ABSTRAK
ABSTRACT
1
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
irradiated B. carambolae flies due to irradiation, so that the growth of the organ disturbed as
shown by the smallers size of the irradiated testis as compare to the normal one. On the
irradiated 7 day-old flies, the length and width of testis were 25.9 and 30.2 % smaller, while
on those of 14 day-old the testis were 39.20 and 44.42 % smaller, than the normal. Besides
smaller in size, dead germinal cells on the testis preparate were also observed. It is concluded
that sterility on the male flies was due to the damage on the germinal cells so that abnormal
spermatogenesis process happened. The smaller in size of the testis, is also differentiate
between of the irradiated from the normal flies of B. carambolae.
Key words : Bactrocera carambolae, sterile, testis, gamma irradiation, SIT.
2
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)
3
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
1% selama 4 menit. Setelah pewarnaan lalu dari sepasang testis, sepasang saluran vas
dilakukan pencucian dengan akuades atau deferens, satu duktus ejakulator, organ
air mengalir. Bila pewarnaan terlalu pekat ejakulator, dan aedeagus. Di dalam testis,
maka obyek gelas berisi sediaan dicelupkan sel-sel germarium yang berada di ujung
ke dalam larutan HCl 1% satu kali, lalu membelah diri menjadi spermatogonium,
diwarna dengan Eosin 1% selama 4 menit, yang berkembang menjadi spermatosit,
dan di dehidrasi dengan alkohol seri menjadi spermatid lalu menjadi sperma di
konsentrasi naik dari 70%, 96%, dan absolut pangkal testis. Di sekitar vas deferens dan
masing-masing selama 3 menit, kemudian duktus ejakulator terdapat banyak kelenjar
penjernihan dengan larutan campuran aksesori yang berfungsi membentuk cairan
alkohol-xylol dengan perbandingan volume pembawa sperma. Sel-sel kawin jantan atau
1:1 selama 3 menit, selanjutnya dimasukkan sperma yang terbentuk di dalam testis di
ke dalam larutan xylol selama 3 menit salurkan menuju organ ejakulator melalui
sebanyak 3 kali. Setelah itu ditetesi satu vas deferens dan duktus ejakulator. Dan dari
tetes entellan dan ditutup dengan kaca organ ini, pada waktu terjadi perkawinan
penutup. Sediaan testis tersebut kemudian sperma dikeluarkan melalui aedeagus.
diamati di bawah mikroskup perbesaran 400 Morfologi organ reproduksi jantan
kali, dibandingkan struktur histologisnya Bactrocera carambolae. Selama stadium
antara sediaan asal lalat normal, dan lalat dewasa, organ reproduksi lalat buah
mandul iradiasi. mengalami perkembangan. Dari hasil
pengamatan, morfologi testis atau organ
reproduksi jantan lalat buah B. carambolae
HASIL DAN PEMBAHASAN masing-masing disajikan pada Gambar 2 dan
Gambar 3. Pada umur satu minggu lalat
Struktur organ reproduksi jantan jantan B. carambolae masih belum matang
lalat Tephritidae. Struktur organ untuk kawin dan tahap matang kawin baru
reproduksi jantan lalat buah (familia tercapai pada umur menjelang dua minggu
Teprithidae) secara umum adalah seperti [9].
disajikan dalam Gambar 1. Organ ini terdiri
Ket:
a. Testis
b. Vas deferens
c. Kelenjar aksesori
d. Duktus ejakulator
e. Organ ejakulator
f. Duktus ejakulator
g. Aedeagus
4
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)
Testis lalat normal dan lalat berhenti membelah. Pada saat iradiasi
mandul iradiasi pada umur 7 hari. dilakukan, di dalam testis fillicle tengah
Morfologi testis atau organ reproduksi berlangsung proses spermatogenesis, dimana
jantan lalat B. carambolae pada umur sel-sel germarium membelah menjadi
sebelum matang kawin (7 hari) disajikan spermatogonia, selanjutnya membelah
pada Gambar 2. Dalam Gambar 2, testis menjadi spermatosit, lalu membelah secara
adalah organ yang berwarna kuning. Organ meiiosis menjadi spermatid, yang
ini tampak tumbuh normal pada lalat yang selanjutnya menjadi sperma. Proses
tidak mendapat perlakuan iradiasi (A). pembelahan sel yang sedang aktif terjadi ini
Selain ukurannya lebih besar, testis juga terganggu oleh adanya iradiasi, sehingga sel-
tampak lebih berisi. Sedangkan lalat yang selnya menjadi rusak, dan pertumbuhan
mendapat perlakuan iradiasi pada saat testispun terganggu. Sel-sel sperma yang
kepompong (B), ukuran testisnya lebih kecil terbentuk menjadi tidak normal sehingga
“tidak penuh berisi”, kedua ujungnya menyebabkan kemandulan.
tampak mengempis. Karena iradiasi mengganggu
Untuk memandulkan lalat, dianjurkan pertumbuhan testis maka ukuran testis lalat
agar iradiasi dilakukan pada kepompong tua, iradiasi lebih kecil daripada testis lalat
satu hari menjelang muncul menjadi lalat normal (Gambar 2 dan Tabel 1). Panjang
dewasa, sehingga pada penelitian ini iradiasi testis lalat jantan umur 7 hari adalah rata-
dilakukan pada kepompong umur 9 hari. rata 1,057 mm untuk lalat normal, dan rata-
Pada umur tersebut jaringan somatis sudah rata hanya 0,783 mm untuk lalat mandul
terdiferensiasi penuh, organ-organ seperti iradiasi. Sedangkan lebar testis adalah rata-
kepala, antena, sayap, kaki, dan abdomen rata 0,420 mm pada lalat normal, dan rata-
sudah terbentuk sempurna. Jaringan ini rata hanya 0,293 mm pada lalat mandul
telah berhenti tumbuh, dan sel-selnya telah iradiasi.
berhenti membelah. Sebaliknya dalam organ Testis lalat normal dan lalat
reproduksi, dalam testis, sel-sel genetis mandul iradiasi pada umur 14 hari.
sedang aktif membelah. Sel-sel yang sedang Makin tua umur lalat, perbedaan ukuran
aktif membelah lebih peka terhadap iradiasi, tersebut makin nyata. Pada lalat normal,
dan lebih banyak mengalami kerusakan testis terus tumbuh sempurna, sehingga
akibat iradiasi, daripada sel-sel yang sudah ukurannya bertambah besar. Pada lalat
A B
Gambar 2. Morfologi testis lalat Bactrocera carambolae pada umur belum matang kawin
(7 hari) yang muncul dari kepompong yang tidak diradiasi (A) dan yang
mendapat perlakuan iradiasi gamma 90 Gy (B).
5
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
Tabel 1. Ukuran testis lalat Bactrocera carambolae normal dan lalat mandul iradiaisi pada
umur sebelum (7 hari) dan sesudah (14 hari) matang kawin
Umur Lalat Dosis iradiasi Panjang testis (mm) Lebar testis (mm)
(hari) (Gy) Rata-rata S.D Rata-rata S.D.
0 1,057 0,154 0,420 0,038
7
90 0,783 0,090 0,293 0,026
normal berumur 14 hari, saat sudah matang bertambah, seperti yang terjadi pada lalat
kawin, panjang testisnya sudah bertambah normal, malahan berkurang atau menyusut.
menjadi rata-rata 1,194 mm, dari 1,057 mm Morfologi organ reproduksi jantan pada lalat
pada waktu umur 7 hari. Akan tetapi pada normal dan mandul iradiasi tersaji pada
lalat mandul iradiasi, ukuran panjangnya Gambar 3. Penyusutan ukuran testis tampak
justru menyusut dari 0,783 mm pada saat jelas pada morfologi testis lalat mandul
umur 7 hari menjadi 0,726 mm. Demikian iradiasi.
juga lebar testis. Lalat normal, testisnya Kerusakan histologis testis akibat
melebar dari 4,20 pada saat berumur 7 hari iradiasi. Berdasarkan hasil pengamatan
menjadi 0,457 mm, umur 14 hari. sebelumnya, pada lalat normal jaringan
Sedangkan pada lalat mandul iradiasi lebar testis terdiri dari dua jenis sel. Pertama
testis menyusut dari 0,457 mm pada saat adalah sel somatik, yaitu sel epitel folikel
berumur 7 hari menjadi 0,254 mm pada yang melapisi testis, dan yang kedua sel
umur 14 hari. germinal, yaitu sel spermatogonia,
Hal ini menunjukkan adanya spermatosit, spermatid dan sperma. Sel
kerusakan jaringan pada testis akibat epitel folikel berfungsi memberi nutrisi pada
iradiasi, sehingga alih-alih ukurannya sel germinal. Epitel folikel mendapatkan
A B
Gambar 3. Morfologi testis lalat Bactrocera carambolae umur 14 hari (umur matang
kawin) yang muncul dari kepompong yang tidak diradiasi (A) dan yang
diradiasi gamma 90 Gy (B).
6
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)
nutrisi dari hemolymph dan menyalurkannya terjadi pada lalat normal umur yang sama
untuk sel germinal. Pada testis lalat normal, yang memiliki daerah pematangan dan
terdapat pembagian daerah / zona reduksi serta daerah perubahan bentuk.
berdasarkan tingkat kematangan sel. Preparat testis lalat iradiasi umur 14 hari
Terdapat germarium di ujung testis dan dipenuhi oleh sel yang tidak terdiferensiasi.
berturut-turut ke arah pangkal terdapat Selain itu pada preparat ini juga terdapat
daerah pertumbuhan (zone of growth), daerah nukleus piknotik (pycnotic nuclei) dan epitel
pembelahan dan reduksi (zone of division and folikel yang rusak pada preparat testis lalat
reduction) dan daerah perubahan bentuk umur 14 hari. Menurut GIBSON [10]
(zone of transformation). nukleus piknotik terdapat pada sel yang
Gambar 4 menunjukkan adanya mengalami kematian. Pada nukleus piknotik
kerusakan sel akibat radiasi gamma dengan ukuran inti selnya mengecil, namun
dosis 90 Gy. Pada preparat ini terlihat kromatin menebal dan terkondensasi
adanya perubahan komposisi dan ukuran sehingga strukturnya tidak jelas lagi.
sel, bila dibandingkan dengan preparat lalat Karena itu nukleus piknotik pada preparat
normal. Preparat lalat iradiasi tidak terlihat sebagai noda/bintik gelap.
7
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
8
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)
9
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011
10