Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOLOGI

KELOMPOK 5
GOLONGAN K

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat


untuk Menyelesaikan Mata Kuliah
Biologi

Oleh

KELOMPOK 5
GOLONGAN K

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan lengkap Praktikum Biologi

Kelompok : II (Dua)

Nama : Babul rahman E 281 16 278

Palu, November 2016

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggungjawab

MUH.FAWZUL ALIF NUGROHO YOGI LADJATANG


E 281 13 002 E 281 14 027

Menyetujui,
Dosen Penanggungjawab Praktikum
Matakuliah Biologi

Dr. SHAHABUDDIN, M.Si.


Nip. 196690612199831006
RINGKASAN

Mikroskop dibedakan menjadi mikroskop optik dan mikroskop elektron.

Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop

stereo. Kedua mikroskop inilah yang paling sering digunakan dan dimiliki oleh

sebagian besar laboratorium di Indonesia. Untuk itulah kita perlu mempelajari

mikroskop dan komponen-komponennya serta memahami cara

menggunakannya(Yatim, 2011).Mikroskop merupakan salah satu alat optik yang

sering digunakan sehingga kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat

kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan alat

optik yang berguna untuk memperbesar bayangan yang sangat kecil hingga tak

tampak jelas oleh mata telanjang (Stainer, 2009).

Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Sebelum

menggunakan mikroskop harus memeriksa bagian-bagian mikroskop apakah

berfungsi dengan baik (Yatim, 2011).

Selmerupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam

arti biologis dan Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.

Sel juga biasa di artikan unit terkecil dari kehidupan yang mampu memperbanyak

diri secara indepeden (Karman, 2011).

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji tunggal.Golongan tumbuhan

menghasilkan biji dengan lembaga berkeping satu dan tumbuhan monokotil tidak

memiliki kambium. Tumbuhan dikotil adalah tumbuahn berbiji berkeping

dua.Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang batangnya berkayau atau herba yang

mempunyai elemen-elemen pembuluh seperti silinder berlubang atau dalam


berkas-berkas dalam lingkaran tunggal (jarang tersebar).Daun berjala-jala dan

berurat.Bunga terdiri dari 4-5 kelipatannya.Embrio terdiri dari dua kotiledon (F.

rahardi dkk, 2011).

Transpirasi adalah suatu proses dimana terjadinya penguapan pada tumbuhan

dengan keluarnya uap air pada tubuh tumbuhan, air yang keluar yaitu melalui

stomata, kutikula dan lentisel. Manfaat dari Transpirasi itu sendiri adalah

membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun.

Bunyi hukum mendel I, menyatakan bahwa pada pembentukan gamet-gamet,

kedua gen yang merupakan pasangan itu akan di pisahkan atau disegresikan ke

dalam dua sel anak. Bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu

berbeda satu dengan yang pasang sifat atau lebih, maka di turunkankannya sifat

yang sepasang itu tidak tergantung dari sifat pasangan lainnya.

Fotosintesis adalah peristiwa pembentukan makanan pada tumbuhan dengan

melalui penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan

bantuan energy cahaya, karena bahan baku yang digunakan adalah CO2 (zat

karbon) maka fotosintesis dapat pula disebut asimilasi karbon.Persamaan Reaksi:

6 CO2 + 12 H2O Cahaya/Klorofil C6H12O6 + 6 O2 (Soenarjo 2009).


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita

berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu

membawa keberkahan, baik dikehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat

kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih

mudah dan penuh manfaat. Berkat nikmat dan karunia-Nya serta dorongan dari

semua pihak, penyusun dapat menyelesaikan penulisan Laporan Lengkap Biologi

Umum.

Penyusun menyadari sekali, di dalam peulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun

dalam hal pengkondisian kepada dosen serta teman-teman sekalian. Harapan yang

paling besar dari penyusun, mudah-mudahan apa yang penyusun tulis ini

bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Palu, November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPULi
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
RINGKASAN iv
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ................................................ 1
1.1.2 Pengamatan Sel ........................................................................................ 2
1.1.3 Pengamatan Tumbuhan ............................................................................ 3
1.1.4 Memahami Konsep Hukum Mendel ........................................................ 4
1.1.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan ......................................................... 5
1.1.6 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan ........................................................ 6
1.2 Tujuan dan Kegunaan .............................................................................. 7
1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ................................................ 7
1.2.2 Pengamatan Sel ........................................................................................ 7
1.2.3 Pengamatan Tumbuhan ............................................................................ 8
1.2.4 Memahami Konsep Hukum Mendel ........................................................ 8
1.2.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan ......................................................... 8
1.2.6 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan ........................................................ 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ................................................. 10


2.1.1 Sejarah Mikroskop .................................................................................... 10
2.1.2 Jenis-Jenis Mikroskop .............................................................................. 11
2.1.3 Bagian-Bagian dan Fungsi Komponen Mikroskop .................................. 11
2.2Pengamatan Sel ........................................................................................... 12
2.2.1Pengertian Sel ........................................................................................... 12
2.2.2 Organel-Organel Sel ................................................................................ 12
2.2.3 Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan .................................................... 12
2.3 Pengamatan Tumbuhan ........................................................................... 13
2.3.1 Perbedaan Morfologi Tumbuhan Monokotil dan dikotil ......................... 13
2.3.2 Perbedaan AnatomiTumbuhan Monokotil danDikotil ............................ 13
2.4Memahami Konsep Hukum Mendel ......................................................... 14
2.4.1 Hukum Mendel I ...................................................................................... 14
2.4.2 Hukum Mendel II ..................................................................................... 14
2.5Pengamatan Transpirasi Tumbuhan ........................................................ 14
2.5.1 Pengertian Transpirasi............................................................................... 14
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Transpirasi .............................. 14
2.6Pengamatan Fotosintesis ............................................................................ 15
2.6.1 Pengertian Fotosintesis ............................................................................ 15
2.6.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis ............................... 16
2.6.3 Percobaan Sachs........................................................................................ 17
2.6.4 Percobaan Ingenhouzs .............................................................................. 17

III. METODE PRAKTEK

3.1Waktu dan Tempat ..................................................................................... 18


3.2Alat dan Bahan ........................................................................................... 18
3.3Cara Kerja ................................................................................................... 19
3.3.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ................................................. 19
3.3.1 Pengamatan Sel ........................................................................................ 19
3.3.3 Pengamatan Tumbuhan ............................................................................ 20
3.4.5 Memahami Konsep Hukum Mendel ........................................................ 21
3.5.6 Pengamatan Transpirasi ........................................................................... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ................................................. 24


4.1.1 Hasil ......................................................................................................... 24
4.1.2 Pembahasan .............................................................................................. 25
4.2 Pengamatan Sel ........................................................................................ 28
4.2.1 Hasil .......................................................................................................... 28
4.2.2 Pembahasan............................................................................................... 30
4.3 Pengamatan Tumbuhan ........................................................................... 32
4.3.1 Hasil ......................................................................................................... 32
4.3.2 Pembahasan .............................................................................................. 36
4.4 Memahami Konsep Hukum Mendel ....................................................... 39
4.4.1 Hasil .......................................................................................................... 39
4.4.2 Pembahasan............................................................................................... 40
4.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan ....................................................... 41
4.5.1Hasil ...................................................................................................... 41
4.5.2Pembahasan ............................................................................................... 42
4.6 Pengamatan Fotosintesis (Percobaan Sach) ........................................... 46
4.6.1 Hasil .......................................................................................................... 46
4.6.2 Pembahasan............................................................................................... 47
4.7 Pengamatan Fotosintesis (Percobaan Ingenhousz) ................................ 48
4.7.1 Hasil .......................................................................................................... 48
4.7.2 Pembahasan............................................................................................... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan .................................................................................................. 52
5.2 Saran .......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Gambar mikroskop beserta komponen-komponnennya......................... 24


2. Gambar pengamatan huruf “d” .............................................................. 25
3. Gambar pengamatan huruf “d” .............................................................. 25
4. Gambar struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium 28
ascolonicum)sebelum
diwarnai....................................................................................
5. Gambar struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium 29
ascolonicum)sesudah
diwarnai.....................................................................................
6. Gambar struktur sel Ephitelium rongga mulut (Ephitelium 29
mukosa)...............................................................................
7. Gambar struktur morfologi akar tumbuhan monokotil pada jagung 32
(Zea mays)...............................................................................................
8 Gambar struktur morfologi akar tumbuhan dikotil pada cabai 32
(Capiscum Annum)..................................................................................
9. Gambar struktur morfologi daun tumbuhan monokotil pada jagung 33
(Zea mays)...............................................................................................
10. Gambar struktur morfologi daun tumbuhan dikotil pada cabai 33
(Capiscum Annum)..................................................................................
11. Gambar struktur morfologi bunga kembang sepatu (Hisbiscus 33
Rosasinensis)........................................................................
12 Gambar struktur morfologi bunga tidak lengkap pada bunga kamboja 34
(Plumeria accuminata)...........................................................................
13. Gambar struktur anatomi akar tumbuhan monokotil pada jagung 34
(Zeamays)...............................................................................................
14. Gambar struktur anatomi akar pada tumbuhan dikotil............................ 34
15. Gambar struktur anatomi batang tumbuhan monokotil.......................... 35
16. Gambar struktur anatomi batang tumbuhan dikotil pada cabai 35
(Capiscum annum)..................................................................................
17. Gambarstruktur daun tumbuhan............................................................. 35
18. Gambar daun sesudah direndam alkohol.............................................. 46
DAFTARTABEL

No. Teks Halaman

1. Pengamatan Sifat Permeabilitas Membran Sel ............................................... 29


2. Konsep Hukum Mendel .................................................................................. 39
3. Pengamatan Proses Transpirasi Tanaman Dalam Ruangan ............................ 41

4. Pengamatan Proses Fotosintesis Percobaan Ingenhousz ................................ 48


DAFTAR GRAFIK

No Teks Halaman

1. Pengamata Transpirasi Tanaman..........................................................

2. Pengamatan Fotosintesis Tanaman (ingenhousz).................................


I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan panca indera manusia sangat terbatas, hal ini menimbulkan

berbagai masalah yang berkaitan dengan pengamatan organisme dan

membutuhkan bantuan alat-alat untuk memecahkannya. Mikroskop merupakan

salah satu alat optik yang sering digunakan sehingga kita dapat mengamati objek

yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Mikroskop merupakan alat optik yang berguna untuk memperbesar bayangan

yang sangat kecil hingga tak tampak jelas oleh mata telanjang (Stainer, 2009).

Dalam bidang biologi, mikroskop merupakan alat optik utama yang sering

digunakan dalam pengamatan. Menurut Srikandi (2009), mikroskop adalah alat

yang dapat membantu manusia untuk melihat benda-benda berukuran sangat kecil

(mikroskopis). Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda

yang sangat kecil seperti virus dan bakteri yang memiliki perbesaran anguler yang

lebih besar.

Berdasarkan prinsip dasarnya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop

optik dan mikroskop elektron (Yatim, 2011). Mikroskop optik dapat dibedakan

menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Kedua mikroskop inilah yang

paling sering digunakan dan dimiliki oleh sebagian besar laboratorium di

Indonesia. Untuk itulah kita perlu mempelajari mikroskop dan komponen-

komponennya serta memahami cara menggunakannya.

Semua makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroba terdiri atas

sel.Sel merupakan kesatuan terkecil dari makhluk hidup.Pada makhluk hidup


yang bersel tunggal kehidupan dan kegiatan dilakukan oleh sel itu sendiri. Pada

makhluk hidup yang bersel banyak segala kehidupan dilakukan dengan

kelompok-kelompok sel yang berbeda, agar fungsi-fungsinya dalam kehidupan

dapat berjalan dengan baik, maka masing-masing kelompok sel itu akan saling

bekerjasama (Redioputera, 2009).

Istilah “sel” dipakai oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun yang lalu, untuk

ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu mengamati gabus dan

bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop, yang pada waktu itu baru ditemukan.

Pada tahun 1839 fisiologiwan purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma”

bagi zat hidup dari sel. Dalam tahun yang sama 1839 seorang botaniwan Matthias

Schleiden dan Zoologiwan Theodor Schwan, keduanya bangsa Jerman,

merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel. Sel

adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang

mempunyai semua ciri khas benda hidup (Wetter,2011).

Dalam makhluk hidup, sel akan membentuk jaringan kemudian jaringan

membentuk organ, organ membentuk sistem organ, sistem organ akan membentuk

organisme secara keseluruhan.Tumbuhan adalah jenis makhluk hidup yang

mempunyai peran penting bagi manusia.Tumbuhan merupakan salah satu

komponen utama dalam sebuah ekosistem dan juga merupakan komponen yang

sangat penting dan menentukan dalam kehidupan manusia, contohnya yaitu pada

rantai makanan dimana yang bertindak sebagai podusen utama adalah tumbuhan

itu sendiri.Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia sangat bergantung pada

tumbuhan (Abercrombie,2009).
Tumbuhan biji dapat dibedakan menjadi dua bagian menurut jumlah

kepingnya yaitu tumbuhan monokotil adalah tumbuhan biji berkeping satu,

sedangkan dikotil adalah tumbuhan biji berkeping dua.Keduanya menghasilkan

biji sebagai sarana perkembangbiakan dan memiliki struktur tubuh yang lebih

kompleks dibandingkan tumbuhan lumut dan paku (Kimbal, 2011).

Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan adalah ilmu morfologi, yaitu

salah satu cabang botani yang mempelajari tentang struktur luar dari

tumbuhan.Kajian tentang morfologi tumbuhan yang diketahui bahwa tumbuhan

kormophyta, yaitu tumbuhan terbagi atas tiga bagian pokok yang terdiri atas akar,

batang, dan daun.Bagian dari tumbuhan seperti kuncup, tunas, dan lain-lain,

merupakan penjelmaan dari salah satu bagian pokok tumbuhan, dan mempunyai

fungsi sendiri-sendiri. Keanekaragaman tumbuhan dengan ciri khasnya misalnya

pada daun, bunga, atau batang yang merupakan hal yang menarik untuk diamati,

bahkan merupakan salah satu objek penelitian yang sangat menarik. Berdasarkan

hal-hal tersebut diatas, sehingga praktikum ini dilaksanakan (Fanh,2011).

Amphibi merupakan suatu kelompok chordata yang pertama keluar dari

kehidupan di dalam air.Beberapa pola baru menunjukkan pola baru yang

disesuaikan dengan kehidupan darat.Misalnya kaki, paru-paru, nares yang

mempunyai hubungan cavum oris, dan alat penghidupan yang berfungsi baik

dalam air maupun di darat (Jasin, 2009).

Katak sawah hidup di perairan yang ditumbuhi rerumputan, misalnya

sawah, rawa-rawa, payau, dan tepi danau.Anak dari katak atau berudu

memerlukan lingkungan air tergenang atau mengalir lamban. Katak sawah dapat
mencapai panjang 9 cm, lebar 6 cm, paha kaki belakang bergaris tengah 2 cm,

batas kaki belakng sebesar ibu jari (Sastrapradja, 2009).

Menurut Ismadi (2012), sistem klasifikasi pada katak hijau (Rana

cancrivora) sebagai berikut, Kingdom :Animalia, Filum: Chordata,

Subfilum : Vertebrata, Class: Amphibi, Ordo: Anura, Famili: Ranadae, Genus:

Rana, Species: Rana cancrivora.Katak banyak digunakan sebagai bahan

percobaan karena katak mudah didapat dan untuk mendapatkannya pun tidak

perlu mengeluarkan biaya yang mahal.Selain itu katak memiliki kulit atau

intigumen yang lengkap.Katak dapat dijadikan sumber makanan bagi manusia dan

merupakan sumber protein yang cukup tinggi.Untuk keperluan santap di dalam

negeri maupun ekspor paha katak dalam bentuk beku dapat diperoleh dengan

penangkapan langsung di alam misalnya di sawah-sawah dan rawa-rawa

(Soetanto, 2011).

Secara etimologi genetika berasal dari kata “ Genos “ dalam bahasa latin

yang berarti asal mula kejadian namun genetika bukanlah ilmu tentang asal mula

kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memiliki kaitan. Gen dominan adalah

gen yang menang dan muncul pengaruhnya dalam fenotip (sifat yang tampak),

sedangkan gen resesif adalah gen yang kalah dan tidak muncul pengaruhnya bila

bertemu dengan gen dominan. Gen resesif akan muncul pengaruhnya bila dalam

keadaan homozigot resesif(Sudjino,2012).

Genetika adalah Dengan teknologi terbukti bahwa pendapat Mendel adalah

benar, yaitu sifat menurun dibawah oleh faktor penentu, yang sekarang disebut

dengan istilah gen. dan ditentukan oleh separo dari induk jantan dan separo dari
induk betina.Untuk membuktikan kebenaran teorinya, Gregor Johan Mendel

melakukan eksperiman dengan membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki

sifat beda. Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis karena memiliki

yang mudah dalam melakkan penyerbukan silang dan dapat melakukan

penyerbukan sendiri (Sumartini, 2009).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka perlu adanya kajian yang lebih

dalam mengenai Konsep Hukum Mendel agar dapat mengtahui suatu peristiwa

sifat yang diturunkan kepada anaknya melalui ilmu genetika.Air merupakan salah

satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air

yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada

kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses

penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh

tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau

gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk uap

atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi

berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu

luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan

bahkan akar.Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor

yang mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas

dan faktor-faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-

faktor tersebut meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping

itu luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi
berlangsung juga ikut berperan. Pada kesempatan ini akan dicoba ditunjukkan

pengaruh dari suhu terhadap kecepatan proses transpirasi.

Meskipun tumbuhan kehilangan air, transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan

karena, dapatmenyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air

di batang, membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar, mengurangi air yang

terserap berlebihan, mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun,

mengatur fotosintesis dengan membuka menutupnya stomata.

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan adalah kemampuan dari

menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta

diasimilasi dalam tubuh tumbuhan.Oleh karena itu proses pengubahan itu

memerlukan energi cahaya, maka asimilasi zat karbon disebut fotosintesis

(Srikini, 2011).

Makhluk hidup memerlukan nutrisi (makanan) agar dapat tumbuh dan hidup.

Manusia mengkonsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran,

dan buah-buahan yang semua berasal dari tumbuhan. Daging, ikan, susu, dan

telur, semua ini berasal dari hewan. Dengan demikian, nutrisi manusia diperoleh

dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan hewan memperoleh nutrisi dari tumbuhan

atau hewan yang lain (Hertwing , 2010).

Manusia dan hewan tidak mampu membuat makanannya sendiri. Untuk

membangun tubuhnya dan mendapatkan energi, manusia dan hewan mengambil

zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai makanannya. Hal ini menunjukkan

bahwa manusia dan hewan hidupnya bergantung pada tumbuhan.


Berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan hijau merupakan

organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dengan mengambil zat-zat

anorganik dari lingkungannya melalui proses fotosintesis.Fotosintesis adalah

proses pembentukan bahan organik (gula dan karbohidrat) dari zat-zat anorganik

(air dan karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan hijau

mampu melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil (zat hijau daun)

(Soemarwoto, 2009).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Mempelajari mikroskop bertujuan untuk lebih mampu memahami dan

mengetahui secara langsung komponen-komponen mikroskop dan fungsi dari

tiap-tiap komponen mikroskop itu sendiri, serta tata cara penggunaan mikroskop

dengan baik dan benar agar dalam melakukan praktikum selanjutnya tidak

mengalami kesulitan (Nuryadi, 2010).

Sedangkan kegunaannya yaitu memberikan pengetahuan kepada praktikan

tentang tata cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar sehingga di dalam

penggunaannya dapat mengamati benda atau organisme yang sangat kecil yang

tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, serta memberikan wawasan dan

pengalaman dalam mengamati benda dengan mikroskop yang belum pernah

diperoleh semasa mengikuti jenjang pendidikan.

1.2.2 Pengamatan Sel


Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal struktur sel secara umum

dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme serta

mampu memahami sifat semi permeabilitas membran sel.Dapat menggambarkan

struktur sel tumbuhan, hewan, dan dapat mendemonstrasikan sifat semi

permeabilitas pada membran sel.

Kegunaannya yaitu praktikan dapat mengetahui berbagai macam sel

makhluk hidup serta bagian-bagian dan struktur sel makhluk hidup tersebut.

1.2.3 Pengamatan Tumbuhan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mamahami

struktur morfologi, anatomi dan histology system organ pada tumbuhan dan

mahasiswa dapat membandingkan struktur morfologi akar, batang dan daun pada

tumbuhan monokotil dan dikotil.

Kegunaannya adalah agar mahasiswa dapat lebih mudah membedakan dan

mambandingkan antara tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil serta

mengetahui jenis tumbuhan tingkat tinggi ataupun yang tingkat rendah.

1.2.4 Pengamatan Hewan

Tujuan dari praktikum pengamatan hewan adalah agar parktikan dapat

memahami struktur morfologi, anatomi, dan histology dari sistem organ pada

hewan, keguanaan parktikum ini adalah sebagai bahan ilmu pengetahuan dalam

mempelajari bagian-bagian pada hewan khusunya katak.


