b
β
a
O
1
Elipsoid
Bangun 3D yang terbentuk oleh perputaran elips dengan poros sumbu pendeknya.
2
Lintang geodetik (φ), lintang geosentrik (ψ), lintang tereduksi (β)
Z
K
Po
β φ 90o+ φ
O ψ X
Ψ< β< φ
Besaran-besaran baru
;
Po vertikal utama P
O φ
nP
ekuator λ
Y
κ
X
meridian P
3
Koordinat geodetik:
φ : Lintang geodetik
λ : Bujur geodetik
h : Tinggi geodetik
Pengertian:
1. Normal elipsoid ialah garis tegak-lurus permukaan elipsoid (PPo ialah normal
elipsoid yang melalui titik P).
2. Irisan normal ialah busur pada permukaan elipsoid hasil perpotongan antara
bidang datar yang melalui garis normal dengan bidang permukaan elipsoid.
3. Meridian elipsoid merupakan irisan normal yang melalui kutub elipsoid (K)
4. Vertikal utama ialah irisan normal yang tegak-lurus meridian elipsoid
5. Geodesik ialah busur permukaan elipsoid yang terdekat menghubungkan dua
titik
K Meridian Q
Meridian P
αPQ Q
P
αQP
nP
Ekuator nQ
Jari-jari Kelengkungan
1. Jari-jari kelengkungan meridian di suatu titik dengan lintang geodetik φ :
4
M90
Δ1
M0
Δ2
Δ1 = ae2
Δ2 = ae2/(1 – f)
φ
nP
α
N>M θ
vertikal utama
meridian
s
1
φ2 φ1
Ada beberapa rumus (pendekatan) yang dapat dipilih untuk menghitung jarak busur
meridian; Pemilihan rumus perlu mempertimbangkan jarak busur dan ketelitian yang
diinginkan. Suatu rumus dapat memberikan ketelitian perhitungan tertentu untuk
batas panjang busur meridian tertentu. Berikut ini disajikan contoh rumus-rumus
perhitungan jarak busur meridian.
6
Dalam rumus di atas,
s : jarak busur meridian
φm : lintang geodetik rerata = (φ1 + φ2)/2
Δφ : selisih lintang geodetik antara dua titik = (φ2 – φ1)
Rumus di atas teliti sampai 0,03 meter untuk jarak busur meridian dengan Δφ = 5o (≈
556 km). Untuk jarak busur meridian dengan Δφ = 10o (≈1100 km) kesalahan dapat
mencapai 0,07m. Untuk jarak busur meridian yang lebih pendek (Δφ kurang dari 5o),
rumus di atas dapat disederhanakan menjadi:
Dalam rumus di atas, Mm ialah jejari meridian pada lintang rerata antara φm . Untuk
jarak busur meridian kurang dari 45 km maka perhitungan jarak busur meridian dapat
menggunakan rumus:
p
Δλ λ2
L
λ1
Q paralel
Q
αPQ φQ − φP
s αPQ s
P
NP P
NP
nP
nP
Pendekatan:
Mm (φQ − φP) ≈ s cos αPQ ≈ (NP σ) cos αPQ 7
s ≈ NP σ atau σ ≈ s/NP
Dalam rumus-rumus di atas, dan
Z
Q
θ2
Q
θ1
α’QP P θ3
αPQ
O R
P αPR
R
Y
X
Harga Δ=0 untuk αPQ=0o dan αPQ=90o. Untuk φA=0o dan αPQ=45o, Δ dapat mencapai
harga 0,339”, 0,085”, dan 0,021” masing-masing untuk s=200 km, s=100 km, dan s=50
km. Sementara jarak maksimum antara dua irisan normal (dmax) untuk φm=45o dan
αPQ=45o dapat mencapai harga 0,050m, 0,006 m, dan 0,0008 m masing-masing untuk
s=200 km, s=100 km, dan s=50 km.
8
Sementara itu perbedaan arah di titik P antara irisan normal dari P ke Q dengan
geodesic dari P ke Q dapat dihitung dengan rumus:
Q
d
P hQ
hP s
Po do Qo
R R=½[RP(α)+RQ(α)]
9
6. Koreksi azimut karena ketinggian target pengamatan
Q
αh h b’
α
b
P
nP
nQ
NP = PnP; NQ=bnQ
Kutub
α12
s P2(φ2, λ2)
α21
P1(φ1, λ1)
Direct problem
φ2 = φ1 + Δφ
λ2 = λ1 + Δλ
α21 = α12 + Δα
Inverse problem
Pustaka:
Borre, K., 2001, Ellipsoidal Geometry and Conformal Mapping, Aalborg University, ...
Jekeli, C., 2006, Geometric Reference Systems in Geodesy, Division of Geodesy and
Geospatial Sience, School of Earth Sciences, Ohio State University, Columbus
11
Vermeer, M., 2010, Geodetic Reference System, .......................
2. Hitung jarak busur (s) pada elipsoida WGS84 dari Parangkusumo (P) ke
Puncak Merapi (Q) apabila diberikan data:
Tititik Lintang geodetik Tinggi h
P 08 01’ 16” LS
o 5 meter
Q 07o 32’ 32” LS 2900 meter
Jarak miring (d) dari P ke Q = 54974,037 meter
Azimut PQ = 15o 40’ 12”
12
SOAL LATIHAN (PR-2)
*********
13