Anda di halaman 1dari 11

EQUALISASI SPT PPH BADAN DENGAN SPT PPH PASAL 21, SPT PPH 23

DAN PPH PASAL 26 SERTA PPN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pajak


Pengampu : Awaluddin Zakky, M.Ak.

Disusun Oleh :

1. Dahratun Naswah 63030170039


2. Dian Islamiati 63030170063
3. Bayu Eriawan 63030170064
4. Refani Akbar Al Bana 63030170075

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat
taufiq serta karuniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Tujuan kami
menyusun makalah ini adalah unntuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pajak.

Semoga makalah dapat bermanfaat bagi kita dan dengan adanya penyusunan makalah ini,
yaitu rangkuman yang kami buat dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada
kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam
pemahamanEqualisasi SPT PPH Badan dengan SPT PPH Pasal 21 , SPT PPH Pasal 23 dan PPH
Pasal 26 serta PPN.

Untuk itu kami selaku penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Perencanaan Pajak
bapak Awaluddin Zakky, M.Ak. yang memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan tepat waktu.

Kami selaku penyusun mengetahui bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusun kembali menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini Dirjen Pajak lebih mengintensifkan penerimaan negara melalui pajak
dengan cara mengirimkan permintaan penjelasan mengenai laporan pajak dari Wajib Pajak
atau menghimbau Wajib Pajak mengadakan pembetulan SPT berdasarkan penelitian fiskus
atas SPT wajib pajak. Salah satu analisa yang sering dilakukan adalah dengan menganalisa
ekulisasi objek pajak tertentu dengan data-data pajak dan data keuangan yang ada pada SPT
lainnya atau laporan keuangan wajib pajak. Penelitian lain juga mencakup analisa mengenai
tren atau rasio profitabilitas perusahaan untuk melihat kewajaran kinerja atau biaya yang
dibebankan oleh wajib pajak. Dirjen Pajak patut diapresiasi dengan melakukan pendekatan
ini untuk mengingatkan dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak secara persuasive. Dan
wajib pajak tidak perlu khawatir walaupun terdapat selisih ekualisasi yang cukup signifikan
selama WP bisa menjelaskan penyebab terjadinya selisih objek pajak tersebut.
Proses ekualisasi pajak dilakukan untuk memastikan kebenaran dari setiap data yang
dilaporkan di dalam SPT. Proses ekualisasi pajak adalah proses dimana petugas perpajakan
melakukan pemeriksaan silang antara satu pajak dengan pajak lain untuk mencocokan
kesamaan dan kebenaran data.
Memastikan kebenaran data antara berkas satu dan berkas lain merupakan pekerjaan
yang tidak mudah. Diperlukan ketelitian yang tinggi, agar kemudian setiap data perpajakan
yang dilaporkan dalam SPT Tahunan atau masa adalah data yang benar, baik dari pos atau
perhitungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Equalisasi Pajak?
2. Apa dasar hukum dan tujuan Equalisasi Pajak?
3. Apa saja jenis-jenis Equalisasi Pajak?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Equalisasi Pajak.
2. Mengetahui dasar hukum dan tujuan Equalisasi Pajak.
3. Mengetahui jenis-jenis Equalisasi Pajak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Equalisasi Pajak


Secara sederhana equalisasi pajak dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk
memeriksa kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak lain yang berhubungan.
Hubungan dimaksud adalah bagian laporan dari suatu jenis pajak yang merupakan bagian
dari laporan jenis pajak lain. Proses menyamakan antara biaya atau pendapatan (objek pajak)
yang dicatat dalam laporankeuangan dengan biaya atau pendapatan (objek pajak) yang
dilaporkan dalam SPT yang disampaikan kekantor pajak.1Equalisasi sendiri telah menjadi
salah satu kunci utama dalam melakukan rekonsiliasi fiskal dalam SPT Tahunan Badan.
Apalagi mengingat data pajak yang dicantumkan dalam SPT ini sangat banyak dan
rinci.Apabila ditemukan kejanggalan pada laporan pajak dari wajib pajak pada saat diperiksa
oleh kantor pajak, maka proses juga dapat dilakukan.

Jadi, jika dilihat dari sisi pihak yang melakukan equalisasi, setiap pihak dapat
melakukan proses tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapinya. Pada
intinya, proses ini akan menjadi proses untuk membuktikan bahwa pajak yang terhubung
memiliki perhitungan yang sama dan merupakan data yang benar.

B. Dasar hukum dan Tujuan Equalisasi pajak


Equalisasi pajak diatur melalui peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-
04/PJ/2012 tentang pedoman penggunaan metode dan Teknik pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Namun peraturan tersebut tidak perlaku lagi
untuk saat ini berdasarkan PER-07/PJ/2014 tentang pencabutan peraturan direktur jenderal
pajak nomor PER-04/PJ/2012. Dan pada saat ini Teknik aqualisasi yang digunakan mengacu
pada surat edaranjenderal pajak SE-10/PJ/2017 tentang petunjuk teknis pemeriksaan
lapangan dalam rangka pemeriksaan untuk menguji keputusan pemenuhan kewajiban
perpajakan.2

1
https://ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=96&list=1&q=&hlm=2.Diakses pada 2 Maret 2020 (Dian
Islamiati,63030170063)
2
https://www.online-pajak.com/ekualisasi-pajak. Diakses pada 2 maret 2020 (Dahratun Naswah,63030170039)
Equalisasi pajak bertujuan untuk mempersiapkan apabila terdapat imbawan atau
pemerikaan oleh kantor pajak dan dapat terhindar dari koreksi pajak pada saaat
dilakukannya pemeriksaan pajak. Equalisasi pajak dapat juga dikatakan sebagai bentuk
preventif untuk menghadapi pemeriksaan pajak.
Dalam equalisasi pajak terdapat prosedur pemeriksaan yang digunakan, antara lain :
1. Menentukan saldo-saldo atau pos yang akan dicocokkan.
2. Menggunakan saldo-saldo : Peredaran usaha dan penghasilan lain dengan jumlah
penyerahan menurut SPT masa PPN, peredaran usaha dengan objek PPh Pasal 22
tentang kegiatan usaha di bidang lain, pembelian (bahan baku, barang jadi, atau aktiva)
dengan dasar pengenaan pajak PPN masukan, Pembelian dengan objek pemotongan dan
pemungutan pajak penghasilan dengan objek PPh Pemotong Pemungutan, objek
pemotongan PPh dengan DDP PPN masukan, Objek PPh Pasal 26 dengan
menggunakan objek PPN jasa luar negeri, Buku besar bank dengan rekening koran.
3. Melakukan permintaan data atau keterangan Wajib Pajak atas perbedaan yang terjadi.
4. Memastikan pemfakturan antar waktu telah dilakukan secara tepat waktu.3

C. Jenis-Jenis Equalisasi Pajak


1. Equalisasi Penghasilan dan objek PPN
Equalisasi ini didasarkan pada perbandingan antara jumlah penghasilan SPT
Tahunan PPH Badan dan jumlah satu tahun objek pajak PPN dalam SPT masa PPN.
Dalam melakukan equalisasi penghasilan dan objek PPN terdapat kemungkinan terjadi
selisih yang disebabkan oleh bebrapa faktor4:
a. perbedaan waktu penerbitan faktur pajak dan pengakuan nota retur atau pembatalan
b. Penghasilan pada PPH Badan bukan merupakan objek PPN.
c. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN tidak termasuk PPH Badan seperti :
 Penyerahan antar cabang & pusat cabang.
 Pemakaian sendiri /pemakaian cuma-cuma.
 Pengalihan atau penjualan aktiva.
 Ekspor(perawatan di luar negeri dan pengembalian peralatan sewa).

3
https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/ekualisasi-pajak/ Diakses 2 maret 2020 (Refani Akbar Al Bana,63030170075)
4
Loc. Cit .Diaksed pada 2 Maret 2020 (Dian islamiati ,63030170063)
d. Selisih Kurs pencatatan pada pembukuan dan penerbitan faktur pajak.
e. Pembayaran uang muka.

2. Equalisasi Biaya dan Objek PPH Potong Pungut (PotPut)


Oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
(SPT PPh) Badan yang disampaikan oleh perusahaan, akan diperiksa equalisasinya
dengan SPT PPh Pasal 21, SPT PPh Pasal 23/26 dan SPT Masa Pajak Pertambahan
Nilai (PPN). Maka dari itu, sebaiknya perusahaan melakukan rekonsiliasi secara
periodik antara unsur-unsur yang terdapat di SPT Badan dengan unsur yang terdapat di
SPT PPh Pasal 21, SPT PPh Pasal 23 dan SPT Masa PPN. Jika ada perbedaan, maka
perbedaan tersebut harus segera ditelusuri dan dilakukan koreksi apabila diperlukan.5
a. Equalisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPh Pasal 21
Equalisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPh Pasal 21 adalah prosedur
pengecekan yang dilakukan oleh KPP terhadap Jumlah Biaya Gaji dan Tunjangan
serta biaya lainnya yang dibayarkan kepada pihak perorangan lainnya yang
berkaitan dengan hubungan kerja, yang tercantum dalam SPT PPh Badan, dengan
Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang tercantum dalam SPT PPh Pasal 21.
DPP ini terdiri dari gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada karyawan dan
penghasilan lain yang dibayarkan kepada pihak perorangan lainnya yang menjadi
obyek PPh Pasal 21, apakah telah sama.
b. Equalisasi SPT PPh Bada dengan SPT PPh Pasal 23/26
Equalisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPh Pasal 23 berkaitan dengan
prosedur pengecekan yang dilakukan oleh KPP terhadap jumlah biaya sewa, bunga,
deviden, royalti, dan jasa lain yang harus dipotong PPh Pasal 23 pada SPT PPh
Badan dengan jumlah DPP SPT PPh Pasal 23, apakah telah sama.
Equalisasi objek PPh Pasal 23 dilakukan dengan membandingkan jumlah
penghasilan yang dilaporkan pada SPT Masa PPh 23 dengan jumlah biaya sewa,
bunga pinjaman, royalty dan biaya sehubungan dengan jasa Lampiran 2 SPT PPh
Badan dan pada laporan keuangan.
Untuk analisa lebih komprehensive, perlu dianalisa setiap akun biaya untuk
melihat apakah merupakan objek pemotongan pajak penghasilan pasal 23 atau pasal
26 lalu membandingkan jumlahnya dengan objek PPh yang telah dilaporkan dalam
setahun.
c. Equalisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPN
Equalisasi SPT PPh Badan dengan SPT PPN berkaitan dengan perosedur
pengecekan yang dilakukan oleh KPP atas jumlah omzet penjualan dalam SPT PPh
Badan dengan jumlah omzet menurut SPT PPN bulan Desember tahun yang
bersangkutan, apakah telah sama atau tidak.Omset penjualan yang tercantum dalam
SPT PPh Badan dengan SPT PPN bisa beda:
5
http://www.konsultasipajak.com/2017/07/equalisasi-spt-pph-badan.html?m=1. Diakses pada 2 Maret 2020(Bayu
Eriawan,63030170064)
 Omset penjualan di SPT PPh Badan bisa lebih besar dari omset penjualan di
SPT PPN karena penjualan di SPT PPh Badan menganut akrual basis sehingga
atas penjualan kredit, jika barangnya telah diserahkan, penjualan sudah
dilaporkan, sedangkan pada SPT PPN, penjualan kredit baru dibuat faktur
pajaknya pada akhir bulan setelah bulan penyerahan barang.
 Omset penjualan di SPT PPh Badan lebih kecil dari pada omset penjualan di
SPT PPN, karena penerimaan uang atas penjualan sudah harus dibuat faktur
pajaknya meskipun barangnya belum diserahkan, sementara penjualan tersebut
baru dilaporkan setelah penyerahan barang.6

6
https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/ekualisasi-pajak/ Diakses 2 maret 2020 (Refani Akbar Al Bana,63030170075)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Equalisasi pajak adalah suatu proses untuk memeriksa kesesuaian antara satu jenis
pajak dengan jenis pajak lain yang berhubungan.Equalisasi sendiri telah menjadi salah satu
kunci utama dalam melakukan rekonsiliasi fiskal dalam SPT Tahunan Badan. Jadi, jika
dilihat dari sisi pihak yang melakukan equalisasi, setiap pihak dapat melakukan proses
tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapinya.
Equalisasi sendiri memiliki tiga jenis yaitu; Equalisasi penghasilan dan PPN,
Equalisasi biaya dan dasar pengenaan pajak (DPP) PPN masukan dan Equalisasi biaya dan
objek PPh Potong pungut
B. Saran
Kami selaku grup penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah makalah yang
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kelak
dikemudian hari kami dapat membuat makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=96&list=1&q=&hlm=2.Diakses pada 2
Maret
https://www.online-pajak.com/ekualisasi-pajak. Diakses pada 2 maret 2020
http://www.konsultasipajak.com/2017/07/equalisasi-spt-pph-badan.html?m=1. Diakses pada 2
maret 2020
https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/ekualisasi-pajak/ Diakses 2 maret 2020

Anda mungkin juga menyukai