1.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

Tujuan praktikum yaitu memahami angka-angka perbandingan dalam

hukum Mendel melalui hukum kebetulan.Kegunaan praktikum yaitu praktikan

dapat mengetahui berbagai macam hasil dari persilangan yang dilakukan untuk

memperoleh perubahan sifat yang tetap.

1.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan

Tujuan umum dari praktikum pengamatan transpirasi adalah agar para

praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi

pada tumbuahan.Kegunaan dari paktikum pengamatan transpiresi adalah para

praktikum telah mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi

pada tumbuhan.

1.2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan

Tujuan dari praktikum ini ialah untuk membuktikan terbentukya amilum

pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau.Kegunaan dari praktikum ini ialah

agar praktikan dapat mengetahui bagaimana proses dan hasil dari fotosintesis,

serta bagaimana tumbuhan hijau mampu melakukan proses fotosintesis karena

memiliki klorofil (zat hijau daun).


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

2.1.1 Sejarah mikroskop

Berbicara tentang teknologi maka tidak akan terlepas dari Mikroskop yaitu

alat pembesar untuk melihat struktur pada organisme terkecil.Tentu yang

dimaksud disini bukanlah Mikroskop biasa tapi Mikroskop yang mempunyai

tingkat penelitian tinggi untuk melihat struktur yang berukuran kecil. Kata

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu Micron (kecil) dan Scopos (tujuan)

Dari dua pengertian tersebut, mikroskop dapat diartikan sebagai alat yang dibuat

atau dipergunakan untuk melihat secara detail obyek yang terlalu kecil apabila

dilihat oleh mata telanjang dalam jarak yang dekat. Ilmu yang mempelajari benda

kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik

berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata, (Andika 2009).

Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat

yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen.Janssen sendiri sehari-

harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata.Dibantu oleh Hans

Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590.Mikroskop

pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari

150 kali dari ukuran asli.

2.1.2 Jenis-jenis mikroskop

Mikroskop terdiri dari berbagai macam jenis mulai dari Mikroskop

Cahaya, Mikroskop Stereo, Mikroskop Elektron, Mikroskop

10
Ultraviolet,Mikroskop Pender, Mikroskop Medan Gelap dan Mikiroskop Fase

Kontras.

2.1.3 Bagian-bagian Fungsi Komponen Mikroskop

Lensa Okuler, berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan

diperbesar dari lensa objektif, Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek

yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar,

Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan

menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler, Makrometer (Pemutar

Kasar), berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat,

Mikrometer (Permutar Halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan

menurunkan mikroskop secara lambat, Revolver, berfungsi untuk mengatur

perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya, Reflektor (Cermin), terdiri

dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini

berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang

yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat.Cermin datar digunakan

ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka

menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan

cahaya.Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang

masuk, Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan

di amati, Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi

objek agar tidak mudah bergeser, Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai

pegangang pada mikroskop, Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau

menopang mikroskop (Risal hamdi 2009).


2.1.4 Sifat Lensa Pada Mikroskop

Sifat pada Lensa Objektif adalah mempunyai bayangan maya, terbalik,

diperbesar terhadap posisi benda mula-mula sedangkan Lensa Okuler mempunyai

bayangan nyata, dan kedua lensa ini merupakan lensa cembung

(Risal hamdi 2009).

2.2 Pengamatan sel

2.2.1 Pengertian sel

Selmerupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan

dalam arti biologis dan Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam

selSemua makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroba terdiri atas sel.Sel

merupakan kesatuan terkecil dari makhluk hidup.Pada makhluk hidup yang bersel

tunggal kehidupan dan kegiatan dilakukan oleh sel itu sendiri.Pada makhluk hidup

yang bersel banyak segala kehidupan dilakukan dengan kelompok-kelompok sel

yang berbeda, agar fungsi-fungsinya dalam kehidupan dapat berjalan dengan baik,

maka masing-masing kelompok sel itu akan saling bekerjasama.(Asnani 2008).

2.2.2 Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan mempunyai ciri sebagai berikut yaitu,memiliki dinding sel

dan membran sel, umumnya memiliki plastid, tidak memiliki lisosom, tidak

memiliki sentrosom, timbunan zat berupa pati, bentuk tetap, memiliki vakuola

ukuran besar, banyak (Yuni 2010)

2.2.4 Organel-organel Sel


Organel-organel Sel yaitu, Inti Sel, Membran Sel, Dinding Sel,

Sitoplasma, Plastida, Badan Golgi, Mitokondria, Ribosom, Lisosom, Reticulum

Endoplasma. Dari beberapa organ sel ini masing-masing memiiki fumgsi dan

saling ketergantungan, dan ketika sala satu dari organ-organ sel ini rusak maka

akan mempengaruhi kinerja sel, (Asnani 2009).

2.3 Pengamatan Tumbuhan

2.3.1 Tumbuhan monokotil

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berbiji tunggal.Golongan

tumbuhan menghasilkan biji dengan lembaga berkeping satu, Aryuliana, (2009)

mengatakan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh

yang tidak teratur.Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi

yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah

keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai

pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (F. Rahardi

2009).

Pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai

kambium.Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan pembuluh angkut

dan anatomi batang muda dan batang tua sama. Pada tumbuhan monokotil

memiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, di temukannya

tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji berkeping satu(Atinirmala, 2011).

2.3.2 Tumbuhan dikotil


Tumbuhan dikotil adalah tumbuahn berbiji berkeping dua.Tumbuhan

dikotil adalah tumbuhan yang batangnya berkayau atau herba yang mempunyai

elemen-elemen pembuluh seperti silinder berlubang atau dalam berkas-berkas

dalam lingkaran tunggal (jarang tersebar).Daun berjala-jala dan berurat.Bunga

terdiri dari 4-5 kelipatannya.Embrio terdiri dari dua kotiledon.

Aryuliana, 2004 mengatakan dapat di ketahui bahwa perbedaan yang

mencolok antara tumbuhan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas

pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur.

Menurut literatur pada akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem

terdapat cambium.Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam

membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. Untuk batang dikotil

memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang muda

berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada

batang tua (Atinirmala, 2011).

2.3.3 Organ-organ Tumbuhan

Akar (Radix) adalah bagian pokok tanaman yang berada dalam lapisan

tanah.Memiliki jumlah stomata walaupun dalam jumlah yang sedikit.Terus

tumbuh dan berkembang hanya pada ujungnya yang meruncing untuk menembus

tanah.Bersifat selalutumbuh kea rah pusat bumi (geotrop).Berfungsi memperkuat

berdirinya tubuh tanaman, alat pernapasan, menyerap air dan zat makanan,
menyimpan zat makanan, dan alat perkembangbiakan secara vegetative (F. rahardi

dkk, 2009).

Batang (caulis) adalah bagian tubuh tumbuhan yang berasal dari epikotil

dan tumbuh di atas permukaan tanah walaupun ada jenis yang tumbuh didalam

tanah.Memiliki struktur pembentuk batang seperti seperti floem dan xylem.

Biasanya berbuku dan beruas.Selalu tumbuh mengarah ke atas dan mencari arah

datangnya sinar matahari.Dapat tumbuh tegak, menggantung, memanjat,

membelit, mengangguk, menjangkit.Berfungsi sebagai pendukung dan tempat

tumbuhnya bagian tananman yang ada di atas tanah, sebagai tempat lalu lintas air

dan zat makanan dari daun keseluruh tubuh tumbuhan, sebagai tempat

penimbunan zat cadangan makanan dan sebagai alat perkekmbangbiakan secara

vegetative.

Daun (folium) adalah organ tumbuhan pemelihara pertumbuhan.

Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses asimilasi, respirasi dn

transpirasi. Berjumlah banyak, lebar atau berpermukaan luas, tipis, dan senantiasa

menghadapa ke atas agar mudah menyerap cahaya matahari.

Bunga adalah pucuk tumbuhan yang bermodifikasi yang mengandung satu

atau lebih putik dan benang sari serta berfungsi untuk

perkembangbiakan.Merupakan pucuk dengan sporofil yang mempunyai

hiasan.Bunga terdiri dari putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak, dasar

bunga, dan tangkai bunga.

2.3.4 Reproduksi pada tumbuhan


Reproduksi generatif adalah Proses reproduksi makhluk hidup secara

seksual yang memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan

berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses

pembuahan.Reproduksi vegetatif adalah proses reproduksi makhluk hidup secara

aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina), (Dian 2011).

2.4 Memahami Konsep Hukum Mendel

2.4.1 Hukum Mendel

Bunyi hukum mendel I, menyatakan bahwa pada pembentukan gamet-

gamet, kedua gen yang merupakan pasangan itu akan di pisahkan atau

disegresikan ke dalam dua sel anak.Bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa

bila dua individu berbeda satu dengan yang pasang sifat atau lebih, maka di

turunkankannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung dari sifat pasangan

lainnya.

2.4.2 Sifat Dominan dan Resesif

Sifat Dominan adalah sifat yang menutup pasangannya sedemikian rupa

sehinga ekspresi (penampakan) gen pasangannya tidak tampakSifat Resesif adalah

sifat yang tertutup oleh pasangannya yang dominan sehingga ekpresinya tidak

muncul tetapi ekspresinya tampak baru bila kedua gen resesif berkumpul, (Duke

NH 2010).

2.4.3 Sifat Intermediet


Pada sifat intermediet ini antara sifat domonan dan sifat resesif sama-sama

mempunyai sifat yang kuat, keduanya tidak ada yang kalah. Perkawinan

(persilangan) yang mempunyai sifat dominan intermediet (dominan tidak

sempurna) seperti contoh persilangan antara bunga bogenvil merah dengan

bogenvil putih yang mempunyai sifat sama-sama kuat menghasilkan perbandinga

1 : 2 : 1 (merah : pink : putih) (Hasan 2009).

2.5 Pengamatan Transpirasi

2.5.1 Pengertian Transpirasi

Transpirasi adalah suatu proses dimana terjadinya penguapan pada

tumbuhan dengan keluarnya uap air pada tubuh tumbuhan, air yang keluar yaitu

melalui stomata, kutikula dan lentisel. Manfaat dari Transpirasi itu sendiri adalah

membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada

daun.(Handris 2012).

2.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Transpirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi menurut yaitu

Kelembaban, gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju

neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,

transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Pada

kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air didaun dan atmosfer 2

kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%, (Hanris 2012)

Suhu, kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk

meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan
kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari

mempunyai suhu 100 – 200F lebih tinggi dari pada suhu udara.

Cahaya cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara

yaitu,Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengasorbsi energy

radiasi, cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula

mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata,

dengan mekanisme tertentu.

Angin, angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik didalam

naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air.Akan tetapi di bawah sinar

matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian

terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada

pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.

2.6 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan

2.6.1 Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah peristiwa pembentukan makanan pada tumbuhan

dengan melalui penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (CO2 dan H2O)

dengan bantuan energy cahaya, karena bahan baku yang digunakan adalah CO2

(zat karbon) maka fotosintesis dapat pula disebut asimilasi karbon.Persamaan

Reaksi: (Kurniawan 2009).

6 CO2 + 12 H2O Cahaya/Klorofil C6H12O6 + 6 O2.

2.6.2 Percobaan Sachs


Pada tahun 1860, sachsmembuktikan bahwa proses fotosintesis

menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah dipetik di sore

hari , setelah terkena sinar matahari sejak pagi hari. Daun tersebut di rebus untuk

mematikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut di masukan ke dalam alkohol,

agar klofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat.Saat daun itu di tetesi

dengan yodium, bagian yang tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan

yang tidak tertutup warnaya menjadi biru kehitaman.Biru kehitaman menandakan

bahwa di daun tersebut terdapat amilum, (Kurniawan 2009).

2.6.3 Percobaan Ingenhause

Larutan indikator biasa juaga dikenal sebagai larutan yodium, digunakan

untuk membuktikan adanya amilum yang dihasilkan dari proses foto sintesis,

yang dilakukan oleh ilmuan yang bernama Julius Von Sachs, yang kita biasa

mengenalnya dengan Sachs, (kurniawan 2009).


III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop, Pngamaan sel

Pengamatan Tumbuhan, Pengamatan hewan, Percbaan Konsep hukum mandel,

Penngamatan Prosen Transpirasi, dan proses fotosintesis, bertempat di

Laboratorium Lasdal, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.Praktikum

ini dilaksanakan pada hari senin, 07-28 Oktober 2013 .Dimulai pada pukul 13.00

WITA sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikrokop

Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah mikroskop, gelas obyek,

cover glass, dan cutter. Dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

potongan kertas yang bertuliskan huruf ”d” .

3.2.2 Pengamatan Sel

Alat yang digunakan yaitu mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pipet

tetes, tusuk gigi, pinset, pita ukur, toples, cutter.Dan bahan yang digunakan dalam

praktikum antara lain bawang merah (Allium Ascolonium), daun hidrila,

epithelium rongga mulut (Ephitelium mucosa), darah manusia, dan air rendaman

jerami.

3.2.3 Pengamatan Tumbuhan

21
Alat yang digunakan adalah Kaca Arloji, Cutter, Mikroskop, preparat,

Gelas objek dan Gelas Penutup, dan bahan yang digunakan adalah Tumbuhan

Dikotil (Akar, Batang, Daun), Tumbuhan Monokotil (Akar, Batang, Daun),

Bunga Kamboja, Bunga Kembang Sepatu, Kecambah Kacang..

3.2.4 Memahami Konsep Hukum Mendel

Alat yang digunakan yaitu, dua kotak tufferware atau dos kue, dan bahan

yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, seratus biji kancing model masing-

masing lima puluh buah kancing warna merah dan lima puluh buah kancing warna

putih..

3.2.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan

Alat yang digunakan adalah rak dan tabung reaksi, kertas grafik, alat tulis,

dan gelas ukur, dan bahan yang digunakan adalah air, minyak kelapa, dan 3 jenis

tanaman yang berbeda morfologinya

3.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan

Potonglah batang tumbuhan di bawah permukaan air,kemudian masukkan

tiga tumbuhan kedalam masing-masing gelas ukur 10 ml dengan 5 ml air,satu

tabung tanpa tumbuhan hanya berisi air(kontrol),ketinggian air harus sama dengan

control,kemudian tetesi dengan minyak kelapa agar air tidak menguap dari dalam

tabung reaksi.Setelah itu satu rangkaian gelas ukur di letakkan di lapangan

terbuka dengan pancaran sinar matahari.Catat air yang hilang/menguap setiap 10

menit selama 1 jam.Jumlah air yang menguap pada setiap 10 menit dapat di
hitung dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai tinngi permukaan

semula.

3.2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan

Alat yang digunakan dalam praktikuk Biologi Umum tentang pengamatan

peristiwa fotosisntesis adalah hot plate, becker glass, pipet, cawan Petri dan alat

tulis menulis.Bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Umum pengamatan

peristiwa fotosintesis adalah aquades, alcohol, iodine, kertas aluminium foil, daun

Hydrilla verticilata dan daun singkong (Manihot esculenta).

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Pengenalan dan Pengunaan Mikroskop

Hal yang pertama dilakukan dalam pratikum ini adalah menyiapkan

mikroskop, kemudian mencari tempat pencahayaan yang baik, dengan tujuan

mendapatkan pencahayaan yang baik. Langkah berikutnya dengan menyiapkan

preparat yang akan diamati di bawah mikroskop. Apabila preparat sudah terfokus

maka bila akan menggunakan pembesaran yang lebih kuat, hanya pengatur halus

yang boleh digunakan, pada pembesaran dari bayangan dari suatu objek dapat

diketahui dari angka pembesaran pada objek dan okuler.

Sedangkan pada pengamatan huruf ”d”, pertama-tama huruf ”d” dibuat

sekecil mungkin setelah itu huruf ”d” tersebut diletakkan di atas deck glass

kemudian ditutupi dengan cover glass dan setelah itu diamati dengan mikroskop

sehingga didapat bayangan dari huruf ”d” tersebut.


Pada pengamatan butir-butir pati kentang, cara melakukannya yaitu,

pertama-tama mengerik sekerat kentang dengan cutter untuk mendapatkan

cairannya, lalu meneteskan cairan tersebut pada gelas obyek dan menutupinya

dengan cover glass, kemudian diamati di bawah mikroskop.Selanjutnya

menggambar bayangan yang terbentuk pada mikroskop.

3.2.2 Pengamata Sel

Untuk percobaan bawang merah (Allium ascolonium).Pertama-tama kita

mengambil umbi bawang merah kemudian mengiris lapisan terluar bawang merah

tersebut hingga tampak lapisan epidermis tipis.Kemudian mengambil lapisan

epidermis tipis tersebut dengan pinset secara hati-hati. Lalu meletakkannya pada

deck glass dan mengusahakan agar tidak terjadi kerutan atau lipatan.Kemudian

teteskan air satu hingga dua tetes lalu tutup dengan cover glass dengan kemiringan

450. Setelah itu mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X dan

menggambarkannya di buku gambar.

Untuk percobaan daun Hidrilla (Hydrilla Verticillata).Pertama-tama

mengambil daun hidrilla yang masih muda dengan menggunakan pingset,

kemudian meletakkannya diatas deck glass dengan posisi membujur rata dan tidak

terlipat.Lalu menetesinya dengan air dan menutup daun tersebut dengan deck

glass dengan kemiringan 450. Kemudian mengamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10X. lalu menggambarkannya di buku gambar.

Untuk percobaan empulur ubi kayu (Manihot Esculenta).Pertama-tama

memotong melintang lalu mengiris empulur ubi kayu setipis mungkin dan

meletakkannya di deck glass.Kemudian meneteskan air satu hingga dua tetes.Lalu


menutupnya dengan cover glass dengan kemiringan 450. Selanjutnya mengamati

di bawah mikroskop dengan perbesaran 10X kemudian menggambarkan bentuk

sel tersebut di buku gambar.

Untuk percobaan epitellium rongga mulut (Ephitellium mucosa).Langkah

awal yaitu mengorek epitel pada bagian pipi dengan tusuk gigi secara perlahan-

lahan. Lalu meletakkan epitel diatas deck glass, kemudian menetesi dengan air

satu hingga dua tetes.Lalu menutupnya dengan cover glass dengan kemiringan 450

dan mengusahakan jangan sampai ada gelembung udara.Kemudian mengamatinya

di bawah mikroskop dengan perbesaran 10X dan menggambarkan bentuk hasil

pengamatan di buku gambar.

3.2.3 Pengamatan Tumbuhan

Pada pengamatan tumbuhan dikotil, mula-mula memisahkan bagian-

bagian bibit mangga (Mangifera indica L) dari akar, batang, dan daun lalu

mengamati dan menggambarkan struktur morfologi ketiga bagian tersebut secara

lengkap.

Pada pengamatan tumbuhan monokotil, mula-mula memisahkan bagian-

bagian pohon jagung (Zea mays), yaitu akar, batang, dan daun kemudian

mengamati struktur morfologi ketiga bagian tersebut dan menggambarkannya

secara lengkap.

Pada pengamatan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) mula-

mula menyiapkan bunga kembang sepatu lengkap, dan membelahnya sehingga

tampak struktur anatomi dari bunga tersebut, kemudian mengamati dan

menggambarkan struktur morfologi serta anatomi dari bunga tersebut.


Pada pengamatan bunga kamboja (Plumeria acuminata), mula-mula

menyiapkan bunga kamboja lengkap, dan membelahnya sehingga terlihat struktur

anatomi dari bunga tersebut, kemudian menggambarkan struktur morfologi dan

anatomi dari bunga tersebut

Pada pengamatan bakal buah, baik itu bunga kembang sepatu (Hibiscus

rosa sinensis), bunga kamboja (Plumeria acuminata), mula-mula mengambil

bakal buah yang terletak di dasar bunga, kemudian membelahnya, lalu mengamati

struktur anatominya di bawah lup.

Pada pengamatan struktur anatomi daun, batang, dan daun, baik itu dikotil

maupun monokotil, mula-mula menyiapkan preparat sesuai dengan kebutuhan,

lalu mengamati preparat yang telah disiapkan di bawah mikroskop.

3.2.4 Meamahami Konsep hukum Mendel

Sebelum melakukan praktikum, yang harus dilakukan yaitu memisahkan

kancing berwarna putih dan kancing berwarna merah masing-masing 25 pasang

dan menempatkannya masing-masing ke dalam tiap dos kue tersebut.Kemudian

dengan mata tertutup, mengambil acak kancing tersebut masing-masing satu buah

tiap kotak kemudian memasangkannya hingga menjadi sepasang, dan

mencatatnya sebagai ijiran,kemudian melakukannya berulang-berulang hingga

kancing yang ada di dos tersebut habis dan mempunyai pasangan masing-

masing.Setelah itu menentukan perbandingan sifat genotip dan fenotip kemudian

menentukan sifat intermediate.

3.2.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Potonglah batang tumbuhan di bawah permukaan air,kemudian masukkan

tiga tumbuhan kedalam masing-masing gelas ukur 10 ml dengan 5 ml air,satu

tabung tanpa tumbuhan hanya berisi air(kontrol),ketinggian air harus sama dengan

control,kemudian tetesi dengan minyak kelapa agar air tidak menguap dari dalam

tabung reaksi.Setelah itu satu rangkaian gelas ukur di letakkan di lapangan

terbuka dengan pancaran sinar matahari.Catat air yang hilang/menguap setiap 10

menit selama 1 jam.Jumlah air yang menguap pada setiap 10 menit dapat di

hitung dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai tinngi permukaan

semula.

3.2.6 Pengamata Proses Fotosintesis

Pilihlah tumbuhan yang ada di dekat Laboratorium dengan daun yang baik

dan segar, dau dari tanaman singkong biasanya memberikan hasil yang lebih baik,

kemudian tutplah bagian tengah daun dengan kertas timah, lipat dan beri penjepit

agar tidak terlepas,Setelah daun terkena sinar matahari selama bebrapa jam,

petiklah daun tersebut dan buka kertas timah dan masukkan ke dalam air

mendidih hingga layu.Masukkan ke dalam alkohol panas sampai warna daun agak

pucat, kemudian masukkan daun ke dalam cawan petri dan tetesi dengan larutan

lugol hingga merata. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada daun,

kemudian simpulkan dari hasil percobaan tersebut.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengenalan dan Pengguaan Mikroskop

Adapun hasil yang diperoleh dari hasil praktek pengenalan dan

penggunaan mikroskop yaitu :

Ket:

1. Lensa okuler

2. Tabung mikroskop

3. Pemutar kasar

4. Pemutar halus

5. Gagang mikroskop

6. Revolver

7. Lensa obyektif

8. Jepitan kaca

9. Meja objek

10. Diafragma

11. Reflektor

12. Kaki mikroskop

Gambar I, Mikroskop dan komponen-komponennya

29
.

Gambar 2. Preparat huruf d sebelum diamati

Gambar 3. Preparat huruf d setelah diamati di bawah mikroskop dengan


pembesaran 10 X

4.1.2 Pengamatan Sel

Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :

Ket:

1.Dinding sel

2.Inti sel

3.Ruang antar

sel
Gambar 4.Preparat sel lapis umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum)
setelah diamati pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali.

Ket:

Inti sel

Membran sel

Sitoplasma

Gambar 5.Preparat epithelium rongga mulut setelah diamati pada mikroskop


dengan perbesaran 10 kali.

4.1.3 PengamatanTumbuhan

Hasil yang kami peroleh dari praktek pengamatan sel ini adalah sebagai

berikut:

Ket:
1.Ujung daun (Apex)
2.Tepi daun (Margo)
3.Pangkal daun (Nerfation)
4.Tangkai daun (Erakteola)

Gambar 6.Hasil pengamatan pada batang tumbuhan dikotil pada tanaman mangga
(Mangifera indica)
Ket:

1.Pangkal luar

2.Akar serabut

Gambar 7.Hasil pengamatan pada akar tumbuhan dikotil pada tanaman Mangga
(Mangifera indica).

Ket:

1.Ujung daun (Apex foli)

2.Tepi daun (Mangi foli)

3.Pangkal daun (Basis foli)

Gambar 8.Hasil pengamatan pada daun (Follium) pada tumbuhan monokotil pada
tanaman Jagung (Zea mays) Famili Poaceae

Ket:

1.Kulit batang

2.Tulang batang

batang
Gambar 9. Hasil pengamatan pada batang tumbuhan monokotil pada tanaman
jagung (Zea mays)

Ket:

1.Pangkal luar

2. Akar serabut

Gambar 10.Hasil pengamatan pada akar tumbuhan monokotil pada tanaman


jagung (Zea mays).

Ket:
1. Putik (pistillum)
2. Benang sari (Stamen)
3. Mahkota (corolla)
4. Kelopak ( Calyx)
5.Tangkai

Gambar 11.Pengamatan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinesis)


Ket:

1.Mahkota (corolla)

2.Kelopak (Calyx)

3.Tangkai bunga

Gambar 12.Pengamatan bunga kamboja (Plumeria acuminata)

Ket:

1.Epidermis

2.Kambium

3.Floem

4.Xilem
Gambar 13. Hasil pengamatan pada batang tumbuhan dikotil pada tanaman
mangga (Mangifera indica) setelah diamati dibawah mikroskop.

Ket: Ket :

1.Epidermis

2.Xilem

3.Floem
Gambar 14. Hasil pengamatan pada akar tumbuhan dikotil pada tanaman mangga
(Mangifera indica) dan diamati dibawah mikroskop.

Ket:

1.Epidermis

2.Xilem

3.Floem

Gambar 15.Pengamatan struktur anatomi daun tumbuh.

Ket:

1. Epidermis

2. Kambium

3. Floem

4. Xilem
Gambar 16. Hasil pengamatan pada batang tumbuhan monokotil pada tanaman
jagung (Zea mays) setelahdiamati dibawah mikroskop.

Ket :

1.Epidermis
2.Xilem
3.Floem
Gambar 17. Hasil pengamatan pada akar tumbuhan monokotil pada tanaman
jagung (Zea mays) dan diamati dibawah mikroskop.

4.1.7 Proses Fotosintesis Tumbuhan

Hasil yang diperoleh dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan


Peristiwa Fotosintesis yaitu sebagai berikut:
Objek DaunUbi kayu (Manihot esculenta)

Keterangan:

1.Yang ditutupi

2. Yang Tidak
Ditutup
Gambar 18. Daun Ubi kayu (Manihot esculenta) yang dibungkus dengan
alumunium foil setelah direndam dalam alkohol panas

4.1.4 Permabilitas

Tabel 1 Pengamatan permabilitas telur pada cuka selama 72 jam


Waktu pengamatan (jam) Diameter tinggi (cm) Diameter lebar
(cm)

0 14
13
24 15
14
48 16
15,6
72 14,6
14

Tabel 2 Pengamatan permabilitas telur pada sirup selama 72 jam


Waktu pengamatan (jam) Diameter tinggi (cm) Diameter lebar (cm)
0 14 14,6

24 13.6 14

48 13.1 13,5

72 13 13,3

4.1.5 Hukum Mendel

Tabel 3 Pengamatan konsep hukum Mendel


Macam pasangan Frekwensi muncul
Merah-merah 7

Merah-putih 11

Putih-putih 7

4.1.6 Transpirasi

Tabel 4 Pengamatan laju transpirasi di luar ruangan


Laju transpirasi (ml)
_______________________________________________
Waktu (menit) Jagung Cabai Kontrol
10 0.015 0.015 0

20 0.015 0.010 0

30 0 0 0

40 0.010 0 0

50 0.015 0 0

60 0 0 0

4.1.7 Ingenhousz
Tabel 5 Pengamatan laju fotosintesis percobaan ingenhousz
Warna pelastik pelapis pada gelas Jumlah gelembung oksigen
Bening 3

Merah 5

Hijau 4

Ungu 10

__________________________________________________________________

0.016

0.014

0.012

0.01
Cabai
0.008
jagung
0.006 Control

0.004

0.002

0
15:20 15:30 15:40 15:50 16:00 16:10

Grafik 1.Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Fotosintesis
12

10

6
Fotosintesis
4

0
Bening merah Hijau Ungu

Grafik 2. Pengamatan Fotesintesis Tanaman (ingenhouzh)

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mokroskop

Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mendapatkan

gambar yang diperbesar dan dengan demikian dapat memperoleh rincian yang

sekecil-kecilnya dari objek yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata

telanjang.

Berdasarkan sumber iluminasinya yang dipakai, dikenal dua jenis

mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya

menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya tergolong

kedalamnya adalah mikroskop medan perang, medan gelap, kontravase dan

pendar flour sedangkan mikroskop elektron untuk iluminasinya ada dua macam

elektron yaitu tipe transmisi dan tipe payar (scanning).


Lensa okuler yang berfungsi untuk menperbesar penampakan yang

dibentuk oleh lensa objektif, tubus untuk mengatur fokus, pengatur kasar

berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif agar benda yang diamati

tampak pemisahannya, pengatur halus berfungsi untuk memperjelas kenampakan

dari bayangan benda yang sedang diamati, lengan berfungsi sebagai pegangan

keika mikroskop diangkat, revolver berfungsi utnk pembesaran pada lensa

objektif, lensa objektif berfungsi utnuk memperbesar benda yang akan diamati,

penjepit berfungsi agar kaca objek yang akan dugunakan tidak bergeser, meja

preparat berfungsi sebagai tempat melekatnya gelas objek, kondensor berfungsi

untuk mengumpulkan cahaya, cermin berfungsi mengarahkan cahaya agar tetap

masuk kedalam mikroskop serta kaki mikroskop yang berfungsi untuk menjaga

mikroskop agar berdiri dengan mantap diatas meja yang datar (Adam, 2009).

Cara menggunakan mikroskop dengan baik adalah sebagai berikut.

Mikroskop diletakkan diatas meja yang datar dengan bagian lengan tepat berada

dihadapan kita, lalu putar revolver sampai terdengar bunyi klik agar lensa objektif

dengan perbesaran lemah tepat berada di tengah meja benda, kemudian putar

diafragma untuk mendapatkan cahaya sebanyak-banyaknya, lalu putarlah tombol

pengatur focus untuk menurunkan tabung sehingga lensa objektif berada kira-kira

1 cm diatas meja preparat.Aturlah cermin untuk mendapatkan cahaya terang,

kemudian letakkan preparat yang akan diamati diatas meja preparat. Perhatikan

dari samping dan putarlah tombol pengatur focus untuk menurunkan sedikit

tabung mikroskop sehingga lensa objektif hampir menyentuh preparat (berjarak ±

0,5 cm), sambil melihat melalui lensa okuler, putarlah tombol pengatur focus
untuk menaikkan tabung mikroskop perlahan-lahan sehingga isi preparat dapat

terlihat jelas (Recce, 2009).

Sesuai pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan preparat yang

bertuliskan huruf ”d” dengan ukuran yang sangat kecil (gambar 2).Setelah diamati

pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali diperoleh bahwa gambar preparat

huruf ”d” tersebut berubah bentuk menjadi huruf ”p” (gambar 3). Hal ini terjadi

karena mikroskop memiliki lensa cekung yang terdapat pada lensa okuler dan

lensa obyektif, sehingga bayangan preparat yang dibentuk adalah maya,

diperbesar, dan terbalik.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pati kentang (Solanum tuberasum L.)

terlihat gelembung-gelembung seperti air, ternyata gelembung air yang nampak

merupakan gelembung amilum (pati) dari kentang (Solanum tuberasum L.) yang

diamati.Amilum adalah garis-garis yang melingkar dan ditengahnya terdapat titik

hitam yang kecil (Syamsuri, 2010).

Hal ini terjadi karena pada pengamatan tersebut tidak menggunakan

perbesaran 40x10 dan hanya menggunakan perbesaran 10x10 sehingga yang

terlihat hanya membran sel.

4.2.2 Pengamatan Sel

Sel-sel pada empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) tampak

tersusun rapi dan berongga.Dalam ruang sel terdapat dinding sel yang mana

fungsinya sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap.


Pada pengtamatan umbi bawang merah (Allium Ascolonicum) sel-selnya

tersusun rapi dan teratur seperti susunan batu bata.Bagian yang tampak pada saat

pengamatan berupa dinding sel, sitoplasma, dan inti sel.Bagian-bagian ini

memiliki fungsi masing-masing, yaitu dinding sel sebagai pelindung bagian dalam

sel, inti sel sebagai pengatur segala aktifitas sel, dan sitoplasma sebagai

penyeimbang tekanan dalam sel. Dinding sel tumbuhan yang masih muda

berukuran tipis dan tersusun dari selaput pektin, setelah berkembang menjadi tua,

dinding sel semakin menebal dan menjadi berlapis-lapis.

Pada epitellium rongga mulut (Ephitellium mucosa), bentuk selnya tidak

beraturan, karena tidak adanya dinding sel melainkan hanya membrane

sel.Membran sel merupakan bagian luar dari sel yang fungsinya sebagai tempat

terjadinya biokimia dan sebagai pengontrol zat-zatyang boleh masuk dan keluar

dari sel (Purnomo, 2009).

Organel-organel pada sel daun hydrilla (Hydrilla verticilata), memiliki

kemiripan dengan organel-organel sel pada umbi bawang merah seperti dinding

sel, sitoplasma, inti sel. Antara satu sel dengan sel yang lain terdapat rongga yang

disebut noktah. Penghubungan antara sel yang satu dengan sel yang lain dilakukan

oleh plasmodesma atau juluran protoplasma (Rabiati, 2010).

Pada pengamatan rendaman air jerami terdapat hewan bersel satu atau

disebut dengan protozoa, pada pengamatan ini terlihat bulu getar pada sel

protozoa tersebut yang membantu pergerakan pada protozoa itu sendiri.

4.2.3 Pengamatan Tumbuhan


Nama morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu.Secara harafiah,

morfologi berarti pengetahuan tentang bentuk (morphos).Morfologi adalah ilmu

tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-

bagiannya.Biasanya diberi keterangan di belakangnya, seperti morfologi

serangga.

Anatomi memiliki pembendaharaan kata internasional.Istilah anatomis

mempunyai arti yang tepat dan digunakan dalam kedokteran dan biologi.Selain

istilah anatomis, biasanya digunakan pula istilah sehari-hari atau istilah lainnya

seperti tulang belikat(scapula) dan circulus Willis (Circulus arteriosus cerebri).

Anatomi adalah salah satu aspek morfologi.

Pada morfologi tumbuhan dikotil system perakarannya adalah akar

tunggang(Radix primaria) karena akar lembaga tumbuh terus menerus menjadi

akar pokok yang bercabang menjadi akar yang lebih kecil.Pada daunnya bertulang

menyirip dan ada pula yang bertulang menjari.Sedangkan pada batangnya

berkambium, sehingga dapat membesar.Bagian dari batang dikotil adalah

pembuluh kayu (Xilem), pembuluh tapis (Floem) dan batang (Caulis).

Pada morfologi tumbuhan monokotil system perakarannya adalah serabut

(Radix adventica), karena akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati

atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang besar, dan semuanya keluar dari

pangkal batang, bukan berasal dari calon akar asli dimana yang dinamakan akar

liar atau akar serabut daun pada tumbuhan monokotil beruas dan tidak bercabang,

tulang daunnya sejajar dan langsung menempel pada batang. Pada batangnya
tidak berkambium, sehingga tidak dapat membesar, dan hanya pada ukuran

tertentu saja, (Sumarwan 2009).

Berdasarkan kelengkapan bunganya, bunga dapat dibedakan menjadi

beberapa macam yaitu bunga lengkap, jika memiliki bagian-bagian berupa tangkai

,dasar bunga, alat perhiasan, serta alat pekembangbiakan secara lengkap

sedangkan bunga tak lengkap, jika salah satu atau lebih dari bagian bunga itu

tidak dimiliki(Sunarjo, 2012).

Bunga kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis) dan bunga mawar adalah

merupakan bunga yang sempurna, karena memiliki kepala putik (Stigma), tangkai

putik (Stylus), mahkota bunga (Corolla), kepala sari (Anthera), tangkai sari

(Filamentum), bakal biji (Ovinduk), kelopak (Calyx) , bakal buah (Ovarium), dan

tankai bunga (Pedicellus). Sedangkan bunga kamboja adalah tidak sempurna,

karena tidak memiliki salah satu bagian dari bunga sempurna.

Pengamatan struktur morfologi tumbuhan dikotil tanaman mangga

(Mangifera indica L) yaitu pada bagian daun berukuran kecil, ujungnya runcing

dan tepi daunnya bergelombang, batangnya berbentuk bulat memanjang dan tegak

lurus, bagian bawah lebih besar dan semakin keujung semakin kecil.Akar dari

tanaman mangga yaitu berakar serabut (Gembong.T, 2012).

Pengamatan struktur morfologi tumbuhan monokotil tanaman jagung

(Zea mays), bagian garis-garis daunnnya yaitu penampang melintang pipih dan

daunnya panjang.Letak daunnya berselang seling pada bidang berhadapan serta

mempunyai ujung yang runcing, menyirip dan memiliki tulang daun.Sedangkan

bagian akar tidak memiliki cabang akar tetapi memiliki akar serabut.
4.2.4 Penngamatan Hewan

Struktur morfologi pada katak terdiri dari kepala (caput), leher (cervis),

dan badan (truncus), organ-organ yang terdapat pada kepala yaitu mata (organa

visus), kelopak mata (palpebra), selaput transparan yang dapat dianggap sebagai

selaput tidur yang berfungsi sebagai alat untuk menjaga mata dari gesekan ketika

berada di dalam air. Pada badan terdapat dua pasang tungkai depan (ekstremitas

anterior), dan sepasang tungkai belakang (ektremitas posterior). Tungkai depan

terdiri dari lengan atas (brachium), lengan bawah (antebrachium), tangan

(manus), serta jari-jari (digiti) yang berjumlah 5 buah.Tungkai depan dan tungkai

belakang berfungsi sebagai system gerak dari katak.Tungkai belakang lebih

panjang daripada tungkai depan sehingga katak dapat melompat jauh

Sistem pencernaan pada katak terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan.Saluran pencernaan terdiri dari beberapa bagian yaitu rongga mulut

yang didalamnya terdapat ludah dan gigi yang berfungsi untuk mencengkram

mangsanya, lidah katak terletak pada rahang bawah bagian depan dan ujungnya

bercabang yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam

mulut, makanan tersebut dicerna dengan ludah untuk mempermudah pencernaan

selanjutnya.Kelenjar pencernaan yaitu terdiri dari hati yang mempunyai tiga

gelambir, di sebelah gelambir terdapat kantong empedu dan pancreas.

Salah satu contoh amfibi adalah katak.Saluran pencernaan pada amfibi

terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus

(intestium), dan kloaka.Didalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar

ludah.Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas


(Syamsuri, 2010).Di dalam kerongkongan terjadi gerak peristaltic yang berfungsi

mendorong makanan masuk ke lambung.Di dalam lambung, makanan dicerna

secara kimiawi. Di dalam lambung makanan diaduk-aduk setelah itu makanan

akan menuju usus, di usus inilah terjadi proses penyerapan makanan.

Pada katak jantan terdapat sepasang testis yang terletak pada permukaan

pentral ujung anterior yang berbentuk oval dari setiap testis keluar sejumlah

pembuluh-pembuluh halus pada dinding sisi liar ureter.

Hormon pada hewan diproduksi oleh endocrina galans, hipotalamus

mempertahankan proses sintesis pelepasan hormon inhibitung hormous yang

mana meningkatkan produksi spesifik hormon pada pitfar gland. Hormon kelamin

jantan atau suatu testotern hormon kelamin jantan atau suatu testosteron hormon

kelamin betina disintesis dalam intersial testis yang dikenal sebagai sel leyding

(Ismadi, 2011).

Pada katak ini reproduksinya terdiri atas saluran telur, ovarium, ginjal, dan

lubang dari oviduk.Ovarium berfungsi sebagai tempat penghasil sel telur yang

selanjutnya jika terjadi pembuahan tadi akan berubah menjadi telur dan menjadi

katak. Menurut Radiopoetra (2010), katak hidup di darat dan di air, namun untuk

perkembangbiakannya katak biasanya kembali ke air. Pembuahan biasanya terjadi

di dalam tubuh induk betina.Pada saat telur yang dihasilkan oleh ovarium telah

masak, katak betina kembali ke air.Pada saat perkawinan katak jantan akan

merangkul punggung katak betina sehingga katak betina mengeluarkan telur,

bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan spermanya.Pada saat itulah

terjadi proses pembuahan dan beberapa saat kemudian di dalam telur terbentuklah
embrio.Setelah itu embrio berkembang menjadi berudu, kemudian berudu

berkembang menjadi katak berekor dan akhirnya menjadi katak dewasa,

perubahan ini disebut metamorfosis sempurna.

Bagi hewan yang melakukan Fertilisasi internal didukung dengan adanya

organ kapulatori, suatu organ yang berfungsi mengeluarkan sperma dari

organisme jantan ke betina.Pada katak betina terdapat sepasang ovarium yang

berfungsi sebagai tempat pembuahan dari hasil ovari.Dalam melkukan reproduksi

katak melakukan pembuahan di luartubuh sehingga bila ingin bertelur, katak

tersebut menudalam air dan bertelur (Joko Wilarso, 2012)

4.2.5 Memahami Konsep Hukum Mandel

Pada pengambilan data dengan menggunakan sistem pengambilan acak,

maka didapatkan hasil yaitu frekuensi dari merah merah sebanyak 14 ijiran,

merah putih sebanyak 22 ijiran, dan putih putih sebanyak 14 buah.

Pada pengamatan yang dilakukan, dengan menggunakan kancing model –

model gen dengan 50 putih dan 50 merah. Diperoleh hasil persilangan bahwa

sifat dominan yang tampak pada hasil persilangan tersebut adalah merah – putih

dengan jumlah fenotip adalah 22. Sehingga hasil semua keturunan didominasi

oleh merah – putih.

Pada hasil pengambilan data, didapatkan perbandingan fenotip yaitu 3:1

yang merupakan hasil dari persilangan heterozigot antara merah putih (Mm) dan

merah putih (Mm).Hal ini sesuai dengan pernyataan Kimball dalam bukunya yang

berjudul Biologi, mendapatkan kesimpulan yang sama yaitu pada persilangan biji
keriput dan biji bulat menghasilkan biji-biji bulat dan juga biji-biji keriput dengan

nisbah 3:1 sama seperti pada generasi F2, jadi mereka itu tentunya heterozigot.

Parental M untuk induk yang berwarna merah dan m untuk induk yang

berwarna putih. Hasil yang diperoleh dari persilangan tersebut adalah jika sifat

merah dominan terhadap puti maka akan di hasilkan perbandingan 3 : 1.Sifat

merah dominan sempurna terhadap putih. Tetapi jika sifat merah tidak

dominan sempuna (intermediet) maka perbandingannya adalah 1 : 2 : 1 dan

akan timbul warna baru antara merah dan putih yaitu merah muda.

ketikaparental M bersifat intermediet dengan parental m maka perbandingan

yang diperoleh adalah 2 : 1 : 1 ( d i n a 2 0 1 0 ) .

4.2.6 Pengamatan Traspirasi Tumbuhan

Hasil di atas menyebutkan bahwa tanaman yang di letakan di tempat teduh

memilki kecepatan tranportasi(pengangkutan yang relatif lamban dari pada

tanaman yang di letakan di tempat terang, hal tersebut di pengaruhi oleh ketidak

tersediaannya cahaya pada tempat teduh, sehingga tanaman tersebut tidak dapat

mengabsorbsi ( menyerap ) dengan cepat, sehingga tidak terjadi perubahan pada

batang tersebut, namun sebaliknya yang terjadi pada tanaman pacar air yang

diletakan di tempat terang adalah batang menjadi lebih kemerahan, hal tersebut

karena adanya cahaya yang membantu dalam mengabsorbsi cairan eosin tersebut.

Dari hasil pengamatan di atas, terlihat bahwa terjadi perbedaan hasil

penguapan. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal

dari tanaman tersebut, faktor internal yang mempengaruhi transpirasi antara lain,

ukuran daun(lebar atau kecil), ketebalan daun(tebal atau tipis daun), jumlah
somata dan ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun. Faktor eksternalnya

antara lain suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan keadaan air di dalam

tanah. Agar lebih jelas mengapa tanaman tersebut meiliki perbedaan jumlah, kita

lihat dari penjelasan faktor di bawah ini.

Faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi transpirasi yaitu, Suhu,

Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan penguapan

air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu

udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100 – 200F lebih

tinggi dari pada suhu udara.(Yatim, 1987).

KelembabanGerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan

laju neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,

transpirasi akan menurundengan meningkatnya kelembaban udara.

Cahaya, cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara

yaitu:Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi

(menyerap) energi radiasi.Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung

dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap

buka, (Frands, 2011).

Kandungan air tanah, Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat

penyerapan oleh akar gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih

lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan

menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Suryanto, 2009).

Angin, angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalam

naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar
matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian

terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada

pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air(Suryanto, 2012).

Faktor-faktor internalyang mempengaruhi transpirasi yaitu, Penutupan

stomata, sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara

relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata

tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi

peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan

penambahan lebar stomata. Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan

penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.

(Zelitch, 2009).

Jumlah dan ukuran stomata, jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh

genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap

transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.

Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.

Hasil di atas terlihat bahwa tanaman kuping gajah memiliki uap yang lebih

banyak dari pada tanaman kaktus, hal tersebut dikarenakan tanaman kuping gajah

meiliki daun yang terbuka dan lebar, menyebabkan tanaman kuping gajah

memiliki evapotranspirasi yang lebih besar, evapotranspirasi adalah penguapan

total baik dari permukaan air, daratan, maupun dari tumbuh-tumbuhan dan juga

memiliki jaringan pada daun tersebut membesar begitu pula dengan stomata yang

ikut membesar, menjadikan uap yang keluar menjadi lebih banyak jumlahnya,
dibandingkan dengan tanaman kaktus memiliki daun yang tertutup dan kecil, yang

menyebabkan jaringan pada daun lebih kecil dan keadaan stomata yang menutup.

Air diserap dari akar rambut tumbuhan dan air itu kemudian diangkut

melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Air yang berlebihan

akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui

transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan

pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman secara

besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan

faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan.

Ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan

menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel

yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang

diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke

daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun

melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses

penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi

(Soerodikusumo, 2010).

4.2.7 Pengamatan Fotosintesis

Pada tumbuhan hijau energi cahaya menyebabkan air pecah menjadi

hydrogen dan oksigen , kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi CO2

dalam rangkaian reaksi gelap. Peristiwa ini penguraian air disebut fotolisis, atom

hydrogen yaitu koenzim NADP dan oksigen tetap dalam keadaan bebas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis.Puncak kegiatan

fotosintesis sesuai dengan banyaknya energi sinar yang terserap dan tingginya

suhu.Temperatur fotosintesis biasanya berkisar 5-30 ‘C, umumnya tumbuhan

didaerah tropik tidak dapat melakukan fotosintesis pada temperatur rendah

Oksigen sangat berpengaruh dalam fotosintesis, misalnya elektron

fotosintetik tertentu dapat memindahkan elektron ke oksigen terutama fereduksin

dalam suasana terang, fereduksin sangat sensitive terhadap oksigen

Karbondioksida merupakan salah satu factor pembatas pada fotosintesis.

Konsentrasi CO2 di udara kira-kira 0,033% (330 ppm), yang untuk kebanyakan

tumbuhan ini jauh dibawah titik jenuh, fotosintesis banyak dipengaruhi oeh CO2

hal ini dapat dibuktikan dengan melihat laju fotosintesis.

Joseph Priesley (2011), seorang pendeta Inggris yang pertama melaporkan

bahwa gas-gas turut serta dalam fotosintesis. Ia mengetahui Ingenhouse seorang

dokter bangsa belanda padfa tahun 1778 menemukan bahwa akibat yang diamati

Priesley hanya terjadi bila tanaman itu disinari.Dengan percobaannya yang

menggunakan tanaman air Hydrilla Verticillata di bawah corong terbalik, jika

tanaman tersebut disinari maka timbullah gelembung-gelembung gas yang

akhirnya mengumpul didasar tabung reaksi.gas ini ternyata oksigen dan hanya

terjadi pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau saja (Mipa, 2009).

Pada pengamatan pertama mengenai daun ubi kayu yang tidak dibungkus

dengan alluminium foil terlihat tidak terjadi perubahan warna yang mencolok,

yang berarti bahwa tidak terjadi perubahan warna pada daun ubi kayu tersebut,

karena pada daun tersebut masih terdapat banyak klorofilnya sehingga daun
tersebut tidak seperti terbakar karena klorofil pada daun tersebut berfungsi

melindungi dari pengaruh cairan Iodin.

Pada pengamatan kedua yaitu mengenai daun ubi kayu yang dibungkus

alluminium foil terlihat jelas perbedaannya yaitu menimbulkan warna yang agak

kebiru-biruan yang seperti daun yang terbakar, hal ini karena klorofil pada daun

tersebut yang berfungsi melindungi dari pengaruh cairan Iodin, sudah tidak ada,

sehingga daun tersebut daun tersebut seperti terbakar (Koensoemardiyah, 2010).

Daun yang mengandung amilum menandakan telah terjadi proses fotosintesis

karena amilum merupakan produk fotosintesis.Pembuktian bahwa hasil

fotosintesis adalah amilum pernah dilakukan oleh Sachs (2012).Adanya amilum

dibuktikan uji coba iodine yaitu amilum dengan iodine memberikan warna coklat

kehitam-hitaman (Solomon, E.P., 2009).

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan

reduksiNADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan

penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.Pigmen klorofil menyerap lebih

banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700

nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).Cahaya hijau ini akan

dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa

daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada

gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang

yang pendek menyimpan lebih banyak energy.

Reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses

fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia


yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbondioksida untuk

membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini

disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga

dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Klorofil memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis, tanpa adanya

klorofil proses fotosintesis tidak akan terjadi karena untuk melakukan fotosintesis

yang terjadi pada tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun (Sylvia, S.,

2010).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah kami lakukan

disertai pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mikroskop adalah alat bantu yang dapat melihat benda yang kecil yang tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang.

2. Mikroskop mempunyai komponen-komponen sebagai berikut : Lensa

okuler, tabung mikroskop, lensa obyektif, revolver, pengarah kasar,

pengarah halus, meja sediaan, kondensor, diagfragma, cermin, lengan

mikroskop, kaki mikroskop.

3. Dari hasil pengamatan pada preparat huruf ”d” hasil yang kita peroleh yaitu

huruf menjadi terbalik yaitu membentuk huruf ”p” . Bayangan yang

dibentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar.

5.1.2 Pengamatan Sel

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup yang bagiannya terdiri dari

membrane sel, inti sel, sitoplasma, sentriol, reticulum endoplasma, ribosom,

lisosom, kompleks golgi, mitokondria, kloroplas, dan badan mikro.


2. Sel tumbuhan mempunyai , membran sel, dinding sel, sitoplasma dan

vakuola tetapi tidak mempunyai sentrosom dan sentriol. Sel hewan

memiliki inti sel, dan membran sel, tetapi tidak mempunyai dinding sel

sehingga bentuknya tidak tetap.


62
3. Membran sel memiliki sifat permeable yang berarti bahwa hanya dapat

ditembus zat-zat terlarut. Semipermeabel adalah sifat yang memiliki

terhadap benda-benda yang menembus membran. Sedangkan

semipermeabilitas adalah sifat selektif terhadap benda-benda yang bergerak

menembus membrane.

5.1.3 Pengamatan Tumbuhan

Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum tumbuhan terdiri dari dua macam yaitu tumbuhan monokotil

dan dikotil, dan pada dasarmya tumbuhan tersusun atas tiga organ pokok

yaitu akar, batang dan daun.

2. Tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang memiliki struktur tubuh

yang kompleks dan telah memiliki akar, batang daun sejati.

3. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki mahkota, kelopak, benangsari

dan putik. Sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak

mempunyai mahkota, kelopak, benangsari dan putik.

5.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel


Berdasarkan hasil percobaan dari Konsep hukum Mendel, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada hasil pengamatan diperoleh hasil persilangan bahwa sifat dominan

yangtampak pada hasil persilangan tersebut adalah merah – putih dengan

jumlah fenotip

2. Fenotip yaitu penampakan keseluruhan dari organisme atau sifat yang

tampak.

3. Monohibrid yaitu perkawinan silang antar dua individu memili perbedaan

genotip untuk dua karakter atau perkawinan suatu dihibrid dengan sifat yang

berbeda.

5.1.6 PengamatanTranspirasi Tumbuhan

Dari praktek pengamatan transpirasi tumbuhan maka kami dapat

menyimpulkan bahwa:

1. pada setiap tanaman mengalami transpirasi, yang terjadi pada stomata dan

juga kutikula.

2. Manfaat dari Transpirasi itu sendiri adalah membantu penyerapan mineral

dari tanah dan menghilangkan panas pada daun.

3. Traspirasi merupakan sala satu proses penyerapan air yang di pengaruhi

oleh proses fotosimtesis.

5.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan

Dari hasil pembahasan yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan adalah

sebagai berikut :
1. Daun singkong (Manihot esculenta) yang ditutupi aluminium foil setelah

ditetesi dengan iodine warna daun berubah menjadi biru kehitam-hitaman

seperti terbakar. Sedangkan daun singkong yang tidak ditutupi dengan

aluminium foil setelah ditetesi dengan iodine warnanya tidak berubah sama

sekali.

2. Faktor-faktor yang menentukan berlangsungnya fotosintesis yaitu

cahaya, klorofil, karbondioksida, air dan suhu.

3. Klorofil merupakan bahan utama dalam proses fotosintesis.

5.2 Saran

Saran yang dapat praktikan berikan agar dalam praktikum selanjutnya,

masing-masing praktikan dapat menggunakan alat mikroskop, yaitu satu

mikroskop tiap masing-masing praktikan, agar tidak terjadi antrian selama

kegiatan berlangsung. dan dalam proses praktek yang dilakukan dalam

Laboraturium hendaknya adapenambahan kelengkapan alat Laboraturium agar

praktikan dapat menggunakan alat dengan maksimal dan lebih mengenal fungsi

masing-masing alat yang kita gunakan praktikum

Agar pada praktikum selanjutnya sabaiknya percobaan yang dilakukan

dikurangi agar praktikum cepat selesai dan kamipun tidak tergesah-gesah untuk

mengisi laporan tersbut, dan saya berharap pada asisten dosennya agar bisa lebih

menuntun peserta ketika melakukan praktikum, karena dengan adanya tuntunan

dari laporan kemudian di dukung dengan penuntunan dari asisten bisa membuat

peserta lebih mengerti dan memahami pada praktikum yang di lakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Andika, 2009.Sejarah Mikroskop Mikroskop. http : “//beritaiptek.com”. di akses


pada tanggal 10 desember2014 pada pukul 16.00
Asnani, 2009.Sel-sel Mahluk Hidup dan Organ-oragan Sel. http :“//
id.wikipedia.org/wiki”. Di akses pada tanggal 10 november 2013 pada pukul
16.30

Atinirmala, 2011. Tmbuhan Dikotil da Perbedaan antara Tumbuhan Monokotil


dan Dikoil. http : “//tugaskuliahchacha.blogspot.com”. Diakses pada 12
november 2013. Pada pukul 19.05

Ambercrombie, 2009.Definisi Tumbuhan . http : “//junna-tugaskuliah.com”.


Diakses pada tanggal 23 november 2013 pada pukul 16.12

Abidin, 2012. Fungsi Organ Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.

Aninomous, 2009. Ilmu Pengetahuan Populer. Grobier International, Jakarta.

Dian, 2011.Reproduksi Tumbuhan . http :“// seraficha.wordpress.com”. Di akses


pada tanggal 10 november2013 pada pukul 16.30

Duke, NH. 2010. Dmoan dan Resesif. Comstock Publishing. 2001 by New York.

Darjanto, 2012. Pengetahuan Dasar Bologi Bunga dan Teknik Penyerbukan


Silang Buatan. Gramedia, Jakarta.

Didin, S., 2010. Biologi Dasar. Gramedia, Jakarta.

Dwijoseputro, 2010. Pengantar Biologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Ertwin, 2010.Kebutuhan Nutrisi Mahluk Hidup . http : “//pentingnya,nutrisi.com”.


Diakses pada tanggal 17 november 2013 pada pukul 13.10

Elrod, Susan L dan Stansfield, William D, 2009. Genetika Edisi ke Empat. 2002
by Erlangga. Jakarta
F.Rahardi, 2009. Organ-organ Tumbuhan danTumbuhan Monokotil-Dikotil http:
“//Wikipedia.org/wiki”. Diakses pada tanggal 11 november 2013. Pada
pukul 19.00

Fanh, 2011.Morfologi Tumbuhan . http : “//tumbuhan,morfologi.com”. Diakses


pada tanggal 12 november 2013 pada pukul 22.10

Guyton, D.C. 2012. Fisiologi Hewan, edisi 2. EGC. Jakarta.

Goldsworthy dan Fisher, 2011. Fisiologi Tanaman Budidaya. University


Indonesia, Jakarta.

Hadikastowo, 2009. Zoologi. Yasaguna, Jakarta.

Hariyanto, 2012. Budidaya Kodok Hijau. Karya Anda, Bandung.

Hasan, 2009.Sifat Intermediet Gen . http : “//sieya.worddaiil.com”. Diakses pada


tanggal 4 november 2013 pada pukul 13.20

Handris, 2012.Transpiasi Tubuhan . http : “//makala,biologi-tugas.com”. Diakses


pada tanggal 7 november 2013 pada pukul 14.40

Herwing 2010.Perrlunya Nutrisi . http : “//makala,biologi-tugas.com”. Diakses


pada tanggal 8 november 2013 pada pukul 13.40

Jasin, 2009.Hewan Anphibi. http : “//hewanair+darat,anphii.wordpress.com”.


Diakses pada tanggal 15 november 2013 pada pukul 13.30

Karman, 2011.Pengantar Biologi Reproduksi Hewan. Penerbit Rineka Cipta.


Jakarta

kurniawan, 2009.Pengertian Fotosintesis, sach dan Ingenhause. http :


“//abstrak.wordpress.com”. Diakses pada tanggal 11 november 2013 pada
pukul 19.35

Kimbal, 2011.Klasifikasi Tumbuhan Biji . http : “//sieya.wordpress.com”.


Diakses pada tanggal 13 november 2013 pada pukul 23.50

Nasir, 2009. Makhluk Hidsup dan Lingkungannya. Institut Pertanian Bogor,


Bandung.

Nuryadin 2010.Penggunaan Mikroskop. http : “//sieya.wordpress.com”. Diakses


pada tanggal 13 november 2013 pada pukul 23.50

Pai A. C., 2013. Dasar-Dasar Genetika. Erlangga, Jakarta.


Prawirohartono, 2013. Biologi Umum. Gramedia, Jakarta.

Risal hamdi, 2009.Mikroskop Cahaya dan Sifat Lensa Pada Mikroskop. http : “ //
Aktifisika.Files.wordpress.com”. Di akses pada tanggal 10 november 2013
pada pukul 16.00
Redioputera, 2009.Sel dalam Mahluk Hidup . http :
“//sel+mahlukhidup.dairlpress.com”. Diakses pada tanggal 5 november 2013
pada pukul 1.20

Robert, 2011. Biologi Umum. 2001 by Erlangga Jakarta

Sastrapradja, 2009.Katak Sawah . http : “//katak,sawah.wordpress.com”. Diakses


pada tanggal 18 november 2013 pada pukul 24.20

Srikandi 2009.Penalaran Mikroskop . http : “//mahlukhidup,dan.com”. Diakses


pada tanggal 21 oktoberber 2013 pada pukul 13.20

Srikini, 2011.Ciri Mahluk Hidup . http : “//mahlukhidup,dan.com”. Diakses pada


tanggal 21 oktoberber 2013 pada pukul 13.20

Staier, 2009.Miroskop Sebagai Alat Optik . http : “//tugasSMA-makala.com”.


Diakses pada tanggal 13 november 2013 pada pukul 17.20

Suharno, 2009. Biologi Umum. Intan pariwara. Bandung

Sudjino, 2012.Genetika . http : “//imu,genetika.com”. Diakses pada tanggal 16


november 2013 pada pukul 16.20

Sumartini, 2009.Hukum Mendel . http : “//hukummendel,makala.com”. Diakses


pada tanggal 30 november 2013 pada pukul 12.20

Sumarni, Siti dan Nawangsari, sugiri, 2010. Biologi Umum Edisi Lima Jilid 2.
Erlangga. Jakarta

Swenson, GM. 2011. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc :
USA.

Sitorus, 2010. Biologi. Pionir Jaya, Bandung.

Soenarjo, 2011. Biologi Umum. Gramedia, Jakarta.

Solomon, 2010. Biologi. Saunders College Publishing United States Of


America.
Subowo, 2011. Biologi Sel. Elstar, Bandung.
Sudarnadi, 2012. Tumbuhan Monokotil. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Sudjino, 2009. Biologi. Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta.

Sumartini, 2010. Biologi Dasar. Ganeca Exact, Jakarta.

Sumarwan, 2009. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Suryo, 2011. Genetika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Sutadjo, 2011. Pertumbuhan dan Organ Pertumbuhan. Bina Aksara, Jakarta.

Sutiyono, 2010. Seribu Pena Biologi. Erlangga, Jakarta.

Sutriani, 2013. Fisiologi Tumbuhan. Djambatan, Jakarta.

Soeanto, 2011.Klasifikasi Katak Sawah . http : “//katak,sawahklasifikasi.com”.


Diakses pada tanggal 13 november 2013 pada pukul 14.30

Soemaroto, 2009.Fotosinteis . http : “//pengertian,fotosintesis.com”. Diakses


pada tanggal 15 november 2013 pada pukul 17.12

Soetanto, 2009. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Tjitrosoepomo, 2009. Biologi Universitas. Tiga Serangkai, Bandung.

Tuti , 2010.Sel Hewan. http : “// rofix.wordpress.com”. Di akses pada tanggal 10


november 2013 pada pukul 16.00

Volt, Wheeler, 2010. mikrobiologi dasar. Erlangga. jakarta

Watter, 2011.Istila Sel dan Jaringan sel . http : “//tugaskliah.wordpress.com”.


Diakses pada tanggal 6 oktober 2013 pada pukul 14.45

Wahyudin, 2012. Sains dan teknologi. Armandelta, Jakarta.

Wibisono, S., 2010 . Anatomi Tumbuhan. Kurnika Universitas Terbuka, Jakarta.

Yuni, 2010.Sel Tumbuhan. http :“// Id.shuoong.com/exact-sciens”. Di akses pada


tanggal 10 november 2013 pada pukul 16.20

Yatim, 2011.Hewan Berdarah Dingin dan Berdarah Panas dan Pembagian


Mikroskop . http : “//sieya.wordpress.com”. Diakses pada tanggal 11 oktober
2013 pada pukul 19.30
Yulia, 2010.Sistem Pecernaan Hewan. http: ”//waonderfulllife.blogspot.com”.
Diakses pada tanggal 11 november 2013 pada pukul 19.20

Yatim, Wildan. 2010. Biologi Sel. Penerbit Tarsito. Bandung

Anda mungkin juga menyukai