Anda di halaman 1dari 10

Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat

Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;


Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)

Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat


Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma
Morphological and Histological Damage on Reproduction
Organ of Radio-Sterilized Male Fruit Flies Bactrocera
carambolae (Drew & Hancock) (Diptera; Tephritidae)

Achmad Nasroh Kuswadi


Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN
Jl. Lebak Bulus No. 49 Jakarta Selatan 12440
e-mail : akuswadi2@gmail.go.id
Diterima 23 September 2010; Disetujui 08 Maret 2011

ABSTRAK

Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat Buah Bactrocera


carambolae (Drew & Hancock) (Diptera; Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan
dengan Iradiasi Gamma. Telah diketahui bahwa iradiasi gamma dosis 90 Gy pada
kepompong lalat buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) dapat menyebabkan
kemandulan pada lalat jantan dewasa, namun belum banyak diinformasikan penyebab
terjadinya kemandulan. Untuk mengetahui hal tersebut, telah diteliti perubahan morfologis
dan histologis yang terjadi pada alat reproduksi jantan (testis) lalat mandul sebagai akibat
iradiasi gamma. Kepompong umur 9 hari diradiasi dengan sinar gamma 90 Gy dan lalat jantan
umur 7 hari dan 14 hari yang muncul dari kepompong dibedah, untuk diisolasi testisnya.
Testis dari lalat iradiasi dan lalat normal kemudian diamati morfologinya, dan diukur panjang
dan lebarnya di bawah mikroskup, masing-masing dengan 10 kali ulangan. Irisan testis kedua
umur lalat tersebut diamati struktur histologinya dibawah mikroskup perbesaran 400 x.. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada jaringan alat reproduksi akibat
iradiasi, sehingga pertumbuhannya terganggu terlihat dari ukuran testis lalat iradiasi mengecil
sementara testis lalat normal membesar. Pada umur 7 hari panjang dan lebar testis lalat
iradiasi masing-masing lebih kecil 25,9% dan 30,2%, dibandingkan testis lalat normal,
sementara pada umur 14 hari perbedaannya menurun lebih besar, yaitu 39.20% dan 44.42%.
Kemandulan pada lalat jantan iradiasi terjadi karena adanya kerusakan pada sel-sel germinal
yang menyebabkan proses spermatogenesis terganggu. Selain ukuran testis yang lebih kecil,
pengamatan menunjukkan bahwa pada preparat testis iradiasi ditemukan adanya sel-sel
germinal yang mati. Perubahan morfologi dan ukuran testis ini juga merupakan ciri yang
membedakan antara lalat normal dan lalat mandul iradiasi.
Kata kunci : Bactrocera carambolae, testis, iradiasi gamma, Teknik Serangga Mandul.

ABSTRACT

Morphological and Histological Damage on Reproduction Organ of Radio-


Sterilized Male Fruit Flies Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae). It is known that gamma irradiation of 90 Gy on pupae of Bactrocera carambolae
(Drew & Hancock) fruit fly induced sterility on the adults, however limited data on the cause
of sterility is available. To obtain such information, morphological and histological damages
on the reproduction organ of male adult flies emerged from irradiated pupae were observed.
Pupae of 9 day-old were irradiated with 90 Gy gamma, and the male adults of 7 and 14 day-
old emerged from the pupae were dissected to obtained the testis. Morphology and size of the
testis of irradiated and unirradiated flies were observed under the microscopes, each in 10
replicates. Preparate of the testis were also made and observed under the microscopes of 400
magnification. The results showed that significant damages were found on testis of the

1
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

irradiated B. carambolae flies due to irradiation, so that the growth of the organ disturbed as
shown by the smallers size of the irradiated testis as compare to the normal one. On the
irradiated 7 day-old flies, the length and width of testis were 25.9 and 30.2 % smaller, while
on those of 14 day-old the testis were 39.20 and 44.42 % smaller, than the normal. Besides
smaller in size, dead germinal cells on the testis preparate were also observed. It is concluded
that sterility on the male flies was due to the damage on the germinal cells so that abnormal
spermatogenesis process happened. The smaller in size of the testis, is also differentiate
between of the irradiated from the normal flies of B. carambolae.
Key words : Bactrocera carambolae, sterile, testis, gamma irradiation, SIT.

PENDAHULUAN menimbulkan resisitensi pada hama,


membunuh makhluk bukan sasaran dan
Lalat familia Tephritidae dikenal menimbulkan polusi pada lingkungan [3].
sebagai hama lalat buah karena larvanya Salah satu cara pengedalian hama lalat
hidup, berada dan makan, dalam daging buah yang ramah lingkungan dan telah
buah berbagai jenis tumbuhan. Buah yang terbukti berhasil digunakan diberbagai
diserang akan rusak, lalu gugur sebelum negara adalah dengan teknik serangga
dipanen dan membusuk. Membusuknya mandul (TSM). Teknik ini dikembangkan
buah terjadi karena kerusakan jaringan oleh KNIPPLING, pada tahun 1955 dan
akibat dimakan larva lalat dan aktifitas berhasil digunakan untuk mengendalikan
bakteri pembusuk yang bersimbiose dengan bahkan memunahkan hama lalat ternak
larva tersebut. Di Indonesia dikenal Cochliomyia hominivorax di pulau Curacao
beberapa spesies hama lalat buah. Bactrocera Venezuela [4]. TSM kemudian berhasil
carambolae (Drew & Hancock) atau dikenal digunakan untuk mengendalikan beberapa
sebagai lalat buah belimbing merupakan jenis lalat buah di berbagai negara, dimulai
salah satu lalat buah terpenting untuk dengan keberhasilan pemusnahan lalat buah
diwaspadai, karena menyerang berbagai semangka Dacus (Bactrocera) cucurbitae di
jenis buah komersial di antaranya pulau Rota pada tahun 1965. Program
belimbing, mangga, cabai, dan jeruk. Spesies pemusnahan lalat buah mediterania Ceratitis
ini termasuk dalam kelompok B. dorsalis capitata dengan TSM sedang dilaksanakan di
komplek [1] Meksiko dan Guatemala dan program
Dalam budidaya buah, hama ini sangat serupa untuk lalat semangka dan lalat buah
merugikan. Pada belimbing, jambu dan tropis B. dorsalis di Kepulauan Okinawa.
cabai merah misalnya, serangannya sering TSM tengah digunakan dalam program
demikian besar sehingga bila tanpa upaya pengendalian lalat buah oriental B.
pengendalian dapat menyebabkan gagal philippinensis di pulau Guimaras Filipina.,
panen. Sedangkan pada mangga sementara Thailand menggunakannya untuk
serangannya dapat berkisar antara 20 — 50 % mengendalikan B. dorsalis [5].
[2]. Selain karena turunnya produksi, Dalam pelaksanaan pengendalian
kerugian akibat serangan lalat buah adalah hama lalat buah dengan TSM, hama
sulitnya buah menembus pasaran ekspor, dibiakkan secara massal di laboratorium,
karena lalat buah adalah salah satu hama kemudian dimandulkan dengan cara
karantina yang dicegah penularaannya ke meradiasi kepompong-nya dengan sinar
negara lain. gamma, kemudian dilepas agar bersaing
Berbagai macam cara dapat dilakukan kawin dengan lalat buah di kebun [5].
untuk mengendalikan hama ini. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan
Pengendalian kimiawi dengan menggunakan bahwa lalat buah B. carambolae dapat
insektisida tidak dianjurkan karena selain dimandulkan dengan meradiasi kepompong
meninggalkan residu dalam daging buah umur 9 hari, dua hari menjelang muncul,
yang berbahaya bagi konsumen, juga dengan dosis gamma 90 Gy [6]. Makalah ini

2
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)

membahas tentang perubahan morfologis killing bottle berisi kloroform, kemudian


dan histologis pada organ reproduksi yang dimasukkan ke dalam alkohol 70 %. Di
terjadi pada lalat buah B. carambolae jantan bawah mikroskup stereo perbesaran 40 kali
sebagai akibat pemandulan dengan iradiasi dilakukan pembedahan pada abdomennya
gamma. Perubahan morfologis bila dapat untuk mengisolasi organ reproduksinya
diamati dapat dijadikan penanda untuk (testis dan organ sekitar). Organ yang telah
membedakan antara lalat normal dan lalat diisolasi dimasukkan ke dalam alkohol 70
mandul, sedangkan perubahan histologis %, untuk dipotret dengan kamera digital.
untuk dapat memahami sebab terjadinya Pengukuran panjang dan lebar testis
kemandulan. dilakukan terhadap 10 ekor lalat sampel
(sebagai ulangan) dengan komputer
menggunakan software Image-J.
BAHAN DAN METODE Pembuatan sediaan testis. Tahap-
tahap pembuatan sediaan, mengacu pada
Lalat buah (Bactrocera carambolae SHEHATA [7], adalah sebagai berikut.
Drew & Hancock), yang digunakan berasal Abdomen lalat dimasukkan dalam larutan
dari koloni yang telah dipelihara selama Bouin selama 24 jam, kemudian disimpan
kurang lebih 30 generasi di laboratorium. dalam alkohol 70%. Dehidrasi atau proses
Lalat dewasanya dipelihara dalam kurungan pengeluaran air dari dalam sel dilakukan
berisi campuran gula dan yeast hidrolisat dengan menggunakan alkohol seri
dengan perbandingan 4 : 1 sebagai pakan, konsentrasi naik, yaitu alkohol 96% selama
dan air sebagai minuman. Sedangkan larva 1 jam sebanyak 2 kali, dan alkohol absolut
dipelihara dalam nampan berisi pakan yang sebanyak 2 kali. Clearing atau penghilangan
terbuat dari campuran sekam gandum, ragi warna pada organ dilakukan dengan
roti, gula tebu, nipagin, sodium bensoat, dan memasukkan sediaan ke dalam larutan
air yang diberi HCl agar pH menjadi 3,5 — 4. benzil benzoat selama 24 jam, lalu dipindah
Pada saat berumur kurang-lebih seminggu, ke dalam benzol selama 15 menit sebanyak
larva instar tiga dibiarkan melompat dari 2 kali. Proses infiltrasi atau pemasukkan
nampan ke dalam serbuk gergaji sebagai parafin ke dalam sel dilakukan dengan
medium pupasi. Pupa dipisahkan seminggu merendam sediaan dalam parafin cair (suhu
kemudian dengan cara menyaring serbuk 58--60o C) selama 1 jam sebanyak 2 kali di
gergaji. dalam inkubator. Parafin cair berisi siapan
Iradiasi pupa. Lalat mandul abdomen lalat dimasukkan ke dalam kotak
diperoleh dengan cara meradiasi pupa umur kertas ukuran 2 x 2 x 2 cm, dan dibiarkan
9 hari (sehari menjelang muncul menjadi membeku (proses embedding). Parafin berisi
lalat dewasa). Pupa sebanyak 500 ekor yang sediaan kemudian disayat pada ketebalan 5
berada dalam botol plastik volume 200 cc μm dengan mikrotom (sectioning). Sayatan
diradiasi dengan dosis 90 Gy dengan diletakkan pada gelas obyek yang
iradiator Gamma Cell-220 di PATIR BATAN. sebelumnya diberi albumin Meyer
Pasca iradiasi kepompong dimasukkan ke (mounting) lalu ditetesi akuades, dan
dalam kurungan untuk memperoleh lalat dletakkan di atas hot plate selama 24 jam.
mandul. Kelebihan akuades diisap dengan kertas
Pengamatan dan pengukuran tissue.
organ reproduksi jantan. Untuk Sediaan kemudian diproses pewarnaan
mempelajari perubahan morfologi organ atau staining yaitu dengan memasukkannya
reproduksi pada umur muda dan umur berturut-turut ke dalam staining jar besisi
matang kawin, dilakukan pengamatan xylol, ke dalam alkohol seri konsentrasi
terhadap lalat umur 7 hari dan 14 hari. Lalat turun dari alkohol absolut, 96%, dan 70%
jantan pada umur yang dikehendaki diambil masing-masing selama 3 menit (untuk proses
dari dalam kurungan dan dibunuh dengan hidrasi), lalu ke dalam larutan hematoksilin

3
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

1% selama 4 menit. Setelah pewarnaan lalu dari sepasang testis, sepasang saluran vas
dilakukan pencucian dengan akuades atau deferens, satu duktus ejakulator, organ
air mengalir. Bila pewarnaan terlalu pekat ejakulator, dan aedeagus. Di dalam testis,
maka obyek gelas berisi sediaan dicelupkan sel-sel germarium yang berada di ujung
ke dalam larutan HCl 1% satu kali, lalu membelah diri menjadi spermatogonium,
diwarna dengan Eosin 1% selama 4 menit, yang berkembang menjadi spermatosit,
dan di dehidrasi dengan alkohol seri menjadi spermatid lalu menjadi sperma di
konsentrasi naik dari 70%, 96%, dan absolut pangkal testis. Di sekitar vas deferens dan
masing-masing selama 3 menit, kemudian duktus ejakulator terdapat banyak kelenjar
penjernihan dengan larutan campuran aksesori yang berfungsi membentuk cairan
alkohol-xylol dengan perbandingan volume pembawa sperma. Sel-sel kawin jantan atau
1:1 selama 3 menit, selanjutnya dimasukkan sperma yang terbentuk di dalam testis di
ke dalam larutan xylol selama 3 menit salurkan menuju organ ejakulator melalui
sebanyak 3 kali. Setelah itu ditetesi satu vas deferens dan duktus ejakulator. Dan dari
tetes entellan dan ditutup dengan kaca organ ini, pada waktu terjadi perkawinan
penutup. Sediaan testis tersebut kemudian sperma dikeluarkan melalui aedeagus.
diamati di bawah mikroskup perbesaran 400 Morfologi organ reproduksi jantan
kali, dibandingkan struktur histologisnya Bactrocera carambolae. Selama stadium
antara sediaan asal lalat normal, dan lalat dewasa, organ reproduksi lalat buah
mandul iradiasi. mengalami perkembangan. Dari hasil
pengamatan, morfologi testis atau organ
reproduksi jantan lalat buah B. carambolae
HASIL DAN PEMBAHASAN masing-masing disajikan pada Gambar 2 dan
Gambar 3. Pada umur satu minggu lalat
Struktur organ reproduksi jantan jantan B. carambolae masih belum matang
lalat Tephritidae. Struktur organ untuk kawin dan tahap matang kawin baru
reproduksi jantan lalat buah (familia tercapai pada umur menjelang dua minggu
Teprithidae) secara umum adalah seperti [9].
disajikan dalam Gambar 1. Organ ini terdiri

  Ket:

a. Testis
b. Vas deferens
c. Kelenjar aksesori
d. Duktus ejakulator
e. Organ ejakulator
f. Duktus ejakulator
g. Aedeagus

Gambar 1. Bagan bagian-bagian organ kelamin jantan lalat


Tephritidae menurut RHAGU [8].

4
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)

Testis lalat normal dan lalat berhenti membelah. Pada saat iradiasi
mandul iradiasi pada umur 7 hari. dilakukan, di dalam testis fillicle tengah
Morfologi testis atau organ reproduksi berlangsung proses spermatogenesis, dimana
jantan lalat B. carambolae pada umur sel-sel germarium membelah menjadi
sebelum matang kawin (7 hari) disajikan spermatogonia, selanjutnya membelah
pada Gambar 2. Dalam Gambar 2, testis menjadi spermatosit, lalu membelah secara
adalah organ yang berwarna kuning. Organ meiiosis menjadi spermatid, yang
ini tampak tumbuh normal pada lalat yang selanjutnya menjadi sperma. Proses
tidak mendapat perlakuan iradiasi (A). pembelahan sel yang sedang aktif terjadi ini
Selain ukurannya lebih besar, testis juga terganggu oleh adanya iradiasi, sehingga sel-
tampak lebih berisi. Sedangkan lalat yang selnya menjadi rusak, dan pertumbuhan
mendapat perlakuan iradiasi pada saat testispun terganggu. Sel-sel sperma yang
kepompong (B), ukuran testisnya lebih kecil terbentuk menjadi tidak normal sehingga
“tidak penuh berisi”, kedua ujungnya menyebabkan kemandulan.
tampak mengempis. Karena iradiasi mengganggu
Untuk memandulkan lalat, dianjurkan pertumbuhan testis maka ukuran testis lalat
agar iradiasi dilakukan pada kepompong tua, iradiasi lebih kecil daripada testis lalat
satu hari menjelang muncul menjadi lalat normal (Gambar 2 dan Tabel 1). Panjang
dewasa, sehingga pada penelitian ini iradiasi testis lalat jantan umur 7 hari adalah rata-
dilakukan pada kepompong umur 9 hari. rata 1,057 mm untuk lalat normal, dan rata-
Pada umur tersebut jaringan somatis sudah rata hanya 0,783 mm untuk lalat mandul
terdiferensiasi penuh, organ-organ seperti iradiasi. Sedangkan lebar testis adalah rata-
kepala, antena, sayap, kaki, dan abdomen rata 0,420 mm pada lalat normal, dan rata-
sudah terbentuk sempurna. Jaringan ini rata hanya 0,293 mm pada lalat mandul
telah berhenti tumbuh, dan sel-selnya telah iradiasi.
berhenti membelah. Sebaliknya dalam organ Testis lalat normal dan lalat
reproduksi, dalam testis, sel-sel genetis mandul iradiasi pada umur 14 hari.
sedang aktif membelah. Sel-sel yang sedang Makin tua umur lalat, perbedaan ukuran
aktif membelah lebih peka terhadap iradiasi, tersebut makin nyata. Pada lalat normal,
dan lebih banyak mengalami kerusakan testis terus tumbuh sempurna, sehingga
akibat iradiasi, daripada sel-sel yang sudah ukurannya bertambah besar. Pada lalat

 
A B

Gambar 2. Morfologi testis lalat Bactrocera carambolae pada umur belum matang kawin
(7 hari) yang muncul dari kepompong yang tidak diradiasi (A) dan yang
mendapat perlakuan iradiasi gamma 90 Gy (B).

5
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

Tabel 1. Ukuran testis lalat Bactrocera carambolae normal dan lalat mandul iradiaisi pada
umur sebelum (7 hari) dan sesudah (14 hari) matang kawin

Umur Lalat Dosis iradiasi Panjang testis (mm) Lebar testis (mm)
(hari) (Gy) Rata-rata S.D Rata-rata S.D.
0 1,057 0,154 0,420 0,038
7
90 0,783 0,090 0,293 0,026

0 1,194 0,092 0,457 0,037


14
90 0,726 0,129 0,254 0,025

normal berumur 14 hari, saat sudah matang bertambah, seperti yang terjadi pada lalat
kawin, panjang testisnya sudah bertambah normal, malahan berkurang atau menyusut.
menjadi rata-rata 1,194 mm, dari 1,057 mm Morfologi organ reproduksi jantan pada lalat
pada waktu umur 7 hari. Akan tetapi pada normal dan mandul iradiasi tersaji pada
lalat mandul iradiasi, ukuran panjangnya Gambar 3. Penyusutan ukuran testis tampak
justru menyusut dari 0,783 mm pada saat jelas pada morfologi testis lalat mandul
umur 7 hari menjadi 0,726 mm. Demikian iradiasi.
juga lebar testis. Lalat normal, testisnya Kerusakan histologis testis akibat
melebar dari 4,20 pada saat berumur 7 hari iradiasi. Berdasarkan hasil pengamatan
menjadi 0,457 mm, umur 14 hari. sebelumnya, pada lalat normal jaringan
Sedangkan pada lalat mandul iradiasi lebar testis terdiri dari dua jenis sel. Pertama
testis menyusut dari 0,457 mm pada saat adalah sel somatik, yaitu sel epitel folikel
berumur 7 hari menjadi 0,254 mm pada yang melapisi testis, dan yang kedua sel
umur 14 hari. germinal, yaitu sel spermatogonia,
Hal ini menunjukkan adanya spermatosit, spermatid dan sperma. Sel
kerusakan jaringan pada testis akibat epitel folikel berfungsi memberi nutrisi pada
iradiasi, sehingga alih-alih ukurannya sel germinal. Epitel folikel mendapatkan

 
A  B

Gambar 3. Morfologi testis lalat Bactrocera carambolae umur 14 hari (umur matang
kawin) yang muncul dari kepompong yang tidak diradiasi (A) dan yang
diradiasi gamma 90 Gy (B).

6
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)

nutrisi dari hemolymph dan menyalurkannya terjadi pada lalat normal umur yang sama
untuk sel germinal. Pada testis lalat normal, yang memiliki daerah pematangan dan
terdapat pembagian daerah / zona reduksi serta daerah perubahan bentuk.
berdasarkan tingkat kematangan sel. Preparat testis lalat iradiasi umur 14 hari
Terdapat germarium di ujung testis dan dipenuhi oleh sel yang tidak terdiferensiasi.
berturut-turut ke arah pangkal terdapat Selain itu pada preparat ini juga terdapat
daerah pertumbuhan (zone of growth), daerah nukleus piknotik (pycnotic nuclei) dan epitel
pembelahan dan reduksi (zone of division and folikel yang rusak pada preparat testis lalat
reduction) dan daerah perubahan bentuk umur 14 hari. Menurut GIBSON [10]
(zone of transformation). nukleus piknotik terdapat pada sel yang
Gambar 4 menunjukkan adanya mengalami kematian. Pada nukleus piknotik
kerusakan sel akibat radiasi gamma dengan ukuran inti selnya mengecil, namun
dosis 90 Gy. Pada preparat ini terlihat kromatin menebal dan terkondensasi
adanya perubahan komposisi dan ukuran sehingga strukturnya tidak jelas lagi.
sel, bila dibandingkan dengan preparat lalat Karena itu nukleus piknotik pada preparat
normal. Preparat lalat iradiasi tidak terlihat sebagai noda/bintik gelap.

Gambar 4. Struktur histologis testis B. zonata mandul iradisi umur 14 hari


menurut SHEHATA [7] (A) dan testis B. carambolae pada
kondisi yang sama (B): fe = epitel folikel, pn = nukleus
piknotik.

menunjukkan adanya sel spermatosit. Hal Kerusakan histologis akibat iradiasi


ini diduga karena iradiasi 90 Gy telah seperti tampak pada Gambar 4
mengakibatkan spermatogonia tidak menunjukkan bahwa iradiasi gamma dosis
terdiferensiasi menjadi spermatosit, seperti 90 Gy sangat merusak sel gamet. Pada lalat
juga tampak dari berkurangnya ukuran iradiasi umur 14 hari ini terjadi kematian sel
testis yang diakibatkan oleh terjadinya gamet. Akibat kematian sel-sel tersebut
pengurangan jumlah sel dalam jaringan testis mengalami penurunan panjang dan
tersebut. Pada lalat berumur 14 hari, lebar (dibandingkan dengan testis normal 14
pengaruh iradiasi tampak lebih jelas. Hal hari) sebesar 39,20% dan 44,42%, seperti
yang tampak berbeda pada preparat testis telah ditunjukkan pada hasil penelitian
lalat iradiasi umur 14 hari adalah tidak sebelumnya. Kerusakan yang terjadi pada
adanya pembagian daerah/zona berdasarkan sel-sel gamet yang sedang membelah ini
pematangan sel, seperti yang seharusnya sesuai dengan hukum BERGONIE &

7
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

TRIBONDEAU mengenai sensitivitas sel DAFTAR PUSTAKA


terhadap radiasi [11]. Menurut hukum
tersebut, sel yang sensitif terhadap radiasi 1. DREW, R.A.I. and HANCOCK D.L., The
adalah sel yang memiliki tingkat mitosis Bactrocera dorsalis complex of fruit
tinggi, memiliki periode mitosis yang flies (Diptera: Tephritidae: Dacinae)
panjang, dan sel germinal. in Asia. Bulletin of Entomological
Research. Suplement Series 2, 88
(1994).
KESIMPULAN
2. KUSWADI, A.N., INDARWATMI, M.,
Pengaruh iradiasi gamma pada dosis
NASUTION, I.A., DARMAWI, dan
90 Gy yang dipaparkan pada kepompong
HiIMAWAN, T., Pengamatan
untuk tujuan memandulkan dewasa lalat
Dinamika Populasi dan
buah jantan Bactrocera carambolae, dapat
Penangkapan Masal Lalat Buah
diamati pada morfologi dan histologi alat
Bactrocera carambolae Untuk
reproduksi (testis)nya. Testis lalat mandul
Pengendalian di Kebun Mangga,
iradiasi, ukuran panjang dan lebarnya,
Pros. Pertemuan Ilmiah Penelitian
menjadi lebih kecil daripada ukuran testis
dan Pengembanan Teknologi Isotop
lalat normal. Perubahan ukuran ini dapat
dan Radiasi, Jakarta 23 — 24 Februari
dijadikan penanda, yang membedakan lalat
2000, 127 — 132 (2000).
mandul dari lalat normal. Disarankan agar
perbedaan ini dapat digunakan dalam
3. METCALF, R.L. and LUCKMAN, W.H.,
pelaksanaan pengamatan monitoring atau
“Introduction to Insect Pest
pengukuran populasi yang memanfatkan
Management (2nd Ed.), John Wiley &
teknik release and recapture. Dalam teknik
Sons, New York, 577 (1982.).
release and recapture populasi absolut lalat
buah di kebun diduga dengan cara
4. BAUMHOVER, A.H., GRAHAM, A.J.,
mengukur perbandingan antara jumlah lalat
and BITTER, B.A., Screwworm
normal dan lalat mandul yang dilepas. Dari
control through release of sterilized
pengamatan histologis diketahui bahwa
flies, J. Econ. Entmol., 48, 462-68
mengecilnya ukuran testis tejadi sebagai
(1955).
akibat dari rusaknya sel germinal yaitu sel-
sel spermatogonia di dalam jaringan testis.
5. KLASSEN, W. and CURTIS, C.F.,
Lalat menjadi mandul karena sel
History of the Srerile Insect
spermatogonia yang rusak oleh radiasi gagal
Tchnique, In: Sterile Insect
berkembang menjadi spermatid dan sperma
Technique: Principles and Practice in
yang normal.
Area-wide Integrated Pest
Management, (DYCK, V.A.,
UCAPAN TERIMA KASIH HENDRICHS, J. and ROBINSON,
A.S., (eds.) Springer, Dordrecht,
Dengan tersusunnya tulisan ini, Netherlands, 3-36 (2005).
penulis berterimakasih kepada saudara
Dhani Ikhsan SSi, dan Dr. Dadang Kusmana 6. KUSWADI, A.N., Teknik Iradiasi dalam
dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengendalian Hama Lalat Buah Pra
pengetahuan Alam Universitas Indonesia dan Pasca Panen, Prosiding
atas segala bantuannya. Ucapan terimakasih Simposium dan Pameran Teknologi
juga disampaikan kepada Ir. Indah Arastuti Aplikasi Isotop dan Radiasi, Jakarta
Nasution dan Dra. Murni Indarwatmi MSi., 5 — 6 Agustus 2008, 129 — 137
atas bantuannya selama dilakukan (2008).
penelitian.

8
Kerusakan Morfologis dan Histologis Organ Reproduksi Lalat
Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) (Diptera;
Tephritidae) Jantan yang Dimandulkan dengan Iradiasi Gamma ISSN 1907-0322
(Achmad Nasroh Kuswadi)

7. SHEHATA, N.F. YOUNES, M.W.F. three Bactrocera dorsalis (Diptera:


and MAHMOUD, Y.A.. Tephritidae) complex sibling
Histopathological effects of gamma species, Chemoecology, 12 (1), 193-
irradiation on the peach fruit fly, 197 (2002).
Bactrocera zonata (Saund) male
gonads. Journal of Applied Sciences 10. GIBSON, C.J., Glossary of medical
Research, 2 (11), 1053-1058 (2006). terms, 9 September 2006, 1 hlm.,
http:// www.uwo.ca/
8. RHAGU, S., HALCOOP, P. and R.A.I. pathol/glossary, 19 April (2007).
DREW, Apodeme and ovarian
development as predictors of 11. BAKRIE, A., MEHTA, K. and LANCE,
physiological status in Bactrocera D.R., Sterilizing Insects with
cacuminata (Hering) (Diptera: Ionizing Radiation, In: Sterile Insect
Tephritidae), Australian Journal of Technique: Principles and Practice in
Entomology, 53-65 (2003). Area-wide Integrated Pest
Management, (DYCK, V.A.,
9. WEE, S.L., HEE, A.K.H. and TAN, K.H., HENDRICHS, J. and ROBINSON,
Comparative sensitivity to and A.S., (eds.) Springer, Dordrecht,
consumption of methyl eugenol in Netherlands, 233-268 (2005).

9
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 7 No. 1 Juni 2011

10

Anda mungkin juga menyukai