Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Teknis

Salah satu keputusan yang paling strategis yang harus dibuat oleh
perusahaan adalah dimana mereka akan menempatkan fasilitas operasi mereka.
Lokasi sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Lokasi mempunyai pengarug besar pada laba keseluruhan perusahaan. Misalnya,
biaya transportasi sendiri memakan biaya sampai 25% dari harga jual produk
(tergantung juga dengan produknya dan jenis produksi barang atau pelayanan jasa
yang diberikan). Angka 25% ini berarti seperempat pendapatan total perusahaan
dibutuhkan untuk menutup biaya pengangkutan bahan-bahan baku yang masuk
dan barang jadi yang keluar. Biaya lain yang bisa dipengaruhi oleh letak lokasi
diantaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku dan sewa.

Sekali manajemen terikat untuk beroperasi di suatu lokasi tertentu, banyak


biaya yang timbul dan sulit untuk dikurangi. Misalnya bila lokasi pabrik baru
berada di wilayah dengan biaya energi yang besar, maka manajemen yang baik
dengan strategi penekanan biaya energi yang luar biasapun akan beroperasi
dengan merugi. Demikian pula dengan SDM, bila biaya tenaga kerja di lokasi
mahal, kurang terlatih, atau etos kerjanya buruk, maka perusahaan tidak akan
memperoleh keuntungan. Dengan demikian, kerja keras yang dilakukan
manajemen untuk mencari lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang
baik.

Keputusan strategis sering bergantung pada jenis bisnisnya. Untuk


keputusan lokasi industri, strategi yang ditempuh biasanya adalah meminimalisasi
biaya, sedangkan pada bisnis eceran dan pelayanan jasa profesional, strategi yang
digunakan terfokus pada maksimisasi pendapatan. Strategi lokasi untuk gudang
dapat dipertimbangkan sebagai kombinasi biaya dan kecepatan pengiriman.
Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari
lokasi tersebut. Pilihan-pilihan lokasi mencakup:

(1) tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada,

(2) mempertahankan lokasi yang sekarang, tetapi menambahkan fasilitas lain di


lokasi yang berbeda,

(3) menutup fasilitas yang sekarang dan pindah ke lokasi lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi


Memilih lokasi fasilitas menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat
kerja. Globalisasi terjadi karena perkembangan:

1. Ekonomi pasar

2. komunikasi internasional yang lebih baik

3. perjalanan pengangkutan barang yang lebih cepat serta lebih dapat diandalkan

4. semakin mudahnya arus kas antar negara

5. perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi

Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi keputusan
lokasi. Diantaranya, produktivitas tenaga kerja, valuta asing dan perubahan sikap
terhadap industri, serikat kerja, penetapan zona, polusi, pajak, dan sebagainya.
Berikut beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi.

1.  Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi keberhasilan


dan kesuksesan sebuah bisnis pada suatu pasar usaha yang. Namun hal tersebut
belum menjadi ukuran final dalam penentu kesuksesan sebuah bisnis.

2.  Penghasilan

Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli masyarakatnya, maka
berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat perbelanjaan. Karena itu, perlu
dicermati bagaimana penghasilan penduduk di suatu trade area tertentu. Apakah
lingkungan dekat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise
atau pusat perbelanjaan yang Anda miliki?

3.  Jumlah usaha

Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan shopping centre atau sentra


perdagangan. Banyaknya usaha pada suatu lokasi juga dapat mempengaruhi bisnis
yang akan di tetapkan. Bergantung kepada tipe bisnis seperti apa yang berada
pada area tersebut.

4.  Tempat

Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu usaha atau bisnis.
Tempat-tempat tersebut seperti mal (shopping mall), sentra usaha, perumahan,
pinggir jalan dan sebagainya. Kebanyakan suatu usaha memiliki tempat tersendiri
dalam penempatan lokasinya. Contohnya saja Circle-K yang lebih cocok berada di
kawasan perumahan daripada di tempat kawasan industry.

5.  Jumlah Traffic

Banyaknya aktifitas kendaraan atau orang-orang yang berada pada suatu lokasi
juga mempengaruhi suatu usaha. Banyaknya aktifitas-aktifitas tersebut
membuktikan bahwa lokasi tersebut sering dilalui banyak yang melewati tempat
tersebut. Kemudian akses lokasi juga perlu diperhatikan sehingga memudahkan
orang-orang untuk memasuki area usaha itu.

6.  Pusat keramaian

Sama dengan point di atas, jika lokasi berada di bagian mal misalnya Mall Depok
Town Square, kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-
outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang jalan mal juga menjadi tempat yang
di penuhi orang lalu lalang dan biasanya harga sewanya juga lebih murah. Bisa
juga lokasinya di rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang.

7.  Akses karyawan

Jarak usaha dengan akses usaha juga perlu diperhatikan. Apabila usaha yang jarak
tempuhnya sangat jauh dari tempat tinggal karyawan akan menjadi kontra
produktif buat seorang karyawan. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup
dekat terutama bagi karyawan utama.

8.  Zona

Jika lokasi yang dipilih bukan daerah perdagangan semacam shopping mall atau
tidak cocok dengan usaha, sebaiknya tidak dipaksakan. Contohnya saja zona
industri dibangun sebuah usaha carefour. Hal seperti ini dapat mengurangi

9.  Kompetisi

Pertimbangan mengenai tingkat kompetisi usaha juga perlu. Jika di lokasi tersebut
sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk sejenis, bisa jadi lokasi itu
menjadi tidak strategis untuk ditetapkan sebagai lokasi bisnis atau usaha.

10. Appearance

Keamanan, kredibilatas, harga sewa, kenyamanan serta keamanan suatu lokasi


juga dapat mempengaruhi suatu usaha. Kondisi lingkungan sekitar bisnis juga
perlu diperhatikan. Jika lokasi tersebut memenuhi criteria itu, maka
memungkinkan penempatan lokasi usaha. Hal ini juga memungkinkan usaha yang
dijalankan dapat menarik dan menjaring pasar di daerah sekitar. Karena dalam
suatu kasus tertentu, karena lokasi usaha yang memenuhi criteria ini dibutuhkan
oleh pasar lain. Contohnya saja, suatu mall dapat menarik pasar real estate untuk
melakukan pembangunan di sekitarnya.

Disamping kriteria diatas, berikut kriteria demografik lainnya dalam memilih


lokasi paling startegis dalam penempatan suatu usaha. Diantara lain adalah:

· Usia penduduk yang menjadi target pasar Anda.

· Jumlah kepala keluarga, baik penduduk yang bekerja kantoran ataupun jumlah
penduduk yang berpendidikan serta

· Rata-rata income dari setiap keluarga maupun individu pada suatu lokasi, karena
presentasenya akan mempengaruhi kategori jumlah konsumen potensial suatu
usaha.

· Jumlah penduduk, baik pria maupun wanita. Jumlah tersebut akan


mempengaruhi target persentase pasar usaha.

Produktivitas Tenaga Kerja

Berkaitan dengan keputusan lokasi, pertimbangan manajemen mungkin


dirangsang oleh rendahnya tingkat upah tenaga kerja di suatu wilayah. Meskipun
demikian, tidak hanya tingkay upah yang perlu dipertimbangkan, produktivitas
pun harus menjadi bahan pertimbangan.

Biaya tenaga kerja per hari : Produktivitas

Kurs Valuta Asing

Beberapa usaha ada juga yang menempatkan lokasinya di wilayah internasional,


walaupun hanya sebatas lokasi pemasarannya. Pertimbangan yang penting selain
kebijakan pemerintah setempat, kurs valuta asing juga perlu diperhatikan

Walaupun tingkat suku bunga dan produktivitas mungkin membuat berbagai


negara terlihat ekonomis, tingkat kurs valuta asing yang tidak diinginkan dapat
menghapuskan penghematan yang telah terjadi. Meskipun demikian kadang kala
perusahaan dapat mengambil keuntungan dari tingkat kurs tertentu yang dianggap
baik dengan merelokasi atau mengekspor ke negara asing.

