Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.

3 Edisi Nopember 2016

PENGARUH MODEL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN(POE) MELALUI


METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWA PADA MATA KULIAH
EKOLOGI HEWAN

Oleh
Nurhidaya Fithriyah Nasution
Lecturer of Biology Education
STKIP Tapanuli Selatan
email: nst.fithri@yahoo.com

Abstract

This research was aimed to know the effect of Predict-Observe-Explain (POE) model by experiment method on
science process skill of students in ecology of animal subject matter. The population in this research was all students in
semester V STKIP Tapanuli Selatan which was consisted of two classes, they were class VA and class VB. The sample in
this research was all students in semester V, they were class VA and class VB. The research type was quasi experiment
using the totalling sampling method. The data obtaining used the instrument of science process skill. The data analysis
used t-test, obtained tcount= 8.05 while ttable= 1.67 (in significant degree α = 0.05). This resut meant that t count> ttable hence
the H0 was refused and Ha was accepted. Therefore, there was the significant effect in using Predict-Observe-Explain
(POE) by using experiment method on science process skill of students in ecology of animal subject matter.

Keywords:POE, Experiment Method, Science Process Skill

PENDAHULUAN Pendidikan Biologi di STKIP Tapanuli Selatan, dengan


Berbicara tentang mutu pendidikan, maka kita alokasi waktu 4 SKS, mahasiswa dituntut agar memiliki
tidak dapat melepaskan diri dari konsep prestasi belajar kompetensi dapat memahami, melatih mahasiswa untuk
peserta didik.Prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa belajar sains mulai dari menemukan masalah sampai
dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dosen menggambarkan kesimpulan tentang masalah ilmiah.
dalam menyampaikan materi pelajaran yang hasilnya Kegiatan pembelajaran Ekologi Hewan dapat dilakukan
memenuhi target dari tujuan Instruksional Khusus dan dengan berbagai kegiatan seperti pengamatan,
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang eksperimen, diskusi dan penggalian informasi mandiri
disampaikan. melalui tugas baca. Jika mahasiswa hanya menguasai
Perlu disadari bahwa dalam dunia pendidikan, konsep secara teoritik, maka tidak akan mampu
khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan memahami atau menguasai konsep pada tingkat yang
pembelajaran di kelas, metode atau model pembelajaran lebih tinggi. Pengalaman telah memberikan gambaran
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengajaran. bahwa pada umumnya lebih mengutamakan penguasaan
Model yang digunakan harus lebih mengaktifkan teori dengan alasan keterbatasan waktu.
mahasiswa dalam menyerap materi dan merangsang Untuk mensikapi permasalahan tersebut, dosen
minat mahasiswa.Metode atau model pembelajaran dituntut untuk mampumenggunakan model dan metode
apapun yang digunakan seorang dosen dalam mengajar pengajaran yang tepat yang menekankanterhadap
akan memberikan hasil yang memuaskan apabila dosen pemahaman konsep sekaligus mengoptimalkan
itu sendiri tahu dan dapat menggunakan model itu keterlibatan mahasiswa dalamproses
dengan sebaik-baiknya. Jika hasil yang diperoleh tidak pembelajaran.Berkaitan dengan penggunaan model yang
memuaskan, maka model pembelajaran yang diberikan tepat untukmengoptimalkan proses belajar mengajar
harus dipertimbangkan agar cocok dengan yang dalam penelitian ini digunakanmodel pembelajaran
disajikan.Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto Predict-Observe-Explain (POE). Model pembelajaran
(2008), melalui hasil belajar guru mengetahui apakah Predict-Observe-Explain (POE) menurut Suparno (2007)
metode yang digunakan sudah tepat atau belum.Jika merupakan model pembelajaran yang menggunakan 3
sebagian besar dan mahasiswa memperoleh nilai jelek langkah utama dari metode ilmiah yaitu (1) Prediction
pada penilaian yang dilakukan, mungkin hal ini kurang merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu
tepat. Apabila demikian halnya maka dosen harus mawas peristiwa, (2) Observation yaitu melakukan pengamatan
diri dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar. apa yang terjadi. Dengan kata lain mahasiswa diajak
Mata kuliah Ekologi Hewan merupakan salah untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran
satu matakuliah wajib bagi mahasiswa program Studi prediksi mahasiswa dan (3) Explanation yaitu pemberian

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 18


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

penjelasan tentang kesesuaian antara tahap observasi proses sesuatu. Metode eksperimen juga dapat
dengan dugaan hasil eksperimen. menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
Penerapan model POE dalam pembelajaran Dari latar belakang tersebut penulis akan
ekologi Hewan, pada prinsipnya merupakan model yang melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Model
dapat memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa Predict-Observe-Explain (POE) Melalui Metode
secara nyata serta dapat meningkatkan partisipasi Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains
mahasiswa agar lebih aktif dan kreatifsehingga mampu Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekologi Hewan”.
meningkatkan prestasi belajar secara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
signifikan.Penerapan model POE diharapkan dapat model Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode
membantu mahasiswa untuk berlatihmelakukan eksperimen terhadap keterampilan proses sains
pengamatan secara langsung berdasarkan prediksi hasil mahasiswa pada mata kuliah Ekologi Hewan.
pengamatan mahasiswa. Pada akhirnya, penerapan model
POE ini juga diharapkan mampumeningkatkan KAJIAN PUSTAKA
keterampilan proses sains mahasiswa. a. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
Keterampilan proses sangat ideal untuk (POE)
dikembangkan dalampembelajaran Ekologi Hewan. Hal Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-
ini dikarenakan keterampilan prosestercermin dalam Explain) pertama kalidiperkenalkan oleh White dan
hakikat sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Gustone pada tahun 1992 dalam bukunya Probing
Keterampilan proses sains ini merupakan kemampuan Understanding. Model Pembelajaran POE dinyatakan
dasar untuk menjadiseorang ilmuwan yang akan sebagai modelpembelajaran yang efisien untuk
mengembangkan IPTEK dan keterampilanproses sains menimbulkan ide atau gagasan peserta didik dan
ini juga dimiliki secara alami pada setiap orang. melakukan diskusi terhadap ide tersebut. Model ini
Jikaketerampilan proses ini diasah, maka semakin mensyaratkan prediksi peserta didik,kemudian peserta
banyak penerus bangsa yangakan menjadi ilmuwan didik melakukan eksperimen untuk mencari tahu
besar.Keterampilan proses melibatkan keterampilan kecocokanprediksinya dan terakhir menjelaskan
kognitif, manual dan sosial. Keterampilan kognitif kecocokan atau ketidakcocokan antara hasilpengamatan
terlibat karena siswa menggunakan pikirandalam dengan prediksinya. Model POE dapat membantu peserta
merumuskan masalah atau menarik kesimpulan. didik mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya,
Keterampilan manualterlibat karena siswa menggunakan khususnya pada tahap prediksi danpemberian alasan.
alat dan bahan serta melakukanpengukuran. Tahap observasi dapat memberikan situasi konflik pada
Keterampilan sosial terlibat karena siswa melaksanakan peserta didik berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap
kegiatanpembelajaran dengan cara bekerja sama atau ini memungkinkan terjadinyarekonstruksi dan revisi
berkelompok. gagasan awal.
Banyak metode pembelajaran yang dapat Model pembelajaran POE merupakan model
diterapkan guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan 3 langkah utama dari
belajar mengajar diantaranya adalah metode ceramah, metode ilmiah yaitu (1) Prediction, merupakan suatu
tanya jawab, diskusi,demonstrasi dan eksperimen. proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa, (2)
Metode pembelajaran yang diterapkan dalampenelitian Observation yaitu melakukan pengamatan apa yang
ini adalah metode eksperimen. Metodeeksperimen dipilih terjadi. Dengan kata lainpeserta didik diajak untuk
dalam penelitian ini karenametode ini dirasa tepat melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi
digunakan dalam pembelajaran yang menggunakan peserta didik yang disampaikan, dan (3) Explanation
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE). yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian
Melalui metode ini, pembelajaran diarahkan agardapat antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menemukan observasi (Indrawati & Setiawan 2009).
suatu konsep,melibatkan mahasiswa secara aktif dalam
proses dan sikap ilmiah. b. Metode Eksperimen
Metode eksperimen sebagai suatu metode Metode eksperimen ialah metode yang
pengembangan ilmu akan mampu merangsang sikap memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
ilmiah mahasiswa melalui percobaan sendiri secara melatih melakukan proses secara mandiri, sehingga
sederhana, dan membuktikan kebenaran kata-kata yang peserta didik sepenuhnya terlibat untuk menemukan
selama ini diketahuinya tapi kurang dipahami maknanya. masalah, mengumpulkan data, mengendalikan variabel,
Metode eksperimen akan memberi kesempatan pada merencanakan eksperimen dan memecahkan masalah
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau yang dihadapi secara nyata. Melalui eksperimen peserta
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati didik tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang
suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 19


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

diperolehnya dalam eksperimen yang dilakukan asal diterapkan pada siswa, namun harus disesuaikan
(Abilyudi, 2009) dengan taraf perkembangan pemikiran siswa.
Menurut Roestiyah (2001), metode eksperimen Metode praktikum sangat efektif dalam
adalah suatu cara mengajar, dimana peserta didik pemanfaatan dalam pembentukan keterampilan proses
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, sains peserta didik. Karena metode praktikum
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil memberikan kesempatan pada peserta didik menemukan
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu sendiri fakta yang ingin diketahuinya. Keterampilan
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Teknik proses dasar yangmungkin dapat dikembangkan dengan
ini bertujuan agar peserta didik mampu mencari dan melakukan praktikum antara lain: a) melakukan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan- pengamatan (observasi), b)kesimpulan sementara
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan (infrensi), c) mengajukan pertanyaan, d) menafsirkan
percobaan sendiri serta melatih cara berpikir ilmiah. pengamatan ( interpretasi), e) mengelompokkan
Adapun tujuan dari penggunaan metode (klasifikasi), f) meramalkan (prediksi), g) berkomunikasi,
eksperimen menurut Sumantri dan Permana (2001) h) membuat hipotesis, i) merencanakan percobaan atau
adalah : penyelidikan, j) menerapkan konsep atau prinsip, k)
a) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta- keterampilan menyimpulkan (Sani, 2012)
fakta, informasi atau datayang diperoleh.
b) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, METODE PENELITIAN
melaksanakan danmelaporkan percobaan. Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Tapanuli
c) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir Selatan, yang beralamat di Jalan Sutan Mhd. Arif Kel.
induktif untuk menarikkesimpulan dari fakta, Batang Ayumi Jae Padangsidimpuan. Penelitian ini
informasi atau data yang terkumpul melalui dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
percobaan. Oktober 2015.Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa semester V STKIP Tapanuli Selatan
c. Keterampilan Proses yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA dan VB.
Keterampilan proses sains merupakan Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas VA
seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dan VB.Satu kelas untuk kelas eksperimen (VA), dan
dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut satu kelas lagi untuk kelas kontrol (VB). Jenis penelitian
Rustaman (2005), keterampilan proses sains perlu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman eksperimen, rancangan penelitian ini menggunakan
langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui Pretest dan Posttest. Pengambilan sampel dilakukan
pengalaman langsung peserta didik dapat lebih secara total sampling, yaitu pengambilan seluruh
menghayati proses atau kegiatan yang dilakukan. jumlah populasi.
Keterampilan proses pada dasarnya menekan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
keaktifan siswa dalam proses belajar. Keterampilan ini berupa tes. Instrumen jenis tes yaitu tes hasil belajar (soal
mengarah pada pengembangan mental, fisik sosial yang berbentuk tes essay) untuk mengetahui keterampilan
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih proses sains mahasiswa. Tes hasil belajar pada penelitian
tinggi. Pada dasarnya banyak kegiatan-kegiatan yang ini terdiri dari 10 soal berbentuk tes uraian yang
merupakan bagian dari keterampilan proses sains yang diberikan pada awal dan akhir penelitian. Pemilihan
dapat dilakukan oleh peserta didik. Adapun kegiatan- bentuk tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan hasil
kegiatan atau keterampilan-keterampilan yang mampu belajarEkologi Hewan mahasiswa secara menyeluruh
menciptakan kondisi belajar peserta didik aktif antara terhadap materi yang telah disampaikan setelah diberikan
lain: Observasi ( pengamatan), perhitungan, pengukuran, perlakuan (treatment).
klasifikasi, hubungan ruang/waktu, pembuatan hipotesis,
perencanaan penelitian, pengendalian variabel, HASIL ANALISIS
interpretasi data, kesimpulan sementara, peramalan, Berdasarkan data hasil pretest dan posttest
penerapan (aplikasi) komunikasi. kedua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
Menurut Barbar (Astuti, 2012) keterampilan eksperimen. Pretest diberikan sebelum proses belajar
proses sains dibedakan menjadi keterampilan proses mengajar, sedangkan posttest diberikan setelah
dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan pembelajaran menggunakan Model Predict-Observe-
proses dasar meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, Explain (POE) melalui Metode Eksperimen (kelas
komunikasi, menyimpulkan, prediksi, penggunaan eksperimen). Keterampilan proses sains (KPS)
hubungan tempat atau waktu penggunaan angka dan mahasiswa diukur dengan menggunakan instrumen tes
identivikasi variabel. Sedangkan keterampilan proses essay sebanyak 10 soal. Instrumen tes tersebut
terintegrasi meliputi: penyusunan hipotesis, pengontrolan sebelumnya telah memenuhi kelayakan uji, meliputi uji
variabel, investigasi, pendefenisian oprasional dan validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.
eksperimen. Keterampilan proses sains ini tidak dapat Sehingga instrumen tes tersebut layak digunakan untuk

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 20


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

mengukur keterampilan proses sains Ekologi Hewan Tabel 2 Persentase (%) Ketercapaian Postest
mahasiswa. Berikut ini data-data yang diperoleh dari Aspek KPS
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
a. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Aspek KPS
Postest
Hasil perhitungan data pretest pada kelempok Kontrol Kategori Eksperimen Kategori
Observasi 64,81 Sedang 70,75 Sedang
kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan Berhipotesis 71,22 Sedang 81,88 Tinggi
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Merencanakan Sangat
76,46 Tinggi 96,30
Percobaan tinggi
Tabel 1 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek Menggunakan
KPS Alat dan 52,23 Rendah 82,54 Tinggi
Bahan
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Interpretasi Sangat
83,78 Tinggi 96,38
Data tinggi
Pretest Menerapkan
Aspek KPS 61,96 Sedang 73,11 Sedang
Kontrol Kategori Eksperimen Kategori Konsep
Sangat Sangat Berkomunikasi 79,60 Tinggi 82,15 Tinggi
Observasi 26,48 32,43
rendah rendah Rata-rata 70,01 Sedang 83,30 Tinggi
Sangat Sangat
Berhipotesis 16,32 8,21
rendah rendah
Merencanakan Sangat Sangat
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-
21,62 24,32 rata posttest keterampilan proses sains pada kelompok
Percobaan rendah rendah
Menggunakan
Sangat Sangat
kontrol termasuk kategorisedang (70,01), sedangkan
Alat dan 15,22 16,12 untuk kelompok eksperimen termasukkategori tinggi
rendah rendah
Bahan
(83,30). Keterampilan proses sains yang paling
Interpretasi Sangat Sangat
21,72 16,34 tinggipada kelompok kontrol dan eksperimen pada
Data rendah rendah
Menerapkan Sangat Sangat interpretasi data yaitu secara berurutan masing- masing
6.67 11,56
Konsep rendah rendah sebesar 83,78 dan 96,38.
Sangat Sangat Keterampilan proses sains yang paling rendah pada
Berkomunikasi 10,50 9,12
rendah rendah
Sangat Sangat
kelompok kontrol yaitu menggunakan alat dan bahan
Rata-rata 15,98 16,87 (52,23) sedangkan keterampilan proses sains pada
rendah rendah
kelompok eksperimen yang paling rendah yaitu observasi
Tabel 1 menunjukkan rata-rata pretest (70,75).
keterampilan proses sains pada kelompok kontrol
termasuk kategori sangat rendah yaitu 15,98, sedangkan c. Uji Persyaratan Analisis Data
untuk kelompok eksperimen termasuk kategori sangat Uji persyaratan analisis data meliputi uji
rendah yaitu 16,87. Keterampilan proses sains yang normalitas dan uji homogenitas terhadap data pretest dan
paling tinggi pada kelompok kontrol maupun kelompok data postest pada kedua kelas penelitian. Berikut ini
eksperimen yaitu observasi secara berurutan masing- disajikan hasil uji persyaratan data pada kedua kelas
masing sebesar 26,48 dan 32,43. Keterampilan proses penelitian.
sains yang paling rendah pada kelompok kontrol yaitu 1. Uji Normalitas
menerapkan konsep sebesar 6,67 sedangkan keterampilan Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
proses yang paling rendah pada kelompok eksperimen uji Liliefors dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil
adalah berhipotesis sebesar 8,21. pengujian normalitas data pretes dan postes untuk data
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
b. Hasil Postest Keterampilan Proses Sains tabel di bawah ini.
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Hasil perhitungan data postest pada kelempok Tabel 3 Pengujian Normalitas Data Penelitian
kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan No Data Kelas Lo Ltabel Kesimpul
(α=0,0 an
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. 5)
1 Pretes Eksperimen 0,1344 0,14 Normal
2 Pretes Kontrol 0,1397 0,14 Normal
1 Postest Eksperimen 0,1292 0,14 Normal
2 Postest Kontrol 0,1264 0,14 Normal

Dari tabel diatas, untuk kelas eksperimen


diperoleh nilai pretest dengan harga Lo = 0,1344 dan
untuk postest diperoleh Lo = 0,1292. pada taraf
signifikan α = 0,05 dan n = 40 diperoleh harga Ltabel =

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 21


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

0,14 maka Ltabel> Lhitung, sedangkan pada kelas kontrol eksperimen terhadap keterampilan proses sains
diperoleh nilai pretes dengan harga Lo = 0,1397 dan mahasiswa pada mata kuliah Ekologi Hewan.
untuk nilai postes diproleh harga Lo = 0,1264. Pada taraf
signifikan α = 0,05 dan n = 40 diperoleh harga Ltabel = PEMBAHASAN
0,14 maka Ltabel> Lhitung. Dengan demikian dapat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
disimpulkan bahwa data dari kedua sampel berdistribusi mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
normal. model Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode
eksperimen secara secara keseluruhan memperoleh
2. Uji Homogenitas keterampilan proses sains lebih baik dibandingkan
Uji homogenitas dilakukan dengan dengan mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran
membandingkan nilai varians data pretes dan data postes dengan model pembelajaran konvensional.Hal ini
dari kedua kelas. Ringkasan hasil pengujian homogenitas menunjukkan bahwa model Predict-Observe-Explain
data pretest dan data postest dapat dilihat pada tabel di (POE) melalui metode eksperimen memberikan pengaruh
bawah ini. yang lebih baik. Tingginya perolehan nilai rata-rata kelas
eksperimen disebabkankarena model Predict-Observe-
Tabel 4 Pengujian Homogenitas Data Penelitian Explain (POE) melalui metode eksperimenmengarahkan
Vari Fhitun
Ftabel
Kesim mahasiswa pada berbagai aktifitas keterampilan proses
No Data Kelas (α=0 sepertimengamati, merumuskan masalah dan hipotesis,
ans g pulan
,05)
182, mengajukanpertanyaan, merencanakan percobaan,
1 Pretest Eksperimen 1,20 Homog menggunakan alat/bahanpercobaan, dan
25 1,78
2 Pretest Kontrol 7 en
220 mengkomunikasikan.
74,1 Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data
1 Postest Eksperimen Homog
0 1,04 1,78
2 Postest Kontrol
71,2
en penelitian yang dilakukan di STKIP Tapanuli Selatan,
diketahui bahwa data pretest dan posttest keterampilan
Dari hasil perhitungan uji persyaratan data di proses sains berdistribusi normal dan homogen sehingga
atas, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan
dinyatakan normal dan homogen sehingga telah menggunakan uji t. Berdasarkan pengujian hipotesis
memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian hipotesis. terhadap data pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan
d. Pengujian Hipotesis Pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
Dari hasil perhitungan uji–t dua pihak diperoleh dengan thitung lebih kecil dari ttabel, yaitu 1,19 < 1,99. Hal
thitung = 1,19 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk 70 tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan
diperoleh dari ttabel = 1,99. Dimana kriteria pengujiannya kelompok eksperimen memiliki keterampilan proses
sains awal yang sama.
adalah terima Ho jika  t11 / 2  t  t11 / 2 (-1,19< Pengujian hipotesis terhadap data posttest
1,19 < 1,99) yaitu thitung terletak antara -1,99 dan 1,99. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
Karena thitung berada pada daerah Ho, maka Ho diterima menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan
yaitu kemampuan awal mahasiswa pada kelas yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol.
eksperimen sama dengan kemampuan awal mahasiswa Hal tersebut dibuktikan dengan thitung>ttabel yaitu (8,05 >
pada kelas kontrol (tidak terdapat perbedaan secara 1,67). Hal ini menunjukkanbahwa adanya pengaruh yang
signifikan). signifikan dalam penggunaan model Predict-Observe-
Explain (POE) melalui metode eksperimen terhadap
e. Pengujian Hipotesis Posttest keterampilan proses sains mahasiswa pada mata kuliah
Dari hasil perhitungan uji-t satu pihak diperoleh Ekologi Hewan. Kelompok eksperimen dengan model
thitung = 8,05 Pada taraf signifikan  = 0,05 dan dk = 70 Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode
diperoleh ttabel = 1,67. Dimana kriteria pengujiannya eksperimen lebih terarah, yaitu pertama mahasiswa
adalah Ha diterima jika t1-α (8,05> 1,67). Karena thitung diminta untuk memprediksi suatu kejadian yang belum
berada pada daerah Ha maka Ha diterima yaitu pernah mereka amati sebelumnya, selanjutnya mereka
keterampilan proses sains pada kelas yang diajarkan melakukan observasi secara langsung terhadap materi
dengan model Predict-Observe-Explain (POE) melalui yang sedang dipelajari sehingga mahasiswa dapat
metode eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. berpartisipasi secara aktif. Selanjutnyamahasiswa
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan diminta untuk merangkan kembali hasil yang diperoleh
yang signifikan antara hasil posttest kelompok kontrol dengan menghubungkan antara prediksi mahasiswa
dan kelompok eksperimen. Dengan demikian maka dengan hasil observasi yang sudah mereka lakukan.
terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan Model Predict-Observe-Explain (POE)
model Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode merupakan suatu model yang efisien untuk menciptakan
diskusi para mahasiswa mengenai konsep ilmu

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 22


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan Keterampilan proses sains pada saat
mahasiswa dalam meramalkan suatu fenomena, pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa dengan
melakukan observasi melalui praktikum, dan akhirnya model Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode
menjelaskan hasil praktikum dan ramalan mereka eksperimen melibatkan mahasiswa untuk aktif dalam
sebelumnya. Model Predict-Observe-Explain (POE) pembelajaran, khususnya keterampilan proses sains.
dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal Keterampilan proses sains yang dilakukan mahasiswa
siswa, membangkitkkan siswa untuk melakukan diskusi, selama pembelajaran berlangsung sangat dinamis. Hal ini
dan memotivasi siswa mengeksplorasi konsep yang sejalan dengan karakteristik sains yang berhubungan
mereka miliki sehingga proses pembelajaran lebih dengan cara mengetahui sesuatu bukan hanya fakta,
menarik (Liew, 2004). konsep dan prinsip saja, tetapi menekankan pada
Hasil perbandingan antara posttest mahasiswa penemuan. Zulfiani, dkk mengungkapkan bahwa
yang menerapkan model Predict-Observe-Explain (POE) kemampuan mahasiswa dalam menemukan konsep perlu
melalui metode eksperimen dengan posttest kelas kontrol dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang
disimpulkan bahwa kelas yang menerapkan model berorientasi pada proses.
Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Artinya KESIMPULAN
model Predict-Observe-Explain (POE) melalui metode Berdasarkan hasil penelitian yang pengolahan
eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan data diperoleh kesimpulanyaitu pengujian hipotesis
prosessains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu terhadap data posttest kelompok eksperimen dan
tentang alam secarasistematis, sehingga sains bukan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui
hanya penguasaan kumpulan pengetahuanyang berupa bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja kelompok eksperimen dan kontrol. Hal tersebut
tetapi jugamerupakan suatu proses penemuan, demikian dibuktikan dengan thitung>ttabel yaitu (8,05 > 1,67). Hal ini
halnya dengan Ekologi Hewan.Pembelajaran sains menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan
dengan model Predict-Observe-Explain (POE) melalui dalam penggunaan model Predict-Observe-Explain
metode eksperimen melibatkan mahasiswa aktif dalam (POE) melalui metode eksperimen terhadap keterampilan
kegiatan eksperimen sehingga mahasiswamemperoleh proses sains mahasiswa pada mata kuliah Ekologi
pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep Hewan.
tentangmateri yang dipelajari. Hal itu sesuai dengan
ungkapan Roth dalam Nuryaniyaitu melalui kegiatan
praktikum, siswa melakukan observasi, DAFTAR PUSTAKA
membuatprediksi, membuat hipotesis, menganalisis data, Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi
dan membuat kesimpulan tentang konsep yang dipelajari Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
melalui berbagai fakta langsung sehigga konsep tersebut Abilyudi. 2009. Metode Eksperimen.
menjadi lebih nyata dan bermakna bagi peserta didik. http://abilyudi.wordpress.com/2009/10/30/metode
Rata-rata pretest keterampilan proses sains pada -eksperimen/. Diakses 14 Mei 2016.
kelompok kontrol termasuk kategori sangat rendah yaitu Anisa, D. N., Masykuri, M., & Yamtinah, S.
15,98, sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk 2013.Pengaruh Model PembelajaranPOE
kategori sangat rendah yaitu 16,87. Keterampilan proses (Predict, Observe, and Explanation) dan Sikap
sains yang paling tinggi pada kelompok kontrol maupun Ilmiah terhadap PrestasiBelajar Siswa pada
kelompok eksperimen yaitu observasi secara berurutan Materi Asam, Basa dan Garam Kelas VII
masing-masing sebesar 26,48 dan 32,43. Keterampilan Semester 1SMA 1 Jaten.Jurnal Pendidikan Kimia,
proses sains yang paling rendah pada kelompok kontrol 2: 16-23.
yaitu menerapkan konsep sebesar 6,67 sedangkan Indrawati & W Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif,
keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok Kreatif, Efektif, danMenyenangkan untuk Guru
eksperimen adalah berhipotesis sebesar 8,21. SD. Jakarta: Pusat Pengembangan
Rata-rata posttest keterampilan proses sains danPemberdayaan Pendidik dan Tenaga
pada kelompok kontrol termasuk kategorisedang (70,01), Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam(PPPPTK
sedangkan untuk kelompok eksperimen termasukkategori IPA).
tinggi (83,30). Keterampilan proses sains yang paling Liew, Chong-Wah. 1998. The Effectiveness of Predict-
tinggipada kelompok kontrol dan eksperimen pada Observe-Explain Tasks in Diagnosing Students’
interpretasi data yaitu secara berurutan masing- masing Understanding of Science and Indentifying Their
sebesar 83,78 dan 96,38.Keterampilan proses sains yang Level of Acvievement.
paling rendah pada kelompok kontrol yaitu menggunakan http://www.eric.ed.gov/PDFs/ED420715.pdf.
alat dan bahan (52,23) sedangkan keterampilan proses Diakses 14 Mei 2016.
sains pada kelompok eksperimen yang paling rendah Nuryani, Rustaman. 2007. Strategi Pembelajaran
yaitu observasi (70,75). Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 23


ISSN : 2527-4295 Vol.3 No.3 Edisi Nopember 2016

Rustaman, Nuryani, dkk. 2005. Strategi Belajar


Mengajar Biologi. Malang:Universitas Negeri
Malang Press.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Sumantri dan Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:Depdikbud.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika
KonstruktivistikYogyakarta:Universitas Sanata
Dharma.
Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif
Hidayatullah.

Jurnal Education and development STKIP Tapanuli Selatan Hal. 24

Anda mungkin juga menyukai