2a Kelompk 3 Tugas Bunda Lusi
2a Kelompk 3 Tugas Bunda Lusi
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1
Sebenarnya masih banyak negara lain di dunia ini yang tengah menghadapi masalah
yang serius seperti ini.
Apalagi di setiap negara penyetaraan gender tersebut berbeda-beda, ada yang
dalam bidang ekonomi, hukum, politik, sosial dan sebagainya. Demikian juga halnya di
Indonesia, pembawaan perempuan yang ramah, lemah lembut, penurut dan kebiasaan
mereka mengurusi pekerjaan rumahan mengakibatkan perempuan dianggap sebagai
orang rumah yang keberadaan mereka di nomor duakan. Tidak jarang dalam sebuah
keluarga, pengambilan suatu keputusan selalu di dominasi suami.
Bahkan pendapat perempuan jarang dimintai dan terkesan tidak dibutuhkan.
Sehingga marginalisasi atau peminggiran menjadi buah dari perlakuan buruk tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
gangguan berarti pada perempuan tidak mendapat perhatian bila tidak
mempengaruhi fungsi reproduksinya, misalnya disnenore dan osteoporosis.
2) Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan kesehatan
Berbeda dengan Negara maju, kaum perempuan di Negara
berkembang pada umumnya belu, dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhannya. Prosrs persalinan yang normal sering di
jadikan peristiwa medis yang tidak mempertimbangkan kebutuhan
perempuan, misalnya kebutuhan untuk didampingi oleh orang yang terdekat
atau mengambil posisi yang dirasakan paling nyaman.
b. Ketidak-Adilan Gender
Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan gender tersebut sering di
temukan pula ketidak-adilan gender, yaitu ketidak-adilan berdasarkan norma
dan standar yang berlaku, dalam hal distribusi manfaat dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan (dengan pemahaman bahwa laki-laki dan
perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan dan kekuasaan).
Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut WHO mengandung 2
aspek :
1) Keadilan dalam (status) kesehatan, yaitu terciptanya derajat kesehatan yang
setinggi mungkin ( fisik, psikologi dan social bagi setiap warga Negara ).
2) Keadilan dalam pelayanan kesehatan, yaitu berarti bahwa pelayanan
diberikan sesuai dengan kebutuhan tampa tergantung pada kedudukan
social seseorang, dan diberikan sebagai respon terhadap harapan yang
pantas dari masyarakat, dengan penarikan biaya pelayanan yang sesuai
dengan kemampuan bayar seseorang.
Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
1) Marginalisasi (peminggiran).
Merupakan suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin
yang mengakibatkan kemiskinan. Peminggiran banyak terjadi dalam bidang
ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang
tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari
pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan
yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di
rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber
4
keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi
ilmu pengetahuan (teknologi).
contoh : guru TK dan pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerjaan
rendah sehingga berpengaruh terhadap gaji / upah yang diterima
2) Subordinasi (penomorduaan),
Anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin,
cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua
setelah laki-laki.
Contoh : masih sedikit jumlah wanita yang bekerja pada peran dan posisi
pengambilan keputusan kepenentu kebijakan dibandingkan dengan laki-laki
3) Stereotip (citra buruk)
Pandangan buruk terhadap perempuan.
Contoh : perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan
berbagai sebutan buruk lainnya.
4) Violence (kekerasan)
Serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan mengalami
kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun
stereotip diatas. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh
kekerasan paling banyak dialami perempuan.
5) Beban kerja berlebihan /beban ganda/ double burden
Tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus.
Contoh : seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil,
melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu, kadang ia
juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti
menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.
3. Peran Gender
a. Peran reproduktif, yaitu peran-peran yang dijalankan dan tidak menghasilkan
uang, serta dilakukan di dalam rumah. Contoh peran reproduktif antara lain :
pengasuhan atau pemeliharaan anak, pekerjaan-pekerjaan rumah tangga,
menjamin seluruh anggota keluarga sehat, menjamin seluruh anggota keluarga
kecukupan makan, menjamin seluruh anggota keluarga tidak lelah.
b. Peran produktif, yaitu peran - peran yang jika dijalankan mendapatkan uang
langsung atau upah - upah yang lain. Contoh peran produktif yang dijalankan di
5
luar rumah : sebagai guru disuatu sekolah, buruh perusahaan, pedagang di pasar.
Contoh peran produktif yang dijalankan di dalam rumah ; usaha salon dirumah,
usaha menjahit di rumah dsb.
c. Peran kemasyarakatan (sosial) terdiri dari aktivitas yang dilakukan di tingkat
masyarakat. Peran kemasyarakatan yang dijalankan oleh perempuan adalah
melakukan aktivitas yang digunakan bersama. Contohnya : pelayanan
posyandu, pengelolaan sampah rumah tangga, pekerjaan seperti itu (pekerjaan
sosial di masyarakat) dan tidak dibayar.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki
dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi social dan dapat berubah sesuai
dengan perkembangan jaman.
Diskriminasi gender merupakan akibat dari adanya system (struktur) social
dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki maupun perempuan) menjadi kornban.
Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan
sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa kedua
bilah pihak, walupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh
perempuan.
Dengan mengetahui dan memahami pengertian gender seseorang
diaharapkan tidak lagi mencampuradukan pengertian kodrat dan non-kodrati.
Konstruksi social dapat terjadi karena karena pada dasarnya sikap dan prilaku
manusia dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal, yaitu konstruksi biologis,
konstruksi social, dan konstruksi agama.
11
DAFTAR PUSTAKA
12