke kanan setelah makan untuk mencegah aspirasi
  Observasi pola feces

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
  Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-
40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
  Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-kadang
dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi tertentu
  Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. SARAN
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

  Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius


  Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta
  Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya
  http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DALAM 24 JAM PERTAMA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Asuhan Bayi Baru Lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha
pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul:2002).
Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan
pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan
kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu dilakukan apa-apa
lagi, karena bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari
Syaifuddin,Abdul : 2006).
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
         Menangis kuat.
         Frekuensi nadi >100.
         Warna kulit kemerah-merahan.
         Tanus otot bagus (Gerak aktif).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakan penatalaksanaan Bayi Baru Lahir?
2.      Bagaimanakan penatalaksanaan atau asuhan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir dalam 24 jam
pertama kelahirannya?
C.     Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui atau mampu menjelaskan kembali penatalaksanaan Bayi Baru
Lahir
2.      Agar mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan kembali asuhan atau penatalaksanaan
pada Bayi Baru Lahir dalam 24 jam pertama kelahirannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
1.      Persalinan Bersih dan Aman
Yaitu dengan menyediakan perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya  adalah :
a.       Alat penghisap lendir (Mucus Extractor)
b.      Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
c.       Alat pemotong dan pengikat tali pusat
d.      Tanda pengenal bayi
e.       Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
f.       Lain-lain : kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik
g.      Termometer dan stopwacth
h.      Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang
2.      Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan Spontan)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
a.       Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
b.      Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c.       Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus
kasa steril
d.      Berikan rangsangan taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali
atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini
biasanya bayi segera menangis.
3.      Potong Tali Pusat
a.       Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat
bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut).
b.      Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan
kiri anda.
c.       Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung tangan anda bila
ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
d.      Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan
ulang yang lebih ketat (Bari Syaifuddin,Abdul : 2002).
4.      Evaluasi Nilai APGAR
Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya yaitu Dr. Virginia Apgar, seorang ahli
anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952. Pada tahun 1962,
seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu
Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respons refleks), Activity (tonus
otot), dan Respiration (pernafasan).  Evaluasi ini digunakan mulai 5 menit pertama sampai 10
menit. Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan dalam skala skor 0-2.
Skala pengamatan APGAR skor                                   
Aspek pengamatan Skor
bayi baru lahir 0 1 2
Appeareance/warna Seluruh tubuh Wana kulit tubuh Warna kulit
kulit bayi berwarna normal, tetapi seluruh tubuh
kebiruan atau tangan dan kaki normal.
pucat. berwarna
kebiruan.
Pulse/nadi Denyut jantung Denyut jantung < Denyut jantung >
tidak ada. 100 kali per menit.100 kali per menit
Grimace/respon Tidak ada respon  Wajah meringis Meringis,
refleks terhadap saat distimulasi. menarik, batuk,
stimulasi. atau bersin saat
stimulasi
Activity/ tonus otot Lemah, tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif dan
gerakan. dalam posisi fleksi sponyan.
dengan sedikit
gerakan.
Respiratory/pernafasa Tidak bernafas, Menagis lemah, Menangis kuat,
n pernafasan lambat terdengar seperti pernafasan baik
dan tidak teratur. merintih. dan teratur

Penilaian APGAR lima menit pertama dilakukan saat kala III peralinan dengan
menempatkan bayi baru lahir diatas perut pasien dan ditutupi dengan selimut atau handuk
kering yang hangat.
Selanjutnya, hasil pengamatan bayi baru lahir berdasarkan kriteria diatas dituliskan
dalam tabel APGAR skor seperti dibawah ini.
Aspek pengamatan 5 menit pertama 10 menit pertama
A= Appereance/warna kulit
P=Pulse(denyut nadi per menit)
G=Grimace/tonus otot
A=Activity/gerak bayi
R=respiratory/pernafasan bayi
Jumlah skor
Hasil dijumlahkan kebawah untuk menentukan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan
tepat, hasil penilaian pada 5 menit pertama merupakan patokan dalam penentuan penanganan
segera setelah lahir.
Penanganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR skor
Nilai AGAR lima menit pertama penanganan
0-3          Tempatkan ditempat hangat dengan lampu
sebagai sumber penghangat
         Pemberian oksigen
         Resusitasi
         Stimulasi
         Rujuk
4-6          Tempatkan dalam tempat yang hangat
         Pemberian oksigen
         Stimulasi taktil
7-10          Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan
bayi normal

5.      Kontak Dini Dengan Ibu


a.       Bounding Attachment
Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal mungkin antara bayi
dengan ibu atau ayah di masa sensitif  pada menit pertama dan beberapa jam setelah
kelahiran bayi. Konyak ini menentukan tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Pada proses
ini terjadipenggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap
anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan menyentuh dan
disentuh adalah insting dari primata . bayi mempelajari lingkungan melalui membedakan
sentuhan  dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dalam
membedakan suhu panas dan dingin.
Para peneliti di USA menemukan bahwa bayi prematur yang dipijat selam 15 menit dan
dilakukan 3 kali sehari dalam waktu 10 hari akan mengalami peningkatan berat bdan lebih
cepat dan dapat pula 6hari lebih awal. Proyek penelitian di USA dan kanada mendukung ke
efektipan dan keamanan  dari perawatan kulit-kulit untuk bayi preterm. Orang tua
menyebutnya ’ asuhan penuh cinta ‘ ; mereka merasakan kenikmatan, kebahagiaan , dan
perasaan yang sangat luar biasa. ibu dan ayah berbisik dan bernyanyi lembutuntuk bayi
mereka selama melakukan asuhan. Dilaporkan juga bahwa bayi yang mendapatkan asuhan ini
lebih sedikit menangis, mendapatkan pertambahan berat bdan yang cukup besar, lebih
berhasil untuk menyusu asi, dan dipulangkan llebih awal.
b.      Pemberian ASI Awal
Langkah ini di sebut dengan inisiasi meyusui dini ( IMD ). Beberapa penelitian membuktikan
bahwa IMD membawa banyak sekali  keuntungan untuk ibu dan bayi.
1.      Mendekatkan hubungan ibu-bayi, karna pada IMD terjadi komunikasi batin secara sangat
pribadi dan intensif.
2.      Bayi akan mengenal ibunya lebh dini sehingga akan memperlancar proses laktasi.
3.      Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah di koreksi panas tubuh ibunya.
4.      Refleks oksitosin ibu akan berfungsi maksimal.
5.      Mempercepat produksi ASI, karena sudah mendapat rangsangan isapan dari bayi lebih awal.
Prosedur dan gambaran proses IMD
1.      Tempatkan bayi di atas ibunya dalam 2 jam pertama tanpa pembatas kain diantara keduanya (
Skin to skin contact ), lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat. Posisikan bayi dalam
keadaan tengkurap.
2.      Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar uterus, ia akan mulai
mencari puting susu ibunya.
3.      Hembusan angin dan panas tubuh ibu akan memancarkan bau payudara ibu, secara insting
bayi akan mencari sumber bau tersebut.
4.      Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas mencari serta memegang puting susu
ibunya, selanjutnya ia akan mulai akan menghisap.
5.      Selama periode ini tangan bayi akan memassase payudara ibunya dan selama itu pula refleks
pelepasan hormon oksitosin ibu akan terjadi.
6.      Ingat, selama prosedur ini bidan tidak boleh meninggalkan ibu dan bayi sendirian. Tahap ini
sangat penting karena bayi dalam kondisi siaga penuh. Bidan harus menunda untuk
memandikan bayi, melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan lain.
6.      Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan pernapasan bayi  sebaiknya diperiksa
secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
a.       Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
b.      Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut
o    Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
o    Gosoklah punggung bayi dengan lembut
c.       Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulailah resusitasi.
d.      Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau
lebih dari 60 x / menit), berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs
(Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
7.      Perawatan Mata
a.       Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual).
b.      Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat + diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir
c.       Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada
mata bayi segera setelah bayi lahir.

B.     ASUHAN BBL DALAM 24 JAM


Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
1.      Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan aktivitasnya
2.      Pertahankan suhu tubuh bayi
a.       Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu, jika tidak terdapat
masalah medis dan jika suhunnya 36,5 0C atau lebih
b.      Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
3.      Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara menyeluruh antara lain
a.       Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)
         Suhu normal                         :  36,5 – 37,2 OC
         Laju pernapasan normal       :  40 -60 x / menit ≠ ada wheezing dan ronchi
         Detak jantung normal        :  100 – 120 x / menit
         Nadi normal                         :  120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer
         Berat badan normal              :  2500 – 4000 gram
         Panjang badan normal          :  48 – 53 cm
b.      Pemeriksaan fisik
         Kepala  
simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun, molase,
caput succedanium, cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)
Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:
1)      SOB (Sub Occipito Bregmatica)   :  32 cm
2)      FO (Fronto Occipito)                   :  34 cm
3)      MO (Mento Occipito)                   :  35 cm
         Mata     
simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda infeksi
antara lain) :
1)      Conjungtiva pucat, atau merah
2)      Sclera kuning atau putih
3)      Pupil waktu lahir reflex cahaya
4)      Pupil hari I : myosis
5)      Isokor atau anisokor
6)        Nystagmus atau tidak (kelainan SSP)
7)      Pada minggu pertama koordinasi gerakan bola mata belum sempurna
         Hidung 
simetris atau tidak, ada secret atu tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.
         Telinga   :  periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala simetris atau tidak ada
sekret atau tidak.
         Mulut     :  simetris atau tidak, stomatitis ada atau tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau
tidak.
         Leher     :  terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, pembekakan ada atau tidak
         Dada bentuk simetris atau tidak LIDA norma : 30,5 – 33 Cm
         Bahu, lengan dan tangan
1)      Gerakan normal
2)      Jumlah jari normal
3)      LILA normal : 9,5 – 11 cm
         Perut
1)      Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan tali pusat, lembek pada saat bayi menangis,
benjolan atau tidak.
2)      Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama mulai kering dan mengkerut /
mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
         Jenis Kelamin 
Laki-laki (♂)
1)      Testis berada dalam skrotum atau tidak.
2)      Penis berlubang atau tidak.
Perempuan (♀)
1)      Vagina berlubang
2)      Uretra berlubang
3)      Labia mayor sudah menutupi labia minor
4)      Pendarahan withdrawel : cairan darah yang keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan
penghentian hormone wanita yang tiba-tiba dari ibunya
         Tungkai dan kaki
1)      Gerakan normal atau tidak
2)      Tampak normal atau tidak
3)      Apakah ada kelainan atau tidak
         Punggung dan anus
1)      Punggung
Periksa akan adanya pembengkakan atau cekungan
  Lordosis    :  membengkok ke depan
  Scoliosis    :  membengkok ke kanan dan ke kiri
  Kifosis       :  membungkuk
  Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke luar pada suatu tempat pada tulang
punggung di dalamnya terdapat jaringan sumsum tulang belakang
2)      Anus
Periksa meconium sudah keluar atau belum dalam 24 jam post partum. Bila bayi sudah
minum ASI maka feses akan berubah hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI :
Lubang anus / dubur tidak ada
         Kulit
Selama bayi dianggap normal beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :
1)      Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) ® tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan
tubuh bayi.
2)      Millia : titik putih yang khas pada hidung dahi, dan pipi.
3)      Lanugo : rambut halus yang melapisi janin pada bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak
pada bayi premature.
4)      Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung, dan abdomen yang terkelupas pada hari
pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan masih dianggap normal, paling
sering pada BBLP.
5)      Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi
aterm lebih tebal.
6)      Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada kulit atau pada sclera mata bayi dengan
iketerus hyperbillirubin, kuku jari tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.
c.       Reflex
1)      Reflex moro :  lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut (memeluk).
2)      Reflex rooting :  menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi dan bibir.
3)      Reflex graphs/plantar : menelan, rangsangan pada vulva, bayi akan menjulurkan lidah.
4)      Reflex sucking  :  menghisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.
5)      Reflex tonic neck :  kepala menengadah.
6)      Reflex walking :  reflex berjalan bila bayi diberdirikan.
7)      Reflex placing :  berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan dangan benda keras.
8)      Reflex crwling  :  merangkak.
9)      Rflex babinski  :  reflex kaki menendang, bila telapak kaki digesek dengan jari kita.
d.      Autopometri
         Lingkar kepala            :  SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm
         Lingkar dada               :  30,5 – 33 cm
         Lingakar lengan atas   :  9,5 – 11 cm
e.       Eliminasi.
         Miksi               :  sudah keluar /belum, jam berapa?
         Meconium       : sudah keluar /belum, jam berapa?
f.       Berikan Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir,
lakukan hal-hal berikut:
         Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari
selama tiga hari
         Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.m (Bari
Syaifuddin, Abdul : 2002)
BAB III
KESIMPULAN
Asuhan Bayi Baru Lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha
pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul:2002).
Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi baru lahir dapat diberikan asuhan segera
setelah lahir, 2 jam setelah kelahirannya, 24 jam setelah kelahirannya, dsb.

