PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan visi misi Kementrian Kesehatan pada tahun 2014 serta
memperhatikan pencapaian Prioritas Nasional Bidang Kesehatan (PNBK), maka akan
dilaksanakan beberapa strategi antara lain:
1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamaan pada upaya promotive
dan preventif.
Rumah Sakit Umum (RSU) Semara Ratih Kabupaten Tabanan merupakan rumah
sakit kelas C. RSU Semara Ratih berlokasi di Banjar Luwus, Desa Luwus,
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Visi Rumah Sakit Umum Semara Ratih
adalah menjadi rumah sakit pilihan di Kabupaten Tabanan yang memberikan
pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada mutu, keselamatan dan kepuasan
pelanggan. Untuk mewujudkan visi tersebut, Rumah Sakit Umum Semara Ratih
menetapkan misi yaitu :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman informatif
dan efektif dengan tetap mempertahankan aspek sosial dan
profesionalisme melalui pengembangan SDM, sarana dan prasarana yang
berkelanjutan.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dengan
berpedoman pada standar prosedur operasional.
3) Melaksanakan pengabdian untuk menjaga ajegnya Bali dengan
meningkatkan derajat kesehatan masarakat khususnya di Kabupaten
Tabanan dengan menjunjung tinggi profesionalisme melalui pendekantan
keilmuan dan spiritual.
4) Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah, perusahaan swasta,
serta lembaga masarakat dibidang kesehatan.
RSU Semara Ratih sebagai salah satu sarana layanan kesehatan mempunyai
tanggungjawab terhadap peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga melalui pendidikan
kesehatan yang berkesinambungan antar disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan pasien,
sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses
dan pengambilan keputusan asuhan pasien. Untuk itu RSU Semara Ratih membentuk
Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
BAB II
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2018 tentang Penelenggaraan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dan
keluarga, serta pemeliharaan lingkungan di RSU Semara Ratih.
B. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakitnya, sehingga
mempunyai keinginan untuk mempercepat pemulihan serta berupaya untuk
mencegah terserang kembali penyakit yang sama.
b) Bagi keluarga pasien tertanamnya pemahaman yang mendorong seluruh
keluarga untuk memberikan dukung baik moril maupun materil kepada
pasien dalam upaya penyembuhan penyakitnya.
c) Diperolehnya gambaran tentang informasi yang dibutuhkan oleh pasien,
keluarga, pengunjung serta masyarakat disekitar RSU Semara Ratih.
d) Meningkatkan daya dan peran serta komunitas RSU Semara Ratih dalam
mencegah atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
e) Menciptakan suasana yang kondusif agar pasien, keluarga, pengunjung,
masyarakat yang berada disekitar RSU Semara Ratih mau dan mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.
f) Menjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksanaan
kegiatan PKRS RSU Semara Ratih.
g) Terwujudnya tempat kerja yang aman, bersih dan sehat bagi masyarakat
RSU Semara Ratih.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan dan Rinciab Kegiatan PKRS Rumah Sakit Umum Semara Ratih
1. Menyusun program kerja PKRS
2. Menyusun pedoman pengorganisasian PKRS
3. Menyusun pedoman pelaanan PKRS
4. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
a) Menyusun Standart Procedure Operational (SPO).
b) Membentuk Tim PKRS
c) Mengusulkan SK Pemberlakuan PKRS
d) Melakukan review SPO
e) Mengevaluasi SPO tiap tahun sekali
5. Pelaksanaan program penyuluhan
a) Promosi Kesehatan di Ruang Pendaftaran
Begitu pasien masuk ke gedung rumah sakit, maka yang pertama kali
harus dikunjunginya adalah tempat pendaftaran. Mereka akan tinggal
beberapa saat di ruang pendaftaran itu sampai petugas selesai mendaftar.
kontak awal dengan rumah sakit ini perlu disambut dengan promosi
kesehatan. Sambutan itu berupa salam hangat yang membuat mereka
merasa tntram berada di rumah sakit. Di ruang ini pula, disediakan
informasi tentang rumah sakit tersebut yang dapat meliputi informasi
tentang dokter praktek, pelaanan yang tersedia di rumah sakit, serta
informasi tentang penyakit baik pencegahan maupun tentang cara
mendapatkan penanganan penyakit tersebut. media informasi yang
digunakan di ruang ini sebaiknya berupa poster dalam bentuk neon box
yang memuat foto dokter dengan disertai kata - kata “Selamat Datang,
Kami Siap Untuk Menolong Anda“ atau yang sejenis. Media yang lain
dapat disiapkan di ruangan ini adalah leaflet dan TV.
b) Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Jalan
Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi
dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina
suasana dan advokasi.
1) Pemberdayaan
Idealnya pemberdayaan dilakukan terhadap seluruh pasien, dimana
dilakukan oleh seluruh petugas rumah sakit yang melayani pasien
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan
pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus
dikonsumsinya. Tapi jika hal ini belum dapat dilaksanakan bisa
disediakan ruang khusus bagi pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau ingin mendapatkan informasi. Ruang konsultasi ini
disediakan di poliklinik dan dilayani oleh seorang dokter. Media
komunikasi yang efektif di ruangan ini misalnya lembar balik,
gambar-gambar atau model anatomi, atau penyediaan leaflet gratis.
2) Bina suasana
Pihak yang paling berpengaruh untuk pasien rawat jalan adalah orang
yang mengantarkannya ke rumah sakit. Mereka tidak dalam keadaan
sakit, sehingga memungkinkan mendapakan informasi dari berbagai
media komunikasi yang trsedia di poliklinik, khususnya diruang
tunggu perlu dipasang poster – poster, disediakan selebaran (leaflet).
Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang
diderita pasien yang diantarnya, si pengantar diharapkan dapat
membantu rumah sakit memberikan juga penyuluhan kepada pasien.
3) Advokasi
Advokasi bagi kepentingan penderita rawat jalan umumnya
diperlukan jika penderita tersebut miskin. Biaya pengobatan rawa
jalan bagi penderita yang miskin memang sudah dibayar melalui
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
(JPKMM). Akan tetapi bagi penderita miskin, tuntasnya pengobatan
dengan rawat jalan tidak dapat dijamin jika mereka tidak memiliki
biaya transportasi dari tempat tinggalnya ke rumah sakit. Oleh karena
itu akan sangat membantu jika RS dapat menyediakan uang pengganti
ongkos bagi penderita miskin. Agar mampu melakukan upaya
membantu penderita miskin tersebut, rumah sakit dapat melakukan
advokasi ke berbgai pihak misalnya kepada pengusaha sukses untuk
menyumbangkan dana. Dana ini selanjutnya dikelola secara khusus
dngan manajemen yang transparan dan akuntabel sehingga siapapun
dapat turut mengawasi penggunaannya. Pengelolaannya bias mlalui
pembentukan yayasan atau lembaga fungsional lain dibawah kendali
Direktur yang membawahi keuangan rumah sakit.
c) Promosi Kesehatan di Rawat Inap
Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya
pasien sangat ingin mengetahui seluk-beluk tentang penyakitnya.
Walaupun ada juga pasien yang acuh tak acuh. Terhadap mereka yang
antusias, pemberian informasi dapat segera dilakukan. Tapi bagi mereka
yang acuh tak acuh, proses pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu
dari fase meyakinkan adanya masalah
Sementara itu, pasien dengan penyakit kronis dapat menunjukkan
reaksi yang berbeda-beda, seperti misalny a apatis, agresif, atau menarik
diri. Hal ini dikarenakan penyakit kronis umumnya memberikan pengaruh
fisik dan kejiwaan serta dampak sosial kepada penderitanya. Kepada pasien
yang seperti ini, kesabaran dari petugas rumah sakit sungguhsangat
diharapkan, khususnya dalam pelaksanaan pemberdayaan.
1) Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan pada pasien rawat inap pada saat mereka
sudah dalam fase penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap
penyakit kronis (kanker, tuberkolosis, dan lain-lain). Terdapat
beberapa cara pemberdayaan atau konseling yang dapat dilakukan
dalam hal ini.
(a) Konseling di Tempat Tidur (beside konseling)
(b) Biblioterapi
(c) Konseling berkelompok
2) Bina suasana
(a) Pemanfaatan Ruang Tunggu
agar pengunjung tertib saat menunggu jam besuk sebaiknya rumah
sakit menyediakan ruang tunggu bagi mereka. Jika demikian ruang
tunggu bisa digunakan sebagai sarana untuk bina suasana. Pada
ruang tunggu dapat dipasang berbagai poster, juga dapat disediakan
boks berisi leaflet yang boleh diambil secara gratis.
(b) Pembekalan Pembesuk Secara Berkelompok
Para pembesuk yang sedang menunggu jam besuk, dapat pula
dikumpulkan dalam ruangan – ruangan yang berbeda sesuai
dengan penyakit pasien yang akan dibesuknya
(c) Pendekatan keagamaan
Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk mempercepat
penyembuhan penyakit juga dapat dilakukan dengan pendekatan
keagamaan. Dalam hal ini para petugas rumah sakit, baik dengan
upaya sendiri atau pun dibantu pemuka agama, mengajak pasien
untuk melakukan pembacan doa-doa.
3) Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap pun advokasi
diperlukan, khususnya dalam rangka menciptakan kebijakan atau
peraturan perundang-undangan sebagai rambu-rambu perilaku dan
menghimpun dukungan sumber daya khususnya untuk membntu
pasien miskin.
Bagi pasien miskin, biaya untuk rawat inap juga sudah
tercakup dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Miskin. Namun sebenarnya tidak hanya itu yang dibutuhkan oleh
pasien miskin. Apa lagi jika yang harus dirawat inap adalah keplaa
keluarga, maka praktis pendapatan keluarga hilang atau setidak-
tidaknya sangat berkurang. Rumah sakit akan dapat mempercepat
kesembuhan pasien, jika rumah sakit juga dapat membantu
meringankan beban ekonomi keluarga dengan memberikan bantuan
biaya hidup keluarga selama pasien di rawat inap.
4) Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran
Sebelum pulang, paien rawat inap yang sudah sembuh atau
kerabatnya harus singgah dulu di tempat pembayanaran. Di ruang
perpisahan ini pasien / kerabatnya tu memang tidak berada terlalu
lama, namun hendaknya promosi kesehatan juga masih hadir, yaitu
untuk menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan, semoga
semakin bertambah sehat. Perlu juga disampaikan bahwa kapanpun
kelak pasien membutuhkan lagi pertolongan, jangan ragu-ragu untuk
dating lagi ke rumah sakit.
Dating diterima dengan salam hangat, dan pulang pun diantar
dengan salam hangat.
d) Promosi Kesehatan di Penunjang Medik
Dalam rangka pelayananan penunjang medic, PKRS terutama dapat
dilaksanakan di Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Rontgen, Pelayanan
Obat/Apotik, dan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah.
1) PKRS di Pelayanan Laboratorium
Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya
melakukan pemeriksaan Laboratorium, yaitu :
(a) Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh
dokter
(b) Bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau
kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.
Pada umumnya pasien tidak terlalu lama berada di Pelayanan
Laboratorium , oleh karena itu di kawasan ini sebaiknya dilakukan
promosi kesehatan dengan media swalayan (self service) seperti
poster-poster yang ditemel di dinding atau penyediaan leflet yang
dapat diambil gratis.
2) PKRS di Pelayanan Rontgen
Sebagaimana pelayanan di Laboratorium, Pelayanan Rontgen pun
umumnya pasien, klien dan pengantarnya tidak tinggal terlalu lama.
Disini kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka pun serupa
dengan pelayanan di Laboratorium, yaitu pentingnya melakukan
pemeriksaan rontgen :
(a) Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh
dokter
(b) Bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau
kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.
Dengan demikian, promosi kesehatan yang dilaksanakan di sini
sebaiknya juga dengan memanfaatkan media swalayan seperti poster
dan leaflet.
3) PKRS di Pelayanan Obat / Apotek / Instalasi Farmasi
Di pelayanan obat juga dapat dijumpai baik pasien, klien, maupun
pengantarnya. Sedangkan kesadaran yang ingin diiciptakan dalam diri
mereka adalah terutama tentang :
(a) Manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat
generic.
(b) Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai
dengan petunjuk dokter.
(c) Pentingnya memelihara Taman Obat Keluarga (TOGA) dalam
rangka memenuhi kebutuhan akan obat-obatan sederhana.
Di pelayanan obat boleh jadi pasien, klien atau pengantarnya tinggal
agalk lama, karena menanti disiapkannya obat. Dengan demikian, selin
poster dan leaflet, dikawasan in juga dapat dioperasikan VCD/DVD
Player dan Televisinya yang menayangkan pesan-pesan tersebut di
atas.
4) PKRS di Pelayanan Pemulasaraan Jenasah
Di pemulasaraan jenasah tentu tidak akan dijumpai pasien, karena
yang ada adalah pasien sudah meningeal. Yang akan dijumpai di
kawasan ini adalah para keluarga atau teman-teman pasien (Jenasah)
yang mengurus pengambilan jenasah dan transportasinya. Adapun
kesadaran dan perilaku yang hendak ditanamkan kepada mereka
adalah pentingnya memantau dan menjaga kesehatan dengan
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Namun perlu dingat
bahwa di kawasan ini suasananya adalah suasana berkabung, sehingga
tidak mungkin dilakukan promosi kesehatan yang formal dan ketat.
Dengan demikian, cara yang paling tepat adalah dengan memasang
poster-poster dan atau menyedikan leaflet untuk diambil secara gratis.
- Melakukan sosialisasi
pelaksanaan pendidikan
pasien dan keluarga
Mereview format dan juknis
pendidikan pasien dan
keluarga
- Mereview pelaksanaan
pendidikan pasien dan
keluarga
- Memonitor pelaksanaan
pendidikan pasien dan
keluarga
7 Menyediakan Sarana dan Menghimpun, mengolah materi edukasi
Prasarana PKRS Leaflet dari masing-masing Bidang/bagian yang
(pendidikan Rawat jalan, Rawat di kemas dalam PKRS dan disetujui
inap, dan Layanan RS) PPTK, dan Bendahara
Spanduk, Poster dll
Evaluasi
BAB VI
SASARAN
A. Sasaran Program Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya Program kerja PKRS tahun 2019-2020
2. Tersusunnya Pedoman Pengorganisasian PKRS 2019-2020
3. Tersusunnya Pedoman Pelayanan PKRS
4. Tersusunnya pedoman pelaksanaan PKRS, tersusunnya SPO, tersusunnya TIM
PKRS, tersusunnya SK Pembelakuan PKRS,
5. Tercapainya pelaksanaan program penyuluhan dan evaluasinya sesuai jadwal
dan pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan dengan sector atau
komunitas lainnya.
6. Tersusunnya format asuhan pasien dan keluarga, menyusun juknis pelaksanaan
pendidikan pasien dan keluarga
7. Terlaksananya sarana dan prasarana PKRS
8. Terpenuhinya usulan Pelatihan untuk pengembangan SDM (kemampuan
yberkomunikasi secara efektif)
9. Tersusunnya laporan dan evaluasi kegiatan PKRS
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Unit PKRS RSU Semara Ratih dievaluasi secara periodik tiap
bulan, berdasarkan hasil rapat rutin bulanan. Hasil evaluasi dilaporkan kepada
Direktur dan umpan balik kepada Instansi terkait.
NO Kegiatan evaluasi Waktu Yang mengevaluasi Pelaporan Ket
1 Menyusun Program 1 bulan Ka Administrasi Direktur
kerja PKRS
2 Menyusun Pedoman 1bulan Ka Administrasi Direktur
pengorganisasian
PKRS
3 Menyusun Pedoman 1bulan Ka Administrasi Direktur
pelayanan PKRS
4 Pelaksanaan Promosi 1 bulan Ka Administrasi Direktur
Kesehatan Rumah Sakit
Progres dari program kerja unit promosi Kesehatan rumah sakit dicatat setiap
bulan, dari masing-masing kegiatan, mana yang dilaksanakan sesuai kegiatan yang
ada. Dari hasil pencatatan program kerja dilaporkan ke Direktur melalui Kepala
Bidang Rekam Medis dan Pemasaran , setiap semester setelah dilakukan
evaluasi.Apabila dari kegiatan yang ada tidak sesuai jadwal atau ada kendala akan
dicari akar masalah dan solusinya.
BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN