Teknik Pemisahan Mineral
Teknik Pemisahan Mineral
PENGERTIAN KROMIUM
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau,
rapuh, sangat tahan terhadap reagen korosif biasa, masif (utuh, tidak berongga)
dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas dialam. Kromium
ditemukan dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawa PbCrO 4 yang
berwarna merah. PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat
minyak.
Kromit adalah suatu mineral oksida yang dibentuk akibat proses kristalisasi
magma. Kromit merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan komposisi
kimia (FeCr2O4) dan bijih logam kromium. Mineral ini terdapat didalam batuan
beku ultabasa seperti peridotit, serta terdapat pula pada serpentin dan batuan
metamorf lainnya yang terbentuk dari alterasi batuan beku ultrabasa. Mineral ini
terbentuk pada temperature yang sangat tinggi dan pada bagian bawah dari tubuh
magma, dimana proses kristalisasi terjadi.
Kromit termasuk mineral dengan sifat fisik mineral logam sangat erat
hubungannya dengan perkembangan industry rekayasa pesawat dan ruang
angkasa, kemiliteran dan industry italic lainnya, dimana kromit merupakan satu-
satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral ini mempunyai
komposisi kimia FeCr2O3. Kromit mempunyai sifat antara lain berwarna hitam,
bentuk Kristal massif hingga granular, system Kristal octahedral, goresan
berwarna coklat, kekerasan 5,5 (skala mohs), dan berat jenis 4,5-4,8. Komposisi
kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat unsur-unsur lain yang
mempengaruhinya, karena itu berdasarkan nisbah Cr:Fe, kromit dapat dibagi
menjadi tiga jenis yaitu, kromit kaya krom, kaya aluminium dan kaya besi.
Secara deskripsi, mineral dengan komposisi kimia FeCr2O4 ini memiliki warna
hitam dan coklat kehitaman. Goresan dari mineral ini berwarna coklat gelap
dengan kilap logam. Mineral ini tidak berupa mineral transparan melainkan
mineral opak yang tidak memiliki belahan. Kekerasannya 5,6-6 dan berat
jenisnya 4.5-4.8.
b. Sifat kimia
Nomor atom 24
Potensi kromit diIndonesia cukup besar, hal ini dikarenakan kromit terbentuk
pada batuan induknya yaitu ofiolit, sedagkan penyebaran ofiolit diIndonesia
diperkirakan lebih dari 80.000 km2. Penyebaran kromit tersebut terdapat :
Misalnya dataran pantai dari wilayah pantai maburu, desa topogaro, dan desa
Umpanga kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Bungku, Provinsi Sulawesi
Tengah. Sebagian besar daerah penyelidikan ditempati rawa, dan perkebunan
penduduk serta lahan-lahan kosong berupa ilalang yang dianggap memiliki
endapan kromit. Sempat teramati bekas-bekas penggalian kromit yang dilakukan
baik oleh perusahaan terdahulu maupun masyarakat setempat untuk dijual.
Pusat data dan Informasi lembaga ESDM menuliskan cadangan Sumber Daya
Mineral Logam tahun 2010, kromit (primer) di Indonesia sebesar 1642,93 kilo
ton cadangan dalam bentuk bijih dan 756,39 kilo ton dalam bentuk logam.
Sedangkan cadangan kromit (plaser) di Indonesia sebesar 5782,93 kilo ton dalam
bentuk bijih dan 2442,55 kilo ton dalam bentuk logam
5. KEGUNAAN KROMIT
1. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada
stainless steel, kramit logam, dan chrome plating
2. Chrome plating digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti
cermin pada baja.
3. Kromium digunakan dala metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilat
4. Selain itu logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, utnuk
memproduksi batu rubi sintesis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan
penyamakan kulit
5. Pada logam platinum beserta bahan campuran lain (nikel, palladium, dll) yang
dilapisi oleh chrome menjadi emas putih.
Dampak negative penggunaan kromit yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
standar operasi pengolahan menimbulkan efek keracunan pada organisme.
Keracunan dapat terjadi dengan media tanah, udara maupun air yang terus-
menerus tercemari kromium dalam bentuk senyawa aktif. Pemaparan secara
terus-menerus akan meningkatkan kadar kromium dalam tubuh organisme dan
mengendap disetiap organ tubuh terutama yang berhubungan dengan sirkulasi
darah (jantung, hati, ginjal dan otak) yang terakumulasi menjadi kanker organ
dalam.
7. PENGOLAHAN KROMIT
Pengolahan kromit ini terutama didasarkan kepada sifat fisik, yaitu memisahkan
mineral kromit dari mineral-mineral ikutan lainnya yang disebut “gangue
minerals”. Sifat fisik yang dimaksud adalah gaya berat medan listrik dan medan
magnet.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/mobile/BonitaSusimah/kromit-bahan-galianindustri/bonita
http://www.academia.edu/8815856/PRESENTASI_KELOMPOK_2_KROMIUM
sukardjo. (1994). Kimia Anorganik. Bina Aksara. Yogyakarta
Atkins, P. W. (1990). Physical Chemistry. Oxford University press. Oxford. Alih
Bahasa: Kartohadiprodjo, I. I. (1999). Kimia Fisika. Jilid kedua. Edisi Keempat.
Erlangga. Jakarta
Pusat Data dan Iformasi Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Terbit 2011.
TUGAS TEKNIK PEMISAHAN MINERAL
DISUSUN OLEH:
DINDA LESTARI
G30117010
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020