Asuhan yang dapat diberikan dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya yaitu memantau
keejahteraan bayi serta melakukan pemeriksaan fisik dan pemberian konseling kepada ibu
dalam merawat bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta;
Salemba Medika

2.      Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba
Medika
Perawatan tali pusat
Teknik Perawatan Tali Pusat by Aprisal Darwis | Thursday, October 24, 2013 A. Pengertian Tali pusat
dalam istilah medisnya umbilical cord. Merupakan suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri
atau plasenta. Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari
plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan
oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas sendiri melalui hidungnya. Oleh kerena itu sudah
tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong dan dijepit atau diikat (Vivian, 2010).
Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, karna
melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk hidup janin di penuhi (Sodikin, 2009:1). Perawatan
tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir
agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Aziz,2009:59). Hal yang paling terpenting dalam
membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih dan
kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakanair bersih dan sabun sebelum membersihkan tali
pusat. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke
dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam air hangat. (Endang, 2010). B. Tujuan
Perawatan Tali Pusat tali pusat Tali pusat | dok. Taufik Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril,
pemakaian obatobatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat
mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro, 2006).Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah
untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir,sehingga tali pusat tetap bersih,
kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini
disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk
melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2002). Tujuan
perawatan tali pusat menurut (Depkes RI, 2005) sebagai berikut : a. Mencegah terjadinya infeksi b.
Mempercepat proses pengeringan tali pusat c. Mempercepat terlepasnya tali pusat C. Cara
Perawatan Tali Pusat Perawatan Tali Pusat Metode Lama Antiseptik adalah zat kimia yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Perawatan tali pusat metode lama
(dengan menggunakan pembungkusan dan antiseptik), menurut Depkes RI (2005) adalah sebagai
berikut : 1. Persiapan alat Alkohol 70% berthadin 10% dalam tempatnya Kasa dan kapas lidi steril
dalam tempatnya Kerentang dalam tempatnya Perlengkapan pemakaian bayi (gurita, popok, baju)
Pengikat tali pusat steril Aquadest steril Gunting verban 2. Pelaksanaan Kasa pembungkus tali pusat
ditetesi aquadest steril dan dibuka Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol, mulai dari ujung
sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter 2 cm Olesi tali pusat dengan
bethadine atau obat sejenisnya dengan cara yang sama seperti di atas Tali pusat dengan bethadine
dibungkus dengan kasa steril dan difisaksi dengan menggunakan gurita Pakaian bayi dipakai kembali,
alat-alat dirapikan, tidurkan kembali bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan Perawatan Tali
Pusat Metode Baru 1. Perawatan Tali Pusat Kering Cara perawatan tali pusat kering adalah : Siapkan
alat-alat Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat. Tali pusat dibersihkan dengan kain
kasa. Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering. Setelah tali pusat
terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa steril. Cara perawatan tali pusat kering adalah membungkus
tali pusat dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat berbau diberi
gentian violet (Marjono, 2007). 2. Perawatan Tali Pusat Basah Perawatan tali pusat ini menggunakan
Alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum
bekerja dengan baik. Selain itu, ketika para ibu merawat bayi mereka di dalam kamar mereka
daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat terendah terjadi (Hasselquist, 2006:53).
Cara perawatan tali pusat basah : Siapkan alat-alat Cuci tangan anda sampai bersih sebelum
melakukan perawatan tali pusat. Bersihkan tali pusat dengan alkohol. Tutup tali pusat dengan kasa
steril yang diberi alkohol/bethadin dan mengganti kasa yang baru setelah bayi selesai dimandikan,
berkeringat, kotor dan basah. Segera larikan bayi ke dokter jika mencium bau tidak sedap dari tali
pusat bayi yang belum lepas (Solahuddin, 2006). D. Gangguan atau masalah pada tali pusat Tali
pusat basah, berbau, dan menunjukkan tanda-tanda radang yang jika tidak segera dibantu akan
menyebabkan sepsis, meningitis, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2005). Pada pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya berwarna merah, ada cairan berbau, darah yang keluar terus menerus (JKPK-KR,
2008). Referensi : Anonim, 3 April 2013, http://bidan-aktif.blogspot.com/2013/04/gambaran-
perbedaan-perawatan-tali-pusat.html Ummi Rosmalasari 2 juni 2013, http://urs-
babel.blogspot.com/2013/06/perawatan-tali-pusat.html Yuyun Krismawanti , 15 maret 2013,
http://yuyunkrismawanti.blogspot.com/ Download file : Teknik perawatan tali pusat Read more:
http://www.abcmedika.com/2013/10/teknik-perawatan-tali-pusat.html#ixzz2yIWCD9Rg

Copyright © 2013 ABC Medika | availabel at: http://www.abcmedika.com/2013/10/teknik-


perawatan-tali-pusat.html
follow @abcmedika on twitter

Perawatan Bayi Baru Lahir


Written by Revina
Category: Perawatan Bayi
-

Artikel Popular

 Cara Cepat Hamil


 Tanda-Tanda Kehamilan
 Proses Melahirkan
 Perkembangan Janin
 Menghitung Masa Subur
 Perkembangan Bayi
 Kanker Serviks
 Dongeng Anak
 Keputihan
 Makanan Bayi
 Masa Subur Wanita
 Proses Kehamilan
 Nama Bayi
 Arti Nama

Berapa kali sehari, sih, bayi harus dimandikan? Kenapa pula


bokongnya kerap berwarna merah? Perlukah kita membersihkan
lidah si kecil? Nah, simak jawaban ahli mengenai pertanyaan yang
kerap Anda lontarkan.
Merawat bayi memang bukan pekerjaan mudah. Padahal jika tak dirawat dengan benar dan
kebersihannya tak dijaga, tubuhnya bakal rentan terhadap banyak penyakit. Bagian tubuh
mana saja yang penting dirawat dan dijaga kebersihannya?

TALI PUSAT

Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah
sekali terkena infeksi. Jika tali pusat yang belum putus tak sengaja terkena air saat bayi
dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun
pada pangkal tali pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah kelahiran,
tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.

Perawatan menggunakan alkohol dan penutupan tali pusar sudah tidak dianjurkan lagi,
perawatan cukup menggunakan air matang dan biarkan tali pusar tetap terbuka. Usahakan tali
pusar tetap kering, untuk mengelap bisa menggunakan tissue atau kain kasa steril. Tetap
amati terhadap tanda-tanda infeksi

MATA

Di sini terdapat sumber air mata yang terletak di atas mata. Setiap 3 detik, sumber air mata
mengeluarkan air mata, yang lalu mengalir ke saluran di ujung tengah mata dekat hidung.
Pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum pernah menangis, maka sumber air mata
belum berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup. Bisa juga, kadang terbuka tapi lalu
menutup lagi, sehingga airmata yang seharusnya sudah mengalir jadi tergenang.

"Air mata ini 'aneh'. Dia membunuh kuman untuk beberapa menit, tapi setelah lewat
beberapa menit, dia tak membunuh lagi, malah menjadi makanan kuman. Jadi, bila air mata
tergenang atau tak mengalir, tumbuhlah kuman-kuman yang lalu menimbulkan tahi mata. Itu
dapat membahayakan kornea," terang dokter spesialis anak yang juga praktek di RS
International Bintaro ini.

Karena itu perlu dilakukan pemijatan di area sudut mata dengan menggunakan jari yang tak
berkuku panjang atau cotton buds yang dibasahi air matang. Pijat lembut dari sudut mata ke
bawah dan ke arah hidung, selama 5-10 kali. Lakukan lebih kurang 2 minggu, karena setelah
itu, umumnya saluran air mata telah terbuka tetap dan berfungsi. Untuk membersihkan tahi
mata, gunakan kapas steril yang dibasahi air matang. Selalu gunakan satu kapas steril untuk
tiap mata.

KULIT

Kulit manusia harus dibersihkan, karena merupakan "makanan empuk" bagi kuman-kuman
kulit. Bayi baru lahir minimal dimandikan sehari sekali karena ia belum tahan dingin. Entah
dengan cara berendam di bak mandi atau dilap dengan waslap basah yang sudah diberi sabun
bayi. "Pilih yang mengandung Pro Vitamin B5. Ini berguna untuk merawat kesehatan kulit,
memberi rasa nyaman, dan menjaga kulit tetap halus," kata Rini Budiyanti, Senior Brand
Manager PT Cussons Indonesia,

Agar kulit tetap lembab dan terhindar dari kekeringan, Rini menganjurkan pemakaian baby
oil yang mengandung Vitamin E. "Vitamin ini juga bermanfaat untuk membuat kulit tetap
halus, lembut, dan terhindar dari lecet," terangnya dalam acara Ibu, Bayi & Balita di SCTV,
kerjasama nakita dengan PT Endrass Perdana.

Untuk mencegah munculnya biang keringat, atur temperatur ruangan/kamar bayi senyaman
mungkin. Jangan sampai bayi kepanasan. Jika tak punya AC, ventilasi kamar harus baik.

Untuk mengatasi biang keringat, cukup diberi bedak khusus bayi. "Gunakan bedak bayi yang
mengandung Pro Vitamin B5, agar kulit si kecil tetap halus dan lembut," saran Rini pula.

Lalu, pada jam-jam yang banyak mengeluarkan keringat seperti siang hari, lap bagian tubuh
yang banyak keringat dengan kapas yang dibasahi air hangat atau tisu basah non-alkohol.
Lakukan sesering mungkin pada bayi yang banyak biang keringat, terutama di daerah-daerah
lipatan.

KULIT KEPALA

Yang paling menjengkelkan tapi tak berbahaya ialah cradle crap atau kerak di kulit kepala.
Antara lain disebabkan kulit kepala terpolusi udara dan debu. Bersihkan dengan air matang
setelah diberi obat dari dokter. Tapi jangan keras-keras karena setelah diberi obat, sebenarnya
nanti akan ngelotok sendiri.

Boleh juga menggunakan baby oil, diamkan kira-kira 10-15 menit, lalu pijat secara lembut,
dilanjutkan dengan pencucian. Tapi ingat, jangan lakukan pijatan atau pembersihan dengan
keras. Jika kulit kepala sampai berdarah dan infeksi, bisa berbahaya. Sebab, ada satu
peredaran darah di kepala yang menyambung dengan otak.

Usahakan kulit kepala tetap sejuk dan kering, karena kerak ini akan makin parah jika kulit
kepala berkeringat. Jangan kenakan topi pada bayi kecuali jika sangat diperlukan dan
lepaskan topi itu setelah bayi Anda berada di dalam rumah atau kendaraan.

RAMBUT

Kata Adi Tagor, untuk menumbuhkan rambut bayi sebenarnya tak perlu sampo. Ia lebih
menganjurkan pemakaian daun seledri sebagai perangsang. Tapi, boleh-boleh saja
menggunakan sampo khusus bayi dan cukup dua kali seminggu.

Rini menyarankan pemakaian sampo bayi yang mengandung Pro Vitamin B5, agar rambut
tetap sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya. "Untuk membantu pertumbuhan rambut, bisa
digunakan hair lotion yang juga mengandung Pro Vitamin B5 dan Vitamin E yang
memberikan kelembaban ekstra pada kulit bayi yang sensitif," katanya.

Untuk bayi kecil, basahi rambutnya dengan semprotan halus atau dengan menuangkan
secangkir air. Tambahkan satu-dua tetes sampo dan gosok lembut sampai berbusa. Hindari
jangan sampai sampo mengenai mata. Basuh sampai bersih dengan semprotan lembut atau
beberapa cangkir air.

Untuk bayi yang sudah dapat berdiri sendiri, gunakan alat khusus yang dapat melindungi
mata dari aliran air dan sampo saat rambutnya dikeramasi.
HIDUNG

Bagian dalam hidung punya daya pembersih sendiri dan tak perlu perawatan khusus. Jika ada
cairan atau kotoran yang keluar, bersihkan bagian luarnya. Jangan gunakan cotton buds, tisu
yang digulung kecil atau jari Anda untuk mengeluarkan kotoran dari dalam hidung. Anda
hanya akan mendorong kotoran itu lebih jauh ke dalam atau bahkan menggores membran
pembatas hidung yang peka.

Jika bayi punya banyak lendir karena pilek sehingga menghambat pernapasan, sedot keluar
dengan cara mengisapnya oleh ibu secara lembut atau dengan aspirator hidung bayi. Tutup
sebelah lubang hidung dengan jari, lalu isap sebelahnya. Begitu bergantian. Jangan sekali-
sekali mengisap kedua lubang sekaligus, karena berbahaya. Lendir dapat naik ke telinga
tengah, sehingga menimbulkan infeksi telinga tengah.

TELINGA

Seperti hidung, bagian dalam telinga juga tak boleh dibersihkan. Anda boleh membersihkan
jika kotoran itu sudah mencapai "pintu" keluar atau setelah melewati "tikungan" di dalam
liang telinga luar. Gunakan cotton buds yang diberi air hangat agar kotoran jadi lebih lunak,
sehingga mudah dikeluarkan. Minta pertolongan dokter untuk membersihkan kotoran yang
berada di dalam telinga dan keras.

Sementara daun telinga dapat dibersihkan tiap kali memandikan bayi. Gunakan cotton buds
atau kapas yang dibasahi air hangat. Lakukan secara lembut.

MULUT

Sebenarnya mulut bayi tak perlu perawatan khusus. Apalagi sampai menggunakan kasa steril
yang dibasahi air matang untuk membersihkan endapan susu di permukaan lidah. Salah-salah
malah bikin lidah lecet. "Endapan susu tak perlu dibersihkan. Setelah usia 3 bulan, endapan
susu tak ada lagi, karena bayi sudah mulai makan makanan padat. Jadi, cukup diberi air putih
saja untuk membersihkan mulutnya," jelas Adi Tagor. Setelah bayi tumbuh gigi, sekitar usia
6 bulan, boleh gusi dan gigi dibersihkan sekali sehari dengan kasa steril yang dibasahi air
matang.

Penting diketahui, lanjut Adi Tagor, sampai usia sebulan, mulut dan bibir bayi mudah sekali
ditumbuhi jamur candida. Jamur ini berasal dari orang dewasa, terdapat di selaput lendir dan
lebih sering dijumpai di vagina. Jika tangan ibu tak bersih setelah memegang vagina, lalu
memegang tangan bayi dan bayi memasukkan tangannya ke mulutnya, maka "hinggap"lah
jamur candida di mulutnya. Gejalanya tampak dari munculnya busa-busa putih di area bibir
dan mulut. Jamur candida bisa diobati dengan obat dari dokter.

KUKU

Sejak bayi baru lahir, kuku-kukunya boleh digunting. (Ada yang percaya harus menunggu 40
hari.)Tapi lakukan secara hati-hati, jangan sampai kulitnya ikut tergunting. Setelah digunting,
kuku-kuku itu harus pula dikikir. Bila tidak, kuku-kukunya akan tetap tajam dan ini bisa
berbahaya jika sampai mengenai kornea mata. Ingat, bayi selalu menggunakan tangannya
untuk menyentuh apa saja, termasuk bagian-bagian wajahnya.

Untuk mencegah kuku-kuku bayi menggores bagian-bagian yang membahayakan, tutuplah


dengan sarung tangan saat bayi sedang tak diawasi. Selama ia dalam pengawasan, tangannya
tak usah diberi sarung. Sebab, tangan merupakan bagian dari pancaindera yang harus
dikembangkan, yaitu indera peraba yang justru merupakan indera utama pada bayi. Apalagi
bayi baru lahir mulai mengenal dunianya lewat sentuhan. Pegang saja tangannya dengan
lembut saat mau mencakar atau menyentuh sesuatu yang berbahaya.

Pengguntingan kuku bayi dapat dilakukan saat ia tidur atau kala terbangun. Minta bantuan
seseorang untuk memeganginya selama Anda menggunting kuku-kukunya. Gunakan selalu
gunting kuku bayi yang berujung membulat/tumpul. Untuk menghindari kulit ikut tergunting,
tekan "bantalan" jari ke bawah menjauh dari gunting. Jika terjadi "kecelakaan kecil", tekan
bagian yang tergunting dengan pembalut steril sampai darah berhenti dan berikan obat
antiseptik.

BOKONG

Area ini mudah terkena masalah, karena sering berkontak dengan popok basah dan terkena
macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air
kemih/tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan
merah di sekitar bokong.

Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah di
bokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang penting ialah mempertahankan
area ini tetap kering dan bersih. Jika usaha pencegahan tak berhasil, yang dapat Anda lakukan
ialah:

* Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau bepergian.

* Jangan ganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek yang cocok untuk bayi Anda.

* Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian paha
untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil/besar).

* Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur
dengan bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan.

* Jika peradangan kulit karena popok pada bayi Anda tak membaik dalam 1-2 hari atau bila
timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter anak Anda.

* Penting pula diperhatikan faktor makanan. Para ibu yang menyusui bayinya dengan ASI
harus menghindari makanan yang mengandung lemak, asam dan pedas karena dapat
membuat bayi sering buang air besar sehingga pantatnya jadi lecet. Ini harus diobati dengan
obat dari resep dokter. Sumber: Enformasi.com.

Kemudian untuk lebih memahami dan melengkapi pengetahuan mengenai merawat bayi baru
lahir, bagaimana memandikan dan membersihkan bayi baru lahir, bagaimana cara
penggunaan dan pengaruh penggunaan baby oil, baby lotion dan bedak bayi anda bisa
mengikuti program perawatan bayi dr. Eiyta Ardinasari.

Dibahas juga bagaimana mengetahui keadaan normal bayi di minggu-minggu awal kelahiran
seperti kepala bayi, pernapasan bayi dengan suara grok-groknya termasuk tahu bagaimana
memperlakukan tali pusat bayi hingga terlepas dengan aman tanpa menimbulkan
infeksi. Mengetahui management menyusui yang baik, tahu cara menyusui yang benar, posisi
menyusui. Tahu mengatasi problematika yang muncul terkait menyusui seperti: bayi tidak
mau menyusu, bingung puting, nyeri puting, bendungan asi, payudara bengkak, infeksi
puting, puting rata/terbenam, mastitis dan lain sebagainya.

Dalam program ini, selain membahas pengenalan makanan padat kepada bayi, juga di bahas
lengkap mengenai perawatan bayi lainnya, seperti bagaimana meningkatkan kecerdasan bayi,
Meningkatkan keterampilan fisik, kreatifitas dan kognitif bayi, cara melakukan perawatan
bayi yang baik dan benar dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala. Selain itu program ini
membantu para orang tua untuk mampu mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan umum
yang sering ditemui pada bayi seperti demam, diare, muntah, sembelit, kejang demam, batuk
pilek, masalah ruam popok termasuk masalah di awal masa kelahiran seperti ikterus, dll. Dan
yang lebih penting lagi anda bisa berkonsultasi langsung dengan dr Eiyta Ardinasari secara
langsung mengenai segala hal seluk beluk perawatan bayi anda, sehigga dengan demikian
makin melengkapai mengenai bagaimana cara perawatan bayi yang baik. cukup menarik
bukan? untuk lengkapnya silahkan kunjungi website berikut:

Sumber : Perawatan Bayi Baru Lahir http://bidanku.com/merawat-bayi-baru-lahir#ixzz2yIX1ss7e

Perawatan tali pusat & keterampilan memandikan bayi baru lahir

   Perawatan tali pusat & keterampilan memandikan bayi baru lahir

Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah bayi lahir, bisa juga 15 – 18 hari
atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk meletakkan popok yang dilipat di bawah area tali pusat dan
menggunakan alkohol pada pusat beberapa kali sehari agar tali pusat dalam keadaan bersih dan
kering.
Tali pusat dibersihkan dengan menggunakan alkohol dimulai disekitar hubungan antara tali pusat dan
kulit.
Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan pada saat memandikan bayi baru lahir
tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi asampai tali pusat putus dan umbilikus sembuh.
Orang tua dapat menggunakan metode sponge bath sampai jaringan granulasi menutupi bagian tali
pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena akan memperlambat proses
pengeringan.
Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap disekitar umbilikus harus diperhatikan karena
sebagai tanda adanya infeksi tali pusat dan dilaporkan untuk mendapatkan perawatan dan
pengobatan yang lebih lanjut.

Tujuan tali pusat terbuka atau tidak ditutup dengan kassa alkohol adalah :
1. meningkatkan granulasi
2. memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat

        KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) DAN PERAWATAN TALI


PUSAT

 
PERSIAPAN ALAT
1. Handuk dan waslap bersih
2. Sabun bayi dan shampoo
3. Alkohol 70%
4. Cotton bud atau kapas bersih
5. Kapas untuk membersihkan perineal
6. Waskom atau bak mandi bayi
7. Bengkok
8. Air hangat
9. Popok dan pakaian bersih
10. Keranjang untuk baju kotor
 
PROSEDUR TINDAKAN
I. Tahap Pra Interaksi
1. Baca catatan perawatan dan catatan medis klien
2. Rencanakan mandi sesuai dengan pola makan dan tidur, memandikan bayi baru lahir pada
pertengahan waktu makan memiliki beberapa keuntungan yaitu bayi akan siap dalam prosedur.
3. Siapkan ruangan
4. tetapkan tujuan dilakukan prosedur
5. Siapkan alat – alat
6. Cuci tangan

 
II. Tahap Orientasi
- Berikan salam, panggil klien dengan namanya
- Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien

III. Tahap kerja


1. berikan kesempatan keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Kaji temperatur tubuh serta tanda  dan gejala adanya distress pernafasan
3. Memandikan :
- Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator
- Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ hangat – hangat kuku, air
dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut.
- Mulai memandikan : usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian
berbeda untuk tiap – tiap mata.
- Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun.
-  Membersihkan rambut :
1. pegang bayi dengan aman, gunakan ”football hold”, basahi rambut dengan air secara lembut
2. Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan
cepat
- Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda
untuk tiap – tiap- telinga.
- Membersihkan tubuh dan ekstremitas :
1. setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan
cara yang sama
2. bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh yang
dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain

1. membersihkan genetalia :
-          Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke belakang.
-          Bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun glands dengan
gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah dibersihkan.

1. Bersihkan dan keringkan daerah perineal


2. Tidak dianjurkan menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayi
3. Gunakan alkohol untuk perawatan tali pusat jika perlu angkat tali pusat agar perawatan lebih
adequat.
4. Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali pusat dalam
keadaan terbuka.
5. Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.

IV. Tahap Terminasi


1. Bersihkan dan kembalikan peralatan mandi, rapikan ruangan senyaman mungkin dan kembalikan
alat-alat pada tempat semula
2. perhatikan respon bayi
3. cuci tangan
4. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
SAP CARA MEMANDIKAN BAYI DAN MERAWAT TALI PUSAT
DENGAN BENAR

  
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.      Topic : memandikan bayi dan merawat tali pusat
2.      Pokok bahasan : memandikan ayi dan merawat tali pusat bayi baru lahir dengan
benar
3.      Tempat : Puskesmas Cisadea Malang
4.      Hari/tanggal : Jumat/ 25 Mei 2012
5.      Waktu : 08.00 - selesai
6.      Sasaran : ibu – ibu hamil
7.      Tujuan :
Tujuan umum
Para ibu hamil sebagai calon ibu bagi anaknya dapat memandikan dan merawat tali pusat calon
bayinya bila sudah lahir nanti.
Tujuan khusus
a.       Ibu – ibu dapat mengetahui pengertian dari memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan benar.
b.      Ibu – ibu dapat menegtahui langkah – langkah/ cara memandikan bayi dan merawat tali pusat
dengan benar sesuai prosedur.
c.       Ibu – ibu dapat memperagakan cara memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan benar.
d.      Ibu dapat mengetahui tanda bahaya pada tali pusat.

8.      Isi / materi


a.       Pengertian dari memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan benar.
b.      Langkah – langkah /cara memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan benar.
c.       Tanda bahaya infeksi tali pusat

9.      Metode
a.       Ceramah.
b.      Diskusi.
10.  Media
a.       Hand out.
b.      Power point.

11.  Kegiatan penyuluhan


No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pendahuluan 1. salam pembuka 1. menjawab salam. 5 menit
2. menyampaikan tujuan 2. menyimak,
penyuluhan mendengarkan,
menjawab pertanyaan.
2. Kerja 1.    Penyampaian garis besar1.      Mendengarkan dengan 20 menit
materi tentang cara penuh perhatian.
memandikan bayi dan 2.      Menanyakan hal – hal
merawat tali pusat yang yang belum jelas.
benar. 3.      Memperhatikan
2.    Memberi kesempatan jawaban dari
peserta untuk bertanya. penceramah.
3.    Menjawab pertanyaan. 4.      Menjawab pertanyaan.
4.    Evaluasi.
3. Penutup 1.    Menyimpulkan. 1.      Mendengarkan. 5 menit
2.    Salam penutup. 2.      Menjawab salam

12.  Kriteria evaluasi


1.      Ibu hamil mampu menjelaskan pengertian dari memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan
benar.
2.      Ibu dapat memahami dan melakukan langkah – langkah memandikan bayi dan mearwat tali pusat
dengan benar.
3.      Ibu dapat mengaplikasikannya setelah bayinya lahir nanti.
4.      Ibu dapat mengerti dan memahami tanda bahaya pada tali pusat dan dapat segera melakukan
tindakan yang tepat.

MATERI

A.  PENGERTIAN
Memandikan bayi yang benar adalah cara ibu untuk membuat bayinya bersih dengan cara
dimandikan dengan cara yang benar sesuai petunjuk/prosedur.
Merawat tali pusat adalah kegiatan yang merawat tali pusat dengan benar untuk mencegah
infeksi pada tali pusat bayi baru lahir sampai tali pusatnya lepas.

B.  Cara memandikan bayi dan merawat tali pusat dengan benar
1.      Cara memandikan bayi dengan benar
a.       Mencuci tangan kemudian dikeringkan.
b.      Mempersiapkan alat-alat:
           Pakaian bayi lengkap (baju, gurita, popok, kain bedong, kaos kaki, sarung tangan dan topi)
            Handuk
            Sabun bayi
            Waslap 2 buah
            Shampoo bayi
            Baby oil, baby lotion, baby cologne
            Bedak
            Minyak telon
            Kassa
            Kapas mata (dibasahi dengan air matang)
            Sisir
            Kom sedang 2
            Cotton buds
            Bak mandi
            Air panas
c.       Mengisi air dingin ke dalam bak mandi bayi kira-kira 10-15 cm dari dasar bak mandi, kemudian
tambahkan air panas hingga hangat-hangat kuku (cek dengan siku).
d.      Mengalas tempat tidur/ meja dengan handuk atau meletakkan handuk pada dada petugas.
e.       Mengatur pakaian bayi yang bersih sesuai dengan urutan. (bedong, baju bayi, popok, gurita, topi,
kaos kaki, kaos tangan).
f.       Membuka pakaian bayi sambil memeriksa apakah bayi BAK/BAB, kemudian bayi dibedong.
g.      Membasahi rambut bayi kemudian diberi shampo.
h.      Bilas rambut bayi hingga bersih, lalu keringkan dengan handuk (membilas bisa dilakukan dengan
membawa bayi mendekati bak kemudian dibilas, atau dapat dibilas saat bayi dimandikan).
i.        Membersihkan mata bayi dengan kapas mata yang sudah dibasahi dengan air matang dari arah luar
ke dalam.
j.        Membersihkan hidung dan telinga bayi dengan cotton buds.
k.      Membersihkan mulut bayi dengan kassa.
l.        Membersihkan muka, telinga bayi dengan menggunakan waslap, keringkan dengan handuk.
m.    Membuka kain bedong, basahi tubuh bayi dengan waslap, kemudian menyabuni tubuh bayi dengan
urutan tubuh, paha, kaki, kedua lengan bagian depan dan belakang, lalu miringkan bayi dan
menyabuni tubuh bagian belakang.
n.      Membersihkan tubuh bayi dari sabun dengan menggunakan waslap hingga bersih.
o.      Gendong bayi ke dalam bak mandi dengan cara pegangi bayi sedemikian rupa sehingga lengan kiri
ibu berada di bawah tengkuknya dan jari-jari tangan kiri mencengkeram disekitar ketiak.
p.      Bersihkan tubuh dalam bak mandi daerah leher, tengkuk, telinga luar, tubuh bayi serta lipatan-
lipatan tubuh secara hati-hati.
q.      Tengkurapkan bayi dengan hati-hati dan bersihkan anggota tubuh bagian belakang. Setelah bersih
terlentangkan kembali.
r.        Mengangkat bayi dan selimuti dengan handuk, keringkan tubuh bayi secara perlahan-lahan dengan
cara menekan-nekan handuk pada tubuh bayi.
s.       Rawat tubuh bayi dengan baby oil pada lipatan-lipatan (leher, ketiak, lengan, selangkangan, dengkul)
dan beri minyak telon sekitar perut, dada dan punggung, serta beri baby lotion pada daerah lengan
dan kaki. Bila tali pusat belum lepas, bungkus tali pusat dengan kassa steril kering.
t.        Kenakan baju bayi dimulai dari gurita (gurita berfungsi untuk fiksasi/pengikat tali pusat, jadi apabila
tali pusat sudah lepas gurita tidak perlu digunakan lagi), popok, baju bayi, kaos kaki, kaos tangan,
dan bungkus bayi dengan bedong.
u.      Sisiri bayi, beri bedak tipis-tipis dan jangan terkena mata atau hidung, lalu beri topi.
v.      Tidurkan bayi pada tempat yang aman.
w.    Rapikan/bereskan peralatan yang telah digunakan.
x.      Cuci tangan lalu dikeringkan.

2.      Cara merawat tali pusat dengan benar


Selama waktu tali pusat bayi Anda belum puput, adalah penting untuk menjaga daerah
tersebut bersih dan kering .
Apa yang harus dilakukan!
· Cuci tangan Anda sebelum menyentuh tali pusat bayi Anda. (Kuman dapat tularkan melalui tangan
Anda.)
· Bersihkan sekitar area ‘udhel’ bayi setidaknya sekali setiap hari atau lebih sering jika kabel nya
terlihat lengket atau basah, bisa dengan menggunakan air matang hangat.
· Keringkan area yang diolesin air hangat tadi. kering menggunakan tissue atau kassa steril. (Jangan
menggunakan bola kapas kering karena dapat meninggalkan serat pada tali pusat-nya.)
· Biarkan tali pusat bayi Anda terbuka. Talikan popoknya di bawah udhel dan Juga menggulung
kemejanya di atas pusat untuk memungkinkan udara beredar secara bebas di daerah tapi
pusat/udhel.

C.      Tanda bahaya infeksi tali pusat


Ada beberapa gejala yang menandakan bayi baru lahir Anda terkena infeksi tali pusat, seperti:
a.       Tercium bau.
b.      Timbul ruam merah atau bengkak di sekitar pangkal tali pusat.
c.         Bisa disertai nanah atau cairan lengket jernih.
d.        Pada beberapa kasus disertai keluhan sistemik, seperti demam, malas minum dan lain-lain.
Jika bayi baru lahir Anda terdeteksi mengalami infeksi tali pusat, segera lakukan beberapa hal ini:
a.         Segera periksakan bayi Anda ke dokter. Bila telah terjadi infeksi akan diberikan antibiotika suntik dan
terapi lokal untuk mengurangi jumlah bakteri di sekitar pusar.
b.        Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing tersebut adalah salah satu
penyebab timbulnya infeksi pada tali pusat bayi. Itu sebabnya, memakaikan popok sekali pakai
sebaiknya di bawah pusar.
c.         Merawat tali pusat dengan prinsip bersih dan kering. Jadi, saat memandikan bayi, tali pusat juga
digosok dengan air dan sabun, lalu dikeringkan dengan handuk bersih terutama daerah tali pusat
yang masih berwarna putih di bagian pangkalnya (tali pusat yang bermuara ke perut bayi). Bagian
pangkal ini bisa dibersihkan dengan cotton budpovidone yodine) dan biarkan terbuka sehingga cepat
mengering, atau dibungkus dengan kasa kering.

Bunda memang perlu waspada ketika muncul gejala-gejala aneh pada tubuh atau kondisi bayi, agar
risiko bisa diminimalisir.
Apa yang TIDAK untuk dilakukan!
Jangan menutupi pusat bayi Anda dengan apa pun, karena hal ini dapat meningkatkan kemungkinan
infeksi dengan tidak membiarkan tali pusat benar-benar kering.
Hindari sesatu menggesek tali pusat bayi Anda, seperti popoknya atau pakaian.
Jangan pernah mencoba untuk menarik tali pusat bayi Anda. Biarkan dia jatuh atau puput secara alami,
bahkan jika itu hanya tinggal tergantung seperti benang.
Jangan menaruh minyak, lotion atau bubuk pada atau sekitar tali pusat bayi Anda.
Kapan Anda harus ke dokter?
Jika Anda melihat salah satu dari berikut :
Wilayah atau arrea sekitar tali pusat memerah atau meradang.
Pembengkakan di sekitar pusat bayi Anda.
Nanah keluar terus menerus walaupun sudah di bersihkan.
Adanya perdarahan Aktif yang tidak berhenti dengan cepat.
Bau dari tali pusat yang tidak hilang walaupun Anda sudah membersihkan dan mengeringkan.
Tanda-tanda bahwa daerah ini menyakitkan bagi bayi Anda.
Jika bayi Anda demam.
Sebelum 'mengobati' tali pusat bayi Anda dengan apa pun.

DAFTAR PUSTAKA

Yesie Aprillia. 2011. Merawat Tali Pusat Bayi Anda. Klaten.

Anonym. 2012. Cara Merawat tali pusar bayi agar tidak terkena infeksi

Najwani, Ida Rachmawati. 2011. Infeksi Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Anda mungkin juga menyukai