Anda di halaman 1dari 12

Teori Akuntansi

PENALARAN (REASONING)
Dosen: Rafini Amyulianty, S. E., M.S.Ak

Disusun oleh:
1. Aurelia Epivani Dirman (1217210024)
2. Iwanina salsabila s. (1217210173)
3. Krisma Rah Sangga (1217210080)

UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah Penalaran dalam Penelitian Akuntansi ini
dengan baik walaupun masih ada kekurangan didalamnya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada selaku ibu Rafini Amyulianty, S. E., M.S.Ak Dosen mata kuliah Teori
Akuntansi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Penalaran logis dalam Pengembangan d a n P e n e l i t i a n
A k u n t a n s i . K a m i j u g a m e n y a d a r i s e p e n u h n y a b a hw a d i d a l a m makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, usulan,
dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di tugas berikutnya. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya.

Jakarta, 17 maret 2020

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah4
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………........4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Penalaran...............................................................................................................................5
2.1.1 Asersi.........................................................................................................................5
2.1.2 keyakinan...................................................................................................................5
2.1.3 Argumen....................................................................................................................5
2.2 Penalaran Deduktif dalam Akuntansi..................................................................................6
2.3 Aspek Manusia Dalam Penalaran........................................................................................7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penalaran sangat penting perannya dalam belajar teori akuntansi karena teori akuntansi
menuntut kemampuan penalaran yang memadai. Teori akuntansi banyak melibatkan proses
penilaian kelayakan dan validitas suatu pernyataan dan argument. Penalaran memberi
keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argument layak untuk diterima atau ditolak.
Penalaran logis merupakan salah satu sarana untuk memverifikasi validitas suatu teori.
Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip –prinsip berpikir yang menjadi basis
dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat
menuntut kesungguhan (commitment) dan menentukan kebenaraan ilmiah. Sikap ilmiah
membentengi sikap untuk memecahkan masalah secara serampang, subjektif, pragmatik, dan
emosional. Karena pentingnya masalah penalaran ini, bab ini membahas secara khusus
pengertian penalaran dan berbagai aspeknya serta aplikasinya dalam akuntansi.
Dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevalusi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi
(assertion. Pernyataan dapat berupa teori (penjelasaan) tentang suatu fenomena atau realitas
alam, ekonomik, politik, atau sosial. Penalaran perlu diajukann dan dijabarkan untuk
membentuk, mempertahankan, atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori,
pernyataan, atau penjelasaan) adalah benar. Penalaran melibatkan infers (inference) yaitu
proses penurunan konsekuensi logis dan melibatkan pula proses penarikan simpulan/konklusi
(conclusion) dari serangkaian pernyataan atau asersi. Proses penurunan simpulan sebagai
suatu konsekuensi logis dapat bersifat deduktif maupun induktif. Penalaran mempunyai suatu
teori atau hipotesis.
Teori (pernyataan –pernyataan teoretis) merupakan sarana untuk menyatakan suatu
keyakinan sedangkan penalaran merupakan proses untuk mendukung keyakinan tersebut.
Oleh karena itu, keyakinan (terhadap suatu teori atau pernyataan) berkisar antara lemah
sampai kuat sekali atau memaksa (compelling) bergantung pada kualitas atau keefektifan
penalaran dalam menimbulkan daya bujuk atau dukung yang dihasilkan
.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksudkan dengan penalaran?
2) Bagaimana peranan aspek penalaran induktif dalam akuntansi?
3) Bagaiman peranan aspek manusia dalam penalaran?
1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penalaran.
2) Untuk mengetahui bagaimana peran penalaran induktif dalam akuntansi.
3) Untuk mengetahui bagaimana peranan aspek manusia dalam penalaran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penalaran

Dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi
(assertion). Pernyataan dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau realitas
alam, ekonomik, politik, atau sosial. Penalaran perlu diajukan dan dijabarkan untuk membentuk,
mempertahankan, atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori, pernyataan, atau
penjelasan) adalah benar. Penalaran melibatkan inferensi (inference) yaitu proses penurunan
konsekuensi logis dan melibatkan pula proses penarikan kesimpulan /konklusi (conclusion) dari
serangkaian pernyataan atau asersi. Proses penurunan simpulan sebagai suatu konsekuensi logis
dapat bersifat deduktif maupun induktif. Penalaran mempunyai peran penting dalam
pengembangan, penciptaan, pengevalusian, dan penggujian suatu teori atau hipotesis.

