Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Matematika merupakan kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Susilo, “Matematika tidak bukan hanya kumpulan angka, simbol, dan
formula yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Sebaliknya, matematika tumbuh dan
berakar di dunia nyata” (Kurniawan, 2020). Hanya saja masyarakat kurang menyadari bahwa apa
yang dilakukanya berhubugan dengan matematika. Salah satu contohnya yaitu saat kita
melakukan transaksi jual beli di Pasar, secara tidak langsung kita menggunakan materi
matematika yaitu operasi bilangan bulat. Hal ini didukung oleh pernyataan Kline “Matematika
sebagai alat untuk kebutuhan manusia dalam menghadapi kebutuhan sosial, ekonomi, dan dalam
menggali rahasia alam” (Marlina & Ruhiat, 2018: 90).

Matematika adalah mata pelajaran yang menjadi momok paling menakutkan bagi para
siswa. Ini dikarenakan materi pada pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Dari hasil
observasi di salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Pinrang, bahwa memang benar
matematika masih menjadi salah satu mata pelajaran yang dihindari oleh sebagian siswa. Hal ini
terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa. Menurut Cahyono (2018: 1) Hasil belajar merupakan
tolak ukur untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran. Hasil belajar siswa
diharapkan mampu memberi motivasi agar lebih giat dalam belajar. Namun, kenyataannya
hasilnya cenderung belum sesuai harapan. Berdasarkan dokumen nilai Ulangan Tengah Semester
kelas VIII tahun 2017/2018 persentase siswa yang tidak tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 32,43%. Berarti masih ada 67,56% siswa belum menguasai materi pelajaran
dengan baik. Hal ini bisa didasari dari beberapa faktor diantaranya: siswa, guru, lingkungan
belajar, dan sarana belajar. Ini juga dibuktikan dari survei yang dilakukan oleh Programme for
International Student Assessment (PISA) di bawah Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) yang dilakukan pada 78 negara di tahun 2018 lalu, mengatakan bahwa
kemampuan matematika siswa di Indonesia menduduki peringkat bawah dengan skor 379.
Dengan skor ini Indonesia berada di peringkat 72 dari 78 negara yang berpartisipasi. Hasil ini
tentu saja sangat memprihatinkan bagi dunia pendidikan.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan matematika siswa adalah cara guru dalam
menyampaikan materi yang monoton dan membosankan sehingga siswa sulit untuk
memahaminya. Menurut Jenning & Dunne (1999) “kebanyakan siswa mengalami kesulitan
dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real” (Soviawati, 2011: 78). Hal
ini terjadi karena guru pada saat pembelajaran di Kelas tidak mengaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Van den Heuvel-Panhuizen (2000) “bila anak belajar matematika terpisah dari
pengalaman mereka sehari-hari, maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan
matematika” (Soviawati, 2011: 78). Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan oleh
guru dalam menyampaiakan materi yaitu model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMR
merupakan suatu model pembelajaran yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang
dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika. Kuiper & Knuver
mengemukakan kelebihan menggunakan pendekatan PMR, antara lain adalah : (1) Matematika
lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak; (2)
Mempertimbangkan kemampuan siswa; (3) Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika
tanpa menggunakan penyelesaian (algoritma) yang baku; (4) Menekankan belajar matematika
pada learning by doing; (5) Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.
(Winarsih: 2019). Dari model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMR, diharapkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka, membentuk siswa yang
mandiri, serta mampu mengimplemetasikan pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, I. T. (2018). Dampak Strategi Pembelajaran dan Motivasi Siswa Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta , 1-10.

Marlina, E., & Ruhiat, D. (2018). Penerapan Sub Pokok Fungsi pada Matematika Ekonomi
Terhadap Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran. AKURAT | Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol
9(2) , 90-96.

Soviawati, E. (2011). Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan


Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Edisi Khusus , 79-85.

Winarsih. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Pembelajaran


Matematika Realistik Materi Kubus di Kelas VI SDN Kedungsolo Porong. Jurnal Mitra
Pendidikan (JMP Online), Vol 3(2) , 205-2014.

Kurniawan, A. (2020). Pengertian Matematika - Bidang, Logika, Karakteristik, Manfaat, Para


Ahli, (online), (https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-matematika/, diakses 7 Maret
2020)

Anda mungkin juga menyukai