Anda di halaman 1dari 30

lOMoARcPSD|4625218

10. D4 [ Dietary History]

Penilaian Asupan Gizi (Universitas Diponegoro)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)
lOMoARcPSD|4625218

LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN ASUPAN GIZI


PRAKTIKUM SURVEI MAKANAN: DIETARY HISTORY

Dosen Pengampu :
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi FItranti, S.Gz, M.SI

Disusun oleh:
Kelompok 4 Kloter D Kelas Ganjil

1. Ainan Viha Tusamma S 22030117130075


2. Cindy Desy Ariyani 22030117120041
3. Maulida Nur Firdausya 22030117130057
4. Siti Andhini Mattarahmawati 22030117130091

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

BAB I
PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Pada praktikum yang dilaksanakan hari Senin, 12 November 2018 dilakukan
praktikum mengenai survei makanan menggunakan dietary history. Fungsi dari
mensurvei pangan menggunakan metode ini adalah dapat memberikan informasi
kebiasaan konsumsi individu dalam waktu yang panjang. Umumnya metode ini
memberikan data kualitatif dan kuantitatif
2. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu melakukan survei konsumsi makanan tingkat individu dengan
metode dietary history dengan benar.
3. Tinjauan Pustaka
1. Survei Konsumsi Pangan
Pengertian survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran
konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan
menggunakan metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan
mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak
langsung.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat
dalam jangka waktu tertentu. Jenis bahan pangan dibedakan menurut berbagai
cara. Salah satu cara membedakan bahan pangan adalah berdasarkan sumbernya.
Berdasarkan sumbernya bahan pangan dibedakan menjadi bahan pangan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah- buahan. Jenis bahan makanan yang
dikonsumsi idealnya memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas
pangan yang dikonsumsi harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi.
Bahan pangan yang dikonsumsi apabila telah mampu menyediakan semua jenis

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

zat gizi yang dibutuhkan maka ia disebut berkualitas. Fakta yang adalah bahwa
tidak ada satu bahan makanan yang mampu memenuhi seluruh zat gizi. Atas
alasan inilah maka perlu dilakukan penganekaragaman konsumsi pangan dan
harus berbasis makanan lokal. Banyak pertimbangan logis sederhana yang harus
dipahami pada kebijakan pemerintah terkait penganekaragaman dan konsumsi
makanan lokal.
Pemerintah telah menetapkan peraturan terkait dengan gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal melalui
peraturan menteri pertanian nomor 43/Permentan.OT.140/10/2009.
Penganekaragaman konsumsi pangan adalah ditujukan untuk memenuhi
konsumsi gizi seimbang. Gizi seimbang adalah syarat untuk dapat bekerja secara
aktif dan produktif.
Alasan pemerintah menetapkan konsep penganekaragaman pangan adalah
dominasi beras sebagai sumber makanan pokok bagi seluruh penduduk Indonesia.
Dominasi beras yang sangat besar menyebabkan ketergantungan pada komoditas
padi juga tinggi. Konsumsi beras yang tinggi tidak disertai dengan produksi yang
cukup. Kesenjangan antara kebutuhan beras dan produksi padi dalam negeri
menjadi tidak seimbang. Pemerintah mengantisipasinya dengan berbagai cara.
Salah satu caranya adalah aneka ragam konsumsi pangan termasuk pangan non
beras.
Makanan pokok selain beras, secara historis di Indonesia adalah cukup
potensial. Berbagai sentra produksi sagu, singkong dan jagung sudah dikenal
sejak lama. Daerah seperti kawasan timur Indonesia dikenal sebagai sentra
produksi sagu dan nusa tenggara dikenal sebagai sentra produksi jagung.
Kekhususan setiap daerah dengan makanan pokoknya dapat dikembalikan
sebagaimana kondisi geografis dan sosial masyarakat setempat. Adanya
pergeseran konsumsi non beras menjadi beras di sentra produksi sagu, singkong
dan jagung saat ini dikembalikan ke konsep makanan non beras. Hal ini bertujuan
agar ketahanan pangan penduduk Indonesia tetap terpenuhi dengan baik.
Dinamika konsumsi pangan yang berubah secara terus menerus sesuai
dengan perkembangan berbagai sektor termasuk sektor pendapatan adalah harus
dipantau setiap periode waktu tertentu, Pemantauan ini dijelaskan sebagai salah
cara untuk mendeteksi secara dini kemampuan sektor produksi untuk menjamin
pasokan guna mengatasi gejolak harga yang dapat memicu inflasi. Makanan

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

adalah pemicu inflasi yang paling potensial. Jika inflasi naik karena kenaikan
harga makanan pokok maka ini dapat memicu lahirnya masalah gizi dan
kesehatan. Perubahan itu layaknya dapat dimonitor melalui survei konsumsi
pangan penduduk secara berkala.1
2. Dietary History
Metode dietary history merupakan metode pengukuran yang bersifat
kualitatif yang memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan
dalam waktu yang cukup lama ( dapat selama 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke,
1974 dalam Supariasa, 2001 menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu: komponen pertama adalah wawancara (recall 24 jam);
komponen kedua adalah frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan makanan
dengan memberikan daftar, untuk mengecek kebenaran recall 24 jam tadi;
komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sejak dicek ulang.2
Metode dietary history bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama, menyatakan
bahwa metode ini sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu :
a. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24
jam terakhir.
b. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
c. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai
cek ulang.3
3. Prinsip Penggunaan Dietary History
Prinsip umum dalam DH adalah pencatatan riwayat makan dari aspek
keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi. Kepatuhan diet, dan
makanan pantangan. Riwayat ditelusuri dengan dua pendekatan yaitu frekuensi
konsumsi makanan dan porsi makan setiap hari selama beberapa hari.
Berdasarkan pertimbangan ini maka beberapa prinsip DH adalah sebagai berikut:
a. Waktu Makan
Metode DH mencantumkan waktu makan sebagai bagian dari pola
makan. Waktu makan yang dimaksud adalah waktu makan utama dan
makanan selingan pada subjek. Berdasarkan cara ini maka di Indoensia

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

dikenal waktu makan pada pagi, siang dan malam hari. Tiga waktu
makan ini masih diselingi dengan makanan selingan pada pagi
menjelang siang dan sore hari. Makan selingan ini tidak selalu ada pada
setiap kelompok masyarakat. Ini disesuaikan dengan kondisi masing
masing wilayah dan satuan sosial tertentu.
Deskripsi waktu makan penting dalam kajian dietetik subjek. Salah
satu pertimbangannya adalah hormon leptin yang mengatur rasa lapar
dan rasa kenyang dipengaruhi oleh keteraturan waktu makan. Selain itu
waktu makan juga dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kesibukan
dan pola penyediaan hidangan. Hal ini berarti bahwa kebiasaan makan
menurut kajian metode DH adalah mengkaji berbagai determinan faktor
konsumsi. Faktor konsumsi pangan dari sisi kandungan gizi tetapi juga
dari aspek penyediaan dan sistem sosial lain yang memengaruhinya.
b. Nama Hidangan
Nama hidangan hendaknya ditulis lengkap, dan mengikuti nama
yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagaimana ia disebut dalam
kehidupan sehari hari. Tujuan penamaan yang sifatnya dikenal oleh
masyarakt umum adalah dalam rangka edukasi gizi dimasa yang akan
datang. Memudahkan kita berkomunikasi dan menyampaikan pesan
pesan gizi yang terkait dengan kontent hidangan tersebut sesuai hasil
kajian DH. Nama hidangan ini kemungkinan berbeda untuk hidangan
yang sama ditempat atau etnis lain. Menghidari salah persepsi atas nama
hidangan pada kasus seperti diatas, maka akan dapat dihindari, karena
pada setiap nama hidangan selalu diikuti dengan rincian nama bahan
atau komponen penyusunnya.
c. Bahan hidangan
Bahan hidangan adalah seluruh bahan yang digunakan untuk
membuat hidangan. Bahan hidangan terdiri dari dari dua yaitu bahan
pokok dan bahan tambahan. Hidangan dari waktu ke waktu mengalami
modifikasi dengan cara memodifikasi dari resep aslinya. Pada konteks
ini seringkali satu jenis makanan atau minuman dimodifikasi dengan
memberikan bahan tambahan lain dengan tujuan memperbaiki rasa atau
penampilan. Pada metode DH semua bahan yang digunakan untuk
membuatnya adalah ditulis secara lengkap. Komponen yang sedikit

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

pemakaiannya adalah ditulis secara lengkap, kandungan yang sedikit


belum tentu pengaruhnya kecil pada komposisi gizi seimbang.
Contohnya adalah penggunaan garam, pada setiap makanan olahan
adalah sangat sedikit, akan tetapi pengaruhnya secara fisiologi sangat
besar jika kekerapan konsumsinya sering.
d. Porsi Acuan
Porsi acuan adalah porsi yang dijadikan acuan untuk
membandingkan porsi pada hari hari pengamatan selama DH dilakukan.
Jadi dengan demikian tujuan porsi acuan adalah untuk mengetahui porsi
yang paling sering digunakan oleh subjek dan mengetahui konsistensi
subjek pada porsi acuan dari hari kehari. Porsi acuan ini jumlahnya sama
dengan porsi rerata atau porsi yang paling sering muncul atau sering
digunakan oleh subjek jika mengonsumsi satu jenis makanan. Porsi
acuan berbeda untuk setiap jenis makanan. Misalnya porsi makan
sayuran berbeda dengan porsi makan buah. Porsi makan lauk hewani
berbeda dengan porsi makan lauk nabati. Porsi acuan ini diperoleh dari
beberapa cara yaitu wawancara langsung dengan subjek atau
penimbangan langsung oleh subjek. Cara lain adalah menentukan sesuai
dengan porsi pada pesan gizi seimbang (PGS). Biasanya di Indonesia
digunakan porsi acuan pada buku PGS.
e. Porsi Konsumsi
Porsi konsumsi adalah porsi yang dikonsumsi oleh subjek. Porsi
konsumsi dapat sama atau berbeda dengan porsi acuan. Perbedaan ini
diberikan simbol K=kecil, S=Sedang dan B=besar. Jika subjek
mengonsumsi lebih kecil dari porsi acuan maka diberi symbol K, Jika
subjek mengonsumsi sama dengan porsi acuan maka diberi simbol S,
dan jika subjek mengonsumsi lebih besar dari porsi acuan maka diberi
simbol B. Bobot ukuran besar, sedang dan kecil dapat diketahui dengan
cara penimbangan saat wawancara berlangsung. Studi Diet Total (SDT)
di Indonesia tahun 1994 pernah menggunakan metode penimbangan
makanan saat wawancara recall konsumsi 24 jam. Cara penimbangannya
adalah subjek diminta untuk menentukan jumlah makanan atau minuman
yang biasa dikonsumsi melalui bentuk (pangan) aslinya. Setelah subjek
sudah menentukan takaran makanan, lalu ditimbang oleh enumerator dan

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

dicatat hasilnya sebagai porsi konsumsi. Cara ini dipandang sebagai cara
untuk mengetahui porsi konsumsi aktual setiap subjek.
f. Catatan Diet
Catatan diet adalah tanda yang diberikan pada setiap hari, untuk
kepatuhan subjek menjalankan diet yang digunakannya. Jika subjek
sedang menerapkan diet tertentu maka tanda ceklist dibubuhkan pada
kolom hari pengamatan, Jika subjek tidak menerapkan diet pada hari
pengamatan maka, kolom ini dikosongkan atau diberi tanda silang,
Tujuan catatan diet ini juga berguna untuk menilai kepatuhan subjek
pada diet. Diet dalam konteks ini adalah diet yang beredar di
masyarakat.
g. Pantangan
Makanan pantangan adalah makanan yang pada umumnya orang
konsumsi tetapi untuk subjek tertentu tidak dikonsumsi dengan alasan
subjektif diluar penilaian organoleptik. Makanan pantangan ditolak
untuk dikonsumsi karena alasan subjektif. Alasan subjektif karena
persepsi yang menyimpang dari kaidah ilmu pengetahuan gizi dan
makanan. Alasan seringkali berhubungan dengan mitos atau legenda
secara turun temurun. Jika subjek memiliki makanan pantangan maka
kolom ini diberi tanda ceklist. Tujuan kolom ini adalah untuk
memberikan deskripsi secara lengkap bahwa subjek memiliki makanan
pantangan. Pada wawancara mendalam dapat ditelusuri tentang alasan
memantangkan makanan tertentu dan bagaimana efeknya pada
keragaman konsumsi subjek.
h. Deskripsi DH
Deskripsi DH adalah penjelasan narasi yang mudah dipahami atas
fakta fakta riwayat makan subjek. Deskripsi DH adalah dirinci terkait
konsistensi waktu makan, sumber makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati, kelompok sayuran, dan kelompok buah buahan, serta makanan
bersama atau even sosial lainnya. Makanan pantangan juga dijelaskan
jika ada atau tidak ada. Deskripsi ini adalah ringkasan tentang riwayat
makan subjek.

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

i. Interpretasi DH
Interpretasi DH adalah simpulan atas riwayat makan subjek.
Simpulan ini diuraikan menurut dimensi keragaman konsumsi sesuai
dengan pilar gizi seimbang dan dilengkapi dengan asupan rerata harian
selama DH. Asupan terhadap gizi makro dan mikro. Jika dilakukan
penyederhanaan maka, disesuaikan dengan tujuan DH. Jika tujuan DH
adalah untuk menelusuri efek riwayat makan dengan munculnya kasus
malnutrisi gizi makro maka di interpretasi relasinya dengan gizi makro
saja.
Pada metode DH tidak diperlukan studi pendahuluan yang sistematis
seperti pada metode FFQ maupun semi FFQ. Studi tidak diperlukan
karena formulir DH adalah formulir dengan pertanyaan terbuka.
Dilakukan identifikasi bahan makanan sudah dikonsumsi setiap hari. Hal
ini berbeda dengan metode FFQ dan Semi FFQ dimana daftar mahanan
sudah ditentukan sebelumnya dari hasil studi pendahuluan.1
4. Kelebihan Metode Dietary History (DH)
Salah satu pertimbangan dalam memilih metode survei konsumsi pangan
adalah memertimbangkan kelebihannya. Kelebihan metode DH sesuai dengan
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi riwayat makan pada subjek. Status gizi
tidak lain adalah luaran dari riwayat makan subjek. Malnutrisi adalah disebabkan
asupan makanan berlebihan atau kekurangan makanan dalam jangka panjang.
Aspek durasi waktu yang panjang berkorelasi dengan kekhususan dalam assosiasi
hubungan sebab akibat yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kekerapan
konsumsi signifikan berefek pada kondisi fisiologis subjek. Kondisi fisiologis
akan menyesuaikan diri dengan fakta asupan zat gizi dimasa yang telah berlalu.1
Kelebihan metode DH dari aspek sasaran adalah dapat digunakan pada
kelompok literasi rendah sama halnya dengan metode FFQ. Kemudahan ini
disebabkan pada proses pengumpulan datanya adalah menggunakan metode
wawancara langsung (direct interview), bukan wawancara tidak langsung
(indirect interview). Wawancara tidak langsung contohnya adalah wawancara
menggunakan telepon (telephone interview). Sasaran dengan kemampuan baca
tulis dan pemahaman yang rendah dapat diinvestigasi konsumsi pangannya
dengan baik. Salah satu syaratnya adalah dilakukan oleh interviewer yang terlatih.

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Kelebihan metode DH adalah ketepatan dalam membuat daftar bahan


makanan atau minuman pada formulir DH dan akurasi porsi. Metode ini sangat
sistematis karena semua bahan makanan dan minuman adalah yang nyata
dikonsumsi sesuai bukti catatan harian. Bentuk pertanyaan terbuka dan terus
bertambah setiap ada item makanan atau hidangan baru untuk setiap subjek. Cara
ini dapat mengurangi over plat syndrome atau menaksir konsumsi terlalu tinggi
dari fakta yang sesungguhnya. Daftar ini berbeda dengan daftar pada FFQ, karena
pada FFQ daftar dapat saja tidak ada yang memilihnya saat sudah dilakukan
survei, tetapi DH adalah selalu ada yang memilih item setiap makan, karena ia
dibuat berdasarkan daftar makanan aktual subjek.1
Kelebihan metode DH dibanding dengan metode SKP yang lain adalah
mewakili riwayat makan aktual subjek sedangkan metode yang lain seperti pada
metode recall konsumsi 24 jam (Food Recall 24 Jam), penimbangan makanan
(Food Weighing), adalah mendeskripsikan asupan aktual sehari. Jika metode SKP
tingkat individu yang lain akan digunakan untuk menderskripsikan konsumsi
mingguan atau bulanan dan bermaksud melihat variasi antar hari maka
pengumpulannya harus berulang.1
Metode ini memiliki konsisten instrumen yang sangat baik, karena
pertanyaannya adalah pertanyaan tertutup. Pencacatan hanya dapat dilakukan
oleh subjek yang diukur dan tidak dapat dilakukan oleh orang lain, karena alasan
tidak efisien.1
Metode DH juga dapat dilakukan pada subjek yang tidak menetap ditempat
tinggal sedangkan pada metode pencatatan makanan tidak dapat dilakukan pada
subjek yang tidak memiliki tempat tinggal menetap dalam periode waktu tertentu.
Alasannya adalah karena informasi makanan dan minuman yang dikonsumsi
harus dapat dicatat dalam periode waktu. Kondisi sakit pada subjek jika masih
mampu berkomunikasi maka metode FFQ dapat dilakukan sedangkan pada
metode pencatatan makanan ini tidak dapat dilakukan pada subjek sakit.1
5. Kelemahan Metode Dietary History (DH)
Kelamahan metode DH dibanding dengan banyak metode survei konsumsi
pangan yang lain adalah:1
1. Pelaksanaan memerlukan waktu lama
2. Memerlukan enumerator yang banyak, jika survei pada populasi
3. Memerlukan tenaga pengumpul data yang sangat terlatih

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Formulir Dietary History
b) Laptop
c) Buku foto makanan ( e book)
d) Pedoman konversi berat matang mentah
e) Pedoman konversi penyerapan minyak

2. Bahan
- (tidak ada)
B. Cara Kerja
1. Sesi 1 Pengambilan Data
a. Setiap kelompok membagi anggota kelompoknya menjadi 2 kelompok kecil
sebagai berikut :
• Kelompok X, beranggotakan 2 mahasiswa yaitu mahasiswa X1 dan X2
X bertugas sebagai pewawancara (petugas gizi)
• Kelompok Y, beranggotakan 2 mahasiswa yaitu mahasiswa Y1 dan Y2
Y bertugas sebagai responden / subjek
b. Mahasiswa berpasangan (bermain peran untuk melakukan praktek survei
konsumsi tingkat individu dengan metode dietary history. Pasangan 1 adalah
X1 dan Y1, dan pasangan 2 adalah X2 dan Y2.
c. Mahasiswa bertukar posisi untuk melakukan praktek survei konsumsi tingkat
individu dengan metode dietary history. Mahasiswa yang sebelumnya bertugas
sebagai pewawancara , sekarang bertindak sebagai responden /subjek

2. Sesi 2 : Perhitungan Penyerapan Minyak, Berat matang bersih dan Konversi


Berat Matang bersih ke Mentah
3. Pengambilan Data di luar jam praktik
a. Lakukan pengecekan ulang asupan makan dengan melakukan estimated food
record selama 2 hari (weekend dan weekday)
b. Bandingkan hasil dietary history dan estimated food record
c. Diskusikan

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. Form Dietary History (terlampir)

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan


a. Kebiasaan konsumsi
Kebiasaan akan berhubungan dengan usia seseorang, dimana kebiasaan pada
remaja cenderung tidak teratur, tidak makan di rumah dan lebih memilih untuk
makan bersama teman sebayanya di luar rumah. 4
b. Pola konsumsi
Pola konsumsi akan dibentuk oleh kebiasaan konsumsi seseorang. Kebiasaan
ini akan berdampak pada pola makan seseorang yang juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti teman sebaya, dan faktor internal
seperti keadaan emosional, pelaksanaan diet, dan alergi terhadap sesuatu. 4
c. Usia
Semakin berusia maka seseorang akan mempunyai pilihannya sendiri terhadap
makanan yang ia senangi.4
d. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor internal yang menentukan kebutuhan gizi,
sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi.4
e. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi berpengaruh positif terhadap pemilihan dan makan
seseorang. Pengetahuan gizi diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadao ada
tidaknya masalah gizi pada dirinya sehingga dapat mengambil tindakan yang
tepat.4
f. Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan
memahami sesuatu. Tingkat pendidikan turut mempengaruhi konsumsi makanan
melalui cara pemilihan bahan makanan dalam hal kualitas dan kuantitas
dibandingkan dengan orang tua berpendidikan rendah.4
g. Pendapatan orang tua/ Status ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kuantitas
hidangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan berarti semakin kualitas dan
kuantitas makanan yang diperoleh seperti membeli buah, sayuran, dan aneka
ragam jenis makanan.4

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

h. Iklan/Media massa
Media bisa berpengaruh positif maupun negatif dalam mempromosikan
berbagai macam informasi. Perkembangan teknologi dan media massa juga
mempunyai perandalam mempromosikan pemilihan makanan. Media massa
sebagai salah satu sarana komunikasi berpengaruh besar membentuk opini dan
kepercaan seseorang. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa
pesan dan sugesti yang mengarahkan opini seseorang. Akan tetapi dalam
penelitian Srimaryani (2010), ditemukan bahwa iklan/media massa tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi individu.5
Seperti halnya yang sudah dijabarkan diatas, dapat dirangkum seperti
berikut:4
a. Faktor Predisposisi
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Pendidikan anak
4) Pengetahuan anak
b. Faktor Pemungkin
1) Ketersediaan makanan
2) Media massa/iklan
c. Faktor Penguat
1) Pengetahuan orang tua
2) Pendidikan orang tua
3) Pekerjaan orang tua
4) Pendapatan orang tua
5) Pengaruh teman sebaya
Saat melakukan dietary history, pemilihan makanan subjek cenderung
berdasarkan ketersediaan makanan, pengetahuan, pendidikan, dan pengaruh teman
sebaya.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Dietary History6
Kelebihan metode DH yaitu:
a. Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara
kualitatif dan kuantitatif
b. Biaya relatif murah

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

c. Dapat digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan


yang berhubungan dengan diet pasien
Kekurangan dari metode DH yaitu :
a. Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden
b. Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih
c. Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar
3. Mengurangi Bias Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan
Untuk dapat mengurangi kesalahan yang bersifat sistematik dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Gunakan sampel dalam jumlah besar (semakin besar sampel semakin kecil
variasinya)
b. Ulangi pengukuran intake konsumsi terhadap subyek atau responden yang sama
dalam beberapa waktu
c. Usahakan selalu melakukan kalibrasi terhadap alat-alat ukur
Untuk mengurangi bias yang berhubungan dengan pengetahuan responden
mengenai ukuran porsi:
a. Gunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar, model atau contoh bahan
makanan langsung dan alat makan yang biasa dipergunakan.7
Saat melakukan dietary history, alat bantu yang digunakan adalah foto buku
makanan untuk memunculkan memori subjek terhadap jumlah makanan dan ukuran
makanan yang diasup selama 1 bulan terakhir.

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

BAB V
KESIMPULAN

1. Mahasiswa dapat melakukan teknik survei konsumsi makanan individu dengan


metode Dietary History
2. Metode Dietary History dapat mengetahui kebiasaan dan pola konsumsi dalam waktu
yang cukup lama (satu bulan)

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumita dkk. 2018. Survey Konsumsi Pangan. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia
2. Fermia, Intan. 2008. Gambaran Konsumsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
3. Palupi, M. 2014. Dietary History Method. Semarang: Universities Diponegoro.
4. Mardayanti, Purnama. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dalam Memilih Makanan
Jajanan. Skripsi FKM Universitas Indonesia. 2008
5. Kharisma, Windi. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Buah dan
Sayur pada Anak Sekolah Dasar (Studi Kasus Pada SDN Sekaran 1 dan SD Negeri
Pekunden Semarang). Skripsi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitan Negeri Semarang. 2016
6. Octaviana SP. Faktor-faktor yang Berpengaruh dengan Status Gizi Lebih pada Siswa
Sekolah Dasar 05 Kuningan Barat di Kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2013
7. Utami NWA. Survei Konsumsi Makanan. Bali : Universitas Udayana. 2016

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Nama Subjek : Siti Andhin M


Nama Pengukur : 1. Ainan Viha Tusamma S 2. Cindy Desy A
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 November 2018

Waktu Teknik Berat matang (gram) Berat


No Nama Masakan Bahan Makanan
Makan Pengolahan Sebelum Sisa Setelah Total Mentah** Keterangan
Konsumsi Konsumsi Konsumsi* (gram)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j)
Faktor konversi :
1. 14.00 Bakso Rebus Bakso urat 19 - 19 18,62
0,98
Rebus Faktor konversi :
2 Bakso halus 39 18 21 20,58
0,98
Rebus Faktor konversi :
3. Mie kuning 24 - 24 14,4
0,6
Rebus Faktor konversi :
4. Lontong 62 - 62 24,8
0,4
Rebus Faktor konversi :
5. Siomay 25 14 11 11
1,00
Rebus Faktor konversi :
6. Tahu bakso 31 9 22 26,4
1,2
Faktor konversi :
7. Kuah 279 132 147 147
0,00
Note:
*(h) = (f) - (g)
**(I) = (h) x faktor konversi

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Formulir Dietary History


Nama Subjek : Cindy Desy A
Nama Pengukur : Siti Andhini M
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 November 2018

Jam Nama Teknik Merk Bahan Frekuensi konsumsi Porsi per kali Berat Rata-rata
maka Masakan pengolaha makanan makan menta frekuensi/har
n n h (n) i (f)
hari Minggu Bulan URT Berat [gr]
matan
x/mingg x/har x/bula x/har g
u i n i

05.00 air putih aqua air 1 1 botol 1000 1000 1000 ml


besar ml ml

08.00 nasi dikukus - beras 3 1 1/2 150 gr 60 180


putih centong
lele digoreng ikan lele 10 2 1 ekor 30 gr 72 48
goreng kecil
minyak 10 2 9 6
goreng

sosis digoreng charm sosis 5 1 1 potong 20 gr 18 3,6


ayam ayam

minyak 5 1 2 0,4
goreng
nugget digoreng fiesta nugget 5 1 4 buah 80 gr 77 12,83
ayam ayam

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

minyak 5 1 2,64 0,44


goreng
ikan digoreng 8 2 1 ekor 70 gr 105 56
bawal kecil

minyak 8 2 10,5 5,6


goreng

ayam paha 2 1 1 potong 50 gr 80 22,86


goreng bawah dada
tanpa bawah
kulit
minyak 2 1 8 2,286
goreng

10.00 telur digoreng - telur 3 1 1 butir 60 gr 42 18


dadar

minyak 3 1 5,4 2,3


goreng

tahu digoreng tahu 6 1 1 potong 20 gr 26 5,2


bakso kecil

bakso 6 1 20 gr 26 5,2

minyak 6 1 6 1,2
goreng

11.20 pisang- pisang 6 1 1/2 buah 20 gr 18 3,6


coklat kecil

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

coklat 6 1 2 sdm 2 sdm 20 4

minyak 6 1 2 0,4
goreng
donat donat 3 1 1 buah 25 gr 21 2,1
gula putih sedang
tanpa isi

minyak 3 1 4 0,4
goreng
gula 3 1 7 gr 7 0,7
halus
putih

soto ayam direbus 2 1 1 100 gr 100 6,67


mangko
k

ayam digoreng dada 4 1 70 gr 112 14,9


goreng dengan
tepung kulit

labu siam ditumis labu siam 3 1 3 sdm 60 gr 70 7

14.00 batagor digoreng batagor 5 1 5 potong 50 gr 60 10

minyak 5 1 7,4 1,23


goreng

aci-telur dioreng 2 1 1 cup 50 gr 60 4


jus 1 1 1 gelas 350 ml 350 ml 11,67

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

mangga

es teh 8 1 1 gelas 320 ml 320 ml 85,3


manis

19.30 roti rasa sari roti roti putih 3 1 1 lembar 20 gr 20 2


coklat sandwic
h

selai 3 1 1 sdm 20 gr 20 2
coklat
roti rasa sari roti roti putih 3 1 1 lembar 20 gr 20 2
kacang sandwic
h

sela 3 1 1 sdm 20 gr 20 2
kacang
ayam tanpa 2 1 1 potong 50 gr 110 31,43
kecap kulit
indomie + indomie indomie 3 1 1 150 gr 70 7
telur + : ayam bungkus
sosis spesial
ayam sosis :
charm

nasi 1 1 1,5 150 gr 60 2


goreng centong
kecap +
telur

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Nama Subjek : Siti Andhini M


Nama Pengukur : Cindy Desy A
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 November 2018

Jam Nama Teknik Merk Bahan Frekuensi konsumsi Porsi per kali Berat Rata-rata Rata-rata
makan Masakan pengolahan makanan makan mentah frekuensi/hari asupan
hari Minggu Bulan URT Berat (n) (f) gram/hari
matang (n x f)
x/minggu x/hari x/bulan x/hari
05.00 Air putih - Aqua 5 1 gelas 250 ml 250 ml 5 1250 ml

06.00 Roti - Sari roti 5 2 2 72 g 72 g 0,3 21,6 g


double lembar
soft
Marmalade - Sari 2 2 1 sdm 10 g 10 g 0,13 1,3 g
stroberi gandum
Cookies - 3 2 3 115 g 115 g 0,85 97,75 g
keping
Telur Ceplok Telur 5 2 1 btr 60 g 54 g 1,43 77,22 g

Piscok Goreng 4 1 1 bh 75 g 75 g 0,13 9,75 g

08.00 Tahu bakso 2 1 1 bh 100 g 130 g 0,07 9,1 g


bakar
Nasi Beras 2 3 ctg 150 g 60 g 2 120 g

Telor Telur 2 1 1 btr 60 g 54 g 0,07 3,78 g


ceplok
balado
11.45 Tempe orek Tempe 2 1 1,5 22,5 g 24,75 g 0,29 7,18 g
sdm
Mendoan Tempe 2 1 1 bj 50 g 50 g 0,29 14,5 g

Tumis Taoge 4 1 2 sdm 20 g 20 g 0,13 2,6 g


taoge
Ayam Paha atas 5 1 1 30 g 48 g 0,17 8,16 g
goreng potong

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Tahu Tahu 1 bh 20 g 26 g 0,07 1,82 g


goreng kecil
18.00 Mie instan Indomie, Mie 2 1 1 bks 175 g 70 g 0,1 7g
+ telur + shin
jamur ramyun
Telur 1 butir 60 g 54 g 0,1 5,4 g

Jamur 3 1 3 bh 15 g 15 g 0,07 1,05 g


champion
Mie instan Shin Mie 3 1 1 bks 300 g 120 g 0,1 12 g
ramyun
Sate ayam Daging 2 1 10 100 g 170 g 0,07 11,9 g
tusuk
Kecap 3 1 2 sdm 20 g 20 g 0,1 2g

Manisan 2 1 4 sdm 160 g 160 g 0,07 11,2 g


lobak putih
Minuman Vit levite 2 1 1 botol 350 ml 350 ml 0,28 35 ml
sari anggur
Anggur 1 1 8 biji 96 g 96 g 0,57 54,72 g
hijau
Plum 1 bh 70 g 70 g 0,285 19,95 g
kcl
Pir 1 bh 120 g 120g 0,07 8,4 g

Pepaya 1 ptg 100 g 100 g 0,14 14 g

Nanas 3 1 1 ptg 100 g 100 g 0,141 14 g

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Nama Subjek : Ainan Viha


Nama Pengukur : Maulida N.S
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 November 2018

Jam Nama Teknik Merk Bahan Frekuensi konsumsi Porsi per kali Berat Rata-rata Rata-rata
makan Masakan pengolahan makanan makan mentah frekuensi/hari asupan
Hari Minggu Bulan URT Berat (n) (f) gram/hari
x/mingg x/hari x/bula x/hari matan (n x f)
u n g
07.00 Tahu Goreng - Tahu 5 1 1 biji 100 g 100 0,71 71
bakso
Bakso - - -
08.00 Nasi Kukus Beras 2 30 2 3 ctg 150 g 200 2 400
putih
Air - -
Tempe Goreng Tempe - 3 2 - 1 ptg 25 g 25 0,85 21,25

Minyak - -
Tumis Tumis Kangkun 3 2 1 ctg 100 g 100 0,85 85
kangkung g syr
Minyak - -
Cabai - -
08.30 Pisang Goreng Pisang 5 1 30 1 1 biji 30 g 30 0,71 21,3
cokelat
Gula - - -
Cokelat - - -
Kulit - - -
tepung
Minyak - -
Risoles Goreng Tepung 3 1 1 biji 50 g 50 0,42 21

Wortel - - -
Kentang - - -

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

10.00 Donat Goreng Tepung 3 1 1 biji 40 g 40 0,1 4

Minyak - - -
Gula - - -
halus
12.00 Siomay Goreng Kentang 2 1 1 50 g 50 0,28 14
piring
Tahu - - 1 biji 80 g 80 0,28 22,4

Siomay - - 1 biji 60 g 60 0,28 16,8

Kol - - 1 glg 60 g 60 0,28 16,8


kcl
Bumbu - - 1 ctg 40 g 40 0,28 11,2
kacang kcl
12.00 Pepaya - Pepaya 3 1 1 ptg 100 g 100 0,1 10
bsr
17.00 fried goreng ayam 3 1 1 ptg 170 g 100 0,1 10
chicken
Tepung
minyak
17.00 Sate Bakar Ayam 2 1 4 40 g 40 0,28 11,2
ayam tusuk
Bumbu - - 1 ctg 45 g 45 0,28 12,6
kacang sayur
Lontong Kukus Beras 3 1 1/2 45 g 45 0,42 18,9
ptg
pjg
Air - -
19.00 Telur Rebus Telur 3 1 1 50 g 45 0,42 18,9
butir
20.00 Susu Indomilk Susu BTP 2 1 1 gls 100 ml 100 0,28 28
cokelat kcl
21.00 Nasi Goreng Nasi 1 1 1 200 g 200 0,14 28
goreng porsi
Telur - - -

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Minyak - - -
Kerupuk - - -
21.00 Gorengan Goreng Tahu 2 1 50 0,28 14
petis
Tempe 2 1 50 0,28 14

1 hari Air putih air galon Air 1 hari - - - - 1 btl 600 ml 600 1 60
mineral bsr

Nama Subjek : Maulida N. S.


Nama Pengukur : Ainan Viha
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 November 2018

Jam Nama Masakan Teknik Merk Bahan Frekuensi konsumsi Porsi per kali makan Berat Rata-rata
makan pengolahan makanan mentah frekuensi
(n) [gr] /hari (f)
Minggu Bulan
Berat
hari URT
x/mingg matang
x/hari x/bulan x/hari
u

11.45 Nasi putih Rebus Beras 2 7 2 1 centong 60 g 24 g 2

Air 30 ml

Ayam dada Goreng Dada ayam 5 1 1 potong 60 g 96 g 0,7

Jus semangka Semangka 4 1 1 gelas 400 ml 200 g 0,5

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Air 100 ml

Gula 20 g

Susu 5g

12.00 Jus strawberry Strawberry 3 1 1 gelas 400 ml 100 g 0,4

Air 250 ml

Gula 20 g

Susu 15 g

1/4
Oseng kangkung Tumis Kangkung 5 1 25 g 25 g 0,16
mangkuk

Minyak 3g

Bihun Tumis Bihun 10 1 5 sdm 25 g 10 g 0,3

Minyak 3g

Ikan fillet Goreng Ikan 2 1 1 potong 50 g 105 g 0,28

Minyak 3g

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Sempolan Goreng Tepung 1 1 8 tusuk 70 g 45 g 0,14

Minyak 3g

Penyet kuah Goreng- Dada ayam 3 1 1 piring 60 g 96 g 0,42


Rebus

Kuah gulai 1/2


mangkuk

Penyet ayam Goreng Dada ayam 2 1 1 potong 80 g 128 g 0,28

Terong
goreng

Martabak manis Panggang Tepung 2 1 5 potong 55 g 35 g 0,28

Meses 8g

Susu 5 g

Minyak 3g

Thai tea matcha Seduh Es 3 1 1 gelas 600 ml 100 g 0,33

Susu 20 g

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)


lOMoARcPSD|4625218

Bubuk matcha 40 g

Teh 15 g

Gula 20 g

Downloaded by Dwi Putri Ningrum (putri_setyo@yahoo.com)

Anda mungkin juga menyukai