Biaya
Biaya lokasi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu biaya yang terlihat dan
biaya yang tidak terlihat. Biaya yang terlihat adalah biaya yang langsung dapat
diidentifikasi dan secara tepat ditentukan jumlahnya. Biaya-biaya ini mencakup
biaya tenaga kerja, biaya utiliti, bahan baku, pajak, penyusutan dan biaya lain
yang dapat diidentifikasi oleh manajemen bagian akuntansi. Selain itu, biaya-
biaya seperti transportasi bahan baku, transportasi barang jadi dan pembangunan
pabrik merupakan unsur-unsur biaya lokasi keseluruhan.

Biaya tidak terlihat adalah biaya-biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya.
Biaya ini mencakup kualitas pendidikan, fasilitas angkutan umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan terhadap perusahaan itu sendiri, mutu dan sikap
karyawan yang akan dipekerjakan.

Sikap dan Kebijakan Pemerintah

Sikap dari pemerintah pusat, daerah dan lokal terhadap kepemilikan oleh swasta,
penetapan zona dan polusi serta stabilitas karyawan mungkin akan terus berubah.
Sikap pemerintah pada saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak bertahan lama.
Terlebih lagi, manajemen mungkin akan menemukan bahwa sikap-sikap demikian
ini dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan.

Metode Evaluasi Alternatif Lokasi

Lokasi usaha dapat ditentukan secara sembarang atau tidak sembarang. Tentu
adalah jelas keberhasilan usaha dari karena Lokasi yang ditentukan secara
sembarang merupakan sebatas keberuntungan. Setiap perusahaan atau kegiatan
bisnis memiliki berbagai metode penempatan lokasi usaha. Metode-metode yang
dapat dan sering digunakan antara lain adalah:

1. Metode factor rating. Metode ini memberikan suatu andasan penentuan lokasi
dengan cara membubuhkan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan. Selain faktor-faktor kuantitatif seperti kapasitas, biaya, dan
jarak dapat juga dinalisis faktor-faktor kualitatif seperti sikap masyarakat. Faktor
kualitatif dikuantitatifkan untuk memudahan penilaian. Akan tetapi bias nilai
sering terjadi dari masuknya subyektifitas. Keobyektifan mendasari pentingnya
penilaian dilakukan oleh lebih dari satu orang dan hasilnya di rata-ratakan.
Metode pemeringkatan faktor mempunyai enam tahap :

1) mengembangkan daftar faktor-faktor terkait

2) menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor
itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan

3) mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor


4) meminta manajer untuk menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor
dengan menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap3

5) mengalihkan skor itu dengan bobot dari setiap faktor dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi

6) membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif

2. Metode nilai ideal. Hampir sama dengan factor rating yang dibedakan hanya
bobot menunjukan nilai ideal untuk setiap faktor. Sehingga, nilai maksimum
setiap faktor tidak lain sama dengan nilai idealnya.

3. Metode ekonomi. Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan


kualitatif secara bersama-sama untuk memperoleh penilaian yang lengkap.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan biaya total masing-
masing alternatif lokasi. Sedangkan pendekatan kualitatif untuk membandingkan
faktor-faktor ain yang tidak dapat diukur dengan rupiah seperti tersedinya tenaga
kerja, dan aktifitas serikat buruh.

4. Metode volume biaya. Metode penentuan lokasi usaha yang menekankan pada
faktor biaya. Total biaya produksi diperbandingkan antar alternatif yang ada
dimana lokasi berbiaya rendah dipilih. Analisis dalam prakteknya dapat dilakukan
baik secara numerikal maupun secara grafis.

5. Metode pusat gravity. Metode ini digunakan untuk memilih sebuah lokasi


usaha yang mampu meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilitas-fasilitas yang
sudah ada. Mulanya di buat suatu peta berskala dari tempat-tempat yang akan di
tuju dengan memilih titik sembarang sebagai pusat koordinat. Jarak antar tempat
berasumsi garis lurus, dan biaya distribusi per unit produk per kilometer adalah
sama.

6. Metode transportasi. Pada prinsipnya metode ini mencari nilai optimal yang
dapat diperoleh dengan mempertimbangkan pemenuhan demand dan supply pada
biaya transportasi yang terendah. Tujuan dari model Transportasi adalah untuk
menentukan pola pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran
(pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan
produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan titik jaringasn
penawaran-permintaan mengahadapi maslah seperti ini. Walaupun teknik
pemograman linear dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sejenis ini,
telah dikembangkan algoritma yang lebih efisisen, special-purpose, untuk
mengembangkan aplikasi transportasi. Model transportasi menemukan pemecahan
awal yang layak dan kemudian membuat peningkatan bertahap sampai tercapai
pemecahan yang optimal.

Analisis Titik-Impas Lokasi

Analisis titik impas lokasi merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi


untuk membuat suatu perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi.
Dengan mengidentifikasi biaya variabel dan biaya tetap serta membuat grafik
kedua biaya ini untuk setiap lokasi, maka kita dapat menentukan alternatif mana
yang biayanya paling rendah. Analisis titik impas lokasi dapat dilakukan secara
matematik atau secara grafik. Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan
dengan memberikan kisaran jumlah yang membuat setiap lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis titik-impas adalah:

1. tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi

2. plot biaya untuk setiap lokasi dengan biaya pada garis vertikal dan volume
produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu

3. pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan

PERANCANGAN FASILITAS

Secara umum fasilitas dapat didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya orang,


material, mesin, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dari suatu industri barang
atau jasa. Fasilitas harus dapat diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan
untuk memproduksi produk atau menyediakan jasa dengan biaya rendah, kulaitas
tinggi, dan menggunakan sumber daya yang minimal (Heragu, 1997).
Perencanaan fasilitas (facilities planning) dalam industri digunakan untuk
mengatur fasilitas yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan
fasilitas dibagi atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas (facilities
location) dan perancangan fasilitas (facilities design) (Tompkins, 1984). Berikut
akan diberikan gambar hirarki perencanaan fasilitas menurut Tompkins (1984).

Penempatan fasilitas berkaitan penentuan lokasi dari fasilitas yang menunjang


produksi dan distribusi barang atau jasa. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam penempatan fasilitas yaitu kedekatan lokasi sumber bahan
baku, kedekatan dengan pasar (pelanggan dan supplier), faktor tenaga kerja, serta
faktor lain yang menunjang seperti transportasi, peraturan pemerintah, dan
sebagainya. Dalam perancangan fasilitas dilakukan penentuan konfigurasi dari
komponen-komponen fasilitas yang menunjang produksi dan distribusi barang
atau jasa.
Perancangan fasilitas terdiri atas:

1. Perancangan sistem fasilitas, yang meliputi sistem struktur (gedung dan


perlengkapannya), sistem pencahayaan, listrik, komunikasi, sistem
keselamatan kerja, sistem sanitasi, dan sebagainya.
2. Perancangan tata letak, yaitu penempatan semua perlengkapan, mesin dan
peralatan penunjang pada lokasi-lokasi tertentu di lantai pabrik
3. Perancangan sistem pemindahan material, yaitu mekanisme untuk
memenuhi kebutuhan interaksi antar fasilitas. Pada perancangan ini juga
dilakukan pemilihan alat pemindahan material.

Perencanan fasilitas merupakan persoalan kompleks dan memiliki aplikasi yang


luas seperti pada bidang manufaktur, perkantoran, rumah sakit, bandara,
supermarket, dan sebagainya. Perencanaan fasilitas akan menentukan bagaimana
aktivitas dari aset-aset tetap dalam mendukung tercapainya tujuan perencanaan.
Tujuan perencanaan fasilitas adalah:
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan return on assets (ROA) dengan meminimumkan persediaan
dan memaksimalkan terjadinya perputaran persediaan (inventory turns).
3. Meningkatkan return on investment (ROI) dari modal yang dikeluarkan.
4. Mengintegrasikan rantai persediaan (supply chain) melalui kemitraan dan
komunikasi.
5. Mengurangi ongkos dan menumbuhkan rantai persediaan yang
menguntungkan.
6. Mendukung visi perusahaan dengan memperbaiki pengendalian dan
pemindahan bahan.
7. Meningkatkan efektifitas penggunaan tenaga kerja, perlengkapan, ruang,
dan energi.
8. Meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dan melakukan perawatan.
9. Menyediakan keamanan dan kepuasan kerja bagi operator.

PERENCANAAN FASILITAS

Perancangan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-


fasilitas fisik (peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan) untuk
mengoptimasikan hubungan antara personil operasi, aliran material, aliran
informasi, dan merupakan metode yang dibutuhkan untuk menciptakan
perusahaan yang objektif, efisien, ekonomis, dan memuaskan (Apple, 1990).
Pada sistem manufaktur, proses perancangan fasilitas pabrik dapat dilakukan
dengan cara Mempelajari proses produksisebagai berikut:

1. Mempelajari proses produksi melalui:


a. Pengaturan mesin
b. Pengaturan peralatan
c. Pengaturan area kerja
2. Miminumkan perpindahan material
3. Menjaga fleksibilitas dari tata letak fasilitas, yang memungkinkan untuk
dilakukannya perubahan tata letak
4. Mengatur aliaran material sedemikian rupa sehingga waktu produksi
menjadi sependek mungkin
5. Memaksimumkan daya guna dari ruangan yang tersedia
6. Mengurangi keterlambatan produksi
7. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
8. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
9. Memberikan kenyamanan, keamanan, dan kebaikan-kebaikan untuk
operator
10. Mengurangi antrian material yang menunggu untuk diproses
11. Mengurangi kemungkinan bahaya selama proses produksi dan
pengaruhnya terhadap kualitas produk
12. Mengurangi ongkos pengontrolan, ongkos maintenance, dan lain-lain.

Beberapa ukuran performansi yang menjadi tujuan perancangan fasilitas


manufaktur adalah:
Ongkos
Minimasi ongkos produk dan proyek merupakan kepentingan yang utama,
walaupun dengan ongkos yang minimum belum tentu memberikan hasil yang
terbaik. Diperlukan pengaturan anggaran (budgeting) dalam mengendalikan
ongkos proyek.
Kualitas produk
Kualitas adalah hal yang kritis dan sulit untuk diukur. Upaya untuk mencapai
tingkat kualitas yang diinginkan adalah dengan memilih perlengkapan, merancang
stasiun kerja, dan menyusun metode kerja yang dapat menghasilkan
produkproduk yang berkualitas.
Efektifitas penggunaan sumber daya
a. Penempatan kamar kecil, ruang ganti, dan kantin yang dapat
berdampak pada produktivitas tenaga kerja.
b. Karena ongkos pengadaan perlengkapan dan operasinya mahal,
maka sebagian dari ongkos ini harus dibebankan pada tiap produk yang
diproduksi pada mesin-mesin.
c. Tinggi ruangan perlu dimanfaatkan sama seperti menggunakan
lebar ruangan.
Tenaga kerja, perlengkapan, ruang, dan energi merupakan sumber daya
perusahaan yang perlu digunakan secara efektif. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
Waktu pengiriman
Usahakan memulai produksi sesuai waktunya dan memenuhi jadwal pengiriman
dan segala ongkosnya
Fleksibilitas
Membangun fleksibilitas dalam perencanaan fasilitas bertujuan untuk
mengantisipasi pertumbuhan dan perubahan di masa depan
Persediaan/inventory
Usahakan untuk mengurangi atau menghilangkan persediaan yang berlebihan.
Keamanan dan kenyamanan bagi pekerja
Keamanan bagi pekerja merupakan suatu tanggung jawab hukum dan moral bagi
perancang fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai