AKROMEGALI
DOSEN PEMBINA :
Nama Kelompok II :
A.PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni, mikro adenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro
adenoma kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor pada umumnya
dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat pula
dijumpai digaris migrasi rathke pouch yaitu disinus sfenoidalis dan di daerah para
farings.
Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade
kedua dan keempat, karena GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan
stadium awal perjalanan penyakit secara lambat. Sedangkan pada decade keempat
terjadi secara terus-menerus setelah stadium awal yang melewati decade tiga
sehingga tampak gejala GH: Frontal Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll.
E. GAMBARAN KLINIS
CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic
Resonance Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk
mendiagnosis adanya tumor hipofisis (baik mikro maupun makro
adenoma)
Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH
akan menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali
G. KOMPLIKASI
1. Hipertropi jantung
2. Hipertensi
3. Diabetes melitus
H. PENATALAKSANAAN
1. Terapi pembedahan
2. Terapi radiasi
3. Terapi medikamentosa
Penurunan fungsi
MK: Resiko MK: Resiko PTIK Hati memproduksi IGF-1
reproduksi
Cidera (bertanggungjawab dalam
Penebalan tulang pertumbuhan seluruh tubuh)
dan jar.lunak
Penurunan konsumsi
AKROMEGALI Proliferasi pada wajah
glukosa oleh tubuh
Proliferasi pada
glukosa darah - Penonjolan tulang rahang&pipi
anggota gerak
- Bentuk wajah kasar
Produksi insulin meningkat
Tangan,kaki & jari-jari - Pembesaran mandibula
menebal
- Lidah membesar
GH meresistensi insulin
(kompensasi) Sulit menggig
Koping inefektif Sulit berbicara /mengunyah mak
glukosa darah
Sumber:
Guyton, Artur C.2002.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia A. & Wilson, Lorraine M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses penyakit edisi 6. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AKROMEGALI
Kasus
Seorang bapak-bapak bernama Bapak A, berusia 42 tahun, datang ke rumah
sakit dengan keluhan terdapat pembesaran jari-jari tangan, kaki dan lidah. Bapak
A juga mengatakan adanya perubahan pada tulang wajahnya. Di samping itu
Bapak A juga mengeluh nyeri pada punggung dan kepala. Tepat dua tahun yang
lalu bapak A melakukan terapi radiasi karena terdapat tumor jinak hipofise. Dari
keterangan keluarga, penyakit ini tidak pernah terjadi di keluarganya.
A. Pengkajian
1. Identitas :
a. Nama : Tn A
b. Jenis kelamin : Laki-laki (laki-laki dan perempuan mempunyai resiko
yang sama)
c. Usia : 42 tahun (Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis
akromegali adalah 40-45 tahun)
2. Keluhan utama
a. Perubahan ukuran dan bentuk wajah serta organ-organ tubuh seperti
jari-jari, tangan, lidah, dsb.
b. Nyeri pada punggung dan kepala.
3. Keluhan Tambahan
a. Perasaan tidak nyaman.
b. Klien tidak mengetahui apa penyakit yang dideritanya.
4. Riwayat pengobatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah melakukan perawatan ataupun terapi
lainnya sejak setelah dilakukan terapi radiasi dua tahun yang lalu. Baru
akhir-akhir ini klien mengkonsumsi obat penurun nyeri karena nyeri
punggung dan kepalanya semakin berat.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pada dua tahun tang lalu klien pernah mengalami tumor hipofisis jinak,
kemudian perawatan yang dilakukan adalah terapi radiasi.
6. Riwayat penyakit keluarga
Dari keterangan keluarga dijelaskan bahwa keluarga tidak pernah
mempunyai riwayat penyakit sejenis ini.
7. Pemeriksaan fisik mencakup:
Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan
hidung besar, tulang supraorbita menjolok.
Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok
kedepan.
Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh
dengan baik.
Amati perubahan pada persendian di punggung. Pada pemeriksaan
ditemukan mobilitas terbatas.
Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali.
Disfagia akibat lidah membesar.
8. Pemeriksaan diagnostik mencakup :
Kadar prolaktin serum : ACTH, GH
Foto tengkorak
CT Scan otak
Angiografi
Tes supresi dengan Dexamethason
Tes toleransi glukosa.
B. Analisis Data
Analisa data Etiologi Masalah
Ds : klien mengeluh nyeri pada a. Penekanan jaringan oleh Nyeri (kepala,
bagian punggung dan kepala. tumor. punggung)
Do : KU lemah, wajah b. Pembesaran ruas tulang
menyeringai, pucat, tangan belakang.
memegangi daerah kepala dan
punggung.
Ds : klien mengatakan adanya Penyakit pada tahap Gangguan citra
perubahan bentuk wajah, perkembangan. tubuh
tangan, kaki, lidah.
Do : tangan, kaki, lidah, wajah
mengalami perubahan bentuk.
Ds : klien mengatakan adanya Ketidakmampuan Ketidakseimbang
pembesaran lidah. menelan makanan an nutrisi kurang
Do : lidah mengalami dari kebutuhan
pembesaran. tubuh
Ds : klien mengatakan cemas Perubahan pada status Ansietas
karena penyakit yang peran
dideritanya.
Do : wajah pucat, panik, terlihat
bingung dan khawatir.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (kepala, punggung) berhubungan dengan penekanan jaringan oleh
tumor, pembesaran ruas tulang belakang
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit pada tahap
perkembangan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status peran
D. Diagona dan Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (kepala, punggung) berhubungan dengan penekanan jaringan oleh
tumor, pembesaran ruas tulang belakang
Tujuan :
Nyeri klien akan akan berkurang dalam jangka waktu 2-3 jam setelah
tindakan.
Intervensi:
No Intervensi Rasional
1 Kaji tanda-tanda adanya 1. Bermanfaat dalam mengevaluasi
nyeri baik verbal maupun nyeri, menentukan pilihan
non verbal, catat lokasi, intervensi, menentukan efektivitas
intensitas (skala 0-10), dan terapi.
lainya.
2 Pertahankan bel pemanggil 2. Membatasi ketegangan,
dan barang yang sering meminimalkan gerakan agar tidak
digunakan dalam jangkauan nyeri pada punggung.
yang mudah
3 Anjurkan pasien untuk 3. Membantu untuk memfokuskan
menggunakan teknik kembali perhatian dan membantu
relaksasi, seperti imajinasi, pasien untuk mengatasi nyeri/rasa
music yang lembut, relaksasi tidak nyaman secara lebih efektif.
progresif.
4 Berikan obat analgetik 4. Menurunkan nyeri dan rasa tidak
(penurun TIK) nyaman di kepala.
5 Berikan tindakan masase 5. Menurunkan nyeri dan rasa tidak
punggung. nyaman di punggung.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit pada tahap
perkembangan.
Tujuan :
Dalam waktu 2-3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh
yang positif.
Intervensi:
No Intervensi Rasional
1 Dorong klien agar mau Informasi dari klien dapat
mengungkapkan pikiran menentukan letak
dan perasaannya terhadap ketidaknyamanan serta untuk
perubahan penampilan menentukan tindakan selenjutnya.
tubuhnya,.
2 Bantu klien Segi-segi positif klien mampu
mengidentifikasi menumbuhkan kepercayaan diri
kekuatanya serta segi-segi pada klien tersebut.
positif yang dapat
dikembangkan oleh klien.
3 Kolaborasi pemberian Diberikan pada klien dengan
obat-obatan seperti: akromegali, untuk mengurangi
Bromokriptin (Parlodel) ukuran tumor.
E. Evaluasi
1. Klien dapat menerima kekurangan (perubahan fisik) dalam dirinya.
2. Klien mampu bersosialisi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,
tanpa merasa malu akan perbedaan dalam dirinya
3. Klien mampu beraktivitas secara mandiri
F. Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya
meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes
tpleransi glukosa sekunder.
Perimetri untuk mencari defek lapang pandang fisual bitemporal (50%).
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid,
alur supraorbita, dan rahang bawah. Lantae fosa hipofisis biasanya tampak
mengalami erosi atau menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprassellar.