BAB II Geriatri
BAB II Geriatri
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lansia
Lansi merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Prayitno
dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan
lansia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan
dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya
merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan
mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai
tekanan psikologis.
menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
B. Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, sendi, dan
otot. Sistem tersebut paling erat kaitannya dengan mobilitas fisik individu. Seiring
Sistem skeletal pada manusia tersusun dari 206 tulang termasuk dengan sendi
tulang tersebut sangat kuat namun relatif ringan. Fungsi utama sistem skeletal ini
adalah memberikan bentuk dan dukungan pada tubuh manusia. Selain itu, sistem
ini juga berperan untuk melindungi tubuh, misalnya tulang tengkorak yang
melindungi otak dan mata, tulang rusuk yang melindungi jantung, serta tulang
belakang yang melindungi sumsum tulang belakang. Struktur pada kerangka ini
juga terdapat tendon otot yang mendukung adanya pergerakan [ CITATION Mau06 \l
1033 ].
Tulang mencapai kematangan pada saat waktu dewasa awal tetapi terus
mineral tulang. keadaan tersebut bedampak pada meningkatnya risiko fraktur dan
kejadian terjatuh. Selain itu, terjadi juga penurunan massa tulang atau disebut
dengan osteopenia. Jika tidak ditangani segara osteopenia bisa berlanjut menjadi
remodeling)
1033 ].
D. Aktivitas fisik
dihasilkan otot skelet yang memerlukan pengeluaran energi. Istilah ini meliputi
rentang penuh dari seluruh pergerakan tubuh manusia mulai dari olahraga yang
kompetitif dan latihan fisik sebagai hobi atau aktivitas yang dilakukan dalam
jumlah dari basal metabolic rate (jumlah energi yang dikeluarkan saat istirahat
dalam suhu lingkungan yang normal dan keadaan puasa), thermic effect of food
bersih rumah) , transportasi (contoh: jalan kaki, bersepeda), dan aktivitas waktu
subkategori dari aktivitas waktu senggang dan didefinisikan sebagai aktivitas fisik
ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik berat adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan minimal selama 10 menit sampai denyut nadi dan napas meningkat
lebih dari biasanya, contohnya ialah menimba air, mendaki gunung, lari cepat,
melakukan kegiatan fisik sedang (menyapu, mengepel, dll) minimal lima hari atau
lebih dengan durasi beraktivitas minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain
menit atau
atau
7 hari atau lebih kombinasi dari semua intensitas aktivitas fisik dengan
3000 MET-menit/minggu.
menuruni bukit
sedang
Bersepeda dengan kecepatan 5 Bersepeda dengan kecepatan lebih
Yoga up.
Peran Fisioterapi
Sesuai dalam PMK 65 tahun 2015 yang berbunyi “Fisioterapi adalah bentuk
dan promosi fungsi gerak tubuh yang optimal, meliputi; mengelola gangguan
fisioterapis dalam PMK 65 tahun 2015 yaitu “fisioterapis dapat terlibat sebagai
dalam tubuh untuk mensuplai bahan bakar (fuel) selama melakukan aktivitas fisik
(USDHHS, 1996 seperti yang diadaptasi dari Corbin & Lindsey, 1994). Untuk
untuk memelihara laju denyut jantung (heart rate elevated) pada satu tingkatan
aman pada suatu periode yang panjang seperti berjalan (walking) berenang
(swimming), atau bersepeda (bicycling). Pada referensi yang lain daya tahan
pembuluh darah untuk menunjang system energi kerja otot (metabolisme energi)
agar berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil
dalam kebugaran dan kapasitas kerja fisik terutama dalam penyediaan oksigen.
berjalan, jogging ataupun berlari pada jentera (tredmill), naik-turun bangku, dan
E. Modalitas Fisioterapi
1. Active Exercise
aktif otot, sendi, serta jaringan yang menjadi tujuan dalam menjaga
active exercise maka otot akan berkontraksi serta motorik dan kontrol otot
fungisonal (Kisner & Colby, 2018). Sehingga saat elastisitas otot dan
integritas antara tulang dan sendi baik, maka rasa nyeri yang disebabkan
oleh elastisitas otot dan integritas jaringan sekitar yang kurang membaik
akan menurun, serta pergerakan pada sendi atau disebut lingkup gerak
2. Strengthening Exercise
3. Breathing exercise
Tirah baring yang cukup lama dan toleransi aktivitas yang menurun
4. Balance Exercise
Heiss, 2007). Menurut Jowir, 2012 balance exercise adalah latihan khusus
keseimbangan ini juga akan menurunkan frekuensi jatuh pada lansia, bila
minggu.
pada anggota gerak bawah dan sistem vestibular (keseimbangan tubuh) (Jowir,
reformer leg press, theraband pada kaki posisi duduk dengan hip
abduksi/adduksi, trapeze table untuk lateral flexi lumbal, trapeze table side leg
springs, theraband pada posisi duduk dengan kaki lurus, berjalan dengan satu
kaki selama 30 detik, bergantian dengan kaki yang lain, berdiri satu kaki
lalu rotasi lumbal yang diikuti rotasi bahu, eve’s lunge, theraband di injak pada
satu kaki di tarik dengan tangan yang berlawanan dengan posisi extensi, duduk
manusia yang lebih lanjut akan meningkatkan volume oksigen maksimum dan
penurunan asam laktat. Kecuali itu, pengaruh untuk sistem muskular pada
asupan nutrisi ke dalam otot serta memberikan efek pemeliharaan daya tahan.
F. Proses Fisioterapi