Teori (pernyataan –pernyataan teoritis) merupakan sarana untuk menyatakan suatu keyakinan
sedangkan penalaran merupakan proses untuk mendukung keyakinan tersebut. Oleh krena itu,
keyakinan (terhadap suatu teori atau pernyataan) berkisar antara lemah sampai kuat sekali atau
memaksa (compelling) bergantung pada kualitas atau kefektifan penalaran dalam menimbulkan
daya bujuk atau dukungan yang dihasilkan.

Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi
(assertion), keyakinan (belief), dan argument (argument). Struktur penalaran menggambarkan
hubungan ketiga konsep tersebut dalam menghasilkan daya dukung atau bukti rasional terhadap
keyakinan tentang suatu pernyataan.

2.1.1 Asersi

Asersi adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu
(misalnya teori) adalah benar. Bila seseorang mempunyai kepercayaan (confidence) bahwa
statemen keuangan itu bermanfaat bagi investor adalah benar, maka pernyataan ‘statemen
keuangan itu bermanfaat bagi ‘investor’ merupakan keyakinannya.
Beberapa asersi dalam akuntansi:

 Manusia adalah makhluk sosial


 Semua binatang menyusui mempunyai paru –paru
 Beberapa obat batuk menyebabkan kantuk
 Tidak ada ikan hias yang melahirkan
 Partisipasi mempengaruhi kinerja
 Statemen aliran kas bermanfaat bagi investor dan kreditor
 Perusahaan akan memilih metode MPKP
 Informasi sumber daya manusia harus dicantumkan dineraca
 Dalam sektor public, anggaran merupakan alat pengendalian dan pengawasan
yang paling andal

Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu elemen pembentuk (ingredient)
argument dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran (berupa simpulan). Artinya,
keyakinan yang dihasilkan dinyatakan dalam bentuk asersi pula. Dengan demikian, asersi
merupakan unsur penting dalam penalaran karena asersi menjadi komponen argument
(sebagai masukan penalaran) dan merupakan cara untuk merepresentasi atau mengungkapkan
keyakinan (sebagai keluaran nalar).

2.2.2 Keyakinan

Keyakinan adalah tingkat kebersedian (willingness) untuk menerima bahwa suatu


pernyataan atau teori (penjelasaan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau sosial)
adalah benar. Orang mendapatkan keyakinan akan suatu pernyataan karena dia melekatkan
kepercayaan terhadap pernyataan tersebut. Orang dapat dikatakan mempunyai keyakinan
yang kuat kalau dia bersedia bertindak (berpikir, berpilaku, berpendapat, atau berasumsi)
seakan –akan keyakinan tersebut benar. Keyakinan merupakan unsur penting penalaran
karena keyakinan menjadi objek atau sasaran penting penalaran dank arena keyakinan
menetukan posisi (paham) dan sikap seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi topik
bahsan.
2.2.3 Argumen

Argumen adalah serangkaian asersi beserta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi


atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Bila dihubungkan
dengan argumen, keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan pada suatu
pernyataan konklusi atas dasar pemahaman dan penilaian suatu argument sebagai bukti yang
masuk akal. Oleh karena itu, argument menjadi unsur penting dalam penalaran karena tidak
digunakan untuk membentuk, memelihara, atau mengubah suatu keyakinan.

2.2 Penalaran induktif Dalam Akuntansi

Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan


pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu.
Pernyataan –pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji
dalam suatu penelitian akuntansi. Bila bukti empiris konsisten dengan (mendukung0
generalisasi tersebut maka generalisasi tersbut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya
prediksi yang tinggi. Contoh pernyataan umum sebagai hasil penalaran induktif (generalisasi)
antara lain:

1) Perusahaan besar memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba.


2) Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi daripada tingkat likuiditas
perusahaan pemanufakturan.
3) Tingkat solvensi berasosiasi positif dengan probabilitas kebangkrutan perusahaan.
4) Partisipasi manajer divisi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja divisi.
5) Ambang persepsi etis wanita lebih tinggi dibandingkan ambang persepsi etis pria
dalam menilai kasus pelanggaran etika atau hukum.
6) Ukuran atau besar kecilnya (size) perusahaan berasosiasi positif dengan tingkat
pengungkapan sukarela (voluntary disclosures) dalam statemen keuanga.

2.3 Aspek Manusia Dalam Penalaran

Telah disinggung sebelumnya bahwa mengubah keyakinan melalui argument dapat


merupakan proses yang kompleks karena pengubahan tersebut menyangkut dua hal yang
berkaitan yaitu manusia yang menyakinkan dan asersi berargumen sementara itu tidak semua
asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas. Hal ini tidak hanya terjadi
dalam kehidupan umum sehar –hari tetapi juga dalam dunia ilimiah dan akademik yang
menuntut keobjektifan tinggi. Yang memperhatikan dunia akademik adalah kalau para pakar pun
lebih suka berstratagem daripada berargumen secara ilmiah. Berikut ini dibahas beberapa aspek
manusia yang dapat menjadi penghalang (impediments) penalaran dan pengembangan ilmu,
khususnya dalam dunia akademik atau ilmiah.

Hambatan untuk menalar sering muncul akibat orang mempunyai kepentingan tertentu
(vested interest) yang harus dipertahankan. Kepentingan sering memaksa orang untuk memihak
suatu posisi (keputusan) meskipun posisi tersebut sangat lemah dari segi argument.

Dalam dunia akademik merupakan suatu ciri penting lingkungan akademik yang kondusif
untuk pengembangan pengetahuan dan profesi (khususnya akuntansi). Kebebasan akademik
harus diartikan sebagai kebebasan untuk berbeda pendapat secara akademik dalam suatu forum
yang memungkinkan akademis berargumen secara terbuka. Sikap akademis yang patut dihargai
adalah kebersedian untuk berargumen.

Sikap ilmiah menuntut akademis (termasuk pengelola suatu isntitusi) untuk berani membaca
dan memahami gagasan alternatif dan, kalau gagasan valid dan menuju keperbaikan, bersedia
membawa gagasan tersebut kekelas atau diskusi ilmiah dan bukan malahan mengisolasinya.
Keberanian dan kebersediaan seperti itu merupakan suatu ciri sikap ilmiah dan akademik yang
sangat terpuji (respected). Ini tidak berarti bahwa ilmuwan /akademis harus selalu setuju dengan
suatu gagasan. Ketidaksetujuan dengan suatu gagasan itu sendiri (setelah berani membaca)
merupakan suatu sikap ilmiah asal dilandasi dengan argument yang bernalar dan valid.
Ketidakbenaran dan ketidakbersediaan itulah yang merupakan sikap tidak ilmiah akademik dan
justru hal ini sering terjadi dalam dunia akademik tidak hanya pada masa sekarang terjadi juga
masa lalu.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Pratik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula. Teori yang sehat harus
dilandasi oleh penalaran yang sehat karena teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran yang
memadai. Penalaran merupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan akan asersi.

Unsur –unsur penalaran adalah asersi, keyakinan, dan argument. Interaksi antara ketiganya
merupakan bukti rasional untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataab teori. Asersi
merupakan pernyataan bahwa sesuatu adalah benar atau penegasan tentang suatu realitas.
Keyakinan merupakan kebersedian untuk menerima kebenaran suatu pernyataan. Argument
adalah proses penurunan simpulan atau konklusi atas dasar beberapa asersi yang berkaitan secara
logis.

Asersi dapat dinyatakan secara verbal atau struktural. Asumsi, hipotesis, dan pernyataan
fakta merupakan jenis tingkatan asersi. Jenis tingkatan konklusi tidak dapat melebihi jenis
tingkatan asersi yang terendah.

Keyakinan merupakan hal yang dituju oleh penalaran. Keyakinan mengandung beberapa
sifat penting yaitu: kebenaran, bukan pendapat, bertingkat, mengandung bias, memuat nilai,
berkekuatan, veridical, dan bertempa.
Aspek manusia sangat berperan dalam argument khususnya apabila suatu kepentingan pribadi
atau kelompok terlibat dalam suatu perdebatan. Orang cendrung bersedia menerima penjelasan
sederhana atau penjelasan pertama kali didengar. Sebagai manusia, orang tidak dapat mengakui
kesalahan. Bila keputusan terlanjur diambil padahal keputusan tersebut mengandung kesalahan,
orang cenderung melakukan rasionalisasi bukan lagi argument untuk mendukung keputusan.
Karena tradisi atau kepentingan orang sering bersikap persisten terhadap keyakinan yang terbukti
salah.

Sampai tingkat tertentu persistensi mempunya justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.


Namun, bila sikap persistensi menghalangi atau menutup diri untuk mempertimbangkan
argumen –argumen baru yang kuliah dan lebih mengarah untuk meninggalkan keyakinan atau
paradigm yang tidak valid lagi, sikap persistensi menjadi tidak layak lagi. Lebih –lebih bila sikap
tersebut dilandasi oleh motif untuk melindungi kepentingan tertentu (vested interest). Persistensi
semacam ini akan menjadi resistensi terhadap perubahan yang pada gilirannya akan menghambat
pengembangan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjono.2016. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi 3.


Yogyakarta.Bpfe